Kim Nana, kuakui nama itu terlalu sederhana dan sangat tak memiliki banyak keistimewaan. Nama yang diberikan orang tua kepada anaknya yang mereka buang 18 tahun lalu. Aku mengingat mereka, aku sangat mengingat wajah kedua orang tuaku. Umurku 9 tahun saat itu dan mereka dengan mudahnya membuangku setelah adik laki-lakiku lahir kedunia.
Sejak saat itu aku tak mudah bergaul dengan teman sebayaku tapi aku mempunyai satu oppa yang hanya satu tahun lebih dewasa dariku yaitu Lee Taeyong. Kami selalu bersama bahkan ketika kami memutuskan untuk meninggalkan panti asuhan yang telah mempertemukan kami, kami sepakat untuk tinggal dilingkungan yang sama.
Aku sempat berfikir bahwa pertemuaanku dengan Lee Taeyong adalah akhir bahagia dalam kehidupanku. Tapi takdir seakan mempermainkanku, aku mengidap kanker otak diusia 25 tahun. Selama 2 tahun aku harus melakukan perawatan untuk kesembuhanku yang tak tau kapan berakhir. Semua biaya pengobatanku adalah hasil kerja keras Taeyong.
Aku sudah lelah dengan permainan takdir, aku ingin pergi meninggalkan rasa sakit ini, aku tak mampu meneruskan semuanya.
