Seolhyun terlihat terbuka ketika saling mengirim pesan bersama Kai. “Apa yang kau lakukan? Bukankah Seulgi ada didekatmu?” kata Kai
Seolhyun membalas, “Dia sudah tidur dari tadi. Aku tidur juga ya” balas Seolhyun kemudian menaruh ponselnya dimeja kecil dekat lemarinya.
Keesokan harinya, Seolhyu terlihat sudah merasa baik setelah raut muka yang selalu menunjukkan untuk menyerah kepada anak-anak. Namun ini adalah hidupnya, semua mimpinya belum tercapai.
Seolhyun melihat meja kosong disamping Sehun. Namun bel berbunyi dengan cepat. “Kemana anak itu?” tanya Seolhyun pada dirinya sendiri.
Guru Kang masuk dengan tongkat coklatnya. Ya.. ini adalah pelajaran matematika. “Seolhyun siapkan” ucap Guru Kang.
Seolhyun pun berdiri dan menyiapkan kelas. Setelah itu, guru kang mengabsen. “Hadir semua bukan?” tanya Guru Kang.
“Kim Jongin tidak masuk pak” teriak Jimin yang sibuk bercermin sedari tadi.
Guru Kang menegakkan kepalanya. “Ah... dia sakit” kata Guru Kang mengejutkan para siswa. Semua siswa bertanya apakah sakitnya parah atau tidak. “Jongin... dia punya penyakit asma. Jadi jika dia tidak masuk berarti penyakitnya kambuh” lanjut Guru Kang.
“Jika kalian saling mempunyai waktu. Jenguklah dia, kudengar rumahnya tidak jauh darisini” kata Guru Kang membuka pelajaran.
“Oke.. apa kalian sudah bagi kelompok?” tanya Guru Kang.
SKIP
Sepulang sekolah, Seulgi pergi bermain basket bersama Sehun diruang olahraga. Namun Seolhyun bersama Wendy berjalan bersama entah betujuan kemana.
“Kita mau kemana Seolhyun?” tanya Wendy yang nelihat Seolhyun pucat dari tadi pagi.
“Apa kau mencemaskan sesuatu?” tanya Wendy lagi yang bisa membaca pikiran orang.
“Tidak.. aku akan mengikutimu pergi. Kau mau pergi kemana?” kata Seolhyun.
“Ini aneh...” gumam Wendy.
“Ah !! apa kau ingin menonton BTS di Music Bank?” tanya Wendy.
“Baiklah” ucap Seolhyun yang mengharapkan sesuatu pada hari itu.
Diatas Bis menuju gedung KBS Seolhyun diam menatap sepanjang jalan. “Aku menunggu keajaiban agar aku bisa melihatmu hari ini” ucap batin Seolhyun.
Mereka tiba digedung KBS, Wendy memegang tangan Sunmi untuk masuk gedung namun ponsel Seolhyun berbunyi. “Apa ada tugas hari ini?” tanya Kai pada pesan yang dirimnya.
Seolhyun tersentak membaca sms itu. Ia kemudian melepaskan genggaman Wendy. Seolhyun menatap Wendy.
“Wae?” tanya Wendy heran melihat Seolhyun.
“Mianhe Wendy.. aku harus menemanu ibuku ke pasar” ucap bohong Seolhyun lalu pergi menuju halte bis dipenyebrangan.
Wendy merasa baik-baik saja jika itu ibu Seolhyun. Ia melambaikan tangan kepada Seolhyun yang sudah mendapatkan Bis.
Seolhyun berlari menuju rumah kai yang tidak jauh dari rumahnya dan sekolah dengan memegang beberapa buku. Ia kemudian tiba, dengan sentak ia kaget melihat para security yang menjaga ketat rumah Kai yang besar itu.
“Apa kau sudah buat janji?” tanya security menahan Seolhyun.
Seolhyun menjijit menatap kedalam rumah, namun ia tidak melihat Kai. Seolhyun kembali mencari-cari keberadaan Kai. “Permisi nona, siapa yang ingin kau temui?” tanya security lainnya.
Seolhyun merasa putus asa dan menyerahkan buku catatan miliknya ke security itu. “Tolong berikan ini kepada Kim Jongin. Aku rasa dia membutuhkannya” ucap Seolhyun pasrah.
Security mengerutkan keningnya. “Apa kau teman Tuang Muda?” tanya security itu melihat seragam Seolhyun.
Seolhyun hanya diam. Kemudian berjalan mundur, “Tolong berikan itu pada dia” ucapnya sekali lagi kemudian membungkuk 90 derajat.
Seolhyun pun berjalan pulang menuju rumahnya, para security dengan segera mengantarkan buku itu pada Kim Jongin.
“Tuang Muda.” Panggil pembantu Kai.
Kai yang terbaring ditempat tidur nya dengan menatap ponsel dikajutkan dengan sebuah buku yang dibawa pembantunya. “Apa ini?” tanya Kai pada pembantunya.
“Itu dari temanmu” jawab sang pembantu kemudian menutup pintu kamar Kai.
Kai melihat sebuah nama yang ditempelkan disampul buku. “Kim Seolhyun?” kata Kai membuka itu. Kai kemudian mengambil ponselnya dan bertujuan untuk menelpon Seolhyun. Namun dia sedikit ragu-ragu untuk itu.
“Apa ini balasan dari pesanku?” tanya Kai pada dirinya sendiri.
Seolhyun menghempaskan tubuhnya ditempat tidurnya dan menatap langit-langit. “Bagaimana ini?” tanya Seolhyun masih menatap langit-langit kamarnya.
Kai hanya tersenyum walau pesannya tidak dibalas Seolhyun, namun ia kagum akan niat Seolhyun yang membalas pesan Kai secara langsung setelah ditanya tentang tugas. “Ternyata dia juga baik” ucap Kai tersenyum-senyum.
Dilain tempat, Seolhyun masih diposisi yang sama. “Apa aku benar-benar menyukainya?” TO BE CONTINUED...