Semakin larut malam, semakin mata gadis berusia enam belas tahun itu tetap terjaga. Belum lagi dengan posisinya sekarang yang tidak bisa bergerak karena seseorang memeluk dengan erat disebelahnya, Jessica.
Krystal dengan gusar membalikan tubuhnya dan mengambil ponsel miliknya dari atas meja kecil di sebelah tempat tidur. Di lihat layar ponsel yang ternyata mendapati dua pesan masuk. Dari Frog Price.
'Krystal-ya, apa kau baik-baik saja? Bagaimana kondisimu di sana?' Isi pesan yang pertama.
'Krys, maukah kau besok mengantarku ke bandara, jika kau tidak sibuk? Pesawatku akan terbang jam 2 siang. Aku akan menunggumu di bandara. Jaljayo' begitu isi pesan kedua dari Joong Ki.
Membaca pesan terakhir dari Joong Ki membuat Krystal merasa sedih. Tapi mau bagaimana lagi?
Krystal mengusap pipinya yang basah karena tetesan air matanya dan berusaha setegar mungkin agar air matanya tidak jatuh untuk yang kedua kali, toh ia akan kembali lagi ke sisinya.
Ia menekan layar bertuliskan ‘reply’ dan mulai menulis pesan balasan. ‘aku baik-baik saja. Saat ini yang membuat aku tidak baik hanya kepergianmu besok.. aku pasti akan mengantarmu ke bandara. tunggu aku disana.’ Tulis Krystal dalam pesannya dan kemudian memejamkan mata, mencoba untuk tidur agar tidak terlalu lelah keesokan harinya.
***
8 a.m KST
Pagi itu benar-benar sibuk di rumah keluarga Jung. Adele dan Emma saling bantu membereskan barang-barang Krystal, sementara Krystal sendiri hanya duduk mematung karena kakaknya masih belum bergeming dari tubuhnya hingga saat ini. “Eonnie, berhentilah memelukku. Aku sangat lelah.”
“Krystal-ya, aku tidak tau apa aku masih bisa memelukmu lagi setelah ini atau tidak. Jadi jangan larang aku untuk terus memelukmu. Ara?!” jawab Jessica seraya mempererat pelukan pada adiknya.
“Kau bisa terus mengunjungiku, aku juga akan sering kesini. Jangan berlebihan! Kau sudah mengganggu tidurku semalam….” Gerutu Krystal yang sama sekali tidak dihiraukan.
Satu persatu barang-barang Krystal diturunkan dari kamarnya. Terlihat seisi ruang tamu sudah menumpuk barang yang akan dipindahkan ke kamar baru Krystal di Gangnam. Emma sendiri juga sudah siap untuk mengajak anaknya kembali ke rumah dengan wajah yan berbinar. “Sudah beres semua.” Ujar Emma seraya meletakan kotak terakhir. Ia memanggil salah satu ahjussi untung bantu membawakan barang-barang ke dalam mobil box.
Sedangkan Adele berusaha menahan air matanya agar tidak menangis didepan anaknya. Ia menghampiri Krystal dan duduk di sampingnya. “Krystal-ya, jaga dirimu baik-baik disana. Jangan lupa makan dan minum obatmu. Kau harus jadi anak baik disana.” ucap Adele.
Melihat ekspresi wajah ibunya yang semakin sedih, Krystal melepaskan pelukan Jessica dan memeluk yeoja paruh baya yang sudah membesarkannya. “Ne, eomma.”
“Baiklah, semua sudah beres. Kita bisa jalan sekarang.” Seru Emma yang baru saja memasuki rumah setelah mengatur barang-barang Krystal di mobil box.
Perlahan Krystal melepaskan pelukan dari eommanya dan menghampiri Emma yang sudah menunggunya di depan pintu. “Aku pamit. Sampaikan salamku untuk appa.” Ucap Krystal pada Adele dan Jessica yang ikut mengantarnya sampai ke pekarangan rumah.
Krystal yang sudah berada didalam mobil, menurunkan kaca jendela dan melambaikan tangan pada dua keluarganya yang sekarang sudah terisak dalam tangisnya. Sebenarnya, Krystal merasa canggung. Untuk pertama kalinya ia akan berpisah dengan keluarganya, apalagi di rumahnya yang baru nanti ada Kang Minhyuk.
Selama di perjalanan Krystal larut dalam diamnya, sedangkan Emma sibuk dengan telfon dari berbagai macam perusahaan dan smartphone miliknya. “Krys, look! Aku rasa lampu ini akan cocok jika diletakan di meja kamarmu. Apa kau menyukainya? Aku akan membelikannya untukmu.” Ucap Emma pada akhirnya membuka percakapan diantara mereka.
“Eoh, ya bagus. Tapi aku masih punya yang lama.” Jawab Krystal sopan pada ibu barunya itu.
“Aku tidak mengemasi barang-barang selain pakaian dan koleksi bukumu. Sisanya aku sudah menyiapkannya di kamar baru. Kau pasti akan menyukainya.” Balas Emma dengan penuh semangat seraya mencari-cari peralatan lainnya di toko online.
Lagi-lagi Krystal kembali terdiam, menghelakan napas panjang dan kembali mengalihkan pandangannya ke jendela. Sesekali ia melirik arloji miliknya. ‘masih pukul 9. Aku harap aku tidak terlambat nanti..’ batinnya.
***
Sebuah Limousine memasuki pekarangan rumah yang sangat luas dan berhenti tepat didepan pintu masuk sebuah rumah yang bisa dikatakan hampir seperti istana. Seorang pengurus rumah tangga membukakan pintu untuk Krystal dan yang lainnya membuka pintu untuk Emma.
“Gamsahamnida.” Jawab Krystal sopan seraya membungkukan tubuhnya pada yeoja yang telah membukakan pintunya.
Krystal mengikuti Emma di sampingnya dan mulai memasuki rumah megah itu. Krystal sudah tidak heran dengan kemewahan isi rumah itu karena sebelumnya ia sudah dua kali kesana, tapi tetap merasa canggung karena mulai sekarang ia akan tinggal di istana itu.
“Young Ji-ah, tolong panggil semua pengurus rumah sekarang.” Perintah Emma pada salah satu pengurusnya seraya duduk manis di ruang keluarga bersama Krystal di sebelahnya.
“Baik, nyonya.” Jawab Young Ji yang segera melaksanakan perintah Emma. Tidak memakan waktu lama, semua pengurus rumah berkumpul di ruangan itu. Mulai dari koki, pengurus rumah, tukang kebun, penjaga rumah, hingga supir hadir disana.
“Ada yang ingin aku bicarakan pada kalian.” Ujar Emma memulai pembicaraan. “Kalian pasti belum tau siapa yeoja di sebelahku. Dia anak kandungku. Sebelum aku menikah dengan Kang In, aku sudah pernah menikah dan punya anak, dan ini anakku. Namanya Krystal. Aku mau mulai sekarang kalian bisa menghormatinya sama seperti kalian menghormatiku dan Minhyuk.”
Krystal hanya tersenyum getir dan kemudian membungkukkan tubuhnya pada para pelayan di rumah itu. Sedikit tidak enak mendengar kata-kata Emma yang mengharuskan mereka menghormatinya, karena seluruh pelayan jauh lebih tua usianya. “Ehm, Krystal Jung imnida.” Ucap Krystal dengan sopan seraya kembali membungkukan tubuhnya.
BRAK!
Terdegar suara pintu dibuka dengan kasar hingga membentur jendela yang ada di baliknya. Sentak seisi ruangan memalingkan pandangannya ke arah asal suara. Ternyata Minhyuk yang datang.
Lagi-lagi seluruh pelayan memberikan tanda hormat pada tuan-nya itu. Terlihat wajah masam di wajah tampannya, “Kenapa kalian semua tidak membuka gerbang untukku? Apa kalian tuli?!” ucap Minhyuk kesal pada para pelayannya.
“Apa kau tidak bisa memperlakukan mereka dengan baik? Aku yang menyuruhnya agar tetap disini hingga aku selesai bicara dengan mereka.” Seru Emma pada Minhyuk yang sekarang sudah berdiri didepan para pelayannya.
“Kau pikir kau siapa? Mereka pelayan ayahku dan me….” Ia menggantungkan kalimatnya ketika melihat sesuatu yang cukup menarik baginya. “Krystal Jung.” ujarnya ketika melihat ekspresi wajah Krystal yang sedikir terkejut mendengar apa yang Minhyuk ucapkan pada ibu barunya.
“Kalian semua boleh kembali bekerja sekarang.” Perintah Emma pada para pelayannya. “Kang Minhyuk, ada yang harus aku bicarakan padamu.”
“Kenapa gadis ini ada disini?” tanya Minhyuk pada ‘ibunya’ kembali.
Krystal mulai gelisah dan tidak nyaman dengan kondisi canggungnya saat ini. sesekali ia menatap Minhyuk dan kemudian menundukkan kepalanya.
“Mulai saat ini, Krystal akan tinggal disini. Sebagai adikmu.” Jelas Emma.
“MWO?! Kau bilang apa? Adikku? Apa maksudmu?!”
“Sebelum aku menikah dengan ayahmu, aku sudah menikah dan memiliki anak. Aku meninggalkan mereka dan lebih memilih untuk pergi bersama ayahmu. Ayah Krystal sudah meninggal, dan sekarang Krystal akan tinggal disini bersama kita.”
Minhyuk sangat terkejut mendengar penjelasan Emma dan menatap tajam Krystal yang masih tertunduk. Ia menggenggam erat kunci mobil di tangannya dan melemparnya. “Solma!”
“Kau harus menerimanya.”
Minhyuk jalan mendekati Krystal dan berlutut didepannya. “Krystal-ya, kau lebih memilih Joong Ki sialan itu daripada aku, dan sekarang kau muncul didepanku sebagai adikku?!” bentak Minhyuk pada Krystal yang masih menunduk dan memejamkan matanya.
Mendengar pekik-an suara Minhyuk yang cukup membuat telinganya berdengung, Krystal membuka matanya dan memberanikan diri menatap namja yang tepat berada di hadapannya. “Kau pikir aku mau punya kakak sepertimu?”
“Kang Minhyuk. Aku harap kau bisa jadi oppa yang baik untuk Krystal. Dia sakit dan tidak boleh terluka. Kau harus menjaganya dengan baik.” Ucap Emma yang membuat Minhyuk semakin kesal.
Minhyuk berdiri dari posisinya dan kembali menghadap ibunya itu. “Oppa yang baik? Haha, baiklah. Aku akan menjadi oppa yang baik untuk dongsaeng-ku tercinta.” Minhyuk membalikan tubuhnya menghadap Krystal, “ara.. Aku akan menjadi oppa yang baik untukmu. Mulai sekarang, panggil aku oppa, Minhyuk oppa.”
***
Krystal’s Room
Krystal menata barang-barangnya kembali di kamar baru dibantu oleh Young Ji, seorang ahjumma yang mulai saat ini akan menjadi asisten Krystal. ‘Apa yang harus aku lakukan di kamar sebesar ini sendirian.’ Batin Krystal.
Kamar Krystal sekarang bisa dibilang sangat mewah. Ukurannya lebih besar dua kali lipat ukuran ruang tamu di rumah lamanya, tetapi masih dengan nuansa yang sama. Biru dan putih, warna kesukaan Krystal.
Krystal menyusun buku-bukunya di satu rak. Sesaat ia ingat sesuatu yang harus ia lakukan. Ia melirik arlojinya yang menunjukan pukul satu siang. “Omo! Joong Ki sunbae! Aku hampir lupa.”
“Ada apa, nona?” tanya Young Ji yang mendengar gumam Krystal.
“Aku harus mengantar seseorang ke bandara sekarang.”
“Eoh, kau bisa meminta bantuan Ki Ho ahjussi untuk mengantarmu kesana.”
“Lalu kamarnya?”
“Aku akan membereskannya. Kau bisa pergi nona.” Jawab Young Ji seraya tersenyum pada Krystal.
“Baiklah. Gomawoyo, ahjumma. Kalau begitu, aku pamit.” Ucap Krystal yang segera pergi setelah memberi salam pada asisten barunya.
***
Krystal menuruni anak tangga satu persatu, sebelum pergi, ia harus pamit dengan ibunya. Ia tidak ingin membuatnya khawatir karena pergi tanpa pamit. “Um, Eomma.. hari ini Joong Ki sunbae akan berangkat ke New York. Aku ingin ke bandara sekarang untuk mengantarnya.” Ujar Krystal setelah menemukan Emma di ruang kerjanya.
“Joong Ki?”
“Song Joong Ki, pangeran dalam drama teater sekolah.”
“Ah, pangeran tampan itu. Baiklah, kau akan pergi dengan siapa?”
“Young Ji ahjumma bilang, Ki Ho ahjussi bisa mengantarku kesana.”
“Hmm, Ki Ho sedang mengambil berkas-berkasku yang tertinggal di kantor. Kau bisa minta Minhyuk untuk mengantarmu.” Ujar Emma yang membuat Krystal sedikit tercengang.
“Minhyuk? No.”
“Why? He’s your brother now.”
“Shiro. Aku akan pergi naik taksi.”
“Andwae, aku akan memintanya untuk mengantarmu.” Ucap Emma seraya bangkit dari kursinya dan keluar mencari anak laki-lakinya itu. Sedangkan Krystal hanya bisa menghelakan napasnya dengan gusar dan mengikuti ibunya dari belakang.
“Kang Minhyuk. Aku minta tolong, kau bisa mengantar Krystal?” tanya Emma yang mendapati Minhyuk di ruang keluarga.
“Ani. Aku sedang sibuk.” Jawab Minhyuk tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.
Emma meraih remote control dan mematikan televisinya. “Oh, televisinya mati. Sekarang pasti kau tidak sibuk. Tolong antar Krystal.”
“Apa di Seoul sudah tidak ada taksi lagi?!”
“Aku akan berangkat sendiri.” ucap Krystal. Ia tidak ingin terlalu banyak melakukan komunikasi dengan namja yang satu itu.
“Kang Minhyuk…………… aku pikir kau masih ingin berpergian dengan menggunakan mobil sportmu.” Ujar Emma dengan sedikit mengancam.
Minhyuk menghelakan nafas dengan gusar dan bangun dari duduknya. “Mau aku antar kemana, NYONYA JUNG?!”
“Bandara, OPPA.”
***
Hening. Tidak ada yang membuka percakapan selama dalam perjalanan menuju bandara. Entah karena memang tidak ada topik pembicaraan atau sibuk dengan pikiran masing-masing.
Minhyuk memutar sebuah lagu metal dengan volume tinggi di mobilnya yang justru menggangu Krystal yang tidak suka dengan musik bernuansa keras itu. Krystal mematikan kembali lagu yang Minhyuk putar.
Tidak peduli adiknya suka atau tidak, Minhyuk kembali menyalakan lagu tersebut dengan menambah jumlah volume.
Krystal yang semakin terganggupun kembali mematikan pemutar lagu. Kali ini ia mengeluarkan CD yang ada didalamnya dan meletakannya di dashboard. “Aku tidak suka lagu itu. Menyakitkan telingaku.” Gumam Krystal pelan.
“Terserah.” Jawab Minhyuk singkat.
Sepuluh menit kemudian, mereka sampai di bandara Incheon. “Siapa yang akan kau antar? Untuk keberangkatan kemana?” tanya Minhyuk tanpa menatap wajah Krystal.
“Keberangkatan menuju New York.”
“Siapa yang akan berangkat kesana?”
“Kau tidak perlu tahu! Tugasmu hanya mengantarku, bukan mengintrogasiku.” Seru Krystal. Sejak kejadian di teater dulu, membuat Krystal benar-benar kesal dengan sifat namja di sebelahnya itu.
“Aku ini oppa-mu! Aku berhak tau!”
“Mworago? Jadi sekarang kau menganggapku sebagai adikmu? Hahaha, gomawo oppa.”
“Yeoja gila! Sudah sampai. Cepat temui dia, dan segera kembali!” ujar Minhyuk.
Krystal melangkahkan kakinya keluar mobil dan mulai memasuki gedung airport. Matanya terus menjelajahi seisi ruangan dan wajah orang-orang yang melintas didepan matanya.
Ia lirik jadwal penerbangan menuju New York siang itu. Sepuluh menit lagi pesawat akan take off. “Ah, jinjja! Sunbae, aku sudah datang! Ah, telpon.” Krystal meraih telpon genggam yang ada di sakunya dan menekan nama Frog Prince untuk menelponnya. Dan tersambung. “Ah! Yeoboseyo! Sunbae, kau dimana? Maaf aku terlambat.”
“Kau sangat terlambat!” terdengar suara merdu seorang namja dari sebrang sana.
“Jeongmal? Apa kau sudah masuk pesawat? Maafkan aku…..” ucap Krystal, suaranya mulai bergetar menahan tangis. Bahkan untuk yang terakhir kalinyapun ia terlambat.
“Kau terlambat, Krystal Jung.” terdengar suara seorang namja tepat di belakang Krystal.
Krystal membalikan tubuhnya dan mendapati sunbae pujaannya tepat di belakangnya. “Sunbae!” seru Krystal seraya memeluk namja itu dalam dekapannya. “Aku pikir aku benar-benar terlambat.”
“Pesawatku delay lima menit. Aku masih punya waktu untuk menuggumu.” Ucap Joong Ki tanpa melepaskan pelukan mereka. “Krys, aku harap kau akan baik-baik saja. Jangan lupakan aku. Aku mohon.”
“Aku tidak akan melupakanmu. Aku sangat menyayangimu.”
Joong Ki melepaskan pelukan mereka dan menatap dalam mata Krystal. “Saranghae.” Ucap Joong Ki. Ia mengecup kening Krystal dengan lembut. “Aku akan menghubungimu melalui email ketika aku sampai disana.” sekali lagi, Joong Ki mengecup kening Krystal dengan lembut yang membuat hati Krystal bergetar sekaligus khawatir. “Annyeong..”
Joong Ki mulai pergi dan perlahan menghilang di balik ruang lain. Sedangkan Krystal, masih tetap bertahan dalam diamnya. Masih tidak percaya perpisahan yang terjadi di hari itu. ‘Aku akan berusaha menepati janji-janjiku sunbae.. aku akan menepati janjiku untukmu... aku akan sembuh ketika kau kembali nanti, aku akan jadi salah satu mahasiswa di universitas terbaik ketika kau kembali nanti.. nado saranghae, Joong Ki sunbae..”
o0o TBC o0o
maaf banget baru update^^ karena saya udah kuliah, dan ternyata kuliah itu lebih rempong, gak kayak yg saya pikir sebelumnya. sekali lagi maaf ya^^
makasih buat yang udah terus baca ff ini...
jangan lupa klik LOVE + tinggalkan jejak di kolom komentar.. gamsahamnida^^