Kai tersenyum-senyum dikamarnya dan membawa buku itu kemeja belajarnya. Buku yang Seolhyun bawa adalah buku matematika dan sastra korea.
“Apa aku benar-benar menyukainya?” tanya Seolhyun pada dirinya.
Dirumah Kai, Sehun datang menjanguk. “Halo Eomoni” sapa Sehun pada Ibu Kai.
“Oh Sehun-ssi. Bagaimana sekolahmu?” tanya Ibu Kai.
“Baik. Apa Kai ada dikamarnya?” tanya Sehun basa-basi.
“Ada. Ada. Ada. Masuklah dia mungkin menunggumu” ucap Ibu Kai tersenyum.
Sehun pun mengetok kamar Kai dan masuk. “Wassup Bro?!” sapa Sehun seperti biasanya.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Sehun sentak melihat Kai yang sedang menulis sesuatu dimeja belajarnya.
Sehun berjalan kearah Kai dan melihat apa yang dikerjakan temannya itu. “Ini buku Seolhyun bukan?” tanya Sehun melihat sampul berwarna merah.
“Jelas sekali ini punya Seolhyun, dia sangat menyukai merah” lanjut Sehun.
Kata-kata Sehun membuat Kai berhenti menulis, Sehun menaruh tasnya dilantai. “Apa kau merasa baikan?” tanya Sehun melihat-lihat kaset video game Kai.
Kai berjalan menuju tempat tidur. “Sehun-ah” panggil Kai.
“Apa kau pernah jatuh cinta?” tanya Kai.
Sehun pun batuk setelah mendengar itu. “Apa ini. Apa kau menyukai seseorang saat ini?” tanya Sehun menaikkan nada suaranya sambil tertawa.
Kai menyuruhnya diam tapi Sehun malah bertingkah yang tidak-tidak.
“tapi.. kenapa buku Seolhyun ada disini?” tanya Seolhyun mendekat ke Kai. Kai menggaruk keninngnya. “Dia yang membawanya” jawab Kai.
“Eottokhe? Bagaimana bisa dia membawanya?” tanya Sehun ingin tahu.
Sehun terlihat berpikir sejenak, “Ah.. rumahnya kan hanya beberapa meter dari sini” lanjut Sehun.
Kai terkejut akan itu. “Mwo???” katanya.
“Wae wae wae?” tanya Sehun.
“Mungkinkah.. kau tidak tahu?” tanya Sehun lagi.
SKIP
Setelah mengetahui drimana keberadaan rumah Seolhyun. Kai dan Sehun memutuskan untuk mencari udara segar walau keadaannya belum pulih sepenuhnya.
Seolhyun yang duduk membaca novel dengan sebuah kopi yang dibeli ayahnya pun terlihat santai dan damai.
Kedua pria yang mencari udara segar kemudian melihat Seolhyun sendiri yang duduk dihalaman depan rumahnya sedang membaca buku. “Itu Seolhyun bukan?” tanya Sehun.
Seolhyun yang sedikit tulis tidak mendengar dan mengetahui keberadaan dua pria yang ada tidak jauh darinya itu. Seolhyun pun berdiri dan masuk kedalam rumahnya tanpa melihat Kai dan Sehun yang berada disamping rumahnya.
“Dia sangat tinggi” ucap Kai melihat kaki panjang Seolhyun yang hanya memakai hot pant training.
“Yah.. apa yang kau lihat?” bentak Sehun membela teman masa kecilnya itu lalu menutup mata Kai.
“yah.. apa yang kau lakukan” ucap Kai tertawa kecil
Mereka melanjutkan naik sepeda dengan mengelilingin sekitar komplek dikarenakan kondisi Kai yang belum membaik. Mereka berdua istirahat disebuah taman yang sepi.
“Apa kau selalu mendapat sakit begini?” tanya Sehun.
Kai mengangguk, “Kakekku mempunyai asma dan itu turun padaku” kata Kai yang sudah terlihat santai akan pertanyaan tentang penyakitnya.
Kai mengeluarkan ponselnya dan memutuskan battle game dengan Sehun sebelum malam tiba.
Dilain tempat, “Seolhyun-ah. bisa kau belikan ibu Kue beras pedas dan jajangmyeon dibelakang rumah dekat taman?” ucap Ibunya.
Seolhyun beranjak dari duduknya dan membatasi novel yang dibacanya sedari tadi. “Baiklah eomma” ucapnya kemudian mengambil uang yang ada dimeja makan.
Seolhyun menutup pintu rumah dan berjalan kaki menuju belakang rumah untuk membeli pesanan ibunya.
Seolhyun menatap pesan Kai yang sedari tadi belum ia balas. “Aku benar-benar ingin melihatmu hari ini” gumam Seolhyun kemudian memutar musik dengan earphonenya. Seolhyun tidak menyadari bahwa ada Kai dan Sehun ditaman, ia hanya berjalan memainkan ponselnya dan tiba diwarung disamping taman.
“Ajhumma, Deoppokki dan jajangmyeon nya 2” ucap Seolhyun kemudian duduk menunggu pesanannya.
Kai dan Sehun sentak mengenali suara itu.
Mereka berdua mencari sumber yang tadi berbicara. “Yah. Kau mendengarnya?” tanya Sehun.
“Suara wanita bukan?” tanya Kai.
Karena Seolhyun memakai earphone ia tidak mendengar suara Kai dan Sehun yang tidak jauh darinya.
Seolhyun mengangkat kepalanya dan berdiri setelah pesanannya tiba. Kai sentak melihat gadis dengan ikat rambut polkadot itu juga melihatnya.
“Auh.. kau mengagetkanku” ucap Seolhyun terkejut.
“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Sehun yang muncul dibalik Kai.
Seolhyun memperlihatkan bungkusan plastik berisi jajangmyeon dan kue beras pedas. Seolhyun terus menatap Kai mendalam. Seperti itukah dia merindukan orang dia sukai?
Sehun menyadari bahwa Seolhyun menatap Kai dan Kai pun begitu. Ia kemudian menghiraukan keduanya. Ponsel Seolhyun seketika berbunyi, “Mino” nama itu tertera dilayar ponselnya.
Seolhyun berjanji akan meminjamkan sebuah novel pada Mino dan akan datang untuk mengambil dirumah Seolhyun.
Seolhyun kemudian bangun dari lamunannya dan menyadari bahwa ponselnya berbunyi. Ia kemudian melangkah, “Oh Song Mino” ucap Seolhyun.
“Huh? Kau sudah dirumah?” lanjut Seolhyun lalu berjalan cepat kembali kerumahnya.
Tanpa mengucapkan selamat tinggal pada Kai dan Sehun, Seolhyun hanya berjalan layaknya tidak menyadari bahwa ada dua manusia yang mengajaknya ngobrol tadi.
TO BE CONTINUED..