Seolhyun merapikan buku-buku dan kertas itu. “Siapa yang memesannya?” tanya Seolhyun pada pelayan.
Sang pelayan hanya kaget. “Pacarmu” kata sang pelayan.
“PACAR ???!!!!” terisk Seolhyun membuat semua mata tertuju padanya.
Seolhyun membungkukkan badannya agak kaku dan duduk kembali. Kai menyuruhnya diam. “Selamat menikmati” ucap pelayan tersebut.
“Kamsa hamnida” kata Kai.
Seolhyun hanya merasa canggung dengan Kai setelah dikira mereka pacaran.
Kai membiarkan dulu wafflenya, ia hanya sibuk mengerjakan latihan yang diberikan oleh Seolhyun tahap pertama. “Kau tidak makan waffle mu?” tanya Seolhyun mengambil kertas hasil hitungan Kai.
Kai hanya diam, dia sangat serius mengerjakan latihan yang diberikan Seolhyun.
Seolhyun sibuk memakan wafflenya dia juga memperhatikan kai yang sangat serius mengerjakan latihan yang diberikan kepadanya. “Kenapa dia terlihat sangat serius?” tanya batin Seolhyun.
“Jangan menatapku terus” ucap kai membuat Seolhyun mengalihkan pandangannya kejalan yang sudah mulai gelap.
“Aku menatap jalan” kata Seolhyun mengalihkan perhatian.
Kai masih menghitung angka yang diberikan Seolhyun.
“Kau tidak makan waffle mu?” tanya Seolhyun lagi.
Kai hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Seolhyun.
Beberapa menit kemudian.. “Ah.. akhirnya selesai juga” ucap kai merengangkan tangannya dan menguap.
Seolhyun langsung menembak Waffle kedalam mulut kai yang terbuka itu. “Apa yang kau lakukan?” tanya Kai mengunyah waffle yang diberikan Seolhyun padanya.
Seolhyun hanya diam dan mengisap semua selai yang menempel dijarinya.
“Mari kita ke bab selanjutnya...” kata Seolhyun.
Kai hanya smirk menatap tingkah Seolhyun. Dia mengingat kata-kata Sehun bahwa Seolhyun mempunyai sisi aneh dalam dirinya.
Sementara Kai menikmati wafflenya, Seolhyun memeriks hasil kerja Kai dan membuka bab baru lagi untuk tahap kedua.
Kai terlihat mengantuk setelah makan waffle. “Kau lelah?” tanya Seolhyun yang terus melihat Kai menguap.
Kai menggelengkan kepalanya. “Ayo kita lanjutkan” ucap Kai.
Seolhyun merasa tidak enak dengan keadaan Kai yang sudah mulai lelah. “Kau yakin ingin meneruskannya?” tanya Seolhyun lagi.
Kai mengambil buku paket dan membuka lembar selanjutnya. “Jelaskan aku contoh soal ini.” Kata kai menunjuk soal yang ada dibuku.
Seolhyun pun mengangguk. “Baiklah jika kau sanggup” ucap Seolhyun dengan suara yang kecil.
Seolhyun mulai mengajarkan lagi Kai dengan menghitung peng kuadratan yang masih tidak dimengerti oleh pria itu.
“Kau sudah mengerti?” tanya Seolhyun kemudian Kai mengangguk. Seolhyun pun memberikan Kai kertas yang berisi soal latihan lagi.
“Itu tidak jauh beda dengan contoh tadi” ucap Seolhyun
“Aku ke toilet dulu” lanjut Seolhyun meninggalkan Kai sendiri.
Kai yang terus menguap tetap mengerjakan soal hingga akhirnya dia berhasil mengerjakan satu soal dan melanjutkan ke soal terakhir. Seolhyun hanya memberikan 2 ia takut dengan pikiran Kai yang akan down nantinya.
Kai masih menguap karena terlalu lelah. Dirinya yang masih lemah tidak boleh terlalu lemah, anak itu pun pingsan dimeja tanpa Seolhyun yang masih berada di toilet.
Seolhyun kembali dari toilet dan kaget melihat Kai sudah tertidur dimeja. Ia kemudian berlari menuju Kai.
“Kau lelah?” tanya Seolhyun tak tahu bahwa Kai sudah pingsan dari 5 menit yang lalu.
Seolhyun melambaikan tangan didepan wajah Kai. Tak ada respon sama sekali. “Ya Tuhan, ini gawat” ucap Seolhyun yang tiba-tiba panik.
Seolhyun mengecek tas kai untuk mencari ponsel pria itu. Ia mencari sopirnya, “Siapa nama sopirnya?” tanya Seolhyun.
Ia kemudian mencari dikolom panggilan keluar dan menemuk seorang nama sopir Kai. “halo?” tanya Seolhyun setelah diangkat oleh sopir Kai.
“Bisa kau menjemput Kai diCoffee Shop dekat sekolah? Dia terlihat lelah dan pingsan saat ini” ucap Seolhyun.
Seolhyun menutup ponsel setelah sopir tersebut berangkat ke Coffee Shop. Beberapa menit kemudian, Seolhyun melihat sopir Kai.
Dia kemudian menggendong Kai menuju mobil. Seolhyun sibuk membereskan semua buku-buku dan kertas yang ada dimeja dan berjalan menuju mobil Kai.
“Ini tasnya” ucap Seolhyun memberikan tas Kai kepada sopir.
“Dimana rumahmu? Ayo kuantar pulang” kata sopir tersebut.
Seolhyun menolak tawaran sopir tersebut. “Kau temannya kan? ayo kuantar pulang” tanyanya sekali lagi.
Seolhyun hanya menolak dengan melambaikan tangannya. “tidak usah tidak usah. Kau antar saja dia sampai rumah.” Ucap Seolhyun.
“Kai.. dia punya asma jadi mudah untuk pingsan..” ucap sopir Kai.
Seolhyun hanya mengangguk penuh khawatir. “Jika kau sudah sampai tolong kabari aku” ucap Seolhyun membungkuk.
Sopir Kai pun meninggalkan Seolhyun sendiri didepan Coffee Shop.
Seolhyun menghembuskan nafas berat. “Hidup ini ternyata berat” gumam Seolhyun.
Seolhyun pun juga kembali kerumah dan berjanji menemui Seulgi didepan hotel tempat SJ melakukan Fan Sign. Ia melihat sebuah kertas yang sudah disusun Kai yang merupakan lembar jawabannya.
“kau bekerja keras” ucap Seolhyun terharu akan kerja keras Kai.
TO BE CONTINUED