The Real Side Of You
Shim ji ae baru saja melompat turun dari bis umum yang menjadi transportasi nya setiap pulang sekolah sehari-hari saat sebuah benz hitam melintas dengan kecepatan tinggi di sampingnya dan kemudian menghantam kubangan air yang muncul akibat gerimis yang sempat turun siang tadi.
"Yak!" Teriaknya penuh emosi ke arah mobil itu karna telah berhasil membuat rok sekolahnya jadi basah dan kotor "kalau menyetir pakai mata" teriak nya lagi, teriakan yang jelas sia-sia karna selain di lapisi kaca super gelap mobil tersebut juga kedap suara "dasar tidak tau diri, semoga pemiliknya tersedak minuman" maki nya lagi, gadis itu melanjutkan perjalanan pulang nya setelah membersihkan rok seragam nya sambil tak lupa mengomel panjang pendek, hancur sudah moodnya.
Begitu sampai di depan pintu rumah ji ae kaget karna menemukan deretan mobil yang sama sekali tak dikenalinya, dan tumben-tumbenan sekali rumahnya jadi ramai begini. Seingatnya eoma sedang pergi ke daegu untuk acara amal disana, dan ia juga tak punya janji dengan siapa pun "kalau begitu teman eoni?" Gumam gadis itu lagi sambil berjalan mendekat, ia mengenali bmw merah punya sunhee dan range rover putih punya sunggyu yang biasa woohyun pinjam untuk datang kesitu dan juga benz putih yang merupakan punya woohyun sendiri "loh....ini kaaan"
gadis itu memang tidak sempat melihat siapa pengemudi benz hitam yang membuat rok seragam nya kotor tapi ia mengingat dengan sangat baik plat nomor nya, dan disamping benz putih milik woohyun terdapat benz hitam mengkilat yang menaikan emosi dan seluruh perasaan kesalnya.
"Hah aku baru tau eoni punya teman yang sangat kasar dan tidak berpendidikan seperti itu"
gadis itu melipat tangan nya di depan dada dan mendadak memiliki sebuah ide jail, di ambilnya sebuah cutter dari kotak pensil nya lalu di pegang setelah sebelumnya mendorong cutter itu sampai mata pisaunya keluar. Dengan teramat santai ji ae berjalan di samping kiri mobil benz hitam itu dan gerakan tangan nya yang teramat halus menggenggam sesuatu yang menimbulkan goresan berawarna putih, sebuah cutter! Tangan ji ae memegang cuter sambil berjalan di samping benz hitam itu, menimbulkan goresan panjang di sekitar pintu dari arah penumpang sampai bangku depan. Beruntung mobil itu sedang tak dalam mode alaram atau kalau tidak seisi rumah nya akan keluar karna alarm mobil yang menjerit, mengeluarkan smirk evil karna tanda yang sudah ia buat di mobil itu ji ae melangkah masuk dengan santai ke dalam rumahnya celingukan begitu di dapati ruang tengah kosong dan langsung menuju kamarnya yang bersebelahan dengan kamar sang eoni di lantai 2.
*******
Hoya sampai di rumah jinhee secepat dia bisa, tadi sunggyu mengabari nya tentang insiden yang melibatkan ketiga gadis itu beserta sunhwa noona, dan pemandangan pertama yang dilihatnya saat masuk ke dalam kamar jinhee adalah woohyun yang duduk di tempat tidur gadis berkaca mata itu sambil memegang sebuah mangkuk yang berisikan....bubur? Cih dalam keadaan seperti ini sifat cheesy nya woohyun akan semakin membati buta. "Anyeong" sapa nya pada semua yang ada disana, membernya lengkap kecuali myungsoo lalu ada minji, sunhwa noona dan....sunhee yang sedang terduduk lemas seraya menyenderkan kepala ke bahu sunggyu. "Gwencana?" Tanya hoya pada jinhee yang di balas dengan anggukan kepala, di dekatinya tempat tidur sambil melakukan salam kepalan tangan nya kepada dongwoo, sungyeol dan sungjong. "Bagaimana bisa terjadi?" Hoya bertanya sambil menepuk pelan bahu woohyun sebagai tanda simpati, dan seperti perkiraan nya woohyun lah yang menjelaskan dengan berapi-api tapi tentang urutan kejadian tapi untuk kali ini ia maafkan segala tindak tanduk nya woohyun itu.
"Heol kenapa aku jadi merinding medengarnya" komentar hoya, lalu ia pindah duduk ke ke sudut ruangan tempat dimana ada sunggyu sunhwa dan juga sunhee "lalu kau bagaimana? Kau tidak apa-apa kan saengie?" Diperhatikan nya wajah pucat sunhee dengan hati-hati dan sunhee menggeleng lemah,
"noona bagaimana?" Kali ini ia bertanya pada sunhwa dan minji, yap sejak sunggyu resmi berpacaran dengan minji, hoya sudah merubah panggilan nya pada minji jadi noona karna buatnya minji akan jadi kaka iparnya kelak.
"Kami tidak apa-apa" jawab sunhwa
"nde kami tidak apa-apa” tambah minji mantap seraya tersenyum
"Myungsoo eodi?" Hoya celingukan mencari satu orang yang menurutnya wajib berada disana lebih dulu dibanding yang lain karna berdasarkan penjelasan woohyun tadi pot itu di alamatkan pada sunhee, kekasih nya myungsoo.
"Ia sedang dalam perjalanan dari rumah orang tua nya, tadi katanya ada acara keluarga oppa, mungkin sebentar lagi tiba" jawab sunhee
"Ooh" hoya hanya ber ooh ria walau sebenarnya ia merasa sedikit janggal, karna rumah orang tua myungsoo tidak terlalu jauh dan rasa-rasanya myungsoo tadi sempat mengabarinya kalau ia bosan setengah mati sehingga minta di temani hoya bermain sepak bola. Well terserah lah yang penting ia datang batin hoya, hal yang sebenarnya sama mengganjalnya dengan yang dirasakan woohyun.
Myungsoo tiba saat jam makan malam tiba, dikarenakan tuan dan nyonya Shim yang sedang tidak ada di rumah maka sunhee dan minji memutuskan untuk menginap sementara sunhwa pulang lebih dulu karna merasa tidak enak sudah terlalu lama meninggalkan chanyoung dan chaerin. Saat myungsoo tiba semua sudah berada di ruang makan, termasuk ji ae yang tidak kalah panik begitu melihat keadaan eoni nya dan ikut menjaga jinhee. Myungsoo mengambil tempat di samping sunhee dan menggenggam tangan gadis nya dari bawah meja makan untuk memberikan kekuatan lewat pandangan mata yang entah bagaimana tapi bisa sunhee rasakan berbeda dari biasanya
"Makan dulu, baru nanti bercerita eoh?" Ucapnya lembut, sunhee hanya mengangguk
Suasana makan malam itu tetap seramai biasanya, menghidupkan suasana yang biasanya cenderung sunyi dan hanya di isi oleh kegaduhan antara jinhee dan ji ae. Sifat nya yang sedikit berbeda dari jinhee membuat ji ae jadi gampang akrab dengan member infinite selain woohyun, hubungan nya dengan woohyun pun sebenarnya tak terlalu akur akibat ia melihat waktu woohyun tak sengaja mencium jinhee dulu sekali itu.
"Oh iyaa eoni aku mau cerita" tiba-tiba saja gadis itu membuka suara nya, mendapatkan perhatian dari 10 pasang mata yang ada disana, atensi penuh untuk shim ji ae.
"Ada apa saeng?" Woohyun bertanya dengan nada lembut, meski sempat mengernyit tidak suka dengan panggilan woohyun itu toh ji ae tetap melanjutkan ceritanya
"Tadi saat aku turun dari bis ada sebuah mobil yang lewat disamping ku dengan kecepatan tidak manusiawi, melewati genangan air lalu membuat rok ku basah"
"Jinja? Siapa orang itu?" Tanya sungyeol murni karena penasaran
"Aku tidak bisa melihat wajahnya oppa karna seluruh kaca mobilnya gelap" celoteh gadis itu dengan nada lucu, membuat dongwoo dan sunggyu tersenyum dan tidak terkecuali myungsoo. Sunhee sempat terkesima sesaat saat melihat senyum di wajah myungsoo
"Ji ae lucu, sangat ekspresif sekali" jelas nya pada sunhee yang langsung mengangguk paham
"Apa kau mencatat plat nomornya?" Tanya sungyeol bersemangat, tadi ia sempat mengoceh tentang bahayanya menyetir terlalu kencang dan hal yang paling menjengkelkan karna tersiram kubangan air membuat hoya mengerutkan alisnya samar kenapa ia merasa perasaan nya tak tenang. Seluruh member infinite semakin tertarik dengan pesona yang dimiliki ji ae
"Ani, tapi aku mengingatnya dengan sangat jelas"
"Whoaa ji ae memang cerdas" komentar sungjong
"Hehehehe, tapi tenang saja oppadeul aku sudah membalaskan dendam ku"
"Huwaa bagaimana caranya? Kau menemukan mobil itu?" Kali ini minji yang angkat bicara, gadis itu memang sangat senang dengan hal berbau balas dendam
"Ho oh aku menemukan nya eoni dan dendam ku terbalaskan" ji ae tersenyum puas membuat sungyeol bertepuk tangan sendiri karna ikut merasa senang
"Bagaimana caranya?" Tanya sunhee ikut tertarik
Lalu ji ae menceritakan bagaimana caranya gadis itu membalas dendam, tindakan sadis yang di ucapkan dengan wajah polos dan nada bicara kelewat santai yang semakin memancing senyum-senyum geli di sekitarnya
"Whooa jjangiya" dongwoo mengajak gadis itu berhigh five ria
"Plat nomor nya berapa?" Tanya hoya, entah kenapa alaram dalam dirinya berdering nyaring ia benar-benar merasa tidak tenang
Dan begitu ji ae menyebutkan plat nomornya respon hoya adalah...
"Uhuk uhuk uhuk" pria itu tersedak air yang sedang diminum nya, tersedak sampai seluruh wajahnya memerah dan dadanya terasa sesak "yak! Itu mobilkuuuu"
*******
Sun Hee POV
Aku sedang tidak punya selera sama sekali untuk makan, tetapi karna ada oppadeul beserta jinhee dan juga minji disana mau tidak mau aku harus ikut makan malam, terlebih lagi saat myungsoo tiba ia meminta ku untuk makan lebih dulu. Dan aku seperti nya harus berterimakasih pada ji ae dan cerita balas dendam nya, meskipun aku kasihan pada hoya oppa-karna akibat dari tindakan ji ae pasti berbuntut panjang- kejadian itu berhasil menghentikan acara makan malam untuk sementara. Setelah menyelesaikan makanan masing-masing kami pun berpencar, jinhee kembali ke kamarnya bersama woohyun oppa minji dan sunggyu oppa, sementara sungjong dan sungyeol oppa sedang mengobrol bersama ji ae. Sayang sekali dongwoo dan hoya oppa harus kembali ke perusahaan karna ada yang CEO ingin bicarakan dengan mereka.
myungsoo mengajak ku untuk berjalan-jalan di taman belakang yang terdapat kolam ikan berukuran sedang dan di penuhi tanaman beserta kanopi, hasil rancangan ibu nya jin hee. Kami berjalan bersisian sambil berdiam diri, dan bergandengan tangan, yeah mr.kim si pangeran es ini memegang tangan ku saat kami mulai berjalan menuju taman, meninggalkan yang lain yang masih sibuk merusuh akibat ulah hoya dan ji ae. Emosi ku serasa di aduk hari ini, membuatku enggan berdebat atau mengeluarkan banyak suara dan susah payah berfikir.
Kami berhenti tepat di depan kolam ikan, myungsoo menatap ku tanpa melepaskan genggaman tangan nya.
“gwencana?” tanya nya lembut, dan tatapan matanya teramat hangat membuat ku tak mampu lagi bersikap biasa aja, pertahanan ku runtuh
“ani” jawab ku sambil menggeleng, air mata ku akan tumpah sebentar lagi kala mengingat kejadian siang ini. Urutan kejadian dari foto minji dan sunggyu oppa, lalu pot bunga yang entah bagaimana caranya bisa jatuh, dan wajah jinhee sesaat sebelum ia tak sadarkan diri. Tangan kekar itu melingkari tubuh ku dengan mudahnya, dan aku tak bisa menolak untuk tak bersandar pada dada bidang itu dan menenggelamkan wajahku disana sambil balas memeluk nya.
“ssh uljima, jangan menangis. Aku tau kau shock, tapi lihatlah jinhee tidak apa-apa” myungsoo menenangkan ku sambil mengelus lembut punggung ku, mencoba memberi ketenangan lewat sentuhan nya.
“ini semua salah ku hiks, kalau bukan karna aku jinhee tidak akan seperti ini hiks”
“jangan beranggapan seperti itu, itu tak baik untuk diri mu sendiri” ucapnya lagi, membuat ku justru semakin terisak dalam pelukan nya
“jangan terlalu menyalahkan dirimu, ini semua hanya kebetulan yang buruk” tambahnya lagi, aku tak menjawab pertanyaan itu melainkan hanya kembali terisak “sudahlah berhenti menangis eoh? Kau jelek kalau sedang menangis”
Aku memukul dadanya pelan “aku sedang tidak ingin bercanda kim myungsoo”
“hahaha arra kalau begitu menangis lah sepuas mu, aku tau kau sudah menahan nya sedari tadi. Gengsi yah menangis di depan oppa mu?” ada nada geli yang bisa ku tangkap dari cara bicaranya itu, membuat ku mempoutkan bibir walau aku tau ia tak bisa melihatnya “hahaha sudah jangan di jawab, kau memang harus seperti ini menangis hanya di depan ku tidak boleh di depan pria lain meski itu sunggyu hyung sekali pun arrachi?” suatu bentuk ke egoisan dari seorang kim myungsoo, keegoisan yang entah bagaimana justru terasa sanagat manis untuk ku saat ini, myungsoo menangkup wajah ku dan melepaskan pelukannya untuk menatap ku “arrachi?” ulang nya
“nde, arrasso tuan kim” sahut ku lalu kembali menyembunyikan wajah ku di dadanya, aku malu bila ia sudah menatap ku intens seperti tadi.
“that’s my girl”
Menit demi menit pun berlalu dan kami masih saling memeluk seperti itu saat tiba-tiba saja terdengar suara tepat di atas kepala kami “hey tuan dan nona kim, sampai kapan kalian mau saling berpelukan seperti itu?”
Aku mendongak dan mendapati oppa ku sedang berkacak pinggang dengan wajah yang terlihat jelas sedang menahan marah
“op...oppa” ucap ku tergagap
“eiys hyung bisa tidak untuk tidak muncul di saat-saat penting seperti ini?” myungsoo ikutan bertolak pinggang dan menghadap oppa ku, menantang.
“ya! Kim myungsoo! Kita harus kembali ke perusahaan” balas sunggyu oppa tak mau kalah, “dan kenapa juga kau harus membawa adik ku ke taman belakang yang sepi dan dingin begini? cepat masuk ke dalam kalau tak mau ku seret paksa”
“ne ne arraso oppa” sahut ku memotong apa pun yang hendak di katakan myungsoo, lebih baik di akhiri sampai sini saja kalau tidak mau melihat tuan hamster itu marah. Aku menarik tangan myungsoo untuk masuk ke dalam dan menemukan member infinite sudah berkumpul di ruang tengah siap untuk kembali ke perusahaan dan menjalankan kembali rutinitasnya.
Tepat di depan pintu kediaman keluarga Shim, myungsoo memegang tangan ku dan memainkan nya saat sunggyu dan woohyun oppa juga berpamitan dengan minji dan jinhee, seakan ia tak rela kalau harus berpisah secepat ini karna kami kan baru saja bertemu, sejujurnya aku pun merasakan hal yang sama dengan nya. tapi aku tau ini adalah pekerjaan nya dan terkadang berpisah seperti ini ketika masih sama-sama merindukan merupakan konsekuensi dari berpacaran dengan seorang idol, “ingat perkataan ku eoh? Jangan menyalahkan diri mu”
“iyaa aku tidak akan menyalahkan diri ku, latihan yang benar dan jangan lupa makan”
“Kim Myungsoo ayo cepat” sunggyu oppa berteriak dari dalam mobil nya sambil membunyikan klakson, menyebalkan sekali sih dia maki ku dalam hati
“sabar sebentar kenapa hyung, lagian kita kan membawa mobil masing-masing kenapa juga harus pergi bersama” protes myungsoo sambil belum mau melepaskan tangan ku
“andwe, kalau kita tidak berangkat bersama ku yakin kau akan mengendap disini dan bolos latihan. Jadi lebih baik kau cepat naik ke mobil mu dan kita berangkat sekarang” titahnya khas seorang leader
“sudah naik saja lah kim myungsoo, siapa suruh kau telat datang kemari” kali ini woohyun oppa yang berbicara, kalau ada satu orang yang paling tidak mau meninggalkan rumah ini sudah jelas itu dirinya tapi ia sadar bahwa kembali ke perusahaan adalah tanggung jawabnya, dan kalau semakin lama ia tertahan disini dijamin ia tidak akan mau pergi lagi, jadi sudah sebaik nya mereka semua bergegas
“arrasso arraso eiys menyebalkan sekali sih” umpat myungsoo “yasudah aku kembali dulu, nanti ku kabari” dan tautan tangan kami pun terlepas, mendadak aku jadi merasa kosong.
Baru beberapa langkah berjalan myungsoo membalikan badan nya dan berlari ke arah ku lalu seperti petir yang menyambar ia mendaratkan bibirnya tepat di kening ku, singkat tapi hangat. “you know i love you right?” bisiknya lembut sambil mengeluarkan evil smirk yang sumpah demi neptunus terlihat amat sangat menggoda
“YAAK! KIM MYUNGSOO!!!!!” teriakan menggelegar dari sunggyu oppa mengalihkan pikiran ku dari evil smirk nya myungsoo, hampir saja ia melompat turun dari mobil kalau tak di tahan oleh sungjong yang ada di sebelahnya, sementara myungsoo sudah masuk ke dalam mobilnya sendiri sambil terkekeh
“sudah hyung ayo jalan, noona anyeong” lambai sungjong penuh semangat
“anyeong” balas kami bertiga serempak
“anyeong” woohyun oppa membuka kaca mobilnya dan melemparkan ciuman jauh untuk jinhee yang membuat aku dan minji memutar bola mata kami “anyeong” kali ini giliran myungsoo dan sungyeol oppa yang melambai, dan myungsoo melambai sambil memberikan wink yang jelas-jelas terarah untuk ku “yak kim myungsoo” protes minji sementara jinhee hanya bisa tergelak dan aku sendiri bersemu. Rombongan itu pun berlalu menjauh, kami bertiga langsung memutuskan untuk segera masuk ke dalam karna udara di luar yang cukup dingin.
*******
“Kau kenapa?”
Tepat saat range rover hitam itu melewati gerbang kediaman keluarga shim, sungyeol menoleh pada sang pengemudi dan bertanya
“huh? Aku kenapa?”
“molla, hanya merasa aneh dengan dirimu” sungyeol mengangkat bahunya
Myungsoo berdecak dan melirik sungyeol “hyung tau? Kau belakangan ini terasa menakutkan, selalu bertanya seperti itu padaku, padahal jelas-jelas tak ada yang terjadi” dusta nya lancar
“entahlah, hanya insting ku berkata ada yang salah dengan mu”
Deg! Myungsoo membeku di tempatnya, entah karna dirinya yang kelewat jelas berubah atau memang karna sungyeol yang terlalu mengenalnya dan bisa membaca sifatnya entahlah ia juga tidak tahu. “kalau memang sedang jatuh cinta pasti berbeda”
“eiys jangan begitu” sungyeol terkekeh dan meninju lengan myungsoo pelan, berhasil usahanya mengalihkan pembicaraan berhasil sudah. Karna sepanjang perjalanan menuju dorm di isi dengan celotehan sungyeol mengenai hyura, gadis yang myungsoo ketahui sedang di taksir oleh hyung nya ini. Mengesampingkan sebentar pembicaraan yang kenyataan nya memang benar, bahwa myungsoo merasakan hal yang berbeda hari ini, dan perasaan bersalah yang teramat sangat untuk sang kekasih.
*******
Sunhee baru saja memarkir mobil di garasi rumahnya saat mendapat satu pesan masuk dari onew
From : Onew Oppa
Anyeong! Ku dengar sesuatu terjadi kemarin?
Sunhee tersenyum dan mengetikan balasan cepat untuk onew
To : Onew Oppa
Oppa anyeong, bagaimana keadaan mu kemarin? Maaf tidak bisa menunggu mu sampai selesai, aku bertemu dengan myungsoo di rumah sakit. Panjang ceritanya aku takut oppa akan tertidur bila ku ceritakan kekeke
Kaki jenjang nya melangkah masuk ke dalam rumah, ruang tengah sepi sepertinya sang ibu dan kaka perempuan beserta keponakan nya sedang pergi. Sunhee menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang, ia merindukan kasurnya, berlebihan mungkin tapi pagi ini ia beragkat kuliah dari rumah jinhee bersama minji lalu mengantarkan gadis itu pulang ke rumahnya dulu. Bukan ia merasa tidak nyaman di rumah jinhee, baik rumah jinhee maupun minji sudah seperti rumahnya sendiri tapi dalam situasi nya sekarang ini kasurnya terasa dua kali lebih nyaman dari biasanya
From : Onew Oppa
Aku free kok, jadi bisa mendengar cerita mu sampai selesai xD
Sunhee berguling untuk meraih ponsel nya dan tersenyum saat mendapati balasan dari onew yang tak terduga, dipikirnya onew akan sangat sibuk dengan jadwal shinee sekarang ini terlebih saat tempo hari ia menemani pria itu ke rumah sakit dan bertemu dengan myungsoo disana hyura sempat menjelaskan jadwal padat shinee pada onew yang langsung cemberut berat.
Rumah sakit....kim daeyon
tanpa sadar gadis itu menghela nafas berat, ingatan nya kembali beberapa minggu yang lalu saat ia menemani onew ke rumah sakit lalu bertemu myungsoo disana, sang kekasih menarik nya ke tangga darurat rumah sakit dan menjelaskan tentang keadaan daeyon, gadis itu sakit dan lumayan parah. Penjelasan yang di akhiri dengan mereka berdua yang meributkan hal tidak penting, lalu myungsoo menariknya dari sana tanpa sempat menemui daeyon sama sekali. Sunhee sempat protes karna menurutnya kalau myungsoo menghindar terus seperti itu masalahnya tidak akan pernah selesai, tapi sekali lagi tatapan mata dan nada suara memaksa khas myungsoo membuat nya tak berani membantah.
“duh kenapa kepala ku jadi pusing” keluhnya sambil bangkit berdiri, lalu ponsel nya bergetar, lee taemin calling
“noona!” pekik taem dari sebrang sana, membuat sunhee refleks langsung menjauhkan ponsel dari telinganya
“taeminie anyeong, kau semangat sekali” kekeh sunhee
“hehehe mian mengagetkan mu, noona sibuk?” nadanya langsung berubah merajuk dan entah bagaimana membuat sunhee langsung waspada, karna lee taemin yang sedang merajuk itu berbahaya, amat sangat berbahaya.
“uhm..tidak juga sih. waeyo?”
“jinja? Noona tidak sedang sibuk?”
“aku baru pulang kuliah, setelah bimbingan dengan dosen ku. Ada apa memang?”
“aku sedang menjemput naeun dan mau mengajak nya bermain ke dorm, tapi ia menolak jika hanya wanita sendiri disana. Jadi noona mau kan datang ke dorm untuk menemani naeun? Hanya ada onew hyung di dorm” taemin berkicau dengan kecepatan penuh membuat sunhee tak menangkap maksudnya
“wow wow wow, pelan-pelan lee taemin. Kau meminta ku datang ke dorm?” terdengar gumaman dari taemin “hanya ada onew oppa disana, lalu aku, kau dan juga naeun?” taemin kembali menggumam sebagai jawaban “lalu apa yang akan aku dan onew oppa lakukan disana nanti? Kami kan bukan pengasuh mu” sunhee mulai mengerti keinginan maknae nya shinee ini
“ya terserah, mau mengawasi kami juga boleh, atau bermesraan seperti kami juga boleh” jawabnya santai
“yaa le taemin!” protes sunhee
“hahaha mian noona, jadi bagaimana?”
“hmm...nanti ku pikirkan dulu”
“aku tidak bisa di tolak noona, sampai bertemu di dorm anyyeong”
“ya ya ya” sambungan terputus bahkan sebelum sunhee sempat menyuarakan protesnya, kalau ia tak datang dijamin taemin akan ngambek dan mendiamkan nya, toh kepalanya juga sedang pening dan ia butuh hiburan. Sudah seperti kebiasaan saat gadis itu merasa penat dan sahabat baiknya tak bisa menemani serta member infinite yang juga sedang sibuk, sunhee akan berlari menemui member shinee beserta hyura, karna baginya orang-orang tersebut sudah seperti keluarga nya yang lain.
Satu jam kemudian sunhe sudah tiba di dorm shinee, taemin benar hanya ada onew disana dan pria itu sendiri yang membukakan pintu untuknya dengan wajah kaget.
“kenapa tidak bilang kalau mau datang?” tanya nya sambil membantu membawakan barang belanjaan sunhee “lalu untuk apa makanan ini? Yang lain sedang ada jadwal dan taemin entah pergi kemana”
“salahkan maknae mu yang mengancam ku untuk datang kemari, katanya naeun mau berkunjung tapi harus ada yang menemani nya taemin juga meminta ku untuk sekalian membeli makanan katanya ia lupa menyiapkan untuk naeun” jelas sunhee pajang lebar sambil merengsek masuk ke dapur, menggunakan sendal yang sudah ia tinggalkan di dorm shinee mengingat sering nya ia berkunjung. Onew mengikuti sunhee di belakang sambil tersenyum simpul, sunhee seperti seorang istri yang sedang melaporkan kenakalan anaknya pada sang suami setelah pulang berbelanja, what a happy tought lee jin ki pikirnya.
“lalu kau luluh dengan aegyo nya?”
“dia tidak beragyo tapi mengancam, heol lee taemin benar-benar memanfaatkan kelemahan ku”
“terkadang ia memang bisa di andalkan” onew menyeringai
“huh?”
“aku meminta maaf atas nama maknae ku kalau begitu”
“cih aku tidak marah hanya sebal” jawabnya sambil berbalik lalu berkacak pinggang, membuat onew gemas dan mengacak rambut nya pelan “eiys oppa rambut ku”
“kenapa rambut mu?” tanya nya bodoh
“berantakan tahu”
“memang sejak kapan rambut mu rapih?”
“eiys oppa!” teriak sunhee frustasi tapi onew malah berlari keluar dan mengumandangkan tawa khas nya, membuat sunhee mengejar pria itu karna gemas onew tak tahan bila perutnya di sentuh dan disitulah target sunhee untuk balas dendam.
Dua mahluk itu saling berlarian mengelilingi ruangan untuk beberapa saat, onew dengan tawanya dan sunhee dengan sumpah serapahnya tapi memang dasar sunhee yang reflek nya jelek gadis itu tersandung kakinya sendiri dan nyaris jatuh kalau tidak di tahan tangan onew. Dan posisi itu lah, posisi onew yang menahan sunhee yang nyaris jatuh sehingga terlihat seperti sedang memeluk yang di tangkap taemin dan naeun yang baru saja tiba.
“ehm..apa kami menganggu?” tanya nya sambil tersenyum lebar
“eh? anioooo” sahut sunhee gugup dan langsung sibuk berdehem, pun begitu dengan onew. Taemin menggenggam tangan naeun dan menarik nya masuk
“noona ini naeun, dan naeun ini sunhee noona” ucap taemin
“anyyeonghasseyo, son naeun imidha” naeun membungkuk sopan dan tersenyum manis
“anyyeonghasseyo kim sunhee imidha” ganti sunhee yang membungkuk, kesan pertamanya pada naeun adalah cantik. Sunhee tau naeun cantik tapi melihatnya langsung secara personal seperti ini benar-benar membuat sunhee minder, aigoo idol memang berbeda ucap nya dalam hati.
“noona eotthae?” taemin merapat pada sunhee
“what?” tanya sunhee bingung
“naeun cantik kan?” tanya nya tanpa malu-malu membuat naeun tersipu dan memprotes
“oh cantik, sampai aku jadi bingung naeun-ssi kenapa mau dengan taemin?”
“eiys noona” reaksi taemin membuat semua yang ada disana tertawa
“sudah ayo masuk dulu naeun-ah” ajak onew
Dan empat orang itu pun berlanjut ke ruang tengah sambil mengobrol riang, taemin dan naeun menawarkan diri untuk memasak makanan oh naeun sebenarnya yang menawarkan diri untuk memasak dan taemin menemani nya karna tak mau naeun merasa tak nyaman, alasan klasik yang sebenarnya adalah kesempatan yang ia berikan untuk onew agar bisa berdua saja dengan sunhee.
“rasa-rasanya tadi ada yang mau bercerita” onew menaikan kedua kakinya ke atas meja sambil memeluk sekantung keripik kentang
“ah iya benar aku sampai lupa” sunhee membalikan badan nya menghadap onew sambil menyilangkan kedua kakinya di atas sofa, lalu cerita pun bergulir mulus dari bibir gadis itu tentang kejadian yang masih membuat nya gemetar sampai saat ini, sunhee juga menceritakan tentang ancaman foto sunggyu dan minji yang membuat onew tenggelam dalam fikiran nya sendiri, ia cukup hafal dengan tingkah pola seperti ini yang sudah bisa di definisikan sessaeng.
Tanpa dua orang itu ketahui si bungsu yang sedang berkutat di dapur juga ikut menyimak dengan seksama pembicaraan mereka, dan tak kalah paniknya saat menyadari bahwa sunhee dalam bahaya, ini hampir sama seperti yang naeun hampir alami dan ia yakin ini semua pasti ulah fans nya myungsoo. Kenapa? Karna fans sunggyu pasti akan mengincar minji dan mereka juga pasti tau kalau sunhee itu adik nya sunggyu.
Makanan di hidangkan dan baru saja sunhee hendak menyantap makanan nya saat ponsel nya berdering, jinhee calling
“yeob-“
“eodiga? Sudah liat berita?
“dorm shinee, belum aku sedang mau makan. Wae?”
“cepat liat berita, ini tentang sunggyu oppa dan minji”
“huh? Oppa dan minji? Arrasso” sunhee memutuskan sambungan telfon nya dengan jinhee dan mulai membuka aplikasi untuk browsing di ponselnya, mengetikan nama sunggyu di forum berita. Judul berita paling atas membuat matanya membulat pada titik maksimal dan mulutnya terbuka lebar
“noona wae?” taemin mulai merasa khawatir karna ekspresi sunhee terlihat seperti habis melihat hantu, dengan gemas onew merebut ponsel gadis itu dan ikut mematung saat melihat tagline berita di salah satu portal berita online terkenal di korea
‘INFINITE SUNGGYU DISCOVER TO DATING NON-IDOL?’
dalam berita itu bukan hanya berisi tulisan dan artikel berita tentang sunggyu yang tertangkap sedang berkencan di sebuah restoran tapi juga di dukung beberapa bukti foto yang menampilkan tampak belakang dari pria yang di curigai sunggyu hanya saja siapa pun yang melihat sudah bisa tau itu sunggyu dengan hanya sekali tatap. Taemin ikut merebut ponsel sunhee dan ternganga saat melihatnya, ini bencana pikirnya.
“eottokhae? Eottokhaji?” sunhee meracau tidak jelas dan tubuhnya bergetar hebat, wajahnya pucat dan matanya tidak fokus sambil menggigiti kuku jarinya, semua bayangan buruk tentang bullying atau pun hal tidak mengenakan yang mungkin akan di terima oleh minji ke depan nya berputar di kepalanya, apa yang akan sahabatnya alami nanti? Terlebih lagi, bagaimana nasib infinite ke depannya? Oppa nya? myungsoo nya? Sessaeng itu sangat mengerikan dan sunhee paham sekali hal itu. Melihat sunhee yang hanya diam membuat taemin merasa khawatir, onew bahkan harus memegangi tangan gadis itu agar ia tak terus-terusan menggigit kukunya.
“tenang dulu eoh? Jangan begini” di raih nya tangan sunhee yang lain dan di genggam nya pelan, membuat taemin dan naeun meliriknya singkat
“oppa eotokhae? Apa ini semua karna aku?” sunhee menatap onew nanar, lapisan bening sudah terbentuk di iris coklatnya
“anio, ini bukan salah mu. Aku akan mengantar mu pulang eoh?” sunhee mengangguk, onew bangkit dari duduknya dan mengambil jaket yang ia sampirkan di ruang tengah, taemin ikut bangkit dan naeun membantu sunhee memmbereskan barang-barangnya.
“mian, acara hari ini jadi kacau. Ku harap kita bisa bertemu lain kali naeun-ssi” ucap sunhee pada naeun
“ne eoni gwencana, aku senang bertemu dengan sunhee eoni. Hati-hati di jalan eoni” balas naeun, sunhee dan onew melangkah secepat mereka bisa menuju basement tapi karna pikiran nya yang sudah kelewat kacau beberapa kali tubuh sunhee oleng membuat onew harus memegangi badan nya dan memapahnya sampai ke mobil. Di dalam mobil pertahanan gadis itu runtuh dan ia terisak, tak ada yang onew bisa lakukan selain memeluk sunhee dan memberikan ketenangan semampunya.
*******
Sunggyu POV
Aku tak pernah menyangka bahwa waktu ini akan tiba juga, waktu dimana hubungan ku dengan minji mulai di cium publik dan terungkap di media. Bukan, sama sekali bukan nya aku tak mau mengakui minji ke publik sebagai kekasih ku hanya saja sekarang bukan saat yang tepat untuk mengakui hubungan ku dengan minji. Infinite masih belum sampai di posisi puncak dimana kami bisa mengungkapkan hubungan percintaan kami ke khalayak ramai dengan santai, masih banyak hal yang harus kami lakukan untuk kesana dan peran ku sebagai seorang leader akan jadi sorotan penuh dan perhatian.
Betapa tercengang nya aku saat CEO kami yang juga merupakan kaka sepupu ku dari pihak ayah mendobrak masuk ke ruang latihan sambil memberitahukan mengenai pemberitaan itu, ia tidak marah tentu saja ia tidak akan marah mengingat minji dan latar belakang keluarga nya yang bisa di katakan sempurna, hanya saja ia setuju dengan pendapat ku bahwa sekarang bukan saatnya. Ia menyuruh ku memanggil minji dan bertemu di rumah untuk membahas mengenai cara menghadapi masalah ini
Flashback
“sunggyu-yaa panggil minji ke rumah mu dan kita bicara disana” titah Lee Jeong Yup
“apa separah itu ceo?” tanya hoya
“kita tidak tau seberapa parahnya berita ini sampai kita mengeluarkan pernyataan, berharap saja tidak seburuk itu” jawabnya mantap seraya memegang pundak hoya untuk menenangkan
“inspirit pasti mengerti kan hyung?” sungjong bersuara
“bukan masalah itu, aku jamin inspirit pasti mengerti. Hanya saja kita masih akan jadi sorotan tidak pantas rasanya salah satu di antara kita mengungkapkan hubungan asmara dalam waktu kurang dari 5 tahun debut, terlebih lagi sunggyu hyung itu leader” jelas woohyun
“ini tidak akan separah saat myungsoo kan hyung?” sungyeol mengeluarkan suaranya seraya memandang myungsoo yang terdiam di sudut ruangan
“ku harap tidak, minji tidak segegabah itu” jawab lee jeong yup, matanya melirik myungsoo yang di balas pria itu dengan senyum getir. Memori tentang kejadian buruk beberapa tahun lalu sontak merambati setiap kepala yang ada disana
“jam berapa hyung?” sunggyu akhirnya buka suara
“lebih cepat lebih baik”
Flashback End
minji datang bersama pengacara keluarga nya ke rumah ku malam itu, dan tidak seperti yang ku khawatirkan bahwa kekasih itu akan terguncang ataupun merasa shock ia justru sangat tenang, kelewat tenang sampai aku tak mengerti dengan kepribadiannya. Malah sunhee yang terlihat stres dan terguncang, setibanya aku di rumah malam itu adik ku itu tak henti nya menangis dan memohon maaf ia merasa bersalah juga terlihat sangat shock. Seharusnya ia yang menghibur minji tapi malah minji yang menghiburnya, aneh bukan? Lalu aku baru sadar bahwa adik ku memang masuk spesies aneh.
Beberapa hari sudah berlalu sejak pemberitaan ku dan minji muncul ke permukaan, meski sempat menjadi buah bibir di dunia ramai dan menimbulkan pebincangan di kalangan penggemar tapi pemberitaan tentang ku itu perlahan mulai surut dan kemudian menghilang. Itu semua juga berkat campur tangan dari orang suruhan ayah nya minji dan pengacara keluarga mereka, tentu saja tidak akan ada orang yang meragukan hasil kerja orang Han Enterprise, salah satu perusahaan supermarket terbesar di korea selatan. Juga kerja sama dari agency dan beberapa orang suruhan kaka ipar ku, kerja sama yang baik antara dua buah keluarga dan agency. Beruntungnya wajah minji disitu tak terlalu jelas hanya wajah ku saja yang lumayan dikenali sehingga membuat ruang geraknya tak begitu terbatas, tak seperti aku yang justru berada dibawah pengawasan ketat. Meskipun sulit aku harus menjalankan hal itu, agar semua usaha yang sudah kami lakukan tak berujung sia-sia.
Satu lagi masalah yang mengganjal pikiran ku yaitu sunhee, adik ku itu jadi semakin pendiam belakangan ini. Myungsoo juga mengeluhkan sikapnya yang semakin dingin saja akhir-akhir ini, kejadian pot bunga, skandal ku dan sunhee yang meminta maaf mengenai hal itu membuat ku jadi pening sendiri. Apa yang sebenarnya terjadi disini?
“hyung kajja”
Satu tepukan lembut di bahu dari woohyun mengagetkan ku “yang lain sudah kembali ke dorm”
Sempat mengedipkan mata beberapa kali aku pun bangkit berdiri dan menyusul woohyun keluar ruang latihan, menghempaskan badan ku di bangku depan karna posisi ku sebagai leader membuat ku tak perlu berdesak-desakan di bangku belakang bersama enam manusia berisik itu.
“myungsoo-yaa, bagaimana sunhee?” tanya ku dari bangku depan, myungsoo yang duduk di bangku paling belakang sedang menyenderkan kepalanya ke jendela dan menjawab lesu
“molla ia belum membalas pesan ku”, aku hanya mengangguk sebagai respon
Apa sunhee trauma dengan kejadian yang menimpa minji kemarin? Apa kah ia merasa takut bahwa hal itu juga akan menimpa dirinya? Menyadarai bahwa ia tak bisa sekuat dan setenang minji, apa itu membuat nya takut dan mundur perlahan? Sunhee memang tipe orang yang gampang takut dan merasa trauma, karna di balik sifat sembrono dan grasak-grusuk yang dimilikinya, adik ku itu sangatlah rapuh sifat yang di turunkan dari eoma dan semakin memburuk karna aku dan sunhwa noona kelewat memanjakan nya. ia tidak bisa di bentak dan akan gampang sakit hati dengan orang yang kelewat menyakitinya, sifat pendendam nya memang tidak separah aku tapi ia juga tetap mewarisi hal itu. Satu kali kepercayaan yang ia berikan di hancurkan, jangan harap bisa berhubungan baik dengannya lagi, prinsip yang seperti nya tak berlaku pada myungsoo.
“tenang saja hyung, aku akan bantu bicara dengan sunhee” woohyun menyembulkan kepalanya di celah antar bangku depan, membuat ku hampir saja mendorong kepalanya menjauh kalau tidak ingat bahwa ia akan membantu ku. Terkadang sunhee bisa lebih terbuka pada woohyun ataupun onew, onew? Ah benar onew, ku rasa aku juga harus meminta bantuan sahabat baik ku itu, hal yang pasti tidak akan di pernah setujui myungsoo. Tapi setidak nya patut untuk di coba. Geundae mian myungsoo-yaa, kalau masalah sunhee aku akan menempuh jalan apa pun untuk mencari tahu.