Seolhyun duduk diatas bis setelah berjanji akan bertemu dengan Kai dicoffee shop dekat sekolah. Seolhyun terlihat senang dan tersenyum senyum sendiri diatas bis. Ia kemudian mengambil ponselnya untuk menghubungi Seulgi.
“Oh.. Seulgi!! Dia menerima untuk diajar denganku” ucap Seolhyun masih tersenyum bahagia.
“Wah... selamat seolhyun-ku !! tapi sudah dulu ya” ucap Seulgi diantara kebisingan disekitarnya karena dia berada di Fan Sign SJ.
Beberapa menit kemudian...
Kai diam diatas mobil yang berhenti didepan coffee shop dekat sekolah. “tuan muda, kau tidak akan turun?” tanya sopirnya melihat kaca.
Kai yang mendengar musik pun merasa terhanyuti oleh itu. “Oh?! Itu bukannya gadis yang pernah datang kerumah?” tanya sopir Kai.
Kai tersentak dan terbangun dari detik-detik tidurnya. “Dia sudah datang?” tanya Kai melihat jam yang masih kuran dari 15 menit.
Kai tiba dicoffee 30 menit lebih cepat dari yang dikatakan Seolhyun. Kenapa dia datang secepat itu?
Seolhyun membuka pintu coffee shop dengan senyum kegirangan. “Dia terlihat sangat bahagia” lanjut sopir Kai.
“diamlah !!” bentak Kai.
Kai pun turun dari mobil dan berjalan masuk ke coffee shop.
Kai melihat Seolhyun yang duduk membaca buku matematika disana. “Ternyata dia sangat tepat waktu” ucap Kai yang terharu melihat Seolhyun.
1 jam yang lalu, Kai mendekat kearah Seolhyun dilobi sekolah dengan memasukkan tangannya didalam saku celananya.
“1 jam setelah pulang sekolah. Kau mau? Dimulai dari hari ini” kata Kai pada Seolhyun.
Seolhyun menyetujui itu, itu adalah tindakan yang sesuai dengan rencana Seulgi.
Kembali ke coffee shop, Seolhyun masih sibuk membaca bahan yang akan diajarkan untuk Kai. Sementara itu Kai berada dikasir untuk memilih menu. “Kopi apa yang dia suka?” tanya batin Kai.
Kai masih berpikir apa yang disukai Seolhyun. “Americano?” tanya Kai pada dirinya sendiri.
Kasir sudah lama menunggu apa yang akan dipesan Kai. “Permisi” panggil si wanita kasir.
Kai terbangun dari lamunannya. Dia memutuskan untuk bertanya pada kasir tersebut. “Kau.. tahu wanita yang duduk disana” tanya Kai menunjuk kearah jendela.
Penjaga kasir melihat Seolhyun yang duduk sendiri. “Ah.. member trio gadis itu?” tanya penjaga kasir.
“Trio gadis?” tanya Kai mengangkat satu alisnya.
“Dia sering datang kesini bersama 2 temannya lagi. Tapi tumben dia hanya sendiri” kata Barista disamping penjaga Kai yang melihat Seolhyun.
“Kau tahu apa yang dia suka pesan?” tanya Kai.
“Dia sering memesan Americano dan Dutch Milk” jawab sang penjaga kasir.
“Okeh. Tolong Dutch Milk nya 2” kata Kai menunjukkan 2 jarinya.
“Lalu.. aku juga pesan waffle. Tapi bisa kau membawanya 1 jam kemudian?” tanya Kai lagi.
Penjaga Kasir pun mengikuti perintah Kai. “Kau pacarnya?” tanya sang Barista.
“Aniyo..” kata Kai spontan.
Barista hanya tersenyum. “Kupikir kau pacarnya. Dia salah satu fans idol dinegara kita” jawab sang barista.
“Oh.. Barista-nim. Kau tau banyak tentangnya?” tanya Kai mengeluarkan dompetnya.
Kai pun membayar pesanannya dan menunggu 10 menit.
Seolhyun yang duduk disana sendiri tidak menyadari keberadaan Kai yang sudah ada di Coffee Shop beberapa menit yang lalu. Ia melihat jam diponselnya. “Kenapa dia lama sekali?” tanya Seolhyun membalik lembaran buku matematika.
Dengan penuh semangat ia kembali mengerjakan soal latihan disebuah kertas dan akan menjelaskan pada Kai sebentar lalu memberinya latihan beberapa nomor.
“Aku akan membuatkanmu 3 soal untuk itu” ucap Seolhyun menggambar tabel dikertas putih.
Kai yang pesanannya sudah jadi pun berjalan kearah Seolhyun. Seolhyun masih membaca buku dengan mendengarkan lagu.
Ia masih belum sadar ada kai yang membawa pesanan untuknya.
“Hei” panggil kai.
Seolhyun tersentak menegakkan kepalanya. “Oh?! Kau sudah datang?” tanya Seolhyun tanpa mengeluh sama sekali bahwa Kai terlambat beberapa menit.
“Ini.. minum dulu. Aku haus” ucap Kai menyedot dutch milknya.
Seolhyun mengambil kopi yang diberi Kai. Ia menatap gelas plastik itu. “Dutch Milk?” tanya Seolhyun mengerutkan keningnya.
Ia kemudian tersenyum dan menyedot dutch milk yang dibeli Kai.
Seolhyun sangat menyukai Dutch Milk. Ini pertama kalinya ia dibelikan oleh seorang pria. Ayah dan kakaknya saja pun belum pernah membelikan Dutch Milk untuknya. Itulah kenapa Seolhyun terlihat berbeda.
“Kau bawa buku matematimu kan?” tanya Seolhyun.
Kai mengambil buku ditasnya, mengeluarkan untuk diperiksa kepada sang pembimbing nya. “Ini guru” ucap Kai yang lugu.
Seolhyun tersenyum. “berhentilah tersenyum” bentak Kai mengambil buku yang tadi dibaca Seolhyun.
“Ayo kita mulai” ucap Seolhyun pun mengeluarkan kertas lagi untuk menghitung dan menjelaskan kepada Kai.
Kai terlihat canggung karena ini pertama kalinya dia hanya belajar berdua. Selama dijepang dia hanya bisa bermain bersama temannya. Tapi seolhyun terlihat santai karena dia sudah terbiasa mengajar para pria seperti Kai walaupun ada yang mengganjal dihati Seolhyun ia terlihat menutupinya.
Seolhyun terus memberikan arahan kepada Kai tentang menghitung dengan teliti. “Kau harus menukar pembilangnya” ucap Seolhyun menunjuk angka yang ditulis Kai.
Kai pun mendengar dengan cermat penjelasan Seolhyun. “Setelah itu kau buat grafisnya seperti ini” kata Seolhyun lagi menunjuk gambar grafik fungsi dibuku paketnya.
Kai menganggukkan kepalanya, “setelah kau menghilangkan kuadratnya ini dijumlahkan seperti yang dirumuskan dibuku catatanmu” ucap Seolhyun mengambil buku catatannya dengan mencari rumus.
Waffle yang dipesan kai pun tiba dimejanya yang penuh buku dan kertas. “Wah.. kau sangat bersemangat untuk belajar” ucap pelayan yang tersenyum.
Seolhyun merapikan buku-buku dan kertas itu. “Siapa yang memesannya?” tanya Seolhyun pada pelayan.
Sang pelayan hanya kaget. “Pacarmu” kata sang pelayan.
“PACAR ???!!!!” terisk Seolhyun membuat semua mata tertuju padanya.
TO BE CONTINUED