CHAPTER 32 : Chapter 31 Poor And Rich
"Yaa!! Apa yang kalian lakukan??" Suara itu membuat beberapa staff menjauhi Chorong dan membungkukkan badan
Chorong menoleh ke arah sumber suara..
"Su-suho-ssi??"
"Kenapa kau bisa ada disini,Chorong'ah??" Suho berjalan ke arah Chorong
"A-a-aku mengantar makanan ini"
Chorong yang tadi sempat terdiam kembali melanjutkan membereskan kontainer yang dibawanya
"Apa meja makan sudah kalian bereskan?? Kenapa kalian diam saja??!" Suho sedikit berteriak pada beberapa staff
"N-nde, sajangnim.. Akan kami periksa lagi" Staff-staff itu pergi meninggalkan Suho dan Chorong
Chorong hanya bisa terdiam dan tidak melihat ke arah Suho. Sementara Suho terlihat memperhatikan Chorong.
"Apa ini semua yang kau bawa?? Sini, aku bantu"
"A-aniya.. Gwenchana, Su-suho-ssi" Chorong menolak bantuan Suho
"Waeyo?? Aku hanya ingin membantumu. Ini ucapan terima kasihku karena waktu itu" Suho mengingat saat dia pingsan dan dibawa kerumah Chorong
"Aniya, gwenchana..." Chorong tetap menolak bantuan Suho
Tiba-tiba Suho memegang kepalanya..
"Aishhhh.. Kepalaku... Akkkhh!!" Suho sedikit berteriak. Hal ini membuat Chorong menghampirinya
"Su-suho-ssi, gwe-gwenchana?? Kepalamu masih terasa sakit?? Jinjja appo?? Kurasa aku harus menelpon Siwon oppa" Saat Chorong ingin mengambil handphonenya, Suho memegang tangannya..
"Gwenchana.. Gomawo sudah mengkhawatirkanku" Ucap Suho sambil tersenyum
'Deggghh' jantung Chorong berdegup kencang karena dia bisa menatap mata Suho dari dekat, dengan cepat Chorong melepaskan tangan Suho
"M-mwo?? Kau berbohong?? Tidakkah kau tahu kalau aku sedang bekerja??" Chorong kembali melanjutkan menata makanan
Suho tersenyum melihat wajah Chorong yang sedikit memerah..
Chorong sudah selesai menata makanannya, dia sedikit membungkukkan badan pada Suho yang masih berada di dapur itu
"Apa kau akan pulang sendiri??" Pertanyaan Suho tidak dijawab Chorong. Dia tetap berjalan keluar dapur itu
Suho mengejar Chorong dan berhasil menghentikannya..
"Nde, aku pulang sendiri. Tolong lepaskan tanganmu"
"Ani, akan ku antar kau pulang"
"Dwesseo, aku bisa sendiri,Suho-ssi"
"Mwoya?? Apa kau bisa membawa kontainer itu sendirian??" Suho melihat ke arah beberapa kontainer kosong yang dibawa Chorong
"Suho-ssi.. Sedang apa kau disini??"
Suara Kakek mengejutkan Suho
"Ha-harabeoji..."
Suho melepaskan genggaman tangannya pada Chorong
"Eoh, bukankah kau kekasih Luhan, agashi??" Kakek bertanya pada Chorong
"N-nde.." Chorong membungkukkan badan
"Apa kau bekerja sebagai pengantar makanan??" Kakek melihat seragam yang dipakai Chorong
"N-nde, benar sekali.."
"Wahh aku sangat terkejut melihat mu sekarang, agashi. Kukira Luhan akan memilih wanita kaya raya. Tetapi aku salah." Perkataan Kakeknya itu membuat Suho menoleh ke arah Chorong
"A-aku permisi dulu, harabeoji.." Chorong tersenyum dan kembali membungkukkan badan
"Tolong pesan makanan lain untuk makan siang kali ini. Aku tidak mau para tamu memakan makanan seperti ini"
Ucapan Kakek Suho itu membuat Chorong menghentikan langkahnya sejenak
"Ta-tapi,sajangnim. Makanan ini akan dibawa kemana??" Sekretaris yang ada di sebelahnya bertanya pada Kakek
"Kembalikan saja ke pemiliknya. Atau kau bisa membuangnya"
Chorong yang mendengar hal itu hanya bisa menghela nafas dan berjalan kembali ke arah meja.
"Biar ku bawa kembali makanannya" Chorong kembali memasukkan makanan yang sudah dia taruh ke kontainer yang dia bawa
"Geurae, itu lebih baik. Suho'ssi, bisa kau ikut denganku?? Aku ingin membahas sesuatu denganmu" Kakek meninggalkan dapur itu
Sebelum meninggalkan dapur kecil itu, Suho kembali menoleh ke arah Chorong dengan tatapan sedih.. "Mianhae,Chorong'ah. Jeongmal mianhae"
"Aishhh kenapa aku bisa selemah ini?? Kau sudah biasa menghadapi ini Chorong'ah. Tapi kenapa ini terasa begitu menyakitkan??" Chorong mengusap air mata yang mulai jatuh ke pipinya itu
Siwon mengikuti seseorang yang dia kenal masuk ke pintu tangga darurat..
"Chorong'ah.. Kenapa kau datang kesini??"
"Eo-eoh, Siwon oppa ??"
"Yaa gwenchana?? Matamu merah seperti itu"
"Heheee. Gwenchana..
Siwon melihat beberapa barang yang Chorong bawa
"Kau mengantar makanan untuk kantorku?? Wahhh gomawo Chorong'ah"
"A-ani,oppa. Ini untuk kantor lain, aku salah alamat. Hehee" Chorong mencoba tersenyum ke arah Siwon
"Jinjja?? Wahh. Sayang sekali. Sini aku bantu bawakan"
"A-ani, gwenchana,oppa" Chorong tidak bisa menghentikan Siwon yang sudah berjalan menuruni tangga dengan membawa barang-barangnya
Saat keluar dari pintu tangga, beberapa staff yang melihat Siwon, langsung membungkukkan badannya. Chorong hanya bisa mengikuti Siwon dari belakang dengan menunduk..
"Mianhae, Chorong'ah, aku tidak bisa mengantarmu. Kau yakin tidak apa-apa sendiri??" Siwon terlihat menghentikan taxi
"Nde, gomawo oppa. Aku duluan yaa" Chorong sudah memasuki taxi
Siwon berjalan masuk ke dalam gedung kantornya, dia melihat Suho yang tergesa-gesa berlari ke arahnya..
"Hy-hyung... Cho-chorong.. Apa dia sudah pulang??" Dengan nafas tergesa-gesa, dia menghentikan Siwon
"Nde, baru saja ku antar dia ke depan dan dia sudah menaiki taxi. Wae?? Apa kau begitu merindukannya??" Siwon sedikit berbisik pada Suho
"Aniya, hyung.. Akan ku ceritakan di dalam ruanganmu" Suho melirik beberapa staff yang terlihat mendengarkan mereka pembicaraan mereka berdua
Sementara di China..
"A-apa?? Akan sampai sebulan?? Yaa!! Kenapa lama sekali?? Aishhh tidak bisakah dia menandatangi secepatnya??" Luhan terlihat kesal sambil memegang beberapa kertas di tangannya
"N-nde, jjeosonghamnida,Luhan-ssi. Keputusan ini sudah diambil dari pihak yang bersangkutan" Kris tampak sedikit membungkukkan badan
"Yaa! Tidak bisakah handphonemu meraih panggilan ke Seoul??"
"Eoh ?? Sepertinya bisa" Kris memberikan handphonenya pada Luhan
"Yeo-yeobuseyeo?? Lu-luhan??" Chorong yang masih menangis di dalam taxi, mencoba menutupi kesedihannya saat menerima telpon dari Luhan
"Yaa, gwenchana??"
"Hhmm.. Gwenchana?? Apa bisnismu berjalan lancar disana??"
"Kurasa aku akan lama di China. Mianhae, aku tidak mengabarimu,Chorong'ah."
"Gwenchana, Hehee.."
"Apa kau tidak merindukanku ??"
"Hhmm.. Aku merindukanmu, Luhan.."
"Aku juga Chorong'ah. Mianhae, aku akan menghubungimu lagi lain kali, eoh?? Jaga kesehatanmu,Chorong'ah.."
"Nde, kau juga"
Chorong menghapus air matanya yang sudah membanjiri pipinya itu.. "Rasanya aku membutuhkanmu sekarang,Luhan"
Di kantor Siwon..
"Mwo??!!! Apa benar harabeoji melakukan itu??"
"Nde,hyung" Suho sudah menceritakan kejadian tadi pada Siwon
"Wahhh.. Aku tidak percaya kalau harabeoji akan setega itu dengannya. Yaa!! Bagaimana dia bisa mengenal Luhan??"
"Meolla, kurasa dia juga menjalin bisnis dengannya.. Hyung, bisakah kau bayangkan betapa inginnya aku menghentikan perlakuan harabeoji tadi?? Aishhh rasanya aku ingin bertemu Chorong sekarang juga" Suho memang terlihat cerewet saat membicarakan tentang Chorong pada Siwon
"Aieee.. aku cemburu padamu, Suho'ah. Rasanya aku juga ingin cepat-cepat memiliki yeoja. Hehee"
Ucapan Siwon membuat Suho tersenyum
"Chorong'ah, kenapa kau membawa semua makanannya??" Ahjumma terkejut dengan barang-barang yang dibawa Chorong
"Mereka sudah memesan di tempat lain,ahjumma. Lain kali jangan menerima pesanan dari tempat itu, membuatku lelah.." Chorong membereskan barang-barang yang dibawanya
"Jinjja?? Kenapa mereka tidak memberitahu kita dari awal?? Membuatku kesal saja" Ahjumma itu kembali masuk ke ruangannya
"Eonni, gwenchana?? Kau terlihat lelah sekali hari ini??" Hayoung melihat Chorong yang merebahkan tubuhnya di tempat tidur
"Eoh.. Hari ini terasa sangat sangat melelahkan..."
"Ini... Kubuatkan kau teh hangat" Hayoung memberi gelas kepada Chorong
"Gomawo, Hayoung'ah"
================== To be continued ============