“Suzy, ternyata kamu kerja di X-Start Company?” Tanya Seungri sambil membuka helm nya.
“Ya. Kenapa? Masalah?” kataku sambil menyerahkan barang belanjaannya kembali.
“Gak kok. Kalau begitu sampai ketemu besok ya. Dah…” langsung saja dia berlalu meninggalkanku yang bengong sendiri berusaha mencerna kata – katanya barusan.
“Yak! Kalungku” teriakku memanggilnya kembali. Tapi apa daya, dia sudah keburu jauh. Maksudnya apa sampai ketemu besok. Hais…pasti karena kalungku belum dikembalikannya.
“Arrgghh….” Kataku sembari mengacak – ngacak rambutku. Kenapa bisa lupa sih. Rutukku lagi dalam hati.
Daripada menyesali yang sudah berlalu. Aku bergegas ke ruanganku buat berganti pakaian. Mending pakai toilet di ruanganku saja daripada nanti mendengar hal – hal yang tidak ingin aku dengar lagi.
Sesampai diruanganku dan akupun berganti pakaian, sementara itu di atas meja sudah menunggu berkas – berkas yang akan dirapatkan hari ini. Huft… sungguh hari yang sangat melelahkan. Kenapa mesti aku alami sih. Tiba – tiba terdengar ketukan pintu.
“Masuk” kataku sembari membenarkan dudukku.
“Nona. Sebentar lagi rapat dimulai. Silahkan ikut saya ke ruangan rapat.” Seorang wanita muda berbicara sambil menundukkan kepalanya kepadaku. Aku tidak dapat melihat siapa dia.
“Oke. Let’s go.” Ucapku bangkit berdiri dan berjalan keluar sembari membawa berkas – berkas rapat. Wait. Sepertinya aku mengenal wanita itu, tapi siapa ya. Batinku dalam hati. Ya sudahlah yang penting saatnya buat meeting dan menyelesaikan hari yang sangat melelahkan ini.
Selama rapat aku hanya bisa mengangguk dan mendengarkan perkataan mereka. Aku sama sekali belum mengerti maksud dari mereka. Aarrggghh…. Pabo.. kenapa selama di Indonesia aku tidak mendengar Rena untuk mengambil kelas bisnis sih. Kalau dulu aku mengambilnya mungkin sekarang tidak akan terlalu repot untuk mengerti apa yang mereka katakan.
“Nona Bae. Gimana? Apa anda setuju memakai Big Bang sebagai model Fashion terbaru kita?” Tanya Tuan Park membuyarkan lamunanku.
“Eh..” seketika aku terkejut dan nyengir sendiri karena ketahuan melamun dan tidak konsentrasi dalam rapat.
“Nona Bae. Gimana? Apa anda setuju memakai Big Bang sebagai model Fashion terbaru kita?” Tuan Park mengulang lagi pertanyaannya kepadaku.
“Big Bang?. Siapa itu Big Bang?” Tanya ku bingung. Masalahnya aku memang tidak mengetahui siapa mereka.
“Mereka Boyband yang sedang naik daun di industri Music Dunia Nona. Kemarin mereka baru saja balik dari Indonesia untuk tournya. Masa Nona tidak tau sih. Kan Nona di Indonesia selama ini.” Nyonya Lie menanggapi pertanyaanku.
“Ooooooo.” Aku hanya bisa menjawab begitu saja. Habis aku kan beneran buta tentang K-pop.
“Jadi bagaimana Nona? Anda setuju?” Tuan Park bertanya lagi.
“Ya kalau semua setuju, aku si ikut aja. Kalau mereka memang pantas apa salahnya.” Jawabku menanggapi pertanyaan Tuan Park.
“Oke. Kita akan memakai Big Bang sebagai model untuk Fashion musim Panas kali ini. Dengan demikian rapat ditutup.” Terdengar suara Tuan Park lagi.
Aku pun bergegas ke ruanganku. Tidak terasa sudah hampir dua jam rapat. Haish.. rapat apa selama itu. Padahal cuma memutuskan siapa yang cocok dengan brand fashion terbaru ini.
Akupun bersiap – siap untuk pulang kerumah. Seperti saat berangkat dari rumah aku pun ditemanin Tuan Park untuk pulang. Soalnya Tuan Park mau membuat laporan hari ini untuk Appa. Maklum aku di perusahaan hanya sekedar menggantikan Appa yang sedang sakit dan terbaring lemah di rumah.
Sesampai dirumah, aku bergegas ke kamar sedangkan Tuan Park dapat aku lihat dia menuju ke kamar Appa. Aku membuka kakao ku dan ternyata ada pesan dari Rena. Akupun memutuskan untuk menelepon Rena. Lagi malas ngetik di ponsel soalnya.
“HELLO!!…..” Teriak Rena di seberang sana.
“Yak! Renaa… bisa gak sih jangan berteriak. Ini kuping sakit tau.” Omelku kepada Rena
“Hehehe. sorry. Kenapa kamu telepon. Tumben. Ada kabar beritakah sampai kamu meneleponku. Kan biasanya kamu termasuk pelit dalam hal menelepon.” Celetoh Rena panjang lebar gak pakai koma.
“Come on Rena. U know me. Kalau aku udah meneleponmu pasti karena ada masalahkan. Kalau kamu gak mau denger ya udah aku matiin ya.”
“Yak! Kamu sensi amat sih hari ini. Lagi dapat yaa… bercanda kok bercanda. Kamu ada masalah apa Suzy? Sampai terdengar sedih and galau gitu?” balas Rena.
“ Ren, huft… gimana ya ceritanya. Hmmm… aku bertemu lagi dengan Dia, yang dulu pernah aku ceritain. Orang yang paling aku suka sekaligus aku benci..” kataku sembali menarik napas panjang.
“HA!! Trus?? Dia mengenalimu gak?” Tanya Rena penasaran.
“Dia gak mengenaliku lagi Ren. Dia menganggapku orang lain. Senang sih sebenarnya dia gak mengenalku lagi. Tapi, jauh dalam hatiku sakit banget Ren.” Jawabku hampir menangis.
“Suzy, sabar. Dia pasti gak mengenalimu. Secara, perubahanmu kan jauh banget. Dulu beratmu berapa? Sekarang berapa? Dan kamu sudah jauh lebih cantik daripada dirimu yang dulu Suzy. Sudah gak usah terlalu dipikirkan.” Rena berusaha menenangkanku.
“Kenapa Korea itu kecil banget sih Ren? Sampai – sampai aku masih bisa bertemu dengan dia. Padahal dia sudah bisa aku lupakan kenapa bisa bertemu lagi. Aarghh…”
“Udah sabar, anggap aja mungkin Tuhan mau memberikan kesempatan kedua buat kamu dan dia supaya bisa berbaikkan. Inget dulu kamu dan dia kan sebenarnya gak bertengkar. Kamu hanya melarikan diri selama ini Ren. “
“……………….. Thanks Ren, hatiku lumayan tenang sekarang gak terlalu galau lagi. Memang kamu bisa jadi tempat ceritaku selalu. You’re my bestfriend. “ jawabku sembari tersenyum sendiri.
“Oke. U’re welcome Suzy. Eh sudah dulu ya. Aku dipanggil mama nih. Bye..”
“Tut…. Tut..”
Dasar Rena kebiasaan banget nutup telepon sebelum aku selesai ngomong. Tapi, aku kan belom certain tentang cowok menyebalkan yang sudah mengambil kalungku. Haish dasar Rena. Besok – besok aja deh aku certain lagi. Yang penting sekarang aku mau tidur.
Jangan lupa di like ya..
Thank you
Winter