Chorong perlahan membuka matanya. Dia melepas jarum infus yang terpasang di tangannya dan kembali mengecek ke arah handphonenya..
"Kau seharusnya menelponku.." Chorong berbicara sendiri
"Apa kau merindukanku, Chorong'ah???" Suara yang di kenal Chorong berdiri di belakang pintu
Chorong sejenak terdiam sambil menundukkan kepalanya.. Orang tersebut berjalan mendekat..
"Ja-jangan mendekat!!!" Teriak Chorong pelan
Orang itu terus berjalan ke arah Chorong yang masih terduduk di atas tempat tidur..
"Ku bilang, jangan mendekat..!!" Chorong melempar bantal ke arah orang tersebut
Suho sudah berdiri di samping tempat tidur Chorong. Dia mengelus lembut kepala Chorong dan duduk di depan Chorong yang masih menundukkan kepalanya..
"Nappeun saram...." Ucap Chorong sambil memukul-mukul ke arah Suho
"Kenapa kau tidak memberiku kabar,eoh??!! Nappeun saram!!" Suara Chorong sedikit tertahan dengan suara isakan tangisnya
Suho memegang tangan Chorong dan mulai memeluknya....
"Nado.. Beogoshippo, Chorong'ah.." Ucapan Suho membuat tangis Chorong pecah
Suho masih memeluk Chorong sambil mengelus lembut pundak Chorong..
Suster yang ingin memeriksa Chorong, menghentikan langkahnya sambil melirik ke arah ruangan.. Dia kembali ke dalam lift dan mulai membuat kehebohan di area lobby..
"Jinjjayo???!!"
"Eoh, aku lihat Suho tadi datang dan langsung menuju lift.. Kurasa Chorong memang menunggu kedatangannya"
"Aieeee romantis sekali...."
Hoya bisa mendengar beberapa suster yang sedang berbincang-bincang..
Tidak berapa lama, Suho turun ke arah lobby..
"Ada yang perlu ku bicarakan padamu" Suho menghampiri Hoya
"Tenang saja, lukanya sudah mulai menutup. Tulang tengkorang memang rawan. Jangan biarkan dia melakukan aktivitas berat." Ucap Hoya
"Arasseo.. Gomawo sudah merawatnya."
"Dia belum makan sejak beberapa hari ini..."
"Mwo???"
"Entah kenapa beberapa hari ini dia menjadi seperti itu. Hasil tes menunjukkan kondisi badannya yang lemah. Dia sudah bisa pulang hari ini, tapi melihat kondisinya seperti itu, dia masih harus di rawat beberapa hari ke depan. Tolong pastikan dia untuk memakan makanannya"
Suho hanya terdiam melihat Hoya berjalan meninggalkannya...
Suho melihat Ibu Chorong yang masuk ke dalam rumah sakit.
"Annyeonghaseyo,eommoni" Suho membungkukkan badannya
"Kau sudah kembali, Suho'ah.. Apa kau sudah bertemu Chorong??"
"Nde..."
"Berikanlah ini padanya. Aku harus bertemu seseorang" Ibu Chorong memberi beberapa bungkus buah kepada Suho
"algaeseumnida..."
Suho kembali ke ruang rawat Chorong...
"Kau selalu membuat orang khawatir.. Kenapa kau tidak mau makan,eoh??" Suho menaruh bungkusan yang dia bawa di atas meja
"Meolla... Aku hanya kehilangan nafsu makan"
"Melihatmu seperti ini membuatku lapar.." Suho sibuk memencet nomor telepon
"Yeobuseyeo?? Aku ingin memesan jjajangmyeon.. Alamatnya di rumah sakit K.. Nde..." Suho memasukkan kembali handphonenya ke dalam saku celananya sambil melirik ke arah Chorong
"Apa dia hanya memesan satu untuknya?? Tega sekali.." Ucap Chorong dalam hati sambil memasang ekspresi sedih
Suho sedikit tersenyum melihat tingkah Chorong
Tidak berapa lama, seorang ahjussi pengantar makanan datang ke dalam ruang rawat Chorong. Dia membawa dua piring jjajangmyeon. Chorong tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya..
"Nde, kamsahamnida..." Suho menutup pintu ruangan
"Apa kau yakin tidak mau makan??" Suho melihat ke arah Chorong
'kkrruyuuukkkkk....' Suara perut Chorong terdengar oleh Suho. Chorong menundukkan kepalanya menahan malu
"Ini untukmu. Makanlah.." Suho tersenyum
Chorong langsung beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan ke arah meja di dekatnya..
"Jinjja mashida......." Chorong terus memakan jjajangmyeon
"Ttaenginae.. Aku bisa melihatmu kembali seperti ini"
Chorong langsung memperlambat makannya mendengar ucapan Suho
"Kau tau, aku mengkhawatirkanmu saat mendengar kejadian yang menimpamu kemarin" Ucap Suho sambil mengelap mulut Chorong yang makan dengan sedikit berantakan
Sejenak Chorong terdiam....
"Mianhae karena tidak memberimu kabar apapun" Suho kembali bisa membaca ekspresi Chorong
"Gwenchana.. Kau pasti sangat sibuk disana" Chorong berbicara dengan tenang
"Aku........sudah menandatangani penyerahan saham"
"Ara.." Suho menghentikan makannya dan melihat ke arah Chorong
"Kau harus menepati janjimu" Chorong tidak berani melihat ke arah Suho
"Jinjja babo...."
"Mworago??"
"Apa karena kau menandatangani berkas-berkas itu, aku akan menepati janjiku??"
"Mwo??"
"Shirreo... Aku tidak mau menepati janjiku"
"Wae???"
Sejenak Suho terdiam sambil menatap kedua mata Chorong...
"Karena aku mulai menyukaimu, Chorong'ah..."
'Deghhh!!' Chorong hanya bisa terdiam mendengar perkataan Suho
-----------------------------------------------To Be Continued------------------------------------------