Rumah Sakit K....
Ambulance berhenti di depan Rumah Sakit.. Beberapa dokter mulai berlari ke arah ambulance..
"Eotteohgae doengeoya??" Hoya tampak terkejut melihat tubuh Chorong terbaring
"Sepertinya dia tertimpa pot kecil, Kami menemukan beberapa pecahannya di dekatnya. Pot itu mengenai tepat di atas kepalanya" Ucap seorang petugas ambulance sambil membawa ambulance stretcher ke ruang rawat
"Kita harus melakukan CT Scan, seberapa lebar luka yang di dapat.. Laporkan secepatnya padaku. Sekarang, tolong bersihkan lukanya dulu dan hentikan pendarahannya" Hoya berbicara ke beberapa suster di dekatnya
"Bukankah dia Park Chorong, anak dari Park Byun??" Tanya seorang suster
"Eoh...." Hoya tampak sibuk memasang selang oksigen
"Biar kami yang lakukan" Seorang suster tampak menenangkan Hoya
"Eo-eoh...."
Hoya menarik nafasnya berkali-kali...
"Ini barang-barang korban" Seorang petugas ambulance memberikan tas dan handphone Chorong kepada Hoya
"Nde, kamsahamnida..."
"Dokter, CT scan sudah di lakukan, korban mengalami retak pada tulang tengkorak.."
"Arasseo.. Kita harus melakukan operasi"
Hoya tampak sibuk berbicara kepada suster yang menangani Chorong..
Suho sudah berada di dalam pesawat.. Dia hanya terdiam sambil melihat ke arah jendela setelah lepas landas..
"Kau sudah sarapan??" Irene memberikan roti kepada Suho
"Eoh.."
"Sikapmu sudah berubah, Suho'ah..."
Suho kembali terdiam..
Beberapa jam kemudian..
Hoya keluar dari ruang operasi..
"Yaa bagaimana bisa dia terbentur benda keras seperti itu??" Seorang Dokter menanyakan pada Hoya
"Meoregesseoyo.."
"Apa Park Byun tau tentang hal ini??"
"Eoh.. Aku sudah memberitahu kepada kepala Direktur.."
Chorong dibawa ke ruang rawat..
"Apa suaminya tau tentang hal ini??" Seorang suster bertanya pada suster di sebelahnya
"Meolla.. Ku dengar, dia sedang melakukan kunjungan ke Amerika"
"Hhhmmm... Ku harap dia segera sadar" Ucap seorang suster sambil merapihkan bantal di bawah kepala Chorong
Hoya masuk ke dalam ruang rawat.. Dia masih melihat Chorong yang terbaring dengan kepalanya di perban.. Kedua suster itu meninggalakan ruang rawat melihat Hoya mendekat ke arah Chorong.. Hoya mengecek handphone Chorong.. Dia menghubungi nomor seseorang dari handphone Chorong..
"Kenapa handphonenya tidak bisa dihubungi??" Hoya memasukkan handphone Chorong ke saku
Tidak berapa lama, Minseok masuk ke dalam ruang rawat dengan terburu-buru..
"A-annyeonghaseyo" Minseok sedikit membungkuk ke arah Hoya
"Nugu...seyo??"
"Aku asisten Kim Suho, Minseok imnida..."
Hoya mengangguk pelan
"A-apa Park Chorong baik-baik saja??"
"Dia terkena benturan yang cukup keras, tulang tengkoraknya retak. Dia butuh beberapa jam untuk bisa sadar.. Apa Suho sedang sibuk? Aku tidak bisa menghubungi nomornya"
"Dia sedang melakukan perjalanan bisnis ke Amerika. A-akan ku hubungi dia" Minseok sedikit membungkukkan badannya dan keluar dari ruang rawat
Hoya hanya bisa menatap Chorong yang masih terbaring tidak sadarkan diri..
Pesawat yang Suho tumpangi, sampai di bandara Amerika.. Dia langsung mengecek handphonenya saat menunggu jemputan di dalam bandara. Dia mendapat pesan suara dari Minseok..
"Su-suho'ssi.. Se-sesuatu terjadi pada Park Chorong.............." Suho langsung melakukan panggilan pada Minseok
"Eotteohgae doengeoya????"
"Cho-chorong terkena insiden saat berada di sekolahnya tadi pagi. Dia terkena benturan keras tepat di atas kepalanya. Dia sudah melakukan operasi, sekarang dia masih belum sadarkan diri" Suho terduduk lemas mendengar penjelasan Minseok
Suho langsung mematikan panggilan dan berjalan menuju loket..
"Excuse me, may i know the schedule to go to Seoul?" Suho berbicara pada petugas tiket pesawat
"Yaa, mitcheosseo???!!!! Kita baru saja sampai..." Irene sedikit berteriak ke arah Irene
"Aku harus menemui Chorong" Suho sedikit panik
"Apa kau mau membatalkan semua rencana yang sudah di buat??? Bagaimana dengan nasib perusahaanmu?? Apa kau tidak memikirkannya???"
Suho terlihat berpikir sejenak dan langsung mengambil handphonenya..
"Minseok'ssi, apa kau masih di Rumah Sakit? Aku ingin berbicara pada dokter yang bernama Hoya"
Minseok memberikan handphonenya pada Hoya
"Yeobuseyeo??"
"Hoya'ssi.... Aku meminta pertolonganmu.. Tolong jaga Chorong selama aku pergi. Pastikan dia bisa sadar dan baik-baik saja"
"Geogjeongma. Tanpa kau beritahu, aku akan melakukan tugasku sebagai dokter dan aku akan selalu berada di sampingnya"
"A-arasseo" Suho memutuskan panggilannya. Tatapannya tampak kosong, sampai seorang dari Amerika menjemput dia dan Irene
Hoya memberikan handphonenya pada Minseok....
"Apa ini semacam kasus kecelakaan??"
"Eoh. Yang aku dengar, Chorong terkena benturan dari pot kecil yang jatuh dari atasnya"
"Kuharap dia bisa cepat sadar"
Hari sudah berganti....
Sekolah Chorong mulai kedatangan beberapa wartawan yang meliput.. Hara datang ke sekolah seperti biasa. Dia berpapasan dengan Hyeri..
"Aku ingin bicara denganmu"
"Wae??" Hyeri tampak bingung
"Apa Irene yang menyuruhmu melakukan itu??" Hara sedikit berbisik ke arah Hyeri
"Waeyo??"
"Apa kau tidak tau kalau Chorong bisa mati dengan tindakanmu itu,eoh??!! Ini tidak bisa dibiarkan. Aku akan melaporkanmu kepada polisi"
"Apa kau pikir hanya aku pelakunya?? Bukankah kau yang mencuri pot itu dari toko bunga dekat sekolah??? Pikirkan tindakanmu itu" Hyeri meninggalkan Hara
Rumah Sakit tampak sibuk..
Ayah dan Ibu Chorong dengan terburu-buru berjalan menuju lift rumah sakit..
"Chorong'ah...!!" Ibu Chorong menahan tangisnya dengan melihat Chorong masih terbaring tidak sadarkan diri
"Apa prosedur sudah di lakukan, Hoya'ssi??"
"Nde. Mungkin masih butuh waktu untuk dia bisa sadar"
Tidak berapa lama, jari Chorong mulai bergerak sedikit..
Perlahan mata Chorong terbuka..
"Chorong'ah...." Ibu Chorong memegang tangan Chorong
"Eo-eomma....." Ucap pelan Chorong
Chorong menengok ke arah sampingnya, dia melihat Suho yang duduk di sampingnya dengan memasang wajah sedih..
"Suho'ah.. Bukankah kau di Amerika? Kenapa kau ada di sini? Kenapa kau memasang wajah seperti itu??" Ucap Chorong dalam hati
Tidak berapa lama, Chorong kembali menutup matanya dan detak jantungnya melemah.
Ayah Chorong mulai panik.... Hoya dan beberapa dokter lainnya langsung melakukan pertolongan pada Chorong
-------------------------------------------------To Be Continued----------------------------------------