Di tempat berbeda, terlihat seseorang pria memakai jacket hitam tebal dengan membawa segelas kopi panas ditangannya. D.O memutuskan untuk mencari udara malam di pinggiran sungai Han sehabis pulang dari tempat syuting. Di bandingkan dengan member lain yang memilih untuk istirahat di dorm, dia lebih suka dunia luar saat malam. Menurut dirinya, pemandangan di malam hari adalah surga yang tidak bisa dilihat pada siang hari. D.O suka melihat lampu yang terpancar dari sungai Han. Disana dia bisa menghilangkan penatnya dengan menikmati pancuran air yang menyala dengan berbagai warna setelah seharian beraktivitas.
Saat dia duduk di tepian sungai seorang diri, D.O layaknya seorang anak anjing yang hilang. Dia memberi ekspresi datar pada sungai tersebut. Dia kembali memikirkan sesuatu yang aneh sejak siang hari tadi. Ya, sejak bertemu dengan gadis yang baru ia kenalnya tadi. Merasa aneh dengan pikirannya saat itu, D.O mencoba untuk menghilangkan pikirannya tersebut dengan bercanda bersama membernya. Tapi hasilnya nihil, setiap dia melihat Chanyeol pikiran itu kembali muncul di otaknya. Akhirnya D.O pun menyerah, dia membiarkan dirinya sendiri untuk tetap melakukan hal tersebut. Saat ini pun, dia masih mencari alasan kenapa dia menjadi seperti ini. Merasa deg-degan, ingin selalu tersenyum saat melihatnya, hingga merasa ingin marah saat Chanyeol memeluk gadis baru tadi. Kim Youri...Kim Youri... Kim Youri... berulang kali ia memanggilnya, berharap mereka akan ditemukan lagi secepatnya.
Tuhan itu memang baik, dapat mengabulkan permintaan dalam waktu sekejap. Tiba-tiba garis bibir D.O terangkat membentuk senyuman yang khas darinya. Lambat laun dia berjalan dengan hati-hati mengikuti jejak langkah yang ia lihat. Dia tidak ingin tertipu dengan penglihatannya, dia masih harus memastikan apa yang ia lihat saat ini memang benar dan sesuai dengan angannya. Dia mencoba sedikit mendahului jejak tersebut dan menarik bola matanya menuju sudut untuk mengetahui sesuatu. Dan ternyata benar, yang sekarang ia lihat adalah sesuatu hal yang ia inginkan. Bukan, bukan sesuatu, melainkan seseorang. Dia akhirnya mampu menghela nafas lebih lega dari sebelumnya.
Dia ingin mencoba menghentikan langkah seseorang itu, tapi ia masih ragu. Sebelumnya ia tidak pernah ragu, ia selalu berfikir cepat terhadap sesuatu. Tapi tidak kali ini, ia merasa sangat canggung sekarang. Ia mencoba menarik nafas dalam-dalam dan mencoba untuk melakukan apa yang ingin ia lakukan saat ini.
“ An...anyeong Yuri-aa. Hanya sendiri?” akhirnya dengan sekuat tenaga ia berhasil meluncurkan kalimat pertamanya walaupun sedikit gugup. Kim Youri terlihat kaget, hingga akhirnya makanan yang ia bawa jatuh ke tanah dan hanya menyisakan tisu di tangan kirinya.
“ Anyeong D.O oppa. Ne, aku hanya sendirian.” Jawab Kim Youri dan dilanjutkan membersihkan kotoran yang menempel di sepatunya menggunakan tisu yang ia bawa. Merasa bersalah, D.O pun ikut membantu untuk membersihkan kotoran tersebut sambil meminta maaf pada Kim youri.” Ah... Mianhae Yuri-ah, aku tidak sengaja. Sepertinya makananmu itu baru kau habiskan sedikit. Aku akan menggantinya, ayo ikut aku.” Sela D.O . Setelah memastikan sepatu Kim Youri bersih dari noda, ia kemudian segera menarik tangan Kim Youri dan mengajaknya ke cafe yang tak jauh dari tempat pertemuan mereka tadi. Kim Youri terlihat bingung dengan apa yang dilakukan D.O kepadanya.
Setelah masuk ke dalam cafe dan mencari kursi yang kosong D.O mempersilahkan Kim Youri duduk terlebih dahulu diikuti dirinya. Ia kemudian memanggil pelayan cafe tersebut dan mulai menanyakan menu kepada Kim Youri.
“ Kamu mau makan apa?”
“ Oppa, seharusnya kau tak perlu melakukan ini semua, aku tidak apa-apa. Aku masih bisa menunggu kakakku pulang kerja.” Ucap Kim Youri yang merasa tidak enak kepada D.O.
“ Ani, kau pasti sudah lapar. Lagipula ini sudah pukul 8.30, dan kakakmu kurang lebih pukul 10 baru kembali dari kerja. Sudah, sekarang katakan apa yang ingin kamu makan. Aku akan mentraktirmu.” Oceh D.O panjang lebar yang meminta Kim Youri segera mengatakan pesanannya. Ia takut gadis ini kenapa-napa jika terlambat makan.
“ Terserah oppa saja, pesan aja sama dengan oppa.” Jawab Kim Youri singkat.
“ Baik.” Setelah memesan menu kepada si pelayan, D.O kemudian menatap Kim Youri dan tentu saja hatinya loncat kesana-kemari karena perasaan yang aneh muncul lagi. Dia mencoba untuk menetralkan perasaannya dengan meminum air putih yang telah disediakan di atas meja tempat mereka duduk. Selama 5 menit suasana hening, tidak ada yang berani untuk membuka percakapan. Hingga makanan tiba suasana tetap hening. D.O sempat berfikir dialah yang seharusnya memecah keheningan ini, tapi dia mengelak fikiran karena semakin ingin bergerak lebih, semakin berkontraksi pula jantungnya, benar-benar tak terkendali.
“ Oppa, seharusnya kau tak perlu serepot ini. Aku baik-baik saja. Sungguh.” Ucap Kim Youri mencoba untuk merubah suasana yang sunyi ini.
“ Ah... tidak apa-apa. Dari kecil aku sudah diajarkan oleh orangtuaku untuk bertanggung jawab. Jika aku merusak barang, maka aku harus memperbaikinya sendiri, walaupun itu bukan barang milik kita. Jadi, aku hanya ingin menjalankan apa yang orangtuaku ajarkan kepadaku. Apa itu tidak boleh?” jawab D.O panjang lebar .
“ Ne, araseo oppa, kamu benar. Ah... kalau begitu, makan saja tidak cukup. Oppa harus menemaniku jalan-jalan untuk mengganti kesalahan oppa malam ini. Setuju?” jawab Kim Youri yang meminta pertanggung jawaban lebih dari D.O. Dengan menunggu pertimbangan D.O, Kim Youri melakukan aegyo kepada D.O.” Jebal oppa, malam ini saja. Karena ini malam terakhirku disini sebelum besok aku kembali ke Indonesia. Jebal.” Rengek Kim Youri dengan ekspresi manjanya dan memasang wajah melas juga.
D.O terlihat kaget saat mendengar “... ini malam terakhirku disini...”. dia hampir saja menolak ajakannya karena hari ini dia benar-benar butuh istirahat karena jadwal syuting yang padat. Tapi setelah mendengar kalimat yang keluar dari mulut gadis dihadapannya tadi ia langsung merubah pikirannya.” Oke, kaja. Mari kita keliling Seoul sepanjang malam. Sampai besok pagi pun boleh.”