Dania berjalan menuju orang yang melambaikan tangan untuknya. Sesekali ia menatap Marsha, ia takut jika ketahuan berbohong oleh Marsha.
“Oppa, ada apa ?”, tanya Dania pada Wobin
“Akhirnya aku menemukan kalian, ada yang ingin aku bicarakan denganmu “, kata Wobin lalu mengajak Dania ke taman rumah sakit.
Marsha tengah asik melahap makanannya, tiba – tiba ia tersedak karena melihat seseorang yang ia ketahui.
“Mbooo..mboyaa, oh jinjaa, aku pusing “, omel Marsha pada dirinya sendiri
Ia melihat sosok pria yang amat sangat menyebalkan, tampil di dalam acara stasiun tv itu.
“Siapa dia ? oh jadi ini alasannya kenapa dia menyuruhku mencarinya di internet, sungguh terlalu percaya diri “, omel Marsha, lalu ia melihat Dania dan Wobin berjalan bersama, ia hanya tersenyum lalu melahap makanannya lagi
“Yang penting aku kenyang “, katanya .
Lalu Marsha meraih ponselnya dan terlihat menelpon seseorang.
“Jadi Dania ssi, siapa Dominikus ? dia dokter di tempat ini dan tadi ia mengatakan jika dia adalah kekasih Marsha, jelaskan padaku “, kata Wobin sambil mengamati sekitar.
“Ottoke, oppa tahu dia, bagaimana dengan Marsha ? ia aneh,jinjja “, kata Dania
“Tadi Marsha menemuiku saat aku sedang berbincang dengan pria itu, pria itu adalah dokter yang aku kenal saat di UGD, dan tiba – tiba ia mencium Marsha dan Marsha terlihat sangat Marah dan meninggalkan kami “, kata Wobin
“Marah? Tapi kenapa saat aku bertemu dengannya dia tampak biasa saja ya ? Oppa, sebenarnya semua ini salahku, aku yang membuat Dominikus menjadi seperti itu “, kata Dania dengan Mata berkaca – kaca
“Apa maksudmu ?”, tanya Wobin
***
Dania sedang menulis surat cinta untuk Dominikus, ia selalu mengirim surat untuk Dominikus tanpa menyamtumkan namanya.
“Dan, mau sampai kapan ? aku bosan melihatmu seperti ini dari kita smp sampai sma, ingat sebentar lagi kita akan lulus “, omel Marsha
“Oh aku malu dan, aku merasa jika dia tidak menyukaiku tapi menyukaimu “, kata Dania
“Ya, kamu bicara apa sih ! aku tidak menyukainya tenang saja, kamu juga tau kan aku menyukai siapa “, bisik Marsha pada Dania
“Lalu kapan kamu akan mengatakan jika kamu menyukainya ?”, balas Dania
“Entah, aku juga menunggu, tapi dia tidak menyatakannya juga , entah, padahal aku sangat berharap “, kata Marsha
“Dion ya ?”, kata Merin tiba – tiba yang muncul diantara mereka
“Ya apaan sih “, kata Marsha dengan wajah memerah
“Dania, kemarin aku melihatnya jalan dengan Dion, mereka juga mengenakan gelang yang sama “, goda Merin
“ Sungguh, ya kalian sudah berkencankan ?”, tanya Dania
“Tidak, aku tidak bohong sungguh, jika iya kalianlah orang yang akan tahu pertama “, kata Marsha
“Merin , aku iri padamu, kamu selalu bersama dengan kak Dominikus “, kata Dania
“Ah itu karena dia teman kakakku “, balas Merin
Tiba – tiba lewatlah Dominikus cs, Marsha langsung menghampirinya.
“Kak Dominikus, aku ingin mengatakan sesuatu, aku sudah tidak tahan, sudah lama sekali aku ingin mengatakan ini, kamu selalu mendapatkan surat tanpa namakan.....”, kata Marsha
“Dia yang menulisnya “, potong Dania lalu menunjuk Marsha
“Apa? Aku ? Tidak mungkin ! “, kata Marsha sambil menatap Dion, Dion hanya bisa mengepalkan tangannya
“Ya, Dania, katakan saja jika kamu yang menyukainya, jangan memakai namaku “, kata Marsha dengan sedikit emosi lalu meninggalkan mereka, Dionpun mengejarnya.
“Ya Dania “, kata Merin
“Dania, terimakasih, aku tau dia itu pasti menyukaiku “, kata Dominikus sambil menggengam tangan Dania
“Kak, sadarlah, lihatlah mana yang benar – benar menyukaimu dan benar - benar tidak suka denganmu”, kata Merin lalu meninggalkan mereka semua
***
Dominikus sedang menikmati makan malam di sebuah restoran elit dengan Merin. Terlihat ada suatu taman yang amat indah dan sedang ada pemotretan disana.
“Hm Dominikus ada yang ingin aku bicarakan “, kata Merin
“Tunggu..aku ingin bercerita dulu denganmu”, potong Dominikus
“Apa ?”, jawab Merin dengan wajah cemberut
“Tadi aku mencium Marsha “, kata Dominikus singkat sambil tersenyum kegirangan. Merin langsung meletakkan sendok dan garpunya. Lalu mengambil tas dan meninggalkan Dominikus. Dominikuspun langsung berlari mengejar Merin
“Merin berhentilah!!!! ", kata Dominikus
“Apa lagi ? he apa lagi ! Cukup Dom, aku lelah. Jika saja ayah kita tidak bersahabat , aku tidak akan pernah bersamamu. Menerima perjodohan denganmu ini hanya karena ini permintaan terakhir ayahmu sebelum meninggal!!! Aku gila karenamu!!! “, omel Merin sambil menangis dan meninggalkan Dominikus
“Ah maaf, ah ayahku kenapa juga menjodohkanku denganmu “, omel Dominikus
“Dominikus!!!”, teriak Merin dan semua orangpun mengarah kearahnya
“ Kenapa kamu tidak pernah menghargai perasaanku denganmu!!! Kenapa ! Marsha? Kamu ini bodoh atau apa , dia jelas – jelas tidak mencintaimu, dia hanya mencintai Dion, sahabatmu yang sudah meninggal, menyerahlah saja !!! “, bentak Merin
“Merin, dengar ya, apapun itu aku hanya mencintai Marsha, dan Dion? Dia sudah mati!!! Jangan dibahas ! “, bentak Dominikus dengan mata memerah. Merin seketika langsung menampar pipir Dominikus
“Ya, Dion memang sudah meninggal, tapi dia orang yang amat disayangi oleh Marsha, dia juga temanku dan dia juga temanmu!!! Bisa - bisanya, terserah apa yang akan kamu lakukan !! aku lelah padamu “, kata Merin lalu pergi meninggalkan Dominikus.
Malam itu, para member EXO sudah selesai dengan acara pemotretannya disebuah teman yang sangat indah . Do terlihat terburu – buru.
“Mau kemana ? “, tanya Jirak saat berada di parkiran hotel itu
“Marsha “, jawab Do singkat, Chanyeolpun langsung menatap Do.
“Dominikus!!!”, teriak Merin dan semua orangpun mengarah kearahnya. Semua member EXO dan crew pun memandangi 2 orang yang sedang beradu mulut itu.
“Dominikus? Oh iya aku jadi ingat “, batin Do sambil mengamati lelaki jankung itu
“Do, apa aku boleh ikut ? aku mohon , aku bosan “, pinta Chanyeol
“Ya! Babo, kamu mau menganggu orang yang sedang berkencan ?”, omel Baekhyun
“Oh iya”, kata Chanyeol sambil mengaruk kepalanya, Dopun tersenyum
“Ah bagaimana aku bisa bertemu dengan Marsha ,ah jinjja “, batin Chanyeol
“Oh iya, jangan lupa EXO-M 3 hari lagi kita berangkat ke China, Kris sudah ada disana “, kata Jirak
“Nde manager “, kata Lay dengan sangat manis
“Aku pergi dulu “, kata Do
Do sudah sampai di depan rumah Marsha, terlihat rumah Marsha masih gelap. Sepertinya Marsha belum pulang.
“Kemana dia?”, kata Do, lalu ia mencoba menghubungi ponsel Marsha, tapi sama saja. Ponselnya mati.
Tiba – tiba datanglah sebuah taksi yang berhenti di belakang mobil Do.
“Ajussi, aa kepalaku pusing sekali, ajjussi tau kah anda jika saya merasa akan ada badai besar sekali di depan sana ? ah.. ini uangnya, sisanya ambil saja “, kata Marsha mabuk
“Oh anda mabuk “, kata supir taksi itu
Marsha berjalan dengan mendoyong, Do hanya memandanginya dari jauh.
“Ya Dominikus, bisa – bisanya kamu masih menyukaiku ? tahukah kamu , aaaaku sama sekali tidak menyukaimu, aaku saat itu hanya menyukai Dion ! aaarraseoo !! Kenapa kamu bisa datang tiba – tiba, temuilah Dania, dia yang menyukaimu bukan aku, ARA! “, celetoh Marsha
“Gara –gara kamu Dom, Dion tidak menyatakan cintanya padaku, semua ini gara – gara kamu, melihatmu hanya mengingatkanku pada luka lamaku !! ah pergi kamuu..ahh jinjja “, omel Marsha
Marshapun semakin mendekati rumahnya, lalu ia melihat sosok Do didepannya. Do hanya berdiam seribu bahasa. Marsha berjalan mendekati Do, dipeganginya kedua pipi kekasihnya itu.
“Ya, apa ini benar ini kamu ? Do Kyungsoo idaman wanita? Ya!! Kemana saja kamu selama ini “, kata Marsha sambil menepuk kedua pipi Do
“Kamu sebagai kekasihku harusnya perhatian denganku, tanya apa aku baik – baik saja ? apa ada yang ingin kamu katakan padaku, berkatalah seperti itu, ah jinjja, memang rumit memiliki kekasih orang terkenallll, ingin berjalan bersama saja sangat sulit , kamu sibuk , a di tambah lagi banyak penggemarmu.. ya, dengarlah, aku juga ingin seperti pasangan yang lainnya “, tambah Marsha, tiba – tiba ia mengecup bibir Do.
“Ya, aku ingin kamu menciumku, tapi apa ? ahh jinjja “, omel Marsha lalu berjalan menuju pintu rumahnya dan membuka rumahnya, Do hanya berjalan di belakangnya. Marsha berjalan menuju tempat tidurnya langsung berbaring.
“Kamu berantakan sekali ? ada apa Marsha ? aku merasa gagal menjadi seorang kekasihmu, kamu gemar menutupi semuanya, tapi sepertinya alkohol telah banyak membantu “, kata Do sambil mencoba melepaskan sepatu Marsha.
Dopun memposisikan Marsh agar dapat tidur dengan nyaman, sepertinya malam ini Do akan bermalam di rumah Marsha.
“Gitar siapa ini ?”, tanya Do sambil mengamati gitar berwarna cokelat itu. Lalu terdapat tempelan kertas di gitar itu.
“Awas, gitar milik orang sok tampan, Lee JungShin”
“Lee Jungshin? Siapa dia ? kenapa ada gitarnya di rumah Marsha, ah Marsha apa yang kamu sembunyikan lagi dariku”, kata Do, ia mulai terlihat frustasi.
Terlihat Jungshin sedang berlath di studio bandnya, ia terlihat tidak nyaman.
“Ya mana gitarku ?”, tanya Jonghyun
“Ah sedang dipinjam seorang teman, aku juga binggung kenapa ia belum menghubungi “, jawab Jungshin
“Apa dia kekasihmu ?”, tanya Minyuk
“Kekasih dari mananya “, omel Jungshin sedangkan teman – temannya asik menertawakannya