"Selamat pagi." Sapa Pak Hyunsuk.
"Pagi." Jawab seluruh siswa serempak. Kelas mendadak hening. Semua sibuk merapikan pakaian. Pak Hyunsuk adalah guru killer yang bertugas mengawasi kedisiplinan para murid, termasuk seragam. Beliau mulai berkeliling memeriksa pakaian tiap murid, hingga perhatiannya terfokus pada seorang pemuda yang duduk dengan santainya di bangku pojok paling belakang.
“Koo Junhoe, kamu tahu ‘kan peraturan sekolah? Kaus kaki harus putih!” bentaknya begitu menghampiri Junhoe.
“Tahu, Pak.” jawab Junhoe santai.“Lalu, kenapa kamu pakai kaus kaki hitam? Nggak pakai sabuk lagi!”
Junhoe mengernyitkan dahi. “Memangnya apa tujuannya?”
Pak Hyunsuk membelalakkan mata. “Ini sudah peraturan sekolah. Dari sebelum kamu lahir juga memang seperti ini peraturannya!”
Junhoe tersenyum miring, "Klasik. Saya nggak mau melakukan hal tanpa tahu apa manfaatnya."
Pak Hyunsuk terlihat bingung. Namun dengan cepat beliau menguasai situasi. “Junhoe, jangan tengil kamu!”
Junhoe menoleh ke arah Jinhwan yang duduk di sebelahnya dengan tatapan penuh tanya. “Emang gua tengil?”
Habis sudah kesabaran Pak Hyunsuk. Tangan pria paruh baya itu gemetaran memukul meja,
“BUAKKK!”
“Saya nggak mau dengar pertanyaan konyol lagi, pokoknya kalian semua harus taat sama peraturan sekolah! Junhoe, Ikut saya!” bentak Pak Hyunsuk sambil melangkah keluar kelas dengan kesal. Junhoe dengan santainya bangkit dan mengekor di belakang. Sebelum keluar kelas, Junhoe menoleh ke arah teman-temannya dan mengacungkan ibu jari sambil menaikkan sebelah alisnya dengan bangga. Seisi kelas bertepuk tangan kecuali seorang perempuan yang menggelengkan kepalanya. Siapa lagi kalau bukan Haeun, sang juara kelas yang disegani.