Pagi – pagi buta Marsha sudah terbangun, ia merasakan jika kepalanya sangat sakit, ia juga pusing. #efekalkohol
“Ahh aduh kepalaku sakit sekali kepalaku. Ah aku tidak akan pernah minum alkohol lagi ahhh “, omel Marsha
Marsha pergi meninggalkan kantor tanpa sepengetahuan Dania, Marsha terlihat mulai malas melihat Dania dan Wobin pergi bersama tanpa sepengetahuannya. Ternyata ia pergi menuju Lotte Mart. Ia menghabiskan waktu seharian untuk berjalan – jalan dan menikmati waktu bolosnya sendirian, hanya sendirian.
Marsha mengambil ponselnya lalu mengirim pesan kepada Chanyeol
“Chanyeol, bagaimana? Apa kamu bisa memperbaiki gitarnya? Mari kita bertemu”
“oh arraseo, nanti aku akan ketempatmu” balas Chanyeol
Marsha duduk sendirian di sebuah toko soju di pinggiran jalan, ia menikmati soju untuk pertama kalinya.
“Ah, rasanya ahhhhhh”, kata Marsha sambil membuka dan menutup matanya
Sampai akhirnya ia mabuk, Marsha sempat sedikit sadardan ia meraih ponselnya dan mematikannya. Lalu ia kembali ke rumahnya
“Yaaaa , Do. Bagaimana kamu bisa disini ?”, omel Marsha saat melihat Do tidur di sofa rumahnya
“Ah kamu sudah bangun? Ini masih sangat pagi, tidurlah “, kata Do lalu terlelap lagi
“Ah jinjja, bagaimana bisa dia bisa.........................”, kata Marsha lalu mengingat – ingat apa yang terjadi
“Ah babo kenapa aku selalu terlihat bodoh didepan Do, ah memalukan sekali “, omel Marsha, lalu ia melihat gitar Jungshin lalu menatap Do.
“AH aku pusing, ahh “, kata Marsha sambil memeganggi kepalanya
“Marsha jelaskan padaku , aku akan mendengarkanmu “, kata Do yang tiba – tiba berdiri disampingnya
“Tentang apa ? gitar itu?”, kata Marsha tiba – tiba
“Ani”, kata Do singkat
“Lalu ?”, tanya Marsha balik
“Siapa Dominikus? “, tanya Do to the point
“Do..... dominkus? Bagaimana kamu bisa tahu ?”, tanya Marsha dengan polosnya
“Aku tahu, jelaskan padaku siapa dia ?”, kata Do sambil membelai kepala Marsha dan tersenyum sangat tampan
“Dia hanya temanku. Dulu aku, Dania , Merin, Dominikus dan Dion. Semacam satu sirkulasi, atau apa entah itu. Aku saat itu hanya......menyukai Dion. Tapi sepertinya ada salah paham, Dania selalu mengirim surat untuk Dominikus dari smp sampai sma, tapi ada suatu saat saat aku sudah tidak tahan melihat Dania yang diam – diam menyukai Dominikus, jika suka katakan saja, iya kan ? tapi Dania malah mengatakan jika aku yang menulisnya dan Dominikus sepertinya malah menyukaiku, tapi bukan itu yang terpenting aku tidak peduli dia menyukaiku, tapi aku memikirkan perasaan Dania dan ada lagi Dominikus dan Dion adalah sahabat karib, Do oppa, kamu bisa membayangkan bagaimana situasinya kan ? Ada 1 lagi, temanku Merin, ternyata dia juga menyukai Dominikus, tapi lebih mengejutkannya Merin di jodohkan dengan Dominikus, ini rumitkan “, kata Marsha panjang dan lebar
“Gumawo”, kata Do sambil tersenyum
“Ha? Aku bercerita panjang lebar tapi kamu hanya memberikan feedback seperti itu”, omel Marsha
“Gumawo sudah mau bercerita denganku, sudah jujur denganku, jika seperti ini kan sudah tidak ada yang ditutupi “, kata Do
“Oh ahahaha awas saja jika kamu berbohong denganku. Hahaha “, kata Marsha dengan pipi memerah
“Tapi gitar siapa itu ? Lee Jungshin ?”, tanya Do dengan gaya cemberut
“Ah dia hanya orang biasa, saat aku berjalan – jalan di sungai Han, aku tidak sengaja menabraknya, dan aku memutuskan senar gitarnya, aku belum memperbaikinya, jika sudah akan ku kembalikan “, jelas Marsha sambil memainkan gitar yang kurang 2 senar itu.
“Ah sungai Han lagi, ah sepertinya kamu sangat kuat sampai bisa memutuskan 2 senar gitar “, ejek Do
“Bukan hanya badanku yang kuat, hatiku juga kuat “, kata Marsha sambil memegangi dadanya
“Kuat apanya ?”, kata DO sambil tertawa
“Ya, semua orang menyukaimu, kamu punya fans di seluruh dunia, ah hatiku sudah mungkin “, balas Marsha sambil melirik Do
“Arra, tapi Cuma kamu yang aku sayangi “, kata Do sambil tersenyum
“Jongmal ? ah aku baru tahu”, goda Marsha
“Oh gadis ini benar – benar, oh aku pulang dulu ya Marsha, aku harus segera kembali ke dorm “, kata Do
“Kamu marah ?”, tanya Marsha polos
“Anniiii chagiyaaaaa!!! Aku harus pulang, mari kita jalan bersama jika aku sudah free “, kata Do
“Jongmal ? omo, aku tidak salah dengar ? tidak perlu, main ke rumah ini saja “, kata Marsha
“AH dasar, kamu ingin jalan bersamaku kan ?”, goda Do
“Iya, setelah itu akan banyak paparazi yang mengikutiku “, omel Marsha dengan gaya imut. Beberapa saat kemudian pergilah Do meninggalkan Marsha.
Marshapun berjalan untuk mengambil ponselnya dan ia mengaktifkan ponselnya.
“WHAT IS THIS!!!!!!!!!!!!!!”, teriak Marsha saat membaca pesan singkat di ponselnya.
***
Dominikus terlihat memutari rumah sakit untuk menemukan Merin, ia menyadari jika dia sudah menyakiti perasaan Merin. Ia menanyakan ke instalasi – instalasi rumah sakit tapi ia tidak menemukan Merin.
“Ah dimana dia ? Bagaimana jika dia mengadu ke orang tuanya? Bagaimana jika dia kembali ke Indonesia, ah tidak mungkin passpordnya masih aku pegang, ah pusing “, omel Dominikus sambil duduk di kursi taman Rumah sakit
“Hari ini istriku akan keluar dari rumah sakit, terima kasih Dokter “, kata Wobin sambil duduk mendekati Dominikus
“OH nde, sama – sama. Selamat anda akan memiliki bayi “, kata Dominikus singkat, terlihat ia sedang tidak bersemangat.
“Dominikus, apa hubunganmu dengan Marsha di masa lalu ?”, tanya Wobin. Dominikus akhirnya menceritakan semuanya
“Jadi Marsha selalu mengirimimu surat, dan dia tidak mengakui malah menuduh Dania yang menulisnya?”, kata Wobin
“Marsha bukan orang yang seperti ini menurutku? Dia apa adanya , aku harus menemui Marsha, secepatnya “, batin Wobin
“Eunji ssi “, teriak Wobin saat melihat Eunji melewatinya
“Oh Dokter, aku pergi dulu , thanks “, kata Wobin lalu menuju Eunji
“Ada apa oppa?”, tanya Eunji
“Anni, aku hanya ingin melarikan diri dari lelaki itu “, jawab Wobin
“Memangnya siapa dia oppa ?”, kata Eunji
“Omo kamu tidak tahu ? teman dekat Dania dan Marsha kan kamu ? “, tanya Wobin tidak percaya
“Ah oppa apa – apaan sih ? membuatku pusing “, omel Eunji
“Aku akan menceritakannya denganmu karena kamu adalah sahabat mereka “, kata Wobin lalu menceritakannya pada Eunji
“Jongmal? Daebak oppa, aku yang selalu bersama mereka saja tidak pernah berpikir seperti itu dengan mereka berdua, aku akan merahasiakannya dulu “, kata Eunji
“Ya sudah oppa pergi dulu “, kata Wobin
“Oh nde, oh oppa chukaei, oppa akan memiliki bayi kan ?”, kata Eunji sambil memberikan jempolnya untuk Wobin
“Gumawo Eunji ssi “, kata Wobin sambil tersenyum
***
Terlihat seorang remaja laki – laki yang baru menapakkan kakinya , ia melepaskan kaca mata hitamnya. Ia berjalan dengan cool sambil membawa tas bulutangkisnya, ia berjalan sambil melihat kanan – kiri layaknya foto model, sesekali ia tersenyum tipis, sesaat terlihat manis, hanya sesaat.
“Ah apa – apaan ini, ramai sekali . Ah jangan – jangan mereka akan menyambutku, ah aku akan sangat bahagia “, kata remaja ini
Ia berjalan dan mulai melambaikan tangannya, namun tidak ada satupun kamera yang mengambil gambarnya.
“Ah kenapa tidak ada yang memfotoku? Oh my God, andai aku bisa berbahasa Korea, ah apa mereka benar – benar tidak mengenaliku ? ah “, kata Bagus
“Apa tulisan ini ? ah.. EXO, hanya itu yang bisa aku baca ah”, kata Bagus lalu tiba – tiba ada orang yang memanggilanya
“Hey “, kata seorang gadis sambil membawa kamera
“Oh Hey “, kata Bagus sambil tersenyum
“Ah akhirnya ada yang ingin berfoto denganu “ , batin Bagus
“Ya, awas, kamu menghalangi pandanganku “, kata gadis itu menggunakan bahasa Inggris
“What!!!!!! “, omel Bagus, lalu ia melihat ada sebuah van yang berhenti dan saat itulah para wanita berteriak .
“Apa – apaan ini ? “, kata Bagus lalu mendekati kerumunan gadis – gadis remaja itu . #duh
Luhan Oppa!! Chensing machine!!! Tao Panda!!!! Lay oppaa!! Umin hyung!!!! Teriak para gadis itu.
“Luhan ? seperti nama ikan “, kata Bagus santai #eh
Baguspun mendekati para member EXO sambil berdesak –desakan dengan fangirl.
“Aduh, kamu menginjak kakiku!! Ah dimana matamu ! Kamu memang bertemu idolamu tapi jangan sakiti orang lain“, bentak Bagus dengan bahasa Inggris
“Oh sorry, they are my friends, sorry ..aaa “, kata Luhan sambil menghampiri Bagus, lalu ia tertegun saat melihat wajah Bagus. Chenpun ikut menghampiri Luhan.
“Mboya!! Jinjja “, kata Chen
“Ada apa ? wah!! “, kata Tao
“Kajja! Kajja!! Kajja!! “, omel Jirak lalu menarik para artisnya. Luhan tetap menatap wajah Bagus
“Ha? Siapa mereka? Kenapa sepertinya shock saat melihatku ? ah bodoh amat “, omel Bagus lalu pergi meninggalkan kerumunan
“Jongmal mereka sangat mirip, tapi di dunia ini kan banyak orang mirip “, kata Jirak sesaat setelah melihat Bagus