home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > When Love Bring You Back

When Love Bring You Back

Share:
Author : khaiicheen
Published : 15 Nov 2014, Updated : 20 Nov 2015
Cast : SHINee Minho, Im Hyura (OC), EXO Kai
Tags :
Status : Complete
4 Subscribes |17441 Views |9 Loves
When Love Bring You Back
CHAPTER 9 : Where Did She Go?

When Love Bring You Back

Part 9

Author : tiara ekha (@khaiicheen)

*****

Where did she go?

Hyura POV

Aku memutuskan untuk mengambil day off selama seminggu. Lagipula pekerjaanku di EXO juga sudah tidak terlalu sibuk dan untuk SHINee, kini mereka sudah kembali berada di Jepang untuk melanjutkan rangkaian konser mereka. Tapi sejak kembali dari liburan singkat di Busan beberapa hari lalu, aku memutuskan untuk benar-benar merenggangkan hubunganku dengan Minho. Memang sulit rasanya, tapi semuanya butuh proses.

Kedua oppa ku juga memutuskan untuk kembali ke rumah ketika aku mengatakan akan mengambil day off selama seminggu. Mereka bilang akan menemaniku di rumah, karena jadwal mereka yang tidak terlalu padat dan juga kedua orang tua kami sedang berada di luar kota karena harus menghadiri acara keluarga appa. 

Aku juga sudah menceritakan apa yang terjadi padaku pada keduanya, reaksi mereka berbeda. Hyunsik oppa sempat sebal dengan sikap Minho yang menurutnya hanya memberi harapan palsu, sedangkan Seulong oppa, ia lebih dewasa menanggapinya, katanya mungkin Minho punya alasan kenapa seperti itu.

"Just be nice to him. Someday he will come to his sense and he will be sorry for the way he treats you."

Kata-kata Seulong oppa masih ku ingat. Aku hanya mengamininya saja ketika Seulong oppa mengatakannya padaku. Semoga saja, oppa. Mungkin memang nanti akan ada saatnya, tapi untuk saat ini, aku hanya ingin menata perasaanku menjadi seperti sebelum aku dan Minho kembali dekat. Aku masih dalam proses.


*****

"Hyura-yaa, bisa kau ambil orange juice di lemari es untukku?" Pinta Hyunsik dari ruang TV ketika Hyura tengah berada di dapur. "Sekalian juga dengan camilannya ya."

"Ya-oppa, katanya kau ingin menemaniku libur di rumah. Tapi kau malah menyuruhku ini dan itu. Sebenarnya kau ingin menemaniku atau ingin menyuruhku melayani permintaanmu?? " Gerutu Hyura sambil mengerucutkan bibirnya.

"Sekali-sekali tidak apa-apa, aku kan minta tolong adikku yang manis." Balas Hyunsik."Tapi sayangnya sedang patah hati."

"Ya,opaaa!!! Terus saja kau ungkit lagi masalah itu. Bagaimana aku bisa melupakannya?" Seru Hyura.

"Sudah-sudah. Hyunsik-ah, kau jangan menjahili Hyura terus kasihan dia. Kau ingin apa lagi? Nanti kuambilkan." Ujar Seulong. "Dan, Raa-ya. Sudah, nanti aku yang akan mengambilkan apa yang Hyunsik minta. Jangan pikirkan lagi masalahmu itu dan jangan marah pada Hyunsik. Itu salah satu bentuk perhatiannya untukmu." Lanjut Seulong lalu mengusap kepala Hyura lembut.

"Gomawo, oppa. Tapi tidak perlu, biarkan aku yang mengambilkannya saja. Kau kembali lah ke ruang TV bersama Hyunsik oppa." Balas Hyura.

Seulong pun kembali ke ruang TV dan menonton bersama Hyunsik. Hyura juga datang dengan membawa pesanan Hyunsik dan beberapa gelas kosong untuk mereka minum. Sesekali mereka bercanda satu sama lain, hal yang sudah jarang sekali mereka lakukan mengingat kesibukan Seulong dan Hyunsik dengan group mereka dan pekerjaan Hyura di SM Entertaiment.

"Raa-ya, aku dengar kau tengah dekat dengan Jongin?" Tanya Hyunsik tiba-tiba.

"Kau dapat informasi dari mana oppa? Kau seperti netizen saja." Jawab Hyura.

"Kyungsoo yang mengatakannya padaku. Katanya, kau pergi menemani Jongin untuk membeli permintaan Taemin beberapa waktu lalu." Balas Hyunsik.

Hyunsik dan Kyungsoo atau DO EXO memang saling mengenal, keduanya dekat ketika mereka berada di bangku sekolah menengah pertama.

"Oppa, kau memberitahu Kyungsoo mengenai hubungan kita?"

"Anniyo."

"Lalu bagaimana ia bisa bercerita padamu soal itu?"

"Aku tidak sengaja bertemu dengannya di Kona Bean, lalu kami saling mengobrol karena sudah lama tidak bertemu. Ia menceritakan mengenai kesibukkannya dan groupnya, lalu ia menceritakan hal itu. Hanya itu." Jelas Hyunsik. "Tenang saja, Raa-ya. Aku tidak akan memberi tahu siapapun hubungan kita." Hyura hanya mengangguk tanda mengerti.

"Keunde, eothe? Apa benar?" Tanya Hyunsik lagi.

"Yaa, apa menemani pergi saja bisa dianggap dekat oppa? Tidak, aku dengan Jongin hanya teman biasa sama seperti dengan Taemin dan Kyungsoo." Jelas Hyura.

"Sepertinya adikku yang satu ini sedang di rebuti oleh visual group." Ujar Seulong.

"Tapi sayangnya hyung, visual yang dia harapkan malah menolaknya. Malah visual yang lain yang menyukainya." Goda Hyunsik.

"Terus saja oppa kau mengatakan hal itu lagi." Ujar Hyura lalu melemparkan bantal kecil yang sedang di pegangnya pada Hyunsik.

"Tidak kena. Sudah, akui saja. Tidak apa-apa." Balas Hyunsik.

Seulong hanya memperhatikan pertengkaran kecil yang sedang terjadi antara kedua adiknya. Ia hanya tersenyum sendiri.

“Tak apa, Raa-ya. Jika Jongin lebih baik dari Minho. Kau juga perlu bahagia.” Sambung Seulong.

*****

Seulong POV

"Sudah, kalian ini. Masih saja suka untuk saling bertengkar seperti anak kecil." Seruku pada keduanya.

"Biarkan hyung, aku sudah lama tidak bertengkar seperti ini dengannya." Balas Hyunsik.

Aku sangat menyayangi kedua adikku ini, walaupun keduanya bukan adik kandungku, tapi sejak kehadiran mereka berdua aku merasa tidak sendiri lagi. Melihat mereka bertengkar kecil seperti ini mengingatkanku pada memori masa kecil kami dulu, sebelum Hyura mengikuti eomma tinggal di Indonesia. Sudah lama kami bertiga tidak menikmati quality time seperti ini.

Beberapa hari lalu, Hyura menelfonku untuk menjemputnya seusai liburan dengan SHINee di Busan, sayangnya karena sedang memiliki jadwal pemotretan dengan salah satu majalah fashion, aku tidak bisa menjemputnya. Ketika ia menelfonku, suaranya tidak terdengar seceria biasanya, padahal ia baru saja pulang liburan. Seperti ada sesuatu yang sedang ditahannya. Aku meminta Hyunsik untuk menjemputnya waktu itu lalu memutuskan untuk pulang ke rumah setelah pekerjaanku selesai.

Hyunsik juga sempat menelfonku ketika ia sudah tiba di rumah setelah menjemput Hyura. Katanya, Hyura terlihat murung dan langsung mengurung dirinya di kamar setelah sampai rumah.
Aku masih ingat bagaimana ekspresi Hyura ketika aku menemuinya sesampainya di rumah. Ia sedang menangis di balik selimutnya. Aku melihat punggungnya bergetar walaupun ia menahan tangisnya tanpa suara. Pasti ada yang terjadi dengannya. Pasti.

Seulong Flashback

"Hyura-ya, kau sudah tidur?" Tanyaku ketika aku membuka pintu kamarnya. Ia tidak menjawab.

"Waeyo? Ada apa? Kau bisa cerita padaku." Lanjutku lalu menghampirinya dan mengusap bahunya. Menenangnkannya. Hyura membalikan tubuhnya menghadapku.

"Anniyo oppa. Nan gwenchana." Jawabnya dengan nada yang dipaksakan. Sangat jelas dipaksakan. Matanya sudah sembab saat ini.

"Kau tidak perlu malu untuk menceritakan masalahmu padaku. Ceritalah, aku akan mencoba meringankan perasaanmu." 

Ia mulai menceritakan semuanya padaku. Ternyata ini ada hubungannya dengan Minho. Hoobae sekaligus tetangga dekat kami dulu yang mampu membuatnya seperti ini. Tapi aku tidak marah atau kesal dengan apa yang Minho lakukan pada Hyura. Pasti Minho juga punya alasan dibalik in semua. Aku mencoba mengambil sisi positifnya saja. Aku hanya mengatakan pada Hyura bahwa ini adalah proses untuknya belajar dewasa menghadapi masalahnya sendiri. Masalah perasaan memang memiliki banyak resiko.

"Just be nice to him. Someday he will come to his sense and he will be sorry for the way he treats you."

Flashback end

Hanya kata-kata itu yang bisa aku katakan pada Hyura untuk memberikan solusi atas masalahnya dengan Minho. Ia tidak perlu menyesali apa yang sudah terjadi padanya saat ini. Mungkin saatnya memang belum tepat untuk mereka.

*****

 


Hyunsik POV

Menjahili Hyura, adik perempuanku satu-satunya itu adalah salah satu bentuk bagiku untuk memberikan perhatian untuknya. Mungkin karena usia kami yang hanya terpaut satu tahun, membuat kami sering bertengkar sejak kecil dulu. Dan kebiasaan itu akhirnya terbawa sampai saat ini, bertengkar dengannya adalah caraku memperhatikannya. 

Ia memang tidak terlalu dekat denganku, bukan, maksudku dia jarang bercerita masalahnya padaku. Ia lebih terbuka dengan Seulong hyung ketika ia memiliki masalah. Kami dekat ketika urusan bermain, jalan dan berbelanja. Kesamaan antara kami. Aku juga tahu mengenai kedekatannya dengan Minho hyung, visual SHINee itu. Itu adalah cerita lama yang belum lama baru aku ketahui.

 Aku mengetahuinya dari Seulong hyung. Beberapa kali aku melihat wajahnya bersinar setiap kali pulang dari pekerjaannya atau ketika Minho mengantarnya pulang setelah menjenguk Jonghyun. Sama seperti ketika ia selalu bersama dengan Minho sewaktu sekolah dulu. Tapi, hal yang berbeda 180 derajat aku lihat ketika aku menjemputnya, sepulangnya ia dari Busan bersama SHINee.

Hyunsik Flashback

"Hyunsik-ssi, tolong jaga Hyura dan biarkan ia berisitirahat sesampainya di rumah. Dia terlalu lelah sepertinya." Pesan Minji, sahabat Hyura ketika aku menjemputnya.

"Nde, Gamsahamnida, Minji-ssi telah mengantarkan adikku. Kami pamit." Balasku.

Hyura tidak mengeluarkan suara apapun ketika kami meninggalkan Minji dan berlalu pada motorku. Hyura terlihat seperti tidak bersemangat dan seperti sedang memendam sesuatu. Pegangan tangannya padaku pun terasa sangat lemah. Sesampainya di rumah ia langsung masuk ke kamarnya dan mengurung diri di kamar. Aku tidak berani mengganggunya saat itu sampai pada Seulong hyung tiba di rumah.

Ketika Seulong hyung menemui Hyura, aku melihat bagaimana Hyura menangis dengan sedihnya di pelukan Seulong hyung. Ia menceritakan masalahnya dengan Minho hyung. Aku kesal dengan apa yang Minho hyung lalukan pada adikku itu. Aku tidak pernah sanggup bila harus melihat yeoja menangis di depanku. Terlebih ia adalah adik kesayanganku. Maka, ketika aku melihat Hyura menangis, aku hanya melihatnya dari pintu saja. Tapi Seulong hyung mengatakan untuk tidak ikut campur dengan masalah Hyura dan Minho, hyung bilang kami hanya perlu mendukung apa yang akan Hyura lakukan.

Flashback end

*****

Baby (baby) ije neun naegewa (naegewa)

And Be my lady neomu na oraet dongan

ji kyeo bwasseo mal eopsiseoseo

anta kkaun gaseumeul sumgimyeo

chinguro chinguro jinaeya handani yuro

mokka icha ollat deon

geu gobaegeur chamaya haesseo

hajiman ije neun gobaek halkke

neoreul sarang hae


Music Video 2AM-Confessin of a Friend tengah di putar di salah satu stasiun TV ketika Seulong, Hyura dan Hyunsik sedang menikmati sarapan. Hyura terdiam sejenak ketika mendengar lirik lagu yang sedang mengalun tersebut. Cairan bening terlihat menggenang di pelupuk matanya sebelum akhirnya menjadi buliran bening yang mengalir di pipi chubby nya.

"Biar aku ganti channelnya." Ujar Hyunsik yang segera bangun untuk mengambil remote TV.

"Anniyo, tidak perlu oppa. Biarkan saja. Aku senang mendengarkan lagu ini. Kau tidak menghargai Seulong oppa bilang menggantinya." Balas Hyura.

"Semua masih butuh proses Hyura-ya. Kami akan selalu mendukung apapun pilihanmu." ujar Seulong lalu mengusap air mata yang terlanjur mengalir di pipi Hyura.

"Nde, gomawo oppa."

Hari ini, Seulong dan Hyunsik memiliki jadwal dengan group mereka dan baru akan kembali nanti malam. Lusa, Hyura akan kembali ke pekerjaannya di SM. Untuk menghilangkan penatnya di rumah, Hyura memutuskan untuk pergi berjalan-jalan di pusat perbelanjaan di kawasan Dongdaemun.
 

"Oppa, bisa kau antarkan aku ke Dongdaemun terlebih dulu sebelum kalian berangkat nanti?" Pinta Hyura pada Seulong.

"Baiklah, nanti aku akan mengantarkanmu kesana." Jawab Seulong.

*****

SHINee telah kembali dari Jepang semalam dan saat ini mereka tengah berada di dorm untuk beristirahat sebelum nanti sore mereka akan pergi ke gedung SM untuk membicarakan mengenai comeback stage terbaru mereka, Everybody dan rencana rangkaian SM Town Week, konser tunggal semua artis SM menjelang natal dan tahun baru. 

"Hyung, kita akan ke kantor jam berapa?" Tanya Minho pada Kyungshik yang sedang membantu Onew merapihkan bawaan mereka semalam.

"Mungkin sore, wae?" Tanya Kyungshik.

"Anniyo. Aku hanya bertanya saja." Jawab Minho.

"Sepertinya ia sudah merindukan Hyura, hyung. Makanya dia tidak sabar seperti itu." Seru Taemin.

"Sok tau kau, Lee Taemin. Sudah, jangan mengurusi urusanku. Memangnya kau tidak merindukan Naeun?" Tanya Minho tidak mau kalah.

"Yaa, hyung. Aku dan Naeun selalu berkomunikasi walaupun kami sibuk dengan jadwal masing-masing. Memangnya dirimu? Hyura bahkan tidak menghubungimu sama sekali ketika kita di Jepang kemarin." Balas Taemin.

Skak mat. Minho tidak dapat melanjutkan perseteruan kecilnya dengan Taemin. Memang benar apa kata Taemin, Hyura memang tidak menghubungi Minho sama sekali ketika mereka di Jepang kemarin. Minho bahkan sempat seperti orang frustasi karena Hyura tak kunjung menghubunginya bahkan sampai mereka sudah kembali ke Korea sekarang. Ia berdiri lalu masuk ke kamarnya dan tidak keluar lagi sampai mereka akan berangkat ke gedung SM.

Setibanya di gedung SM, SHINee segera masuk menuju ruang rapat yang berada di lantai 5, bersama dengan semua artis SM yang akan ikut berpartisipasi dalam rangkaian konser SM Town Week. Minho menyadari ketidak beradaan Hyura di ruangan tersebut. Awalnya, Minho fikir Hyura sedang memiliki perkerjaan lain makanya ia tidak ikut dalam rapat kali ini. Namun, sampai SHINee melakukan rapat kecil setelah rapat sebelumnya yang membicarakan mengenai persiapan comeback stage SHINee yang akan datang, Hyura juga tidak menampakkan batang hidungnya. Padahal Hyura masih memiliki tanggung jawab sebagai asisten manajer SHINee bila SHINee melakukan aktivitas di Korea.

“Noona, dimana Hyura? Aku tidak melihatnya sejak rapat besar tadi?” tanya Minho pada Minji setelah mereka menyelesaikan rapat persiapan comebackstage SHINee.

“Dia mengambil day off selama seminggu sejak beberapa hari yang lalu. Waeyo pangeran kodok?” jawab Minji.

“Dia sudah rindu dengan asisten manajer kami itu, sayang. Kau tidak tahu kalau dia sudah seperti anak kecil yang kehilangan permennya ketika di Jepang kemarin. Hyura sama sekali tidak mengabarinya ataupun menghubunginya.” Jelas Jonghyun sambil merangkul bahu Minji.

“Eiys, hyung, baru juga seminggu tidak bertemu dengan Minji noona, kau sudah merangkulnya seperti itu saja. Ini masih sore hyung.” Seru Taemin. Jonghyun hanya tersenyum saja mendengar perkataan Taemin tadi.

“Tumben sekali dia mengambil day off noona? Biasanya aku menyuruhnya beristirahat sehari saja dia engggan. Apa terjadi sesuatu dengannya?” tanya Minho polos.

“Yaa-Choi Minho. Apa sebenarnya yang kau inginkan? Setelah kau bersikap seperti kemarin, masih bisa kau bersikap seperti ini padanya? Menanyakan keberadaannya? Seperti tidak terjadi apa-apa. Kaulah alasannya mengapa sampai ia mengambil day off. Dia ingin menenangkan dirinya karena sikapmu yang labil itu.” Ingin sekali Minji mengatakan hal tersebut pada Minho, namun tidak mungkin karena Hyura memintanya untuk merahasiakan apa yang telah terjadi. “Aku tidak tahu. Dia hanya menemuiku dan berkata kalau ia ingin istirahat dulu beberapa hari. Dia sedang merasa kelelahan, baik fisik maupun perasaan.” Jawab Minji dengan memberikan penekanan pada kata ‘perasaan’. Semoga pangeran kodok itu peka. Batin Minji.

*****

Minho POV

Aku mengerti dengan apa yang dimaksud Minji dengan menekankan kata ‘perasaan’.  Jujur aku sangat mengerti. Akupun merasakannya. Entahlah, apa maksudnya. Aku tidak terlalu ambil pusing.  Saat ini aku sedang dalam perjalanan menuju rumah Hyura karena ia tidak kunjung menjawab pesan maupun panggilan telfon dariku. Tidak biasanya ia seperti ini, bahkan sampai seminggu kami lost contact.

Aku sudah memarkir mobilku di seberang rumah Hyura. Aku kembali menelfonnya, namun tetap saja. Nihil. Aku pun segera mengiriminya pesan.

To : Hyura

Kau dimana? Aku sudah berada di depan rumahmu saat ini.

*****

Hyura POV

Sebuah toko topi menarik perhatianku ketika aku sedang meilintasi deretan toko yang berjejer di kawasan pertokoan Dongdaemun. Aku langsung teringat dengan Jongin ketika melihat deretan snapback berjejer di etalase. Aku memutuskan untuk mampir. Sepasang snapback  hitam bertuliskan ‘XOXO’ menarik perhatianku. Setelah mencobanya beberapa kali, aku memeutuskan untuk membelinya dan membelikan untuk Jongin juga.

Setelah hampir seminggu mengambil day off, aku merasa perasaanku sudah membaik. Keberadaan kedua oppaku di rumah sangat membantuku mengembalikan perasaan serta moodku seperti sebelumnya, walaupun terkadang Hyunsik oppa masih saja mengingatkanku dengan kejadian itu. Pesan berisikan semangat dari Jongin pun cukup membantu. Dia tahu kalau aku mengambil day off, namun aku hanya mengatakan kalau aku sedang ingin beristirahat karena pekerjaan yang cukup banyak menyita waktuku.

Sejak kejadian di Busan itu pun aku mulai mengurangi intensitas komunikasiku dengan Minho. Awalnya hanya sesekali aku menghilangkan komunikasi diantara kami, sampai akhirnya sudah seminggu ini aku tidak menghubunginya. Aku memang tidak hilang kontak sepenuhnya dengan SHINee. Kadang aku masih berkomunikasi dengan Taemin ataupun Onew oppa, walaupun hanya berkirim pesan sesekali. Tapi dengan Minho, aku benar-benar lost contact dengannya seminggu ini. Beberapa panggilan dan pesan masuk darinya memenuhi ponselku belakangan ini. Tapi aku tidak pernah membalas keduanya.

Ponselku bergetar ketika aku baru saja keluar dari toko topi tadi. Minho oppa. Aku mengabaikan panggilannya lalu melanjutkan perjalananku untuk kembali kerumah karena hari sudah sore. Tidak lama, ponselku kembali bergetar menandakan pesan masuk. Minho oppa.

From : Minho oppa

Kau dimana? Aku sudah berada di depan rumahmu saat ini.

Sebenarnya aku ingin sekali bertemu dengannya saat ini, namun aku harus teguh pada komitmenku untuk menjauhinya secara perlahan. Menghilangkan rasa suka dan sayangku padanya. Bukan untuk membencinya. Aku membatalkan rencanaku untuk kembali ke rumah dan memutuskan untuk menghabiskan waktu di salah satu cafe terdekat, Miracle Cafe.

To : Minho oppa

Mian, aku sedang tidak berada di rumah.

Aku sedang pergi bertemu dengan temanku dan mungkin baru akan kembali nanti malam.

Tidak lama kemudian, Minho sudah kembali membalas pesan yang Hyura kirimkan.

From : Minho oppa

Bagaimana kalau aku menjemputmu?

To : Minho oppa

Tidak perlu oppa. Aku bisa pulang sendiri nanti atau meminta oppaku menjemputku.

Terima kasih atas tawaranmu.

*****

Hyura tengah berada di cafe Miracle, ia memesan sepotong chocolate diamond cake dan secangkir kopi hangat. Ia sedang menunggu seseorang untuk menemaninya menunggu sampai salah satu oppanya menjempuntnya. Sebuah paper bag diletakannya di atas meja, snapback. Tidak lama kemudian, orang yang ditunggunya datang. Kai, ia datang setelah Hyura menelfonnya dan mengajaknya bertemu untuk sekedar mengobrol.

“Maaf sedikit lama. Aku baru saja selesai latihan dan rapat mengenai konser SM Town Week. Ujar Kai.

“Gwenchana, lagipula aku juga mendadak memintamu kesini.” Balas Hyura. “Rapat persiapan SM Town Week sudah dimulai?”

“Hanya membahas mengenai konsep sekilas saja. Belum pada hal yang terlalu jauh.” Jelas Kai. “Kapan kau akan kembali bekerja lagi?”

“Lusa aku juga sudah kembali ke kantor lagi, Jongin-ya. Wae? Kau sudah merindukan aku mengocehimu dan member EXO lainnya lagi?”

“Anniyo. Kau percaya diri sekali. Aku pesan minum dulu sebentar,”

Kai pun meninggalkan kurisnya dan menuju kasir untuk memesan minuman. Hyura sudah menganggap Kai seperti adiknya sendiri, karena usia Kai yang berada di bawahnya. Walaupun hanya 2 minggu. Walaupun begitu, terkadang Hyura merasa nyaman juga berada di dekat Kai, ketika mereka saling bercanda atau bercerita di sela waktu latihan EXO dan sikap manjanya yang sangat ketara ketika ia sudah mulai kelelahan. Dengan perhatian dan semangat yang diberikan Kai padanya, sedikit banyak dapat membantu Hyura lupa dengan masalahnya bersama Minho.

“Taemin sudah kembali dari Jepang semalam. Kau tidak menemui mereka?” tanya Kai ketika kembali dengan segelas cappucino blended di tangannya.

“Anni, bagaimana aku bertemu dengan mereka? Saat ini aku sedang mengambil day off dan tidak pergi ke kantor, Kim Jongin.” Balas Hyura.

“Ya, setidaknya apa kau juga tidak menghubungi mereka? Tadi aku melihat Minho hyung mencari dan menanyakan keberadaanmu pada beberapa staf. Sepertinya dia merindukanmu.” Goda Kai.

“Yaa, Kim Jongin. Aku sedang menikmati waktu day off ku, jadi aku pun mehilangkan sejenak hubunganku dengan pekerjaan kantor. Kalau aku menghubungi mereka juga sama saja aku seperti bekerja.”

“Lalu mengapa kau menghubungiku? Aku juga kan salah satu artis yang kau tangani.”

“Jadi kau tidak ikhlas datang menemuiku disini?”

“Anniyo, hanya saja aku kasihan melihat Minho hyung yang pusing menanyakan keberadanmu. Kata Taemin sudah seminggu sejak mereka berada di Jepang kau tidak menghubunginya. Apa terjadi sesuatu?”

*****

Kai POV

Perubahan ekspressi terllihat ketika aku menanyakan mengenai sesuatu dengan hubungan Hyura dan Minho hyung. Binar matanya meredup dan senyumannya pun hilang. Tidak seperti biasanya. Aku yakin kalau ada sesuatu yang terjadi dengannya.

“Waeyo? Kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku?”

“Anniyo, bisa kita tidak membicarakan hal itu?”

“Baiklah, aku tidak akan memaksa bila kau tidak ingin menceritakannya.”

Ia hanya tersenyum sekilas lalu meneguk  kopi di cangkir miliknya. Lalu ia memberikanku sebuah paperbag yang sedari tadi sudah berada di atas meja yang kami gunakan.

“Oh iya, ini untukmu. Tadi aku melihatnya ketika berjalan-jalan di pertokoan sekitar sini.” Lalu Hyura memberikan paperbag yang ada diatas meja.

“Mwoga?” tanyaku lalu mengeluarkan isi dari paperbag itu. Sebuah snapback hitam bertuliskan bordiran ‘XOXO’ mirip dengan title album EXO. “Gomawo, kau tau sekali model yang kusuka.”

“Aku sering melihatmu meminjam snapback Chanyeol oppa. Jadi tadi ketika aku melihat itu, aku merasa itu cocok sekali untukmu. Aku memutuskan untuk membelinya. Aku juga membeli model yang sama denganmu, hanya berbeda warna saja.”

“Couple?”

“Anniyo, tapi mungkin akan aku berikan pada Taemin atau Jonghyun oppa saja. Aku bingung kapan akan menggunakannya.” Katanya lalu mengeluarkan snapback miliknya.

“Sudah, kau saja yang memakainya. Lain kali aku akan mengajakmu jalan-jalan dan kita pakai ini bersama? Eotthe?” ajakku.

“Lalu setelah itu?”

“Setelah itu? Simpan saja topi ini sebagai benda kenangan kita berdua.”

“Benda kenangan? yaa, memangnya kau pacarku sampai kita memiliki benda kenangan berdua?”

“Ya sudah, kalau begitu kita berkencan saja. Eotthe?”

“Ya, Kim Jongin. Kau itu dongsaengku. Aku tidak selera dengan laki-laki yang lebih muda dariku.”

“Hanya 2 minggu saja. Perlu kau tahu, aku tidak pernah menganggapmu noonaku.” Ledek Kai. “Sudah, bagiamana tawaranku? Kapan lagi visual EXO ini mengajakmu berkencan?”

“Eiys, percaya dirimu tinggi sekali, Kim Jongin. Anniyo. Aku tidak mau, hatiku sudah terpikat dengan visual lain.”

“Nugu? Minho hyung, si visual SHINee?”

“Bisa tidak kalau kau tidak selalu menghubungkanku dengannya? Lagipula memang visual yang berwajah tampan hanya dia saja?”

“Semua visual pasti berwajah tampan nona Im. Kalau mereka tidak tampan, tidak mungkin menjadi wajah dari group.” Hyura hanya mengangguk-angguk asal. “Geure, jadi bagaimana?”

“Bagaimana apa?”

“Tawaran kencanku? Mau atau tidak?”

“Tidak. Aku tidak mau berkencan denganmu, tapi..”

“Tapi apa??”

“Tapi kalau hanya sekedar jalan-jalan saja tidak apa.”

Keduanya melanjutkan obrolan mereka. Beberapa kali keduanya mengambil selca dengan menggunakan snapback yang Hyura beli sebelumnya. Wajah Hyura sudah kembali seperti sebelumnya. Ia sudah kembali ceria.

Sesosok laki-laki bertubuh jangkung melihat keakraban yang ditunjukan Hyura dan Kai. Tanggannya terlihat tengah mencengkram erat ponsel yang sedang dipegangnnya. Matanya terbelalak tidak percaya melihat siapa yang sedang dilihatnya sekarang. Raut kekecewaan dan cemburu terpancar jelas dari raut mukanya. Raut muka visual yang sangat berbeda dengan yang ada di kamera.

*****

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK