The Real Side Of You
Cube Entertainment Cafe
Seorang gadis berambut merah panjang terlihat sedang menghirup minuman nya dengan santai, tangan lentik nya memegangi kedua pinggiran gelas berisikan latte dengan sedikit kencang, agak menggenggam seakan-akan dirinya akan jatuh atau hancur bila genggaman nya pada gelas itu terlepas. Beberapa kali gadis itu juga terlihat menghembuskan nafas nya dengan perlahan seakan mencoba mengeluarkan beban berat yang ada di dalam hatinya, gadis itu juga mengetuk-ngetuk kan kakinya yang terbungkus heels setinggi 9 cm, Standart sepatu yang di perboleh kan eoni nya.
“lama sekali sih dia”
bibir tipis itu mengerucut sebal, kepala nya berulang kali menengok ke arah pintu cafe yang tak kunjung menunjukan sosok yang di tunggu nya. oh dia juga sebenarnya tidak tau seperti apa orang yang di tunggu nya hanya sedari tadi tidak ada seorang pun yang datang berjalan menuju meja tempat ia duduk selain pelayan cafe yang mengantarkan pesanan nya.
Gadis itu hendak meminum minuman di gelas nya yang ke dua saat ada sesosok tubuh perempuan bertubuh langsing berambut hitam panjang dengan poni depan beserta masker yang menghempaskan diri di bangku tempat ia duduk
“anyyeong kim sunhee ssi” ucapnya sok ramah, karna meskipun sapaan itu terdengar ceria tapi tak ada senyum yang terefleksikan lewat kedua matanya “lama menunggu?” tanya nya lagi, sunhee hanya mengangguk sambil memperhatikan lawan bicaranya
“kenapa? Kaget dengan penampilan ku?” tanya gadis berambut hitam itu sinis
“huh?”
“pikir mu kau akan menemukan seseorang dengan raut wajah menyeramkan atau semacam nya?” gadis itu tertawa melengking, membuat sunhee mendapatkan kesadaran nya kembali dan berdehem pelan
“ania, hanya er..eh kaget ku rasa”
“maaf aku datang terlambat, hanya memastikan saja bahwa kau datang sendirian sesuai dengan perjanjian kita tanpa ada pendamping. langsung ke pokok bahasan kita saja, aku tidak mau berlama-lama bertatap muka dengan mu”
What? Sunhee mendengus, dipikirnya siapa yang mau terjebak duduk disini kalau masalah antara mereka tidak semendesak sekarang. Sunhee buru-buru mengubah duduk nya menjadi tegak dan seanggun mungkin, posisi duduk nya menandakan bahwa ia siap bertarung dengan gadis yang duduk di depan nya ini. Gadis yang ternyata di luar prediksi nya, beberapa hari yang lalu sunhee menghubungi nomor yang meneror nya lewat pesan gambar berisikan foto minji dan sunggyu untuk mengajak bertemu dan berbicara baik-baik. Lumayan lama pesan nya di abaikan sampai akhirnya ada sebuah surat yang ia terima di dalam loker nya di kampus dan berisikan tanggal, tempat dan jam yang di tentukan oleh orang yang ia yakini sebagai stalker nya myungsoo ini. Dan disini lah mereka berada, di cube cafe tempat yang membuat sunhee mengernyitkan alisnya bingung, dari semua tempat paling menyeramkan yang ada di benak nya ia tak pernah membayangkan bahwa tempat seterbuka dan sepublik ini lah yang akan di pilih orang itu. Penampilan nya pun meski tak bisa di bilang masih muda tapi bsa dibilang masih mengikuti trend, dan saat pelayan mengantarkan pesanan nya gadis itu langsung berubah kelewat ramah membuat sunhee menatap nya tak percaya. Tapi kemudian ia sadar bahwa mereka-yang di sebut sebagai sessaeng harus bisa menutupi identitas asli mereka dengan baik, bertingkah laku layaknya remaja dan fans normal agar tak di kenali dan di tendang dengan mudah. Bergaul dan menjalin hubungan dengan banyak orang agar bisa masuk dan menyusup ke dalam untuk mengumpulkan informasi yang mereka butuhkan.
“well, jadi apa modus mu?” tanya sunhee tenang, dibesarkan dari keluarga berada membuatnya harus bisa bersikap tenang dalam situasi genting seperti bernegosiasi macam ini
“modus apa?” gadis itu terkekeh, oh bukan gadis atau kah harus ia paggil ahjumma?
“modus mu melakukan ini semua, meneror ku, membeberkan foto oppa ku pada media, meminta ku mundur dan melepaskan...myungsoo”
“oppa! panggil dia oppa! dia lebih tua dari kau” bentak nya marah, sunhee terhenyak di bangku nya heol memanggil myungsoo oppa? diminta secara baik-baik saja ia tak sudi apa lagi dengan cara kasar begini
“yeah, myungsoo op..oppa” demi tuhan sunhee merinding saat mendengar suaranya sendiri memanggil myungsoo dengan sebutan oppa, berbeda dengan cara sessaeng ini yang dengan mudah dan manja nya memanggil myungsoo oppa padahal kalau di taksir dari segi umur ia jelas lebih tua dari pada myungsoo atau bahkan oppa nya sendiri
“kau bertanya apa motif ku melakukan ini semua?” sunhee mengangguk
“aku melakukan ini semua atas dasar perasaan manusiawi dan rasa cinta ku pada myungsoo oppa, aku juga melakukan ini untuk menjaga mu agar tetap rendah hati” meski wajahnya di tutupi masker hitam tapi bisa sunhee rasakan sessaeng itu menyeringai
Kalau dalam kondisi normal ia pasti sudah tertawa sampai berguling di lantai atau paling tidak kedubrakan menggebuki meja mendengar jawaban sessaeng di depan nya, tapi karna tak mau mati di telan hidup-hidup sunhee menutupi kejengahan yang ia rasakan dengan meminum latte nya
“aku tak mengerti maksud mu, menjaga ku untuk rendah hati?” sunhee menatap sessaeng itu dengan dahi yang bukan lagi berkerut tapi juga sudah keriting, heol ia tak pernah berniat berurusan dengan sessaeng semacam ini
Sessaeng itu mendesah secara berlebihan, dan ekspresi nya langsung berubah jadi tak bersahabat terlebih saat kata demi kata yang kemudian ia lontarkan membuat sunhee mematung di tempatnya “terlahir sebagai anak bungsu dari CEO Kim Corp, adik kandung dari leader Infinite Kim Sunggyu dan sosialita Kim Sunhwa, jadi adik kesayangan member Infinite dan SHINee, noona tercinta nya Sungjong dan Taemin, bisa masuk Seoul University tanpa perlu susah payah, memiliki sahabat yang boleh ku bilang sangat setia dan gaya hidup yang kelewat nyaman. Tidak kah itu semua cukup?”
“aku tak mengerti” sorot kebingungan terpancar nyata dari kedua manik coklat milik sunhee, kepala nya menggeleng lemah
“hahahaha kau bodoh? Atau tuli? Semua yang sudah kau miliki, status mu, latar belakang keluarga mu, bakat dan potensi dalam dirimu tidak kah itu semua membuat mu puas? Tidak kah itu semua cukup? Apa kau perlu juga mengantungi label sebagai pacar nya myungsoo oppa?”
“semua nya, SEMUA Yang kau miliki. Tidak kah itu membuat mu puas? Tidak sadar kah bahwa hidup yang kau miliki saat ini adalah impian dari jutaan gadis di luaran sana? Tidak bisa kah kau benar-benar hidup seperti layaknya film dengan memiliki pendamping hidup dari kelas elit untuk membantu perusahaan keluarga mu? Dari sekian banyak dan jutaan pria di luar sana kenapa harus myungsoo oppa ku? Kenapa harus dia?”
Deg! Sunhee terhenyak, tak pernah terbayangkan olehnya bahwa pembicaraan mereka akan jadi seintim dan sedalam ini. Ia pikir berurusan dengan sessaeng akan jauh lebih rumit dan menyeramkan, mengada-ada dan tak masuk akal, sehingga bisa dengan mudah ia patahkan dan ia bantah, dipikirnya berurusan dengan sessaeng akan sangat rumit dan menyeramkan pemikiran yang membuatnya sempat berniat untuk mengajak minji atau salah seorang bodyguard nya untuk berjaga, tapi entah bagaimana ceritanya cara bicara sessaeng yang di depan nya ini kelewat masuk akal dan nyata untuk masuk dalam nalar dan kerja otak nya. sessaeng ini-siapa pun nama nya mengatakan hal yang bisa ia pahami, untuk sebagian orang diluar sana mungkin hidup nya kelewat enak untuk di jalani kelewat indah untuk bisa dijadikan realita. Dan sessaeng ini benar apa kah semua itu tak cukup baginya?
“tapi aku-" sunhee berhenti sejenak untuk menghela nafas
"tapi aku dan myungsoo bukan sengaja memutuskan untuk bersama. Kami bertemu, berteman seperti biasa, menjalin hubungan baik lalu sama-sama jatuh cinta” sunhee mengerjapkan matanya beberapa kali “tak ada niatan ku untuk mencuri dia dari kalian apa lagi berniat serakah, aku sudah bersyukur atas apa yang ku miliki” di pandangnya sang sessaeng tepat dimanik mata, mencoba menyampaikan kesungguhan yang ia punya
“kau kira aku percaya? Kalian tidak akan saling jatuh cinta bila kau tidak menggoda oppa ku”
“aku tak menggodanya” pekik sunhee nyaris histeris “kami kenal karna ia member oppa ku, kami bertemu setiap kali aku mengunjungi sunggyu oppa atau member infinite sedang kumpul bersama pun begitu dengan acara keluarga para member, hidup kami saling bertautan. Bukan salah ku, bukan pilihan ku jika ternyata hati ku memilih nya dan ia juga memilih ku”
“tidak! Kau tidak seharusnya bekeliaran disekitar member oppa mu apa lagi myungsoo oppa kami, demi tuhan kim sunhee kau pasti sengaja berkeliaran di sekitar mereka, mencoba mencari peruntungan dengan memanfaatkan status oppa mu sebagai leader huh?”
Mata sunhee membulat dan bibirnya ternganga, what the hell is she talking about? Di hembuskan nya nafas kencang-kencang untuk mengatur ketenangan “kau kira myungsoo tipe orang yang bisa di paksa? Ku rasa kau lebih mengenal nya dari pada aku, tak ada seorang pun yang bisa memaksa nya ia tidak akan meminta ku menjadi kekasihnya kalau ia tak punya perasaan yang sama, ia memilihku dan kalian harus menerimanya”
“hah, apa katamu? Ia memilih mu? Harusnya kau sadar kalau kau hanya dijadikan pelarian oleh myungsoo oppa, cara tercepat untuk melupakan kim daeyon mantan kekasihnya!” air mata sunhee hampir menetes saat melihat bagaimana wajah orang didepan nya sedemikian menyeramkan “ku rasa kau juga menyadari saat ia jatuh dalam depresi nya kau dan member infinite adalah orang pertama yang mengulurkan tangan dan menariknya bangkit. Myungsoo oppa ku gamang dan berfikiran bila ia menjalin hubungan dengan mu, dengan semua latar belakang dan status mu inspirit akan menerima dengan lebih lapang dada sehingga ia akhirnya bisa bahagia bisa menjalin hubungan dengan normal. Aku paham kalau sejak skandal dengan daeyon terungkap ia hanyta ingin mencintai dengan bebas tanpa tentangan dari orang-orang yang jadi sumber kekuatan untuknya, dengan semua yang kau miliki dipikirnya itu akan jauh lebih mudah. Tapi untuk orang seperti ku yang mengerti seberapa banyak yang sudah kau dapatkan tentu saja tak terima, maka dari itu aku disini ntuk menyadarkan mu untuk menjaga mu tetap tau diri dan rendah hati. Dan kau! Kau bisa menolaknya, menjauhi nya, bisa melepaskan nya karna hati tidak lah mutlak”
Kata demi kata yang terlontar membuat sunhee semakin tak bisa bernafas dengan benar, semua ucapan nya, setiap huruf nya di ambil dari sudut pandang seorang fans, dari sudut luar yang melihat kehidupan nya sebagai penonton, meskipun tak mengalami langsung tapi omongan nya tak bisa di angggap sebagai angin lalu begitu saja. Satu kesadaran menyeruak dalam dirinya membuat nya berbicara
“aku tak bisa” lirih sunhee
“aku tak bisa meninggalkan nya, aku pernah mencoba tapi yang terjadi itu malah menyakiti kami semakin dalam” ia merundukan kepalanya mencegah genangan air mata yang akan timbul akibat kenangan perpisahan nya dengan myungsoo beberapa waktu yang lalu, tentang bagaimana ia sampai harus masuk ke rumah sakit dan myungsoo yang berubah jadi zombie
“bisa! Kau pasti bisa!” sessaeng itu berseru kelewat semangat,
“kau hanya tidak mencoba nya lebih keras, itu karna kalian berdua terlalu gampang menyerah dan kelewat lemah. Kalau sedikit lebih lama bertahan kalian pasti bisa saling melupakan dan hidup sendiri-sendiri, oh cmon ini tidak seperti kalian sudah berhubungan untuk sekian lama”
Otak nya masih mencoba mencerna semua yang terjadi masih mencoba memahami karna ini semua masih terasa mimpi saat sebuah amplop coklat berukuran besar di hempaskan di depan matanya “liat itu semua dan aku yakin kau akan tau keputusan apa yang harus kau ambil”, tangan nya bergetar meraih amplop itu dan dengan sangat perlahan membuka nya. di dalam foto itu terdapat foto-foto woohyun bersama jinhee, fotonya dengan onew, taemin dengan naeun dan yang terlebih membuat nya shock adalah foto hyura bukan hanya dengan sungyeol tapi juga dengan minho!
“kau...” sunhee kehilangan kata-katanya, pikiran nya berkecamuk dan lidah nya kelu
“aku bisa membongkar semuanya hanya dengan satu berita, cinta segitiga antara adik nya sunggyu, visual infinite dan leader shinee? Lalu cinta segitiga antara visual shinee, asisten manager dan member infinite? Menjijikan sekali, tapi kuyakin para wartawan akan membayar mahal untuk ini”
Sessaeng itu bangkit berdiri, memandangi sunhee yang bergetar hebat dengan pandangan meremehkan “percaya lah kau tidak akan suka melihat ku marah” sesaaeng itu hendak pergi saat sunhee menahan tangan nya dan berujar lirih
“kau tau perasaan myungsoo terhadap ku, apa kau tak memikirkan kebahagiaan nya?”
Sessaeng itu mendengus “sakit karna patah hati bisa pulih, ia masih punya kami punya aku. Hanya butuh beberapa tahun, 2 tahun paling lama dan semua perasaan nya akan normal serta pulih kembali tapi karir nya masih bisa bertahan. Sedangkan jika ia kehilangan kami, kehilangan kepercayaan fans nya kau pikir apa yang masih bisa ia pertahankan? Dirimu dan semua aset keluarga yang kau punya huh? Lucu, uri oppa tidak akan mau menerima semua tanpa kerja keras” ia berlalu, menarik tangan nya dengan kasar dan hampir membuat sunhee terjungkal.
Sunhee POV
Mata ku memandang nanar ke arah tumpukan foto yang bertebaran di depan mata ku, foto dengan wajah-wajah bahagia dari orang-orang kesayangan ku. Minji, jinhee, dan juga hyura. Bahagia mereka juga bahagia ku, senyum mereka jelas juga sumber kebahagiaan untuk ku, apakah aku seegois itu untuk merampas kebahagiaan mereka hanya demi diri ku sendiri? Meskipun kasus oppa ku dan minji sudah surut dan seperti tak pernah muncul karna campur tangan keluarga minji, tapi rasa bersalah itu masih sangat terasa dalam diri ku, menghentak dan menyesakan. andai, andai kan saja semua foto ini tersebar di media masa dapatkah aku membayangkan perubahan ekstrim yang sahabat ku akan alami? mereka tak akan bisa bebas berpergian dan bertingkah laku seperti dulu minji mungkin bisa mengatasi nya tapi jinhee tidak, terlebih lagi hyura ia sudah cukup pelik dengan kejelasan statusnya dengan minho jangan sampai ruang gerak nya semakin di batasi. Keluarga jinhee tidak sekuat background keluarga minji yang berasal dari dunia bisnis, keluarga jinhee tak akan menghadapi sebuah skandal dengan tenang seperti keluarga minji, reputasi ayahnya sebagai profesor dan guru besar di berbagai macam universitas terkenal akan hancur terlebih lagi ibu nya yang mengelola banyak yayasan kemanusiaan dan sosial, lalu hyura. Ia tidak tau dampak apa yang akan di alami oleh hyura dan keluarga nya pun begitu dengan member shinee, mereka tak bersalah mereka malahan banyak membantu ia dan kawan-kawan nya jangan sampai terkena imbas nya juga. Kim sunhee berfikirlah
*******
dipejamkan nya kedua mata seiring dengan degupan jantung yang semakin berdetak dengan sewajarnya cukup lama ia bediam dengan posisi nya sambil meremas jari dipangkuan. Sakit, perih, itulah yang kini ia rasakan. Lalu kemudian, saat kedua iris coklat itu perlahan terbuka hatinya sudah bisa memutuskan apa yang telah di pilih nya unuk ia dan kebaikan semua orang di sekitarnya meski sakit meski perih. Dengan langkah yang diseret gadis itu melangkah menuju mobil nya yang di parkir di sebrang jalanan yang menghadap cafetaria, jalan nya menunduk memandangi sepatu nya seakan mencari kekuatan dari langkah yang telah di tempuhnya, terlalu hanyut dalam dunia nya membuat ia tak menyadari bahwa ada sebuah sepeda motor berkecepatan tinggi yang menuju ke arahnya dengan sengaja, sepeda motor itu justru menambah kecepatan saat sudah hampir mencapai posisi gadis itu, membuat semua orang yang menyaksikan hanya bisa menahan nafas nya tanpa bisa bereaksi untuk memberikan peringatan. Dan yang selanjutnya terjadi adalah pemandangan tubuh sunhee yang terbanting cukup keras ke aspal, di iringi teriakan salah seorang pegawai wanita cafetaria itu yang langsung berlari menghambur ke arahnya. Pelayan itu berlari secepat ia bisa, merengkuh tubuh sunhee dan mengecek keadaan nya sementara pengendara sepeda motor itu sudah raib entah kemana
“eoni gwencana?” di guncangkan nya tubuh sunhee beberapa kali dan ia menghembuskan nafas lega saat dilihat nya dahi sunhee berkerut lalu ia membuka matanya “eoni bisa dengar aku?” gadis itu kembali bertanya dan sunhee mengangguk dengan susah payah lalu pelayan itu membantu nya berdiri secara perlahan
“aoow kaki ku” cicitnya, gadis itu memperhatikan sunhee dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sedikit merasa lega karna hanya ada goresan di lengan nya yang putih mulus, beruntung sunhee mengenakan sebuah legging yang melindungi kaki indahnya tapi legging itu tipis sehingga sedikit terkoyak, dan sepatu tumit tinggi yang sunhee gunakan sudah pasti jadi sumber masalah
“eoni bisa jalan?”
“er..bisa tapi tidak terlalu jauh. Uhm Nuguseyo?” bukan nya bermaksud tidak sopan atau bagaimana pada penolong nya, tapi gadis itu sunhee sama sekali tak mengenal nya kecuali pakaian pelayan yang ia ketahui sebagai seragam kerja cafe yang baru saja ia tinggalkan
“aku taeraa, teman nya naeun eoni. Naeun eoni sedang bersama taemin oppa dan mereka menunggu mu di basement”
“taemin? Lee taemin?”
“ne lee taemin oppa ia meminta ku untuk mengawasi mu dan membawa ku ketempat dimana ia berada, untuk mobil mu nanti biar teman ku yang memindahkan nya. basement tidak terlalu jauh, eoni bisa menahan nya sedikit kan?”
“ne aku bisa terimakasih taera-ssi”
“ne eoni, choenmanyo”
*******
Taemin POV
Kepala ku tak bisa berhenti menoleh ke arah pintu masuk basement dari gedung cube entertainment, berharap segera menemukan sosok yang paling ku tunggu saat ini memastikan bahwa ia baik-baik saja dan bisa berbagi semua dengan ku. Ku rasakan sentuhan lembut di pergelangan tangan, aku mendongak dan mendapati naeun sedang tersenyum ke arah ku dengan sangat manis
"Tenang saja oppa ada taeraa disana, ia pasti bisa membantu sunhee eoni"
"Taeraa.....ia bisa di andalkan kan naeunie?" Tanya ku ragu
"Ne ia bisa di andalkan, oppa tenang saja." naeun tersenyum dan aku tak bisa menahan diri ku untuk tidak ikut tersenyum melihat nya meski kegelisahan itu masih ada disana.
Tadi aku baru saja membelokan mobil ke arah basement cube untuk mengantar naeun ku dari acara kencan kami saat tanpa sengaja melihat sunhee eoni ada di dalam cafetaria, aku berniat ingin menguubungi nya tapi dari ekspresi wajahnya, gerak-gerik nya dan postur tubuhnya terasa aneh buat ku lalu saat aku bisa melihat siapa lawan bicaranya ketakutan merayapi hati ku. Mungkinkah....mungkinkah itu sessaeng? Naeun yang menyadari arah tatapan ku bertanya ada apa dan aku menjelaskan semua yang sunhee noona alami belakangan ini, betapa leganya aku saat naeun mengatakan bahwa ia punya kenalan di dalam cafetaria yang bisa dijadikan mata-mata. Kenalan yang naeun maksud adalah taeraa, pelayan kafe yang juga merupakan sahabat dan adik kesayangan nya, tidak lama kemudian taeraa melaporkan bahwa pembicaraan antara sunhee noona dan orang yang ia curigai sebagai stalker berhubungan dengan member infinite, shinee, cinta segitiga dan skandal. Sedikit demi sedikit aku bisa memahami kemana arah dan tujuan nya, aku mengepalkan tangan ku saat taeraa berkata bahwa stalker itu melemparkan amplop dengan kasar pada noona dan menghempaskan tangan nya membuat noona hampir tersungkur. Beruntung ada naeun yang menggenggam tangan ku dan memberikan ketenangan, lalu aku hampir saja melompat keluar saat taeraa mengabarkan bahwa ada sepeda motor yang menabrak sunhee noona, lagi harus ku akui aku beruntung sedang bersama naeun yang tenang dan anggun. Ia memeluk ku untuk mecegah ku keluar dan meminta taeraa menghampiri sunhee noona lalu membawa nya kemari, aku benci menunggu terlebih dalam situasi seperti ini saat aku tak bisa keluar untuk menolong noona dan membantu nya langsung hanya karna status ku. Tapi yang bisa ku lakukan hanya lah menunggu dan menunggu, lalu saat kedua nya terlihat memasuki basment aku langsung melompat keluar mobil di ikuti naeun.
"Taeminie" ucapnya lemah, bisa ku lihat luka memar dan sedikit darah di pergelangan tangan nya
"Noona gwencana? Jinja gwencana?" Todong ku
"Oppa, kita bawa eoni masuk ke dalam mobil dulu ku rasa ia butuh istirahat" neaun menepuk lembut lengan ku dan aku pun mengangguk. Bersama naeun dan taeraa akun membantu sunhee noona untuk masuk ke dalam mobil
"Eiys apa tidak apa-apa aku duduk di depan? Seharusnya kan naeun yang duduk disini"
"Anio eoni, oppa memang mengantar ku kembali ke perusahaan jadi eoni tentu boleh duduk di depan sini"
"Gomawo naeun-ah, aku senang taemin bersama dengan mu"
"Eiys eoni" naeun tersipu, dan aku memperhatikan interaksi antara sunhee noona dengan naeun sambil menggulum senyum. Setelah memastikan sunhee noona masuk ke dalam mobil aku menghadap ke arah naeun yang masih berdiri dengan ekspresi cemas, ia tau seberapa berharga nya sunhee noona untuk ku.
"Hati-hati di jalan oppa, hubungi kalau sudah sampai" naeun menghadapku dan tersenyum, aku mengangguk mengecup pipi nya singkat dan mendengar seruan tertahan yang ku yakini berasal dari sunhee noona dan taeraa. What? Memang harus begitu kan cara berpisah yang benar?
Aku mengelus kepalanya dengan sayang "jangan terlalu lelah, makan makanan mu dengan benar lupakan diet. Hubungi aku kalo sudah selesai latihan"
"ne oppa anyeong, eoni anyeong" ia membungkukan badan nya untuk melihat sunhee noona. Begitu naeun dan taeraa sudah masuk ke dalam gedung cube aku langsung bergegas masuk ke dalam mobil dan tancap gas
"noona mau ku antar kemana? Ke rumah atau ke dorm nya infinite?" Tanya ku, sunhee noona mengerjap perlahan seperti nya pertanyaan ku mengagetkan nya
"Aku tidak mungkin pulang dengan keadaan seperti ini, tapi juga tidak mungkin bertemu dengan oppa ku atau pun myungsoo. "
Kebingungan dan kerisauan itu adalah 2 hal paling nyata yang tergambar dalam mata coklatnya, melihatnya terus mendunduk sambil menggigiti kuku membuat ku tak tahan dan memutuskan untuk menghentikan mobil di pinggir jalan
"Noona, mau berbagi dengan ku? Aku memang tidak sepeka key hyung ataupun woohyun hyung, jelas tidak sedewasa onew dan sunggyu hyung, well aku mungkin tidak bisa memberikan saran tapi noona tau kalau kau bisa berbagi apa pun dengan ku"
Ia memandang ku ragu sebelum menggigit bibir bawahnya dan terisak pelan, lama-lama tangisan nya berubah jadi sedu sedan sebelum pecah jadi jeritan yang memilukan. Tak ada yang bisa ku lakukan selain memeluknya dan memberikan ketenangan, karna aku selalu jadi maknae dimanapun aku berada itu membuat ku selalu dimanja oleh semua orang yang mengenal ku. Kalau minho hyung dibilang kolektor hyung maka aku adalah kolektor noona, memiliki sunhee dan minji noona serta beberapa coordi yang sudah ku anggap sebagai kaka kandung ku sendiri adalah sebuah anugrah mereka menjaga ku dan melindungi ku, memperhatikan dan memberikan nasehat jadi sudah sepantasnya aku membalas semua perbuatan baik mereka terlebih lagi sunhee nonna.
Perlahan, di tengah air mata yang tak kunjung berhenti mengalir cerita itu pun bergulir. Tentang bagaimana ia bisa bertemu dengan sessaeng itu dan apa yang mereka bicarakan, nafas ku seakan berhenti saat mendengar bagian dimana sessaeng itu punya foto hyura dengan minho dan sungyeol hyung serta foto ku dan naeun juga, sesaeng ini siapa pun dia benar-benar mengerikan.
"Aku tak mungkin membiarkan noona menyimpan ini semua sendiri, noona harus memilih sunggyu hyung atau myungsoo hyung" ucap ku tegas
"Taemin-aah" ketakutan terlintas jelas dalam mata sembab nya "aku tak mungkin menceritakan ini semua pada mereka. Mereka tak boleh tau mengenai masalah ini, infinite baru saja melakukan comeback dan skandal sunggyu oppa kemarin sudah lumayan memusingkan. Masalah ini hanya akan menambah beban mereka"
"Noona jebal, aku tak mungkin membiarkan mu menyimpan ini semua sendiri. Sessaeng itu menyeramkan noona dan tak mudah untuk di hadapi, setidak nya harus ada orang hebat yang berada disamping mu, aku akan mengusahakan sebisa ku untuk membantu mu sebagai perwakilan dari shinee tapi salah seorang member infinite juga harus tau dan saran ku antara sunggyu atau myungsoo hyung"
Ku dapati keningnya berkerut, ia pasti sedang berfikir dengan keras, bukan nya aku mau memaksa atau memerintah nya aku tau memang tak mudah tapi dalam masalah speerti ini aku tak mau mengambil resiko membiarkan nya menghadapi sessaeng itu sendirian. Cukup lama sunhee noona berfikir sampai akhirnya ia berujar
"Woohyun oppa, antarkan aku pada woohyun oppa"
*******
Berguling di kasur empuk nya, memandangi langit-langit kamar dan melamun adalah macam variasi tindakan yang paling sering di lakukan oleh kim sunhee akhir-akhir ini, baru 2 hari berlalu sejak pertemuan nya dengan sessaeng fans myungsoo tapi entah bagaimana ia merasa masalah ini sudah berhasil menggerogoti 90% isi otaknya dan membuat gadis itu nyaris meledak. Kesibukan myungsoo yang meningkat belakangan ini membuat hubungan ke dua nya bisa di katakan aman, aman karna myungsoo hanya menghubungi nya beberapa kali sehari mengabarkan kegiatan apa yang pria itu sedang lakukan dan merengek karna merindukan gadisnya. Jenis komunikasi yang tidak membutuhkan banyak variasi jawaban sehingga membuat myungsoo menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan gadis nya saat ini, sesuai dengan perintah taemin waktu itu sunhee sudah bercerita dengan woohyun dan jinhee, untuk minji dan sunggyu biar nanti saja ia jelaskan keadaan saat ini sudah cukup runyam tidak perlu di tambah dengan tindakan tak terduga nya minji dan sunggyu. Sesuai dengan sifat mereka yang cenderung tenang dan kalem, woohyun dan jinhee meminta sunhee untuk bertahan lebih lama dengan myungsoo dan tidak mengakhiri hubungan asmara nya begitu saja, karna semua pun tahu bahwa memisahkan sunhee dan myungsoo akan membunuh kedua nya. untuk sementara suhee menyetujui kesimpulan itu, ia butuh banyak waktu untuk berfikir karna keputusan apa pun yang akan di ambil nya mempengaruhi hidup orang banyak.
“ah jinja, michigeta” teriak nya frustasi “aku harus bagaimana menghadapi nya” di tarik nya sejumput rambut untuk meredakan sedikit pening di puncak kepala nya dan menghempaskan tubuh ke tempat tidur, saat kemudian ia medengar ponsel nya berbunyi tanda ada pesan masuk
From : L.Kim
Aku di dorm, ada rencana untuk mampir?
Alis suhee bertaut, myungsoo meminta nya datang ke dorm? Tumben sekali, karna beberapa waktu ini ia tidak di perbolehkan datang ke dorm kalau tidak bersama jinhee atau minji, alasan myungsoo waktu itu adalah kalau tidak ada gadis-gadis nya woohyun dan sunggyu akan memanipulasi sunhee sesuka hati mereka, mengajak nya bermain dan bercanda sehingga membuat gadis itu melupakan keberadaan namja chinggu nya. mengenyahkan sungjong saja sudah butuh tenaga, tidak perlu di tambah woohyun dan sunggyu juga, jadi myungsoo memlilih untuk mengunjungi sunhee di rumahnya sekalian bermain dengan chaerin dan chanyoung. Di ketiknya balasan singkat untuk sang namja chinggu
To : L.Kim
Main ke dorm? Tumben? Biasanya aku tidak di ijinkan datang sendirian
Tak lama sejak pesan itu di balasnya, ponsel sunhee kembali berbunyi kali ini bukan pesan balasan malainkan telfon masuk
“yobseyyo”
“bagaimana? kau bisa datang kan sekarang ke dorm?”
“minji dan jinhee sedang sibuk, tidak ada yang bisa menemani ku ke dorm” sahut sunhee
“memang siapa yang menyuruh mu datang dengan salah satu di antara mereka?”
“oh? Aku boleh datang sendiri? Tumben? Biasanya harus datang bersama minji atau jinhee”
“datang saja lah kim sunhee tidak usah cerewet, jadwal terakhir ku baru saja selesai dan aku free sampai besok pagi, tapi aku lelah jadi tidak bisa menyetir ke rumah mu dan masalah tergawat nya adalah aku merindukan mu dan merasa akan mati kalau tidak melihat wajah mu malam ini juga jadi cepat datang arra?” kalimat panjang yang sebenarnya menjijikan itu terdengar sangat manis di telinga sunhee saat ini, terlebih karna myungsoo yang gengsi nya tinggi itu mengatakan dengan nada yang tak pernah kau bayangkan akan di ucapkan oleh seorang kim myungsoo
“yobseyyo? Kim sunhee? Kau mendengar ku? Kau tidak sedang kena serangan jatung kan? Eiys baru seperti itu saja masa kau sudah kena serangan jantung”
Sunhee tersentak dari kagetnya dan berdehem sebelum menjawab “ooh aku dengar secara suara mu cempreng begitu, yasudah aku ke dorm sekarang”
“yaa siapa yang kau bilang cempreng? Jangan lupa bawa makanan aku lapar dan harus enak yah serta yang banyak juga”
“berisik kim myungsoo, sudah ku tutup dulu” teriak sunhee sebal
Sambil tersenyum, gadis itu mengganti pakaian nya dan mengumpulkan barang-barang nya sebelum memacu BMW merahnya menuju dormitory infinite untuk bertemu sang kekasih
“hyung aku mau mandi dulu, kalau sunhee datang suruh dia langsung ke kamar saja” pesan myungsoo pada sungyeol yang sedang duduk sambil berselonjor kaki di sofa ruang tengah
“ya kenapa harus di kamar? Aku tidak mau mati di gantung sunggyu hyung” protes sungyeol langsung
“yasudah kalau begitu hyung saja yang masuk kamar bagaimana?”
“naega wae? Aku memang nya tidak boleh ada di ruangan yang sama dengan kalian?”
“eoh, tidak boleh. Aku sedang ingin bermanja-manjan dengan sunhee jadi kalau hyung kuat iman dan mental yaa silakan saja berada di ruangan yang sama dengan kami” jelas myungsoo enteng, mood nya sedang baik dan ia merindukan gadis nya jadi bertingkah sedikit konyol seperti ini di rasanya tidak apa-apa
“mwo? Ya ya ya kim myungsoo, apa kata mu bermanja-manja? Kalau kalian sih aku yakin nya akan berakhir dengan saling mencela dan melempar barang”
“terserah hyung saja, hyung yang memilih” myungsoo mengangkat bahu nya dan kembali melangkah menuju kamar mandi
“keurae aku yang di ruang tengah kalian di kamar, ku doakan sunggyu hyung pulang dan menangkap basah mu kim myungsoo” seru sungyeol bersemangat, meski sudah masuk ke dalam kamar mandi tapi myungsoo masih bisa mendengar seruan penuh semangat nya sungyeol
“aku tidak akan menyuruh sunhee datang kalau aku tau sunggyu hyung akan pulang. Ia harus recording semalaman hyung hari ini” balas nya tak kalah sengit, membuat sungyeol terbelalak saking kagum dan kagetnya dengan perhitungan myungsoo
Sepuluh menit kemudian sunhee tiba dengan membawa beberapa bungkus makanan dan snack, sungyeol yang sedang asik berguling di sofa langsung membantu sunhee dan mengatur beberapa makanan di atas meja. “woaah banyak sekali yang kau bawa sunhee-yaa” di pandang nya sunhee dengan mata berbinar karna sudah membawa banyak makanan
“aku kira semua lengkap mangkanya aku bawa banyak makanan, tapi kenapa sepi sekali oppa?” sunhee celingukan memandangi dorm infinite yang terasa sunyi
“ooh hanya ada aku dan myungsoo malam ini, yang lain sedang punya schedule. Aku baru saja mau memesan delivery untung kau datang, pacar mu sedang mandi katanya kau disuruh menunggu di kamar” jelas sungyeol di sela-sela kegiatan nya mengunyah makanan
“ooh yasudah makan dulu oppa nanti kalau tersedak aku juga yang repot, aku tunggu disini saja sambil menemani oppa”
Sungyeol hanya mengangguk dan menlanjutkan kegiatan makan nya, sementara sunhee memposisikan dirinya senyaman mungkin di sebelah sungyeol. Iseng sunhee mengambil gambar sungyeol yang sedang makan dengan lahap dan mengirimkan nya pada hyura ‘uri chodding oppa makan dengan lahap hari ini kekekeke’ cukup lama baru hyura membalas pesan yang sunhee kirim dan kedua nya pun langsung membahas banyak hal, sementara sungyeol melanjutkan makan malam nya dengan snack yang sunhee bawa
“seru sekali texting nya” ucap suara tenor dari arah belakang sunhee yang membuat gadis itu melompat kaget
“aigoo kamjagiya, yaa! Kau nyaris membuat ku mati di tempat kau tau” maki sunhee pada myungsoo yang muncul secara tiba-tiba dari arah belakang
“mangkanya jangan terlalu fokus, texting dengan hyura saja sampai tidak sadar bahwa aku disini” ucap myungsoo menyebalkan
“oh? Hyura?” sungyeol langsung bereaksi begitu nama hyura di sebut
“ooh im hyura, gadis yang sampai sekarang belum berani kau ajak pegi berdua hyung”
“yaa kim myungsoo siapa yang kau bilang tidak berani hah?”
“sudahlah oppa tidak perlu di balas, ku rasa ia terlalu lama berendam jadi otaknya ciut, tidak usah di tanggapi”
Myungsoo mendelik ke arah sunhee dan hendak mengeluarkan protes saat tatapan tajam sunhee membungkam nya. “ayo ke kamar” digamit nya tangan sunhee lembut, yang di gamit langsung sadar dan menolak mentah-mentah
“kenapa harus di kamar? Kenapa tidak disini saja?”
Myungsoo memutar bola mata nya gemas “aku sedang tidak ingin di ganggu jadi sudah ayo cepat masuk ke kamar”
“tapi kan...”
“kim sunhee”
“ck arra, tapi tidak usah pake gandeng-gandeng aku bisa jalan sendiri” seru sunhee
“muahahaha aku hanya akan menunggu sampai berapa lama sunhee akhirnya keluar ruangan dan mengamuk. Ini pasti menyenangkan” ucap sungyeol sambil tersenyum lebar dan penuh semangat
“berisik hyung” balas myungsoo lalu menutup pintu kamar
Sunhee duduk di ranjang dan menyenderkan punggung nya ke tembok, menikmati suasana kamar myungsoo dan sungyeol yang tetap bisa rapih dan wangi serta di dominasi warna hitam, berlainan dengan kamar oppa nya yang di dominasi warna putih. Myungsoo mengambil tempat di sebelah sunhee sambil membawa gitar nya, menyisakan sedikit celah di antara dirinya dan sunhee. Sebenarnya myungsoo tidak punya motif apa-apa mengajak sunhee ke dalam kamar, walaupun sebenarnya ia ingin tapi ia tau sunhee akan menguliti nya hidup-hidup, ia hanya ingin mengobrol dengan gadisnya dan mengobati kerinduan, sambil menikmati suasana dorm yang memang sedang sunyi. Mereka mengobrol, menceritakan hari-hari kemarin ketika mereka tidak bertemu di iringi dengan petikan gitar myungsoo, hanya serenade sederhana yang membuat sunhee kemudian kembali merasa nyaman, in adalah quality time yang sangat jarang bisa ia dapatkan berdua dengan myungsoo. Setidaknya ini bisa sedikit menjadi pengobat sakit kepalanya, membuatnya melupakan semua masalah yang masih belum ia temui jalan keluarnya. Suasana yang mendukung dan kerinduan yang memang terasa menyakitkan membuat myungsoo memberanikan diri nya untuk mengecup bibir sunhee singkat, alih-alih menghindar sunhee justru menikmati kecupan itu dan tersenyum sebagai balasan.
“kalau tau begini reaksi mu jika aku cium, aku akan lebih sering mencium mu nanti nya”
Ucapan santai bernada meledek myungsoo itu berhasil membuat wajah sunhee memerah dan tangan sunhee refleks melayang memukul dada atas myungsoo
“woah kim sunhee kau sudah berani rupanya?” myungsoo menerjang sunhee dan membuat gadis itu terhempas ke kasur, berada di bawah myungsoo
“cepat bangun atau aku teriak” ancam sunhee
“teriak saja, hanya ada sungyeol hyung di luar ku rasa ia akan lebih memilih mendiamkan mu mengingat ia jauh lebih dekat dengan ku” balas myungsoo santai sambil menaikan sebelah alis nya. keinginan nya untuk mengurung sunhee lebih lama gagal karna ponsel sunhee yang berbunyi dan lantunan suara onew membuat myungsoo mendecih sebal “mwogaa kau belum ganti nada dering ponsel mu?”
Sunhee merasa nyawa nya di selamatkan dan buru-buru melompat berdiri sambil meraih ponsel nya “sudah sana kau ambil makanan mu katanya lapar” cibir sunhee sebal, betapa kagetnya dia begitu melihat nama ibu myungsoo lah yang tercetak di ponsel nya “ini ibu mu” ucap sunhee tanpa suara lalu mengangkat panggilan tersebut.
Sempat merasa kaget begitu mengetahui ibu nya yang memanggil myungsoo mencoba mengabaikan perasaan kaget nya karna rasa lapar yang tiba-tiba mendera, ia baru ingat kalau siang tadi tak ada satu makanan pun yang ia masukan ke dalam perut dan melangkah keluar kamar untuk mengambil makanan yang sunhee sempat bawa
“cepat sekali? Benar kan apaa yang ku bilang kalian tidak akan bisa lama akur” seloroh sungyeol sambil terkikik, myungsoo hanya menatap nya sinis tanpa berniat mengeluarkan suara untuk membalas “wae? Kenapa kau menatap ku begitu?”
“anio, aku hanya akan menganggap ucapan mu sebagai omongan dari orang yang sedang iri karna tidak punya pacar” dikeluarkan nya lesung pipi yang membuat darah sungyeol naik sampe ke ubun-ubun
“mwo? Ya ya ya kau mau mati kim myungsoo?”
Tersenyum mengejek visual infinite itu meninggalkan sang partner in crime untuk masuk kembali ke kamar nya dan menghabiskan waktu bersama gadisnya. Tapi pemandangan yang myungsoo dapatkan saat ia masuk kembali ke kamarnya adalah sunhee yang sedang duduk termenung sambil memegangi ponsel nya, genggaman tangan mungil nya di ponsel terlihat sangat kencang sampai-sampai ia harus berlutut dan mensejajarkan badan nya untuk bisa melihat wajah sunhee agar tau apa yang sebenarnya terjadi
“waeyo?” tanya myungsoo lembut, ia menyentuh tangan sunhee perlahan tapi respon yang didapati nya adalah sunhee yang langsung terlonjak kaget dan menatap nya dengan pandangan yang tak bisa myungsoo jelaskan, pandangan.....sakit hati?
“hee-yaa ada apaa? Ceritakan pada ku eoh?”
“malam saat jinhee mengalami kecelakaan, malam itu kenapa kau sangat terlambat datang myungsoo-yaa?”
Deg, perasaan nya langsung berubah jadi tidak enak. Kenapa tiba-tiba sunhee menanyakan tentang itu, “aku ada acara keluarga saat itu jadi aku datang terlambat, waeyo?” jawab nya gugup tanpa berani menatap mata sunhee
“aah, acara keluarga?” nada suara sunhee beerubah jadi aneh, seperti sedang mengintrogasi dan penuh kecurgaan “acara keluarga rupanya?” alaram bernahaya seperti berdering di kepala myungsoo saat itu juga
“eoh, acara keluarga waeyo? Kau membuat ku khawatir saja. Hee-yaa sudah jangan di bahas, ayo kita makan aku sudah membawakan makanan untuk mu juga” di tariknya sunhee agar ikut bangkit berdiri bersama nya, mencoba menghidari pembicaraan berbahaya ini
“ibu mu menelfon ku, bertanya bagaimana keadaan jinhee dan kenapa aku tidak mampir ke rumah mu saat datang menjemput untuk kembali ke seoul waktu itu” di tatap nya pria bermarga Kim itu tepat di manik mata
Kim myungsoo langsung membeku dan berdiri mematung di tempatnya, tidak tahu apa yang akan ia lakukan dan katakan karna tidak menyangka justru ibu nya sendiri yang membongkar hal yang sudah setengah mati ia tutupi, hal yang membuat nya setengah mati juga merasa bersalah pada gadis yang berdiri di depan nya saat ini, gadis yang susah payah ia minta untuk jadi kekasihnya.
“karna aku merasa tidak menjemput mu malam itu jadi aku hanya bisa mengatakan keadaan jinhee sangat genting sehingga aku tidak smepat mampir” myungsoo masih tetap diam, dan sunhee bisa rasakan aura lain yang melingkupi myungsoo aura dari seseorang yang tertangkap basah? Enthalah ia sendiri juga tidak yakin. Betapa luar biasa kagetnya gadis berambut merah itu saat mendengar ucapan ibu myungsoo, awalnya ia akan mengira bahwa itu adalah manager atau salah satu noona yang datang untuk menjemput myungsoo tapi kemudian satu pesan masuk dari seseorang yang baru belakangan ini ia temui membuatnya tak bisa berkata-kata
“awalnya aku kira staff dari perusahaan yang menjemput mu dan aku tak mau mempermasalahkan nya, tapi ternyata ada seseorang yang berbaik hati mau memberitahukan nya pada ku dan melaporkan kegiatan apa yang kalian lakukan”
Baru ada reaksi dari myungsoo, pria itu berbalik dan menatap sunhee dengan pandangan yang menyakitkan untuk sunhee sendiri. “ige in foto mu dengan nya, ku rasa kau sudah sangat hafal apa saja yang terjadi malam itu. Atau kau mau fotonya? Nanti aku bisa kirimkan” ucap sunhee sengit
“geumane hee-yaa” pinta myungsoo
“wae? Apa yang aku katakan barusan salah? Kau tersinggung dengan perkataan ku? Apa aku salah? Bagaimana kau akan menjelaskan ini kepada ku myungsoo-yaa?”
“mianne, mianata” lirih myungsoo
“mwo? Hanya maaf? Kau tidak berusaha untuk membantah apa pun?”
Myungsoo melangkah maju dan meraih tubuh sunhee, memeluknya karna ia tidak tahu harus mengatakan apa pun untuk menyampaikan maaf nya. ia tau ia salah dan kesalahan nya fatal, tapi ia tidak tau bagaimana harus memohon maaf pada gadis ini, sudah terlalu banyak luka yang ia torehkan meski kini hubungan mereka sudah jauh lebih baik dan naik satu tingkat tapi ia tetap tidak tau harus bagaimana selain mengobati gadis ini dengan perasaan cinta nya.
Sunhee bergeming dalam pelukan myungsoo, menelan tangis nya sambil kemudian berontak “lepaskan aku” pinta nya tapi bukan nya mengendur pelukan myungsoo justru semakin menguat “lepaskan aku kim myungsoo” teriak nya marah
“AKU KETAKUTAN, KETAKUTAN SAMPAI NYARIS MATI KARNA KEADAAN JINHEE DAN MENGHARAPAKN KEHADIRAN MU MEMBUTUHKAN MU UNTUK ADA DISITU DAN MENENANGKAN KU. AKU NYARIS GILA SAAT ORANG ITU MENGHAMPIRI KU SAMBIL MEMBEBERKAN BANYAK FOTO DAN MEMINTA UNTUK MELEPASKAN MU. TAPI KAU MALAH DATANG TERLAMBAT DAN BERTEMU DENGAN MANTAN KEKASIH MU KEMUDIAN BERCIUMAN DENGAN NYA DASAR KAU BERENGSEK”
Sunhee meledak bersama tangis nya yang juga pecah, tubuhnya meluruh di lantai dan myungsoo ikut berlutut sambil memeluk nya menahan tubuh sunhee“lepaskan aku” pinta nya lagi “LEPASKAN AKU KIM MYUNGSOO SIALAN” di dorong nya myungsoo dengan segenap kekuatan yang dia punya dan begitu berhasil terlepas sunhee langsung bangkit berdiri lalu berlari sekencang dia bisa. Membuat sungyeol yang sedang asik menonton televisi jadi bukan main kaget di buat nya
“eodiga sunhee-yaa? Sunhee-yaa?” sungyeol berteriak karna sunhee tak merespon panggilan nya, penasaran lelaki tinggi itu melangkah ke dalam kamar nya dan melihat sang roommate sedang dalam posisi mengenaskan. Duduk sambil bersimpuh dengan pandangan nanar dan kosong
“gwencana myungsoo-yaa?”
“kejar sunhee hyung” gagap myungsoo
“tapi myungsoo-yaa”
“CEPAT KEJAR SUNHEE”
Seperti tersengat sungyeol mengikuti perintah itu, and thanks to his long legs sungyeol bisa menyusul sunhee tapt saat gadis itu sedang panik tak karuan mencari kunci mobil nya. dengan lembut sungyeol membantu adik dari leader nya tersebut dan berkata “biarkan aku yang menyetir dan megantar mu pulang, aku tak mau mati muda kalau smapai sesuatu terjadi pada mu”
Di pikirnya sunhee akan membentak atau menolak perkataannya, tapi ternyata gadis itu hanya diam sambil menyerahkan kunci mobil. Selama perjalanan keduanya membisu, tak ada yang bisa sungyeol lakukan selain mengamati sunhee yang memejamkan matanya erat-erat, sebutir air mata lolos dari pelupukan matanya, tapi sungyeol pun tak tahu harus berbuat apa dan memilih diam seribu bahasa. Itu merupakan waktu paling canggung yang sungyeol habiskan bersama seseorang, begitu memasuki kediaman keluarga Kim sang choding prince agak kaget dengan range rover putih yang kerap kali di pinjam nya it means sunggyu sedang berada di rumah. Saat mesin mobil mati sunhee langsung melompat keluar, meninggalkan sungyeol yang terebengong-bengong dengan sebrapa cepatnya respon gadis itu. Dengan linglung ia memilih ikut masuk ke dalam rumah keluarga Kim dan langsung di sambut Sunggyu yang memasang wajah bingung
“loh? Ku kira myungsoo yang mengantar? Kenapa kau yeoli-ah?”
“hyung seperti nya mereks bertengkar, dan kali ini cukup parah”
“nugu? Sunhee dan myungsoo?”
“eoh, sunhee datang ke dorm tadi. Mereka sangat akur tapi kemudian sunhee berlari pergi dan myungsoo meminta ku mengantar nya pulang”
“araso, biar kita bicarakan ini di perjalanan pulang saa yeoli-ah. Sunhee lebih baik tidak usah di ganggu, serahkan saja pada noona ku”
“ne hyung”
Leader infinite itu pun mengangguk dan melangkah ke arah mobil nya bersama dengan sungyeol, akhirnya mengerti kenapa adik nya langsung menerjang pintu dan masuk ke kamar tanpa mengucapkan apa pun. Beruntung orang rumah nya sedang tidak ada, kalau ada sunhee pasti sudah habis kena omelan dari ibu dan noona nya, kalau mereka bertengkar myungsoo pasti akan mengejar dan menahan sunhee semarah apa pun dia tapi kalau mendengar penuturan singkat sungyeol tadi maka seperti nya ini lebih dari parah, ini gawat darurat. Akan lebih baik untuk menyelesaikan ini di dormitory dan berbicara sepihak dulu dengan myungsoo lalu membahas nya dengan sunhee esok hari.
huwaaa maaf yaaah agak lama update nyaa dan maaf juga kalau ceritanya membosan kan. aku berusaha sebisa mungkin bikin kalian ga lama nunggu nya dan seneng sama ceritanya, terimakasih banyak buat yang masih mau baca apa lagi komentar dannungguin juga kasih love nya. ku sayang kalian
Xoxo
@tanianatashia