Krystal dan Jessica bersiap untuk mengunjungi kedai milik paman kesayangan mereka, Kwang Soo ahjussi, untuk pertama kalinya sejak Krystal tidak lagi tinggal di rumah lamanya. Kwang Soo ahjussi sendiri sudah tau jika keponakannya itu sekarang sudah menemukan ibu kandungnya.
Sampai di depan kedai bernuansa biru itu, Krystal dan Jessica masuk seraya mengucapkan salam dengan sopan yang seketika itu juga disambut hangat oleh keluarga pemilik kedai itu. “Annyeonghaseyo..”
“Eoh! Annyeong, Krystal-ya, Sica-ya!” sapa Jae Na ahjumma dan Kwang Soo ahjussi bersamaan ketika melihat siapa yang muncul dari balik pintu.
Mendengar dua nama gadis disebut orang tuanya, seorang namja tampan menampakan tubuhnya dari balik ruangan lain untuk segera melihat sosok yang baru saja disebut orang tuanya. “YAK! KRYSTAL-YA!” ucap namja itu dengan pekikan yang cukup keras ketika melihat Krystal yang masih berdiri di ambang pintu.
‘Agioo! Kenapa Jonghyun oppa disini?! Bukannya dia ada di Beijing?!’ batin Krystal disertai dengan wajah masamnya yang merasa berdosa karena harus datang ke tempat itu ketika melihat Jonghyun, anak Kwang Soo dan Jae Na, yang saat ini berdiri dibelakang etalase es krim.
“Omo! Naega jeongmaaaalll bogoshippoyo, Krystal-ya!” ucap Jonghyun seraya menghampiri Krystal dan memeluk gadis itu dengan erat.
“YAAAKK! Oppa! Lepaskan, aku malu dilihat banyak orang!” seru Krystal sambil merenggangkan pelukan Jonghyun.
Jessica, Kwang Soo, dan Jae Na hanya tertawa melihat tingkah Jonghyun dan Krystal yang menggemaskan. “Yak, dia benar- benar merindukanmu, Krys.” Ucap Kwang Soo ahjussi sambil tertawa.
“Ah, kau ingat? Dulu aku berjanji akan mengajakmu berkencan jika aku libur kuliah, kau mau, ‘kan? Ayolaahhh jebaalll.” Pinta Jonghyun seraya menggenggam tangan Krystal dengan kuat.
“Aggrrhhh!! Shireo!!! Lepaskan!”
“Ah jinjja jebal, Krys. Besok lusa aku harus kembali ke Beijing. Ayolah, aku mohon. Kau tidak kasihan denganku? Aku di Beijing selalu memikirkanmu.” Ucap Jonghyun seraya memasang wajah memelasnya.
Krystal sebenarnya tidak tahan dengan rengekan, ia melihat ke arah wajah tampan Jonghyun yang sangat memohon sambil menggenggam tangannya. ‘sebenarnya kau namja baik, Jonghyun oppa, tapi kenapa kau sangat keras kepala, eoh?’ batin Krystal.
“Arasseo..arasseo! Aku akan pergi denganmu. Tapi aku mohon, jangan merengek seperti ini lagi.” Ucap Krystal. “Kau harus membelikanku Jjajangmyeon nanti!”
“Arasseo! Tunggu sebentar, aku harus ganti baju!” ujar Jonghyun yang sekejap menghilang dari balik ruangan.
***
Krystal Pov
Aku melangkahkan kakiku di kawasan Myeongdong bersama sepupuku yang berisik, Lee Jonghyun. Dia tampan, tapi entah kenapa bisa ada namja sebawel dia. Atau mungkin suara bising itu yang diturunkan Lee Kwang Soo ahjussi pada anaknya?
Sesekali aku hanya melirik ke arah Jonghyun oppa, tapi sama sekali tidak mendengarkannya karena aku menyembunyikan sepasang headset yang aku sisipkan di telinga. Tapi tetap saja! Sudah membesarkan volume, suara orang ini masih tembus di telingaku! Walaupun ia dan ayahnya berisik, aku menyukai mereka. Keluarga mereka sangat hangat dan harmonis.
Setelah mengitari Myeongdong yang dipadati turis dan orang yang berlalu-lalang disana, aku dan Jonghyun oppa memasuki sebuah kedai tenda sederhana yang ada di pinggir jalan. Tempat itu cukup ramai.
Kami memilih tempat paling pojok dari tenda. Semua berjalan biasa saja sampai seseorang menghancurkan mood-ku hari itu muncul di depan mataku.
“Eoh, Krystal sunbaenim?” Tanya seorang namja yang sekarang berdiri tepat disebelahku seraya memegang pundakku.
“Nuguseyo?” tanyaku pada orang itu. Aku tidak begitu mengingat wajahnya. Lebih tepatnya tidak mengingatnya sama sekali.
“Kim Myung Soo imnida. Aku hoobae-mu di sekolah, yang beberapa hari lalu meminta tanda tanganmu di taman.”
“Ah, ye. Ada apa?” jawabku singkat. Entah apa yang membuatnya merasa sangat dekat denganku, ia langsung menarik salah satu kursi disana dan ikut bergabung di mejaku dan Jonghyun oppa. Terlihat sekali di wajah Jonghyun oppa, jika ia tidak nyaman dan bingung dengan apa yang dilakukan Myung Soo itu. “Yak! Siapa yang mengizinkanmu duduk disini?” ujarku ketika melihat anak itu mulai duduk di kursi mejaku.
“Aku ‘kan hoobae-mu, aku juga fans beratmu sejak menonton acara teater akbar kemarin!” ucapnya antusias. “Sunbae, kau harus tau. Dari pertama aku melihatmu, aku tau kau orang yang sangat berbakat!”
Aku semakin kesal dengannya setelah ia membicarakan teater di depan wajahku. Aku menarik paksa headset yang ada di telingaku dan menaruh kasar di atas meja seraya menantap Myung Soo dengan dingin. Wajah itu. Sama sekali tidak merasa bersalah atau tidak enak. Sama seperti Joong Ki sunbae saat memaksaku bergabung di acara teater akbar dan berlatih. “Hmm, aku beri tahu kau sesuatu. Aku bukan anggota teater. Kau salah mengidolakanku karena organisasi itu.”
“Geundae, sunbae, aku ikut ekskul teater karena kau! Di angket sekolah kemarin namamu masuk sebagai anggota teater terbaik. Keyakinanku ikut teater bertambah ketika aku melihat bagaimana kau berperan menjadi Cinderella di acara teater kemarin. Aku….”
“Aish! Shut up!” potongku. Anak itu... terlalu banyak bicara, sama seperti Jonghyun oppa.
“Eoh! Krys, kau main di acara teater? Kapan? Dimana? Kenapa aku tidak tahu? Kau jadi Cinderella? Woaahhh! Daebak! Aku tidak salah mengencani seorang gadis sepertimu!” ucap Jonghyun oppa yang semakin membuat musim panas kali ini jadi semakin panas untukku.
“Yak! Kita tidak sedang berkencan, oppa.” Ucapku pada Jonghyun oppa dengan suara yang aku tahan agar tidak berteriak di depannya. “Dan kau, Myung Soo-ya! Kau berlebihan! Aku bukan anggota teater dan aku tidak pernah bergabung di organisasi itu. Jika kau ikut ekskul teater karena aku, kau hanya membuang waktumu karena aku tidak akan pernah lagi ada disana.”
“Geundae sunb…”
“Ssstt.. Aku harus pulang sekarang. Jonghyun oppa, bisa kau antar aku pulang? Aku lelah.” Ucapku lagi setelah memotong ucapan Myung Soo yang pasti tidak akan ingin aku dengar.
“Baiklah, Cinderella.” Ujar Jonghyun oppa. “Myung Soo-ssi, kami duluan.”
Krystal Pov End
Krystal dan Jonghyun segera meningalkan Myung Soo yang masih diam di tempatnya setelah mendapat sedikit celotehan sunbae-nya. Wajah Myung Soo seketika berubah murung ketika ditinggal pergi.
“Eoh, apa yang salah denganku? Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?” ucap Myung Soo pada dirinya sendiri.
Namun sedetik kemudian, wajahnya kembali tersenyum dengan suatu pikiran yang melintas di benaknya seraya membalik tubuhnya dan melihat ke arah pintu keluar.
***
New York
Joong Ki Pov
Aku mengemasi barang-barangku dengan lesu dibantu oleh pengurus rumah orang tuaku. Aku akan pindah ke rumah baru, yang jaraknya benar-benar dekat dari universitas nanti. Sendirian. Ya, aku akan tinggal sendiri lagi. Atau mungkin tidak. Akan ada beberapa pengurus rumah yang orang tuaku pekerjakan nanti. Always like that…
Beberapa pekerja mulai menurunkan barang-barang dari kamarku. Hatiku masih sangat kesal dan sedih, aku benci sendirian, tapi aku selalu harus sendiri. Aku bukan tipe pemberontak, aku lelah jika harus berkelahi dan dimarahi, jadi satu-satunya agar aku terhindar dari itu semua hanya menuruti semua yang orang tuaku bilang. Dan sekarang aku harus berpisah ‘lagi’ dari mereka.
Setelah kamarku kosong, aku menutup pintu kamar dan menuruni anak tangga satu persatu. Aku melihat seseorang di bawah. Seseorang yang hampir aku tidak pernah lihat sejak 15 tahun yang lalu. Dia hyung-ku. Aku senang melihat wajahnya tapi aku juga gugup. Ternyata ia benar-benar tampan dan mirip denganku.
“Hyung!” sapa ku ketika aku melihatnya melintas di depanku.
“Eoh, Joong Ki-ya! Annyeong.” Ucapnya santai. Wajahnya begitu dingin.
Aku menghampirinya dan memeluknya. Aku sangat merindukan orang ini! Sangat! Nasibnya sama sepertiku. “Naneun jeongmal bogoshipposeoyo hyung-a!” ucapku seraya memeluka.
Ia hanya menghusap punggung dan kepalaku. “Nado.” Ucapnya seraya melepaskan pelukanku. “Apa hari ini kau pindah ke tempat baru?” tanyanya.
“Ne, apa kau mau mengantarku kesana? Aku akan sangat senang. Sudah lama kita tidak keluar bersama, bukan?”
“Ah, mian, aku kesini hanya sebentar. Aku harus meeting dengan appa dan eomma, setelah itu kembali ke Los Angeles. Persiapkan dirimu untuk hal ini.” Ucap namja yang aku panggil ‘hyung’ ini. Setelah itu ia meninggalkanku menuju ruang kerja appa. Dia sungguh flat.
Aku mencoba untuk bergabung dengan mereka sebelum aku pergi, tapi setelah aku masuk ke ruang kerja appa, mereka lebih dulu melambaikan tangan dan mengucapkan ‘hati-hati di jalan’ sebelum aku mencoba untuk bergabung dengan mereka. Kesal? Sudah pasti. Rasanya aku ingin sekali mengambil tombak pajangan yang ada di ruang kerja appa dan melempar tepat di kepalanya. Tapi aku takut dan terlalu menyayangi orang itu. Aku tidak bisa melakukannya.
Joong Ki Pov End
Setelah mendapat perlakuan pahit dari ayahnya, Joong Ki segera menancap gas mobilnya menuju rumah baru yang akan ditempatinya. Lagi – lagi rumah mewah yang sangat disayangkan jika penghuninya hanya seorang pemuda kesepian dengan beberapa orang pengurus rumah.
Joong Ki memasuki rumah itu seraya menatap sebuah bingkai foto besar yang berisikan gambar ayah, ibu, dan kakak-nya. “Sudah sangat lama..” ucapnya pelan ketika melihat foto yang di ambil setelah kakak-nya lulus dari sekolah menengah atas.
Ia kembali menginjak anak tangga menuju kamar barunya yang belum selesai di rapihkan. Ia merogoh kantung celana dan meraih sebuah jam kantung antik. Dari seseorang yang sangat ia rindukan. Dilihatnya jam waktu pukul 9 a.m UST, itu artinya pukul 10 p.m KST di Korea. “Aku harap kau belum tidur.” Ucapnya seraya merogoh kantungnya kembali dan mengambil ponsel miliknya. Ia buka aplikasi LINE dan mencari nama “Isabella”, kemudian menekan layar bertuliskan video call.
Di layar, muncul wajah seorang yeoja cantik lengkap dengan senyum manisnya. Sama halnya dengan yeoja itu, namja yang baru saja menelpon yeoja itupun tak lupa menaruh senyum di wajahnya ketika telpon berhasil menghubungkan mereka.
“Joong Ki sunbae, Annyeoonnnngggg!” sapa Krystal dengan riang ketika melihat salah satu sumber kebahagiaannya di layar telpon.
“Annyeong, Isabella.” Ucap Joong Ki membalas salam dari seseorang yang sangat ia rindukan untuk dipeluk. “Apa kau sudah ingin tidur? Aku mengganggumu?”
“Ani.. aku sangat merindukanmu. Rasa lelahku hilang begitu saja saat aku sekedar membaca panggilan darimu.” Seru Krystal. Wajah cantiknya yang berseri mengalahkan warna pucat di wajahya.
“Jinjja? Sejak kapan kau belajar gombal? Apa Chanyeol yang mengajarimu?”
“Ahahahha anieyo! By the way, disana masih pagi, ‘kan? Tumben sekali. Bukannya kau selalu sibuk setiap pagi?”
“Ne, sebenarnya banyak hal yang harus aku lakukan, but.. I’m so lonely…” ujar Joong Ki. Seketika senyumnya memudar ketika mengucapkan kata ‘kesepian’.
Melihat sunbae kesayangannya itu sedih, Krystal melebarkan senyumnya dan meyakinkan namja itu. “Gwaencanhayo sunbaenim, aku disini untukmu. Kapanpun kau merasa kesepian, aku siap menemanimu. Hubungi aku kapanpun kau ingin menghubungiku… I’m always with you, even when you can’t see me, I’m here…..”
o0o TBC o0o
mianhaeyo chingu-ya. setelah lebih dari 2 bulan, akhirnya chapter ini selesai. padahal bikinnya cuma 3 hari -,-
minal 'aidin wal faidzin untuk yang merayakan^^
untuk readers, author lagi butuh banget masukan. menurut kalian yang baca, kalian ngerti gak jalan ceritnya? soalnya author takut bikin ceritanya keluar jalur dan jadi ngawur.
dan, bahasa yang author pake disini, sulit dimengerti/ngga?
terima kasih banyak untuk yang respon pertanyaan author. jawaban kalian sangat dibutuhkan untuk perkembangan ff ini^^