Krystal merebahkan tubuhnya di tempat tidur setelah mengantar teman-temannya yang pamit pulang. Ia memejamkan matanya dan menutup kedua telinganya yang terganggu oleh deruan keras musik metal yang terus diputar dari bawah.
Sesekali ia melirik jam dinding yang seperti berjalan dengan lambat hingga ia tertidur pulas dengan sebuah bantal yang menutupi seluruh wajahnya.
A few hours later..
Krystal terbangun dari tidurnya dan sekilas melirik jamnya yang menunjukkan pukul sepuluh malam dan menajamkan telinganya yang sudah tidak lagi mendengar musik keras dari bawah.
Ia mengganti seragamnya dan keluar untuk mencari seseorang yang ia harap bisa membantu masalahnya dan mendapati orang itu di ruang kerjanya. Tapi dia tidak sendirian.
“Eomma!” ucap Krystal setelah mendapati orang yang dicarinya.
“Eoh, Krystal-ya, waeyo? Apa kau baru bangun? Kau sudah makan?” tanya ibunya bertubi-tubi setelah melihat batang hidung anaknya.
Baru Krystal ingin menjawab runtutan pertanyaan ibunya, ia melihat sosok seseorang yang membuatnya kembali berapi-api sedang duduk santai seraya memainkan games di telpon genggam miliknya. “Untuk apa orang ini disini?” seru Krystal seraya menyunggingkan bibirnya yang tipis.
“Kami sedang membicarakan rencana perguruan tinggi oppa-mu. Wae?”
“Agrrhh!! Eomma! Orang ini.. ” ucap Krystal dengan menunjuk Minhyuk yang ada didepannya. “Dia mengganggu teman-temanku tadi!”
“Apa kau mau mengadu, Krystal Jung? Cih, childish!” sahut Minhyuk tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.
“Eomma harus tau perlakuan burukmu! Eomma, dia mengusir teman-temanku tadi! Dia membuat kekacauan, dia dan teman-temannya merokok dan mabuk, mereka juga memutar musik dengan keras, belum lagi teman-temannya yang tidak sopan! Dan dia menendang Oh Se Hoon! Dimana sopan santunmu, Kang Minhyuk!!!” seru Krystal mencurahkan rasa kesalnya.
Emma bangkit dari duduknya dan menatap lekat wajah Minhyuk yang sama sekali tidak merasa bersalah. “Yak! Kau melakukan itu lagi?! Aku sudah pernah bilang, kau tidak boleh merokok dan mabuk Minhyukkie!”
“Ani, aku tidak merokok. Teman-temanku yang melakukannya. Aku juga hanya minum sedikit beer.” Jawab Minhyuk santai.
“Bohoooonnnggg!!!!!” teriak Krystal dengan nada mengejek oppa-nya itu. “Dia bohong, eomma! Kau tau apa yang paling parah dia lakukan saat dia mabuk?”
“Apa yang dia lakukan?”
“Aku tidak melakukan apapun, Krystal-ya! Apalagi yang ingin kau adukan?!” sahut Minhyuk yang merasa terlalu disudutkan oleh yeo-dongsaeng-nya itu.
“Dia menciumku eommaaaaaa!!!!!!” seru Krystal seraya memeluk ibunya dan sedikit berpura-pura terisak minta dikasihani.
“Yak, apa yang salah dengan itu? Dia ‘kan oppa-mu. Wajar jika ia menciummu.” Jawab Emma seraya melepaskan pelukan Krystal.
Sentak wajah Krystal memerah dan berubah menjadi masam. Ia tidak menyangka bahwa respon ibunya tidak seperti apa yang ia harapkan.
Krystal berdiri mematung seraya menatap tajam wajah Minhyuk yang memancarkan senyum manisnya karena merasa menang setelah mendengar jawaban dari ibu mereka.
“Jadi, eomma, aku boleh mencium dan memeluk adikku yang cantik ini?” jawab Minhyuk dengan senyum lebar yang ditunjukan olehnya didepan Krystal yang mematung didepannya.
“Keurom! Why not?! Kalian bersaudara, sudah seharusnya saling memberi cinta kalian satu sama lain. Kenapa tidak dari awal kalian seperti ini? Aku menyukainya.” Ucap Emma yang sentak membuat Krystal semakin tidak percaya apa yang Emma ucapkan.
Sejenak suasana menjadi sangat dingin untuk Krystal. Ia kalah telak untuk membuat Emma membelanya atas kesalahan Minhyuk.
***
Seoul High School
Hari ketiga masuk sekolah diakhiri dengan kegiatan orientasi siswa baru di sekolah unggulan itu. Seluruh siswa baru bersemangat untuk segera mengakhiri masa orientasi mereka, tapi sedikit malas bagi para sunbae mereka, karena itu artinya mereka akan memulai pelajaran pertama di keesokan harinya.
Untuk membuat kesan lebih dalam antara hoobae dan sunbae, sebagai kegiatan wajib setiap tahunnya. Para hoobae diberi tugas oleh pengurus OSIS untuk melakukan tradisi turun temurun (?) yang diadakan di hari terakhir masa orientasi siswa baru.
Dengan semangat satu persatu dari PJ (penanggung jawab) keluar dari ruang OSIS menuju ruang jaga mereka masing-masing, termasuk Chanyeol dan Seohyun yang memang mendapat tugas di ruang yang sama.
Sentak seisi ruangan yang dihuni dengan para siswi yang dikuncir banyak sesuai tahun angkatan mereka dan siswa yang mengenakan bando bunga besar itu terdiam dan duduk manis ditempatnya masing-masing setelah melihat sunbae mereka memasuki ruangan.
“Hari terakhir. Besok kalian bebas.” Ucap Chanyeol pelan.
“Ne, besok kita tidak bisa bersenang-senang seperti ini lagi. Jadi hari terakhir ini kita manfaatkan dengan baik.” Lanjut Seohyun.
“Aku minta sekarang kalian buat surat cinta dan surat benci. Untuk surat cinta harus yang romantis dan harum, plus harus ada cap bibir!” jelas Chanyeol. Sentak seisi kelas menghelakan nafas panjang, dan beberapa ada yang mengeluhkan perintah dari sunbae mereka. “Dan untuk surat benci, harus dibuat sejelek mungkin. Tapi ingat, surat tidak boleh mengandung unsur sara dan menggunakan kata-kata kasar. Inikan buat have fun. Jadi tenang saja.” Lanjutnya.
“Ne, kami disini melakukan ini semua untuk kalian juga. Agar kalian punya cerita setelah masa orientasi berakhir. Semua kelas juga melakukan ini.” sambung Seohyun seraya melemparkan senyumnya pada seisi ruangan.
“Geundae, Joo Hyun sunbae. Kami dilarang membawa parfum saat orientasi berlangsung. Dan aku tidak mungkin juga membawa dan memakai lip stick. Bagaimana dengan suratnya?” tanya salah satu siswa di kelas itu.
“Yak, Yugyeom-ssi, kau tenang saja, kami sudah menyiapkannya.” Ucap Chanyeol seraya mengacungkan sebotol parfum dan sebuah lip stick.
“Apa satu lip stick akan kami kenakan bersama?” tanya salah satu siswi lagi.
“Eoh. Wae?! Kalian ‘kan satu angkatan, jadi harus solid. Aku hanya diberikan satu oleh ketua osis, tidak mungkin ‘kan aku bawa tiga puluh lip stick untuk kalian. Jangan banyak protes! Lakukan saja apa yang kami perintahkan! Dijamin asik!” sahut Chanyeol. Ia paling bersemangat mengerjai hoobae-nya ketimbang Seohyun yang tidak se-usil temannya itu.
“Okay, itu baru yang pertama. Ada tugas lain.” Lanjut Seohyun. Lagi-lagi seisi ruangan bergumam dengan malasnya karena perintah sunbae mereka yang kerap melelahkan. “Kami akan membagikan kertas angket pada kalian. Isinya daftar nama sunbae favorit dan berprestasi di sekolah ini. Ada 150 orang. Kalian harus mendapatkan tanda tangan mereka semua.”
Seisi ruangan terdengar mengeluh dan sedikit geger dengan apa yang dilakukan sunbae-nya itu dengan mereka. Tapi karena ini untuk bersama, mereka mencoba menjalani apa yang diperintahkan sunbae mereka itu dengan baik.
“Tujuan kami melakukan ini, agar kalian mengenal para sunbae kalian. Jadi kalian update dengan sesuatu yang populer di sekolah ini. Selain kalian mengenal sunbae, mereka juga akan mengenal kalian. Lumayan ‘kan, kalau kalian bisa mengenal mereka dengan baik.” Sambung Seohyun menjelaskan.
“Nah nanti, surat benci dan surat cinta yang kalian buat, bisa kalian berikan pada sunbae yang ada di daftar nama ini. Kalian jangan takut untuk memberikan surat benci, karena ini sudah menjadi tradisi, mereka sudah mengerti dan biasa menerima ini. Ara?!” jelas Chanyeol yang sedang duduk di atas meja dengan santainya.
Seohyun dan Chanyeol mulai membagikan selembaran kertas yang berisi daftar nama sunbae berprestasi di Seoul High School. Mereka mulai membaca satu persatu nama, kelas dan prestasi para sunbae sehingga bisa masuk dalam daftar murid favorit. Mulai dari atlet-atlet sekolah, juara olimpiade, anggota OSIS, dan lainnya.
Didalam daftar tersebut, nama Krystal dan beberapa temannya masuk sebagai salah satu siswa favorit karena prestasi yang mereka tuai untuk sekolahnya. Krystal masuk sebagai salah satu pemain basket terbaik dari tim putri dan salah satu pemeran utama teater terbaik di sekolah. Sedangkan nama lainnya ada Kim Jong In atau Kai yang berhasil memenangkan juara dua OSN Astronomi, juga Byun Baek Hyun dan Oh Se Hoon sebagai salah satu pemain basket terbaik dari tim putra. Juga sudah pasti Park Chan Yeol dan Seo Joo Hyun sebagai anggota pengurus OSIS.
Salah satu siswa dikelas yang masih menjalankan masa orientasi itu, memperhatikan dengan baik satu persatu daftar nama yang tertulis dalam selembar kertas dengan teliti dan mendapati sebuah nama yang ia harap ada dalam salah satu daftar itu. “Ah! Krystal..Krystal Jung.. kelas XI SOS 3” ucapnya pelan dan memberi tanda pada nama yang baru saja ia temukan.
***
Tepat jam 9 pagi setelah bel khusus pagi itu berbunyi di sekolah, seluruh siswa baru berhamburan keluar untuk mencari 150 siswa populer di sekolah itu. Suasana sekolah mendadak sangat ramai ketika kelas X dengan sibuknya mencari orang populer yang mereka sendiri belum tahu bagaimana sosoknya.
Sedangkan para sunbae mereka, dengan asik mengerjai beberapa hoobae yang lalu lalang didepan mereka. Ada juga senior iseng yang mengerjai junior mereka yang ingin mendapatkan tanda tangan.
Di halaman sekolah, enam siswa kelas XI lainnya dengan santai duduk di bawah pohon. Krystal dengan yang lainnya tentu saja. Mereka memperhatikan dua orang temannya yang menjadi rebutan para hoobae untuk dimintai tanda tangan. Mereka sengaja tidak mengenakan name tag untuk menghindari kejaran masa yang sedang berburu tanda tangan.
Satupun murid baru tidak ada yang mengenali Krystal maupun Kai, Baekhyun, dan Sehun yang namanya terdaftar dalam kertas tersebut.
Tapi tidak setelah seorang hoobae datang menghampiri tempat mereka berenam yang sedang berkumpul. Sentak Kai dan yang lainnya terdiam dan melihat seorang juniornya menghampiri mereka.
“Waeyo?” tanya Chen memecahkan keheningan setelah hoobae itu datang.
“Tidak ada orang populer disini. Kau salah tempat. Itu yang kau cari.” Ucap Sunny seraya menunjuk kerumunan kelas X yang sedang antri tanda tangan Chanyeol dan Seohyun tidak jauh dari tempat mereka.
“Kau Krystal sunbae ‘kan? Aku mengingatmu. Kim Myung Soo imnida.” Ucap siswa bernama Myung Soo pada sunbae-nya. “Aku juga mengingatmu, Oh Se Hoon sunbae. Kalian berdua mengunjungi kelasku kemarin.”
Krystal dan Sehun sedikit terkejut dan saling lempar pandang. Mereka lupa kalau mereka masuk daftar siswa berprestasi dan seharusnya tidak menampakan diri didepan hoobae mereka.
“Yak! Sini!” panggil Sehun memerintahkan Myung Soo untuk duduk di sampingnya.
“Kau, aku akan berikan tanda tanganku. Tapi jangan beri tahu temanmu yang lain kalau aku dan Sehun disini.” Ucap Krytal sedikit berbisik. “Mana kertasmu?”
Myung Soo menjulurkan kertas dan pena miliknya pada Krystal. Baru ingin memberikannya, otak licik teman-temannya itu menghentikan kegiatan yang baru saja ingin dilakukan Krystal.
“Yak! Krys, tunggu.” Ucap Baekhyun seraya mengambil pena yang di tangan Krystal. “Tidak semudah itu.”
“Ne, kau mau tanda tangan Krystal dan Sehun, ‘kan?” seru Sunny dengan melemparkan senyumnya pada adik baru mereka itu.
“Ne.” Jawab Myung Soo singkat.
“Kami akan memberikan kau tanda tangan plus. Geundae…” Ujar Sehun menggantunkan kalimatnya.
“Geundae mwo?”
“Geundae, kau harus menyatakan cinta pada Krystal sampai ia terima cintamu!” cetus Baekhyun tanpa pikir panjang.
“Yak Byun Baekhyun! Apa-apaan kau ini! Aku tidak mau!” seru Krystal seraya melempar botol air yang ada di tangannya ke arah Baekhyun.
“Ah, good idea! Kalau ia tidak menerimamu, kami tidak akan memberikan tanda tangan untukmu.” Ujar Kai yang menyetujui ide Baekhyun.
“Bagaimana jika Krystal sunbae tidak menerimaku?” tanya Myung Soo dengan wajah innocent-nya.
“Harus sampai diterima.” Jelas Chen.
“Kalau Krystal terima, kau juga akan dapat tanda tangan Byun Baekhyun dan Kim Jong In.” sambung Sunny seraya menunjuk nama Kai dan Baekhyun di daftar nama.
“Baiklah.” Ucap Myung Soo menyetujui tawaran sunbae-nya itu. “Krystal sunbae, do you wanna be my girlfriend?”
“Hah, payah! Masa sambil berbisik. Berdiri dan kalau perlu pakai gombal.” Seru Baekhyun.
“Aigoo! Arasseo! Krystal sunbae! Di Korea ada 4 musim. Diantara musim fall, summer, winter, dan spring. Musim mana yang paling kau suka?” tanya Myung Soo pada sunbae yang ada didepannya seraya berlutut dihadapan Krystal. Sedangkan yang lainnya fokus menyimak rayuan yang coba dilontarkan Myung Soo.
“Spring. Wae?” jawab Krystal singkat.
“Kenapa kau suka spring?” tanya Myung Soo kembali.
“Karena di musim itu, cuacanya hangat.”
“Oh, kalau aku suka fall.”
“Wae?”
“Karena I’m FALL in love with you..”
Sentak sekelompok orang yang mendengar apa yang dikatakan hoobae mereka tertawa geli, termasuk Krystal. Belum lagi karena ekspresi Myung Soo yang sangat innocent ketika dikerjai sunbae-nya.
Karena tidak ingin terlalu lama dan tidak ingin identitasnya ketahuan, Krystal segera menerima ‘cinta’ Myung Soo dan memberikan tanda tangannya, juga Baekhyun, Kai, dan Sehun.
“Gamsahamnida sunbaenim. Ah, ini untukmu.” Ucap Myung Soo seraya menyerahkan surat cinta yang ia buat untuk Krystal. “Dan ini, tolong berikan untuk Chanyeol sunbae.” Ucapnya lagi memberikan surat benci miliknya pada Chen.
Myung Soo bangkit dari posisinya seraya mengambil kertas angket miliknya dan membalikan tubuhnya untuk kembali mencari beberapa senior untuk dimintai tanda tangan.
Beberapa siswa baru menghampiri Myung Soo dan melihat siapa yang baru saja ia mintai tanda tangan. “Yak, Myung Soo-ya..” panggil Seul Gi dengan beberapa anak ketika melihat Myung Soo menjauh dari Sunny dan kawan-kawan.
“Eoh, wae?”
“Lihat kertasmu.” Ucap Seul Gi dan langsung meraih kertas milik Myung Soo. “Kau baru dapat empat?”
“Yang lain tidak terlalu penting.” Jawab Myung Soo.
“Dimana kau mendapatkannya?” tanya Yugyeom yang ikut membuntut di belakang Seul Gi.
“Itu. Disana, mereka ada di bawah pohon.” Unjuk Myung Soo ke arah kerumunan yang bertengger di bawah pohon.
“Ah, gomawo Myung Soo-ya!” ucap kawanan kelas X itu bersama dan mulai menghampiri sekelompok orang di bawah pohon.
Melihat cukup banyak hoobae yang menghampiri mereka, pertanda bahwa bau mereka sudah mulai tercium, perlahan satu persatu dari mereka pergi meninggalkan sarang . “Yak! Aku rasa si Myung Soo memberi tahu teman-temannya kalau kalian disini!” ucap Sunny yang melihat segerombolan anak perlahan mendekati mereka.
“Aigoo! Bagaimana ini?! Kalau kita lari, pasti ketahuan!” sambung Baekhyun yang mood-nya sedang tidak baik hari itu.
“Ah! Kita ke atap sekolah. Aku yakin disana tidak ada orang.” Ucap Krystal.
“Aha! Jangan pergi bergerombolan. Kita pergi satu persatu. Tapi gerak cepat! Krystal, Sehun harus pergi duluan. Karena mereka sudah dikenal beberapa siswa.” Jelas Kai pada teman-temannya.
Satu persatu dari mereka segera pergi sebelum segerombolan hoobae yang menghampiri mereka sampai ditempat. Beruntungnya, mereka berenam berhasil meloloskan diri dari kejaran masa yang haus tanda tangan.
Kai dan yang lainnya bergegas dengan berjalan cepat menuju tempat aman yang sudah mereka rencanakan. Dan benar saja, tidak ada orang disana. Mereka bebas.
***
A few days later..
Pagi di Seoul High School kali ini sedikit ramai karena ada pemberitahuan baru di mading sekolah mereka. Di koridor utama, para hoobae sedikit berebut untuk melihat isi mading yang telah diperbaharui oleh senior mereka.
Seperti biasa selama hidupnya ia melangkahkan kaki di sekolah itu, Krystal melewati mereka yang sibuk dengan aktivitas pagi itu dengan santai sambil mengenakan earphone di telinganya.
“Krystal-ya!” sapa seseorang seraya merangkul pundak Krystal yang membuat ia mengalihkan pandangan dan melepas earphone-nya.
“Ah, Gi Kwang sunbae. Waeyo?” ucap Krystal setelah tahu siapa yang menyapanya pagi itu.
“Hari ini ekskul teater ada open recruitment untuk anggota baru. Kau bisa datang?” ujar Gi Kwang, senior Krystal yang merupakan ketua teater di sekolah itu untuk tahun ini.
“Ah, aku rasa tidak bisa. Aku bukan anggota teater.”
“Tapi aku ingin kau datang, kau ‘kan salah satu siswi berprestasi bidang teater disini. Aku ingin mereka semua mengenal sunbae mereka yang berbakat. Terutama kau. Eottae?”
“Eoh, mianhae sunbaenim. Aku tidak bisa. Hari ini tim basket juga ada open rec. Jadi aku harus datang.”
“Eom, baiklah. Kalau tidak bisa. Tapi kalau kau berubah pikiran, aku masih menunggumu untuk datang nanti. Aku naik ke kelas duluan. Annyeong.” Ucap Gi Kwang seraya melambaikan tangannya dan melempar senyumnya pagi itu pada Krystal dan menghilang di balik tembok yang menutupi anak tangga.
Krystal melanjutkan perjalanannya menuju ruang kelas. Sesampainya ia diruang kelas, dilihatnya dua orang temannya dari kelas lain duduk di barisan kursinya yang dengan hangat langsung menyambut Krystal dengan senyum mereka saat melihat kedatangan sahabatnya itu.
“Selamat pagi Krystal Jung.” sambut Chen dan Kai bersamaan ketika melihat kedatangan Krystal dari balik pintu ruang kelas.
“Selamat pagi. Tidak biasanya kalian main kesini pagi-pagi. Ada berita apa?” tanya Krystal seraya meletakan tasnya di atas meja.
“Aniya, geundae, Krystal-ya. Gi Kwang sunbae memintaku untuk mengajakmu di open recruitment nanti. Kau bisa datang?” tanya Chen pada temannya itu.
“Ah, itu lagi. Di koridor aku bertemu dengannya, dia juga memintaku untuk ikut. Aku tidak bisa. Aku juga ada open recruitment basket hari ini.” jawab Krystal dengan santai.
“Geundae, kau tidak bermain basket lagi ‘kan? Lagipula open rec basket buka….” sahut Sehun yang mendengar percakapan sahabatnya itu, tanpa mengalihkan sedikitpun pandangannya dari kegiatan menyalin pekerjaan rumah, yang seketika itu juga perkataannya disela oleh Krystal.
“Aish! Oh Se Hoon, diamlah! Yak, tapi tetap saja! Aku ‘kan anggota basket, bukan anggota teater. Lagipula kenapa aku harus datang? Beri aku satu alasan yang logis kenapa aku harus datang?!” seru Krystal dengan malas bertepatan dengan bunyinya bel masuk di sekolah unggulan tersebut pagi itu.
“Okay, aku akan berikan alasan yang tepat. Aku yakin kau akan datang!” ucap Chen yang kemudian langsung bangkit dari duduknya diikutin Kai dari belakang.
“Teman-teman, kami kekelas dulu.” ujar Kai pada pagi itu pada Chanyeol, Sehun, Seohyun dan Krystal.
***
12.00 a.m
Jam 12 terdengar jelas deruan bel istirahat pertama hari itu. Seluruh siswa berhamburan keluar ruang kelas untuk melakukan berbagai kegiatan mereka yang kebanyakan dari mereka menuju kantin untuk makan.
Krystal dan teman-temannya berkumpul di satu meja, di kantin untuk melakukan ritual(?) sehari-harinya di sekolah, yaitu makan.
Satu persatu dari mereka mulai berdatangan dan mengisi tempat duduk yang kosong di satu ruas meja. “Menu yang aku tunggu-tunggu! Ikan bakar!” ujar Byun Baekhyun dengan wajah bahagianya seraya menaruh nampan berisi makanan diatas meja.
“Besok aku mau bawa makanan dari rumah. Bagaimana dengan kalian? Kita bisa berbagi makanan.” Usul Seohyun yang cukup sering membawa makanan sendiri dari rumah.
“Ah, na shireoyeo! Apalagi kalau tukar makanan sama Baekhyun! Kau ingat beberapa waktu lalu, kita juga bawa makanan dari rumah banyak, tapi hanya dia yang cuma bawa nasi! Dasar pelit!” ucap Sun Kyu yang didukung oleh yang lainnya, sedangkan yang kena omelan hanya tertawa.
DING DONG… (bell’s sound)
Perhatian, untuk Krystal Jung kelas XI IPS 3, harap menemui Mrs. Han di ruangannya. Sekali lagi, untuk Krystal Jung kelas XI IPS 3, harap menemui Mrs. Han di ruangannya.
DING DONG…
Terdengar pengumuman dari ruang ekskul broadcasting yang menyebutkan nama Krystal melalui pengeras suara. Ini pertama kalinya ada guru memanggil murid menggunakan pengeras suara yang biasanya hanya digunakan untuk pengumuman atau radio sekolah dan untuk kegiatan lainnya selain memanggil seseorang. Ini tentu saja membuat semua pasang mata sentak melirik ke arah pojok ruangan tempat Krystal dan teman-temannya makan sekarang.
“Yak! Apa-apaan barusan!” gerutu Krystal yang tidak jadi menyuapkan makanan kedalam mulutnya setelah mendengar namanya dipanggil.
“Apa kau melakukan tindak kriminal? Atau kau habis ngerjain hoobae?” tanya Seohyun yang juga tidak mengerti arti panggilan itu.
“Ani! Aku ‘kan anak baik-baik. Aku juga tidak habis bermain-mian dengan hoobae.” Jawab Krystal yang masih mematung karena malu menjadi pusat perhatian saat itu.
“Eoh, kalau begitu, lebih baik kau pergi ke ruangan Mrs. Han sekarang.” Ucap Chanyeol.
“Arasseo. Aku kesana. Kau pasti masih lapar ‘kan, Baekhyunnie? Ini makan saja punyaku.” Seru Krystal yang segera meninggalkan tempatnya, sedangkan nampan miliknya jadi rebutan Sehun, Baekhyun, dan Chen.
***
Mrs. Han’s room
Krystal melangkahkan pelan kakinya menuju ruangan Mrs. Han. Ketika sampai di depannya, ia mengetuk pintu dan segera masuk ketika terdengar suara khas Mrs. Han dari dalam. “Ne, masuk.”
“Annyeong haseyo.” Sapa Krystal setelah memasuki ruangan.
“Ah, annyeong Krystal-ssi. Silahkan duduk.” Ujar Mrs. Han mempersilahkan. “Kau tahu kenapa kau dipanggil?”
“Ah, animida, Mrs. Han. Memangnya ada apa? Aku melakukan sesuatu?”
“Aniya, geundae, aku ingin hari ini kau datang di open recruitment teater. Bisa?”
‘Aiishhh jinjja! Ternyata hanya karena ini aku dipanggi!! Kenapa orang-orang di teater keras kepala semua?!’ batin Krystal sedikit kesal.
“Yak, Krystal Jung. Kenapa diam? Kau bisa ‘kan?” ucap Mrs. Han mengulangi permintaannya.
“Ah, aku sebenarnya ingin datang, geundae, tim basket lebih dulu mengundangku untuk datang di open recruitment basket hari ini. Aku juga bukan anggota teater. Aku tidak seharusnya datang. Jadi aku tidak bisa. Mianhayeo Mrs. Han.”
KLEK
Pintu ruangan Mrs. Han kembali terbuka. Seorang namja tampan dan tinggi memasuki ruang Mrs. Han dengan sopan seraya mengucapkan salam dengan suaranya yang sedikit berat. “Annyeong haseyo, Mrs. Han.” Ucapnya ketika memasuki ruangan.
“Eoh, annyeong. Yi Fan-ssi, silahkan masuk. Duduk di sebelah Krystal.” ucap Mrs. Han lagi.
“Ada apa? Kenapa saya dipanggil?” tanya siswa asal Cina bernama Wu Yi Fan itu pada Mrs. Han.
“Jadi begini. Kau mengundang Krystal untuk datang di acara open rec di tim basket?” tanya Mrs. Han pada namja tinggi itu.
“Ne, Mrs. Han. Waeyo?”
“Kalau dia tidak datang, bisa? Aku mengundanganya ke acara open recruitment acara teater hari ini. Aku sangat ingin dia datang. Bagaimana?”
“Hari ini? Silahkan saja, open recruitment basket besok. Jadi aku pikir ia bisa datang di acara teater dan basket.” Ucap Yi Fan santai. Sementara Krystal hanya bisa terdiam sambil memutar balikan alasan agar ia tidak masuk lagi ke ruang lingkup berbau ‘akting’ itu.
***
Finally, Krystal datang ke acara open recruitment yang diadakan anggota teater karena baru saja kena ceramah Mrs. Han didepan seniornya setelah ketahuan berbohong untuk mengindar.
Gadis itu keluar dari kelasnya setelah bel pulang sekolah berbunyi dan mengunjungi kelas sahabatnya yang lain untuk pergi bersama ke ruang aula. Ia menjulurkan kepalanya dan melihat temannya itu masih sibuk merapihkan buku ke dalam tasnya.
“Chen Chen!” panggil Krystal seraya masuk ke ruang kelas. “Cepatlah!”
“Hohoo, jadi kau ikut?” jawab Chen ketika melihat temannya memasuki ruang kelasnya.
“Eoh, aku kena semburan api Mrs. Han.”
“Lagipula, apa salahnya kalau kau datang? Toh hanya sebuah opening, seterusnya kau tidak perlu ikut latihan.” Sahut Kai yang juga masih di ruang kelasnya.
“Aku malas, tidak berniat sedikitpun dengan teater untuk yang kedua kalinnya. Aish! Cepatlah Jong Dae!”
“Arasseo..arasseo! Jong In-a, aku duluan!” ucap Chen yang setelah itu segera pergi meninggalkan kelas bersama Krystal menuju ruang aula.
***
Hall’s room
Tidak memakan waktu lama, ruang aula telah dipadati oleh para siswa baru yang ingin bergabung dan pada senior terdahulu di ekskul teater untuk acara open recruitment hari itu. Krystal dan Jong Dae menampakan dirinya didepan pintu masuk aula yang penuh dan bising.
Dari kejauhan, Sunny melambaikan tangannya ke arah dua temannya yang masih di depan pintu seraya menunjukkan dua kursi kosong yang sudah dia siapkan untuk Krystal dan Jong Dae. Setelah melihat Sunny, Jong Dae dan Krystal segera menghampiri teman mereka yang mungil itu dan duduk di sebelahnya.
“Akhirnya kau datang juga! Aku pikir Mrs. Han tidak sanggup untuk membuatmu datang.” Ujar Sunny sedikit meledek temannya itu.
“Yah, aku terlalu baik hati untuk menolak paksaan kalian.” Sahut Krystal seraya melirik Sunny.
“Yak! Krystal Jung! Kau datang rupanya!” sapa Gi Kwang yang baru saja datang dan melihat Krystal yang duduk di barisan kelas XI dan XII.
“Eoh, ini semua karena Mrs. Han. Sudah jangan bahas ini lagi. Kapan acaranya akan dimulai?” tanya Krystal pada seniornya itu.
“Ahaha, memang dari awal Mrs. Han yang ingin kau datang, aku hanya mendukunya. Eoh, sebentar lagi aku buka. Gomawoyo.” Ucap Gi Kwang dan langsung meninggalkan Krystal dan teman-temannya.
Tidak lama, acara open recruitment kali itu segera dibuka oleh ketua ekskul teater yang baru hadir di ruangan itu. Sentak seisi ruangan yang bising langsung diam dan mendengarkan sambutan yang dilakukan ketua. “Annyeong haseyo. Jeoneun Lee Gi Kwang imnida.” Ucap Gi Kwang sopan seraya sedikit membungkuk di hadapan hoobae yang hadir di aula. “Saya ketua ekskul teater 012-013. Terima kasih untuk kalian yang sudah hadir dan ikut bergabung bersama tim ekskul teater kami di Seoul High School…”
Gi Kwang menjelaskan apa saja yang ada di teater, kegiatan mereka dan prestasi apa saja yang sudah di raih ekskulnya, kemudian mulai memperkenalkan satu persatu anggota sebelumnya yang ikut bergabung dalam ekskul, hingga akhirnya orang terakhir yang duduk di barisan ujung paling belakang. “Dan yang terakhir, Krystal Jung, kelas XI Sosial 3.” Mendengar namanya disebut, Krystal mendongakan kepalanya yang sedaritadi menunduk menahan kantuk. “Dia bukan anggota teater, tapi tahun ajaran lalu, ia menjadi pemeran utama di acara teater tahunan kami. Cantik bukan? Kalian harus tau, awal dia audisi tidak ada yang menyangka kalau ia akan terpilih menjadi bagian dari acara, tapi karena sunbae 012, ia menjadi pemeran utama yeoja, dan hasilnya tidak mengecewakan seperti saat ia audisi, hebat!”
“Yak, sunbae!” gumam Krystal pada seniornya itu yang asik menceritakan kejadian ‘pahit’ tapi penuh kenangan itu didepan banyak orang.
“Hahaha, arasseo, arasseo! Nah, kalian juga harus jadi seperti dia kelak jika sudah masuk dalam organisasi ini!” lanjut Gi Kwang. “Sekarang aku ingin menunjukkan video teater akbar tahun ajaran lalu. Durasinya sekitar 2 jam. Apa disini ada yang terburu-buru?”
“Yak! Aku.. aku terburu-buru, sunbaenim! Aku tidak mau lihat!!!” ujar Krystal mengacungkan tangannya.
“Eoh, kau tidak bisa pulang, diam ditempatmu!” sahut Mrs. Han yang mendengar rengekan kecil Krystal dari kejauhan.
“Hahaha, see. Aku bisa mengerti kenapa pemeran yeoja-nya tidak mau melihat, ada adegan yang mungkin masih menghantui pikirannya hingga sekarang. Pokoknya, aku yakin ini acara teater yang paling keren sepanjang tujuh teater akbar yang sudah diadakan disini! Baiklah, aku mulai videonya.” Ucap Gi Kwang.
Ketua teater itu segera memberikan aba-aba untuk memulai video teater akbar tahun lalu pada salah satu anggota lainnya yang sudah siap dengan laptop didepannya.
Seisi ruangan fokus pada layar monitor besar yang ada dihadapan mereka sambil berdecak kagum dengan teknik dan keindahan yang ditampilkan dalam teater tahun lalu, terlebih ketika pemeran utama memulai akting mereka. Dengan putri yang cantik dan pangeran yang tampan membuat para hoobae terkesima dan menumbuhkan rasa semangat untuk giat berlatih agar bisa terpilih menjadi pemeran utama. Bahkan para senior pun teringat dan kembali membayangkan diri mereka terlibat di atas panggung setelah susah payah berlatih sebelumnya.
Tiba di bagian dimana pangeran mencium putri, seluruh hoobae membulatkan matanya dan terkejut karena adegan ciuman sungguhan yang dilakukan sunbae mereka, persis seperti reaksi penonton dan teman-temannya yang lain ketika melihat adegan itu secara langsung.
“Ya, itu tadi rekaman teater akbar tahun lalu, bagus, bukan? Aku harap tahun ini bisa lebih baik, karena aku sebagai ketua ingin memberikan kenangan yang berkesan untuk kalian dan sekolah, jadi kita harus berusaha lebih keras lagi.” Ucap Gi Kwang setelah lampu aula kembali dihidupkan.
Seorang hoobae mengacungkan tangannya setelah menyaksikan rekaman. “Ya, sebutkan nama dan kelasmu. Apa yang ingin kau tanyakan?” ujar Gi Kwang.
“Kim Myung Soo imnida. Dari kelas X 5. Aku ingin bertanya, adegan ciuman tadi, sungguhan? Aku pikir pelajar tidak boleh melakukannya, apalagi didepan umum terutama di sekolah.”
“Eoh, kejadian itu memang tidak direncanakan. Tapi kita harus tetap berterima kasih pada semua yang ikut mensukseskan acara, terutama untuk pemeran utamanya, Krystal Jung.” ucap Gi Kwang lagi seraya menunjuk ke arah tempat yang seharusnya ditempati Krystal. “Kemana dia?” ucapnya lagi setelah melihat sebuah kursi di pojok belakang sudah kosong.
Ponsel Gi Kwang bergetar di sakunya, dilihatnya pesan yang ia terima.
From: Krystal Jung 014
Mianhae sunbaenim, aku pulang. Kepalaku sakit. Kalau ada acara untuk kumpul lagi, aku janji akan datang, tapi tolong jangan putar rekaman itu. Gomawo.
***
DRRTT..DRRTT..
She got a body like an hour glass
But I can give it to you all the time
She got a booty like a Cadillac
But I can send you into overdrive…
Terdengar keras bunyi lagu dari ponsel Krystal sabtu pagi itu yang memenuhi ruangannya. Gadis itu terbangun dan meraih ponselnya yang ia letakan di atas meja lampu di sebelah kasurnya. Dilihat sebuah nama yang masih bertengger di layar ponsel yang belum ia angkat. Homey 1.
“Yeoboseyo..” jawab Krystal saat mengangkat panggilan telfon untuknya pagi itu.
“Yeoboseyo. Krystal-ya. Apa kau baru bangun?” sahut suara dari seberang sana.
“Ah, eomma! Mian, aku baru bangun. Ada apa?”
“Eoh, tidak, nae jeongmal bogoshippoyo…”
“Ne, nado eomma..”
“Apa kau masih ingin tidur? Krys, can you hear me?”
“Aku akan tidur nanti..”
“Ah, Krys, Sica, appa, dan eomma kesepian disini. Kalau kau bisa, apa kau mau tinggal disini? Hanya seminggu. Kau tidak pernah menginap disini sejak pindah ke rumah baru. Nae.. jinjja jeongmal bogoshippo..” terdengar suara isak dari seberang sana yang sentak membuat Krystal terbangun dari tidurnya.
“Ne eomma, a..aku akan kesana. Tapi aku harus izin..”
“Arasseo, kau milik ibumu sekarang. Kalau sudah dapat izin, segera kesini. Aku akan menunggumu..”
“Ne..”
Setelah menerima telfon dari ibunya, Krystal terdiam sejenak dan melihat satu persatu fotonya bersama keluarga terdahulunya sebelum bersama Emma. Diingatnya kembali masa-masa pahit yang ia lalui, dari mulai kasih sayang yang menggantung, kemudian Emma hadir dalam hidupnya hingga sekarang ia bisa benar-benar merasakan kasih sayang seorang ibu yang ia rindukan sejak kecil. ‘ah, aku harus bersyukur. Aku punya keluarga yang sekarang sayang padaku..’ batinnya.
Setelah cukup lama terdiam dalam lamunannya, ia bangkit dan keluar mencari ibunya yang ia dapati di meja makan bersama kakakknya.
“Hey hey.. kau tau, sebenarnya kita sehati. Lihat, warna piama kita malam ini sama! Haha.” Sapa Minhyuk pagi itu seraya memasukan potongan roti ke mulutnya.
“Eoh, sehati!” jawab Krystal singkat seraya menarik kursi yang berada didepan Minhyuk. “Eomma, tadi eommaku telpon…”
“Eomma-mu? Eomma mana?”
“Aish! Adele eomma. Maksudku. Tadi dia menelponku, dia memintaku untuk menginap disana selama satu minggu. Boleh?”
“Keurom, dia juga ibumu, bagaimana bisa aku melarang? Tapi aku tidak bisa mengantarmu hari ini, aku harus ke Jepang untuk mengurus perusahaan ayah Minhyuk disana. Kau bisa pergi bersama oppa-mu.”
“EOH?! Eomma, mian. Aku bisa berangkat sendiri. Atau aku bisa minta Ki Ho ahjussi mengantarku.”
“Aku tidak keberatan.” Sahut Minhyuk seraya memasukan potongan roti lainnya kedalam mulut. “Disana pasti ada Jessica. Baru dua bulan tidak sekolah, aku sudah sangat merindukan teman-temanku.”
“Ah, that’s good idea.” Ucap Emma sambil mengusap lembut kepala Minhyuk. “Entah kenapa aku sangat bahagia saat mendengarmu berbicara lembut padaku. Aku harap kau terus seperti ini, Kang Minhyuk.”
“Yak, waeee? Aku memang lembut pada siapapun…!”
“Omo..omo.. kau tidak sadar, eoh? Jantungku hampir lepas dari posisinya tiap kali kau marah- marah padaku dan eomma! Lembut apa?!”
“Yak! Krystal-ya! Jangan memancing amarah anakku, biarkan dia bersikap baik sekarang.” Bela Emma pada anak laki-lakinya seraya kembali mengusap rambut cokelat Minhyuk. “Ah, sekarang habiskan sarapan kalian, setelah ini bersiaplah ke rumah Adele. Sampaikan salamku pada keluarga itu.”
“Ne~” jawab Minhyuk dan Krystal serempak.
***
Krystal pov
Sesudah sarapan, aku segera mengemasi pakaian dengan dibantu asistenku. Setelah selesai, aku segera menemui orang yang sekarang berstatus sebagai ‘oppa’ku yang sudah menunggu di ruang tamu sambil berkutat dengan poselnya.
Hah.. terkadang saat dia tidak berteriak seperti ini, aku menyayanginya sama seperti aku menyayangi Sica eonnie, tapi kalau dia sudah berteriak padaku dan eomma, aku sangat membencinya lebih dari aku membenci serangga.
“Kajja.” Ucapku ketika sudah sampai di depan pintu.
Tanpa membalas ucapanku, Minhyuk oppa bangkit dan keluar bersamaku.
Tiga puluh menit perjalanan dari rumahku di Gangnam menuju kawasan Songdo.
Salah satu kebiasaan Kang Minhyuk yang aku tidak suka adalah saat ia memutar musik bernuansa metal dengan volume tinggi, dan ia melakukannya lagi sekarang. Sepuluh menit pertama, aku masih bisa bersabar, tapi menit berikutnya telingaku sudah tidak bisa menerimanya yang saat itu juga aku menekan tombol ‘stop’ pada pemutar musiknya.
“Yak! Siapa yang suruh kau mematikan laguku!” ucapnya ketika aku mematikan pemutar musik.
“Aku tidak suka lagu metal. Jangan putar itu saat kau bersamaku!”
“Andwae! Kau di mobilku, jadi kau harus ikut aturanku!”
“Eoh! Aku tidak pernah memintamu mengantarku, ‘kan?! Kau sendiri yang mau!” ucapku pada Minhyuk oppa seraya menghalangi tangannya yang berusaha kembali menyalahkan pemutar musiknya.
Kesal dengan perbuatanku, ia menginjak rem mendadak hingga membuatku hampir terbentur dashboard. “Yak! Apa-apaan kau ini?!”
“Turun sekarang.”
“Mwo?!”
“Aku bilang turun!” ucap Minhyuk oppa. Aku rasa jiwa monsternya kembali keluar sekarang.
Aku merasa sakit kepala tiap kali ia berteriak seperti itu padaku. Aku melepas sit belt dan membuka pintu mobil. “Baiklah! Tapi jangan salahkan aku kalau kau tidak bisa menggunakan mobil kesayanganmu ini lagi!” ucapku setelah keluar dari mobil dan membanting keras-keras pintu itu seakan aku membanting namja yang tingkat emosinya tidak bisa dikendalikan itu.
Aku pikir ia akan berubah pikiran setelah aku mengancamnya. Ternyata tidak. Ia benar-benar pergi meninggalkanku di tengah jalan.
Cih, oppa macam apa dia?!
Aku melanjutkan perjalanan dengan menggunakan taksi. Ketika berhenti tepat didepan rumah, aku melihat mobil namja sial itu terparkir rapih di pekarangan rumahku. Aku pikir ia tidak akan kesini?
“Annyeonghaseyo..” sapaku ketika masuk ke dalam rumah yang disambut hangat oleh eomma dan Sica eonnie yang langsung membanjiriku dengan peluk dan ciuman.
“Ah, Krys, i really missing you!!” ucap eomma seraya terus memelukku.
“Ne, me too! Kau bilang akan sering main kesini!” sambung Sica eonnie yang juga memelukku.
“Aku sibuk belajar, kalian tahu sendiri selama sakit aku banyak tertinggal pelajaran, kalau aku tidak segera melunasi hutang nilainya, aku tidak bisa naik kelas. Aku juga belum lama ini pulang dari Jerman untuk perawatan.”
“Ah, tapi, kenapa Minhyuk sampai lebih dulu darimu? Apa kalian tidak jalan bersama?” tanya eomma.
Akhirnya! Aku harap Minhyuk bisa kena omel setelah ini, hitung-hitung mengurangi rasa kesalku karena tadi.
“Ah, tadi saat di pom bensin ia pergi ke toilet, aku lupa kalau aku pergi bersama yeodongsaeng-ku. Mainhae, Krystal-ya.” Ucap Minhyuk seraya merangkulku.
“Mwoya? Pom bensin apa?!”
“Eoh, aku lupa, kau mau ice cream cake? Aku membuatkannya khusus untukmu. Gidariyo.” Ucap eomma yang langsung pergi meninggalkan ruang tamu.
Entah aku merasa ada yang tidak beres dengan Kang Minhyuk jika melihatnya sekarang. Suaranya berubah menjadi lembut dan sangat sopan saat didepan Sica eonnie dan Adele eomma. Mengingat bagaimana kasarnya dia saat marah. Eoh! Bahkan aku tidak pernah melihat dia bertingkah kasar saat sekolah. Dasar namja aneh!
***
Malam pertama dirumah ini lagi setelah beberapa bulan pindah, rasanya menjadi sedikit asing, tapi menyenangkan. Jujur aku sangat merindukannya, sejak pindah ke Gangnam, teman-temanku jarang mengunjungiku karena cukup jauh dari rumah mereka. Alasan lainnya yang membuat aku kesal adalah kehadiran Kang Minhyuk di hidupku sekarang. Mereka masih sedikit trauma dengan kejadian beberapa waktu lalu dan itu membuat aku semakin merasa kesepian dirumah megah itu.
KLEK
Pintu kamarku terbuka. Aku melihat sosok yeoja cantik dengan masker yang masih menempel di wajahnya. Dia eonnie-ku.
“Krystal-ya..”
“Eoh, wae?”
“Kita sudah lama tidak ke kedai es krim Kwang Soo ahjussi, mau kesana?” ajak eonnie. Kebetulan aku sedang ingin sesuatu yang dingin.
“Okay, setelah kau menghapus masker itu kita langsung jalan.” Ucapku segera menyetujui ajakannya
Krystal pov end
***
New York, USA
Seorang namja tampan duduk sambil menatap halaman belakang rumah megahnya dari jendela rumah itu dengan suatu pikiran yang mengganggunya. Dengan gusar sesekali ia mengacak rambutnya dan memperhatikan pagar rumahnya untuk menunggu keluarganya pulang.
Setelah menunggu cukup lama, sebuah mobil mewah akhirnya memasuki pekarangan megah itu. Ia segera bangkit dari duduknya dan turun ke bawah untuk menemui orang yang baru saja sampai di rumah itu.
“Annyeong, appa, eomma.” Sambut Joong Ki ketika melihat orang tuanya masuk dan duduk di ruang keluarga.
“Eoh, bagaimana? Apa kau sudah dapat tempat tinggal yang bagus?” Tanya appa Joong Ki spontan yang sentak membuat Joong Ki sedikit tidak nyaman dengan jawaban dingin ayahnya itu.
“Appa, eomma, tidak bisakah aku tinggal disini bersama kalian saja? Kampus-ku tidak jauh dari sini. Kenapa aku harus mencari rumah lain kalau aku masih bisa tinggal bersama kalian disini?”
“Mwoya? Tinggal disini? Aku pikir tidak bisa.” Jawab eomma Joong Ki seraya meminum teh yang baru saja dibawa oleh seorang asisten rumah tangga.
“W..waeyo??”
“Kami ingin agar kau bisa lebih mandiri walau tanpa tinggal bersama kami. Sama seperti hyung-mu.” Ucap appa Joong Ki tanpa menatap wajah Joong Ki yang tidak bisa menahan rasa sedihnya.
“Mandiri? Kalau hanya mandiri yang kalian harapkan dariku, aku sudah cukup mandiri tanpa kalian 15 tahun! Aku hanya ingin tinggal bersama kalian, melihat kalian setiap hari, tidak lebih. Apa karena kalian sangat sibuk, kalian lebih memilih membiarkanku di jalan daripada bersama kalian, eoh?” seru Joong Ki. Suaranya semakin bergetar dan matanya sudah tidak sanggup membendung cairan bening yang akhirnya membasahi pipi mulusnya. Orang tua Joong Ki memang pengusaha yang sibuk sampai bertemu anaknya-pun sangat sulit. “15 tahun aku tinggal dan dibesarkan dengan Bae Young ahjumma, hanya dia yang memeluk dan merawatku saat sakit. Aku ini anak kalian atau anak pembantu?! Kalian tidak pernah peduli dengaku!”
Mendengar kata- kata Joong Ki yang menurut orang tuanya kasar, appa Joong Ki bangkit dari duduknya. “Kau pikir siapa yang membayar mereka?! Kalau kami tidak peduli denganmu, kau tidak akan tumbuh hingga sebesar ini dan bisa tinggal dengan nyaman, sekolah di sekolah favorit! Semua! Kami melakukan ini hanya untukmu dan hyung-mu. Kalau tidak untuk kalian, aku memilih untuk lebih baik mati daripada lelah bekerja seperti ini. Kau masih ingin bilang kalau kami tidak peduli denganmu?!” bentak appa Joong Ki.
“Yeobo.. Jangan marah seperti itu. Ingat jantungmu.” Ucap eomma Joong Ki seraya menenangkan suaminya yang sedaritadi memarahi Joong Ki. “Joong Ki-ya, kau harus mengerti, nak. Kami melakukan ini juga untukmu. Suatu hari nanti kau dan hyung-mu yang akan meneruskan pekerjaan kami. Kami ingin kau memiliki jiwa pemimpin dan mandiri kelak. Ini cara untuk membentuk jiwa itu. Aku harap kau mengerti.” Ujar eomma Joong Ki yang sekarang menghusap lembut punggung anaknya.
Joong Ki bangun dari duduknya dan langsung lari ke kamarnya. Ia kembali duduk di depan jendela dan terdiam. Kali ini ia bingung apa yang ingin ia pikirkan. Wajahnya berubah menjadi pucat, jantungnya berdebar cepat sejak ayahnya membentak dia untuk pertama kalinya seperti tadi.
Tidak bisa menahan tangisnya lagi, Joong Ki menangis sejadinya hingga terisak. ‘Aku hanya ingin kasih sayang dari orang tuaku, bukan dari orang lain. Tidak bisakah kalian mengerti perasaanku?! Aku ingin kalian peluk, dan kalian kasihi setiap harinya. Aku memiliki appa dan eomma kandung, dan kalian sehat, tapi kenapa aku tidak bisa merasakan sekedar hangatnya pelukan kalian? Aku sangat merindukan kalian..’
o0o TO BE CONTINUE o0o
*CHSA*
HOLA^^ finally yah chapter ini jadi juga hahay. maaf ya kemaren sempet PHP. itu lagi iseng cari inspirasi^^ maaf juga kalo chapter ini ga maksimal dan kalo ngerasa chapter ini rada aneh, karena author juga pake sistem kebut nyelesai-in-nya karena ga enak sama kalian kemaren udah PHP-in xD
tolong maklumin author ya, sekarag lama nambah chapternya, bukan karena males/kehabisan ide, tapi ga sempet nulisnya. cerita ini sampe endingnya udah jadi, tapi yang susah itu ngerangkainya jadi sebuah kalimat yang (semoga aja) baik dan bagus+nyambung dibaca, jadi kalian ngerti maksud dari ceritanya.
author harap kalian ga bosen-bosen buat tungguin ff ini sampe selesai dan terus dukung author. kalau ada komentar atau saran, author terbuka kok, silahkan coret-coret di kolom komentar atau bisa mention ke twitter/lewat fb juga boleh^^
jangan lupa juga ya SUBSCRIBE + LOVE ff ini buat nyenengin hati author hahaha^^ yowes, udahan dulu author ceritanya. kalian baik-baik disana :* annyeong~