“ Jinjayo? Ah, geure. Akan aku habiskan makanan ini dulu.” Lanjut Kim Youri sambil menghabiskan makanannya dengan raut bahagia. D.O yang melihatnya tampak terbawa suasana hati Kim Youri dan ikut mengembangkan senyumannya.
“ Oppa, kajja. Aku sudah selesai. Ppali ppali...” ajak Kim Youri tak sabar.
“ Ne, kajja. Sepertinya kamu sudah tidak sabar.” Mereka berdua keluar dari cafe bersama sesudah membayar makanannya tadi. D.O bertanya kepada Kim Youri kemana mereka akan pergi terlebih dahulu. “ Kemana tujuan pertama kita?” tanya D.O kepada Kim Youri.
“ Aku ingin sekali pergi ke Namsan Tower.” Pinta Kim Youri kepada D.O.
“ Baiklah. Mau nunggu apalagi, kita berangkat sekarang.” Tanpa berfikir, D.O menggenggam tangan Kim Youri yang membuat pemilik tangan terkejut dan membuatnya menoleh kearah D.O. Awalnya, saat mereka tersadar dari peristiwa genggaman tangan tersebut, mereka berdua sama-sama terkejut dan gugup. Kim Youri berusaha untuk melepasnya tapi tangan D.O malah semakin erat menggenggam. Kim Youri bergidik malu pada dirinya sendiri. Dia sedikit tak percaya dengan keyataan ini.
“ Tidak apa-apa kan. Hanya untuk malam ini, setelah itu... biarkan mengalir dengan sendirinya.” Pinta D.O yang masih menggenggam tangan Kim Youri sambil berjalan mengambil mobil untuk menuju Namsan Tower. Sesampainya disana, ternyata Namsan Tower sudah tutup. Para pengunjung sudah tidak diperbolehkan naik ke atas, melainkan hanya bisa melihat pemandangannya dari luar.
“ Huh, andai kita masih bisa naik ke atas, pasti sangat menyenangkan.” Ucap Kim Youri sedikit putus asa.
“ Apa kita harus meminta penjaga untuk membukakannya untukmu?” sela D.O tiba-tiba yang membuat kaget Kim Youri.
“ Ah, aniyo... Itu tidak perlu. Dari sini aku juga bisa merasakan kenyamanan. Jadi, oppa tidak perlu melakukan itu kepadaku. Lagipula, aku masih kembali kesini untuk debut. Selain itu, aku akan sering berkunjung kemari ketika liburan.” Jelas Kim Youri panjang lebar.
“ Jinja? Ah... tapi akan lebih menyenangkan jika kamu tetap tinggal disini.” Jawab D.O yang memamerkan ekspresi sedihnya kepada Kim Youri.
“ Oppa, don’t be sad. Aku hanya akan menyelesaikan sekolahku dalam 1 tahun. Setelah itu aku akan pindah dan menetap disini. Lalu melanjutkan trainee di Korea. Just wait a moment.” Ucap Kim Youri seraya menenangkan suasana hati D.O. Kim Youri merasa aneh dengan perasaan ini. Dia bingung, kenapa D.O bersikap baik kepadanya. Itu semakin membuat pikirannya tak karuan.
“ Ah... araseo. Mmm... sudah malam, ayo kita kembali dari sini. Atau jika kamu belum ingin pulang, haruskah kita mampir di Sungai Han. Aku ingin sekali melihat sungai Han bersama seseorang yang... emm, maksud aku seorang teman baru.” Jawab D.O gugup. Takut jika ia salah bicara di depan Kim Youri.
“ Geure, oppa kajja.” Angguk Kim Youri semangat. Dan pergi mendahului D.O yang diikuti D.O di belakangnya dengan senyum yang mengembang. Kali ini, D.O terlihat bahagia, dia akhirnya menemukan jawaban atas kekalutannya sejak siang tadi. Ia berpikir bahwa kini ia sudah mulai merasakan sesuatu. Sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia dapat merasakan kehangatan saat berada di sampingnya, ia mampu menghilangkan rasa lelahnya hanya dengan melihat senyumnya saja. Ya, dia mampu melakukan itu, hanya Kim Youri yang mampu mengubah dirinya saat ini.
Di dalam mobil menuju sungai Han, mereka hanya berdiam diri. Tak tahu apa yang harus mereka obrolkan. Sesekali mereka melirik satu sama lain, tak berani melihat dengan jelas. Mereka takut jika perasaan mereka dapat terbaca lewat wajahnya. Hingga tiba di tempat tujuan, D.O keluar terlebih dahulu kemudian berputar dan membukakan pintu untuk Kim Youri lalu menarik tangannya dan berjalan menuju tepian sungai Han. Mereka berdua duduk di bangku kosong tepat di tepi sungai dan melakukan perbincangan ringan untuk mencairkan suasana. Setiap air memancar dengan warna-warninya , tak henti-hentinya Kim Youri berdecak kagum dan mengambil gambar menggunakan ponselnya. Dia juga tak sungkan meminta D.O untuk mengambil gambar dirinya tepat saat air memancar dengan indahnya. Sebaliknya, sebagai gantinya, D.O meminta Kim Youri agar mengambil gambar mereka berdua untuk kenang-kenangan ungkapnya sebagai alasan.
Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, Kim Youri terlihat lelah. Tidak berbeda dengan D.O. “ Oppa, sepertinya aku harus kembali ke apartemen. Aku lelah, besok siang aku harus sudah terbang kembali ke Indonesia.” Ucap Kim Youri membuyarkan lamunan D.O. “ Kalau begitu biar aku antarkan kau pulang Yuri-aa...” tawar D.O kepada Kim Youri.
“ Andwe, Oppa juga harus kembali ke dorm. Lagipula, apartemenku tak jauh dari sini. Aku baik-baik saja. Oppa harus segera istirahat, oppa harus menjaga kesehatan. Aku tak mu melihat oppa sakit. Aku pergi dulu, keuge oppa. Anyeong .” Jawab Kim Youri . saat Kim Youri akan berbalik pergi, tiba-tiba D.O menahannya.” Bolehkah aku mencatat nomor ponselmu?” pinta D.O kikuk. “ Mworago? Nomor ponsel?” tanya Kim Youri sedikit kaget.” Ah... jika tidak boleh, tak apa.” D.O pun menyerah dan membiarkan Kim Youri untuk pergi.
“ Baiklah, mana ponsel oppa?” pinta Kim Youri untuk menukarkan ponsel dan mencatatnya di ponsel masing-masing. “ Ah, jinja?” jawab D.O senang dan segera mengambil ponsel Kim Youri dan memberikan ponsel miliknya. Mereka berdua kembali ke tempat mereka masing-masing untuk beristirahat. Wajah mereka terlihat bahagia, seperti sakura yang mekar pada musim semi.