When Love Bring You Back
Part 10
Author : tiara ekha (@khaiicheen)
*****
I’m sick. I want she were here
Suara gaduh terdengar di dorm SHINee, sang visual Choi Minho pulang dengan diliputi emosi. Ia membuka pintu dorm dengan kasar dan langsung masuk ke kamarnya setelah meletakkan kunci mobilnya. Jonghyun dan Minji yang tengah berada di dapur menyiapkan makan malam menghentikan pekerjaan mereka. Sang maknae, Taemin yang sedang berada di kamar pun langsung keluar mencari tahu kegaduhan yang terjadi.
"Hyung, ada suara gaduh apa? Apa terjadi sesuatu?" Tanya Taemin.
"Molla, Minho baru saja kembali. Aku tidak tahu ada apa dengannya. Minji sedang menemuinya sekarang." Jelas Jonghyun. "Bantu aku merapihkan ini, Taemin-ie."
"Jinki dan Kibum hyung belum kembali?" Tanya Taemin.
"Mereka sedang dalam perjalanan pulang."
Minji menemui Minho di kamarnya. Jonghyun memintanya untuk menmui Minho, karena bila Jonghyun yang menemuinya, Minho tidak akan mau bercerita.
"Minho-ya, boleh aku masuk?" Tanya Minji sambil mengetuk pintu kamar Minho.
"Biarkan aku sendiri noona. Aku sedang ingin sendiri." Balas Minho dari dalam kamar.
"Wae? Apa terjadi sesuatu? Kau bisa bercerita denganku. Tidak perlu sungkan."
"Anniyo noona, aku tidak ingin berbicara dengan siapapun saat ini. Tolong tinggalkan aku sendiri."
"Baiklah. Tenangkan emosimu, Minho-ya. Aku menunggumu untuk bercerita."
Minji meninggalkan kamar Minho dan segera kembali ke dapur untuk menemui Jonghyun dan merapihkan makan malam mereka. Tiba-tiba ponsel Minji berbunyi, panggilan masuk dari Hyura.
"Eonni. Kau dimana?" Tanya Hyura dari seberang.
"Aku? Aku sedang di dorm SHINee. Wae?" Tanya Minji kembali.
"Apa Minho oppa ada disana?"
"Nde. Dia baru saja kembali, saat ini ia berada di kamar. Ada apa?"
"Dia baik-baik saja?"
"Sepertinya suasana hatinya sedang tidak baik. Saat dia pulang, dia terlihat emosi." Balas Minji."Ada apaa Hyura-ya?"
"Baiklah kalau begitu. Terima kasih eonni. Maaf sudah mengganggumu."
"Ada apa sebenarnya Hyura-ya? Kau mengetahui sesuatu?"
"Anniyo. Aku tutup telfonya eonni. Annyeong."
Panggilan telfon keduanya pun terputus. Minji masih bingung dengan maksud telfon Hyura. Ada apa sebenarnya dengan Minho? Apa ada hubungannya dengan Hyura?
Pintu dorm SHINee terdengar terbuka, Onew dan Key sudah kembali dari supermarket untuk membeli minuman dan beberapa makanan ringan. Minji lalu mengambil kantong belanjaan yang di pegang oleh Key dan membantu keduanya untuk menuju dapur.
"Minho belum kembali?" Tanya Onew ketika ia sampai di dapur dan meletakkan kantong belanjaan yang dibawanya.
"Dia berada di kamar oppa. Sepertinya suasana hatinya sedang tidak baik." Balas Minji.
"Wae? Ada apa dengan pangeran kodok itu?" Tanya Key.
"Molla, tiba-tiba ia kembali dengan membuat kegaduhan lalu mengunci dirinya dikamar." Jelas Jonghyun.
"Apa ada hubungannya dengan Hyura?" Tanya Onew lagi.
“Mollayo oppa. Tadi Hyura sempat menefonku menanyakan kabar Minho, namun tidak lama ia memutuskan panggilannya.” Balas Minji.
“Sudah, biarkan saja Minho hyung itu. Ayo kita segera makan. Aku sudah lapar.” Ajak Taemin.
“Ahh, aku memesan kue pada Minho tadi. Apa dia membelikannya?” Tanya Key.
“Molla, oppa. Minho tidak membawa apapun sepertinya.” Balas Minji.
“Baiklah, aku akan bertanya padanya dulu sekalian mengajaknnya makan malam.” Ujar Key.
Key kembali dengan membawa sekotak cheese cake di tangannya, namun Minho tidak muncul. Menurut Key, Minho tidak mau ikut makan malam dengan mereka. Dia sudah kenyang. Keempat member SHINee dan Minji memulai makan malam mereka tanpa Minho. Minho masih saja mengurung diri dikamar. Obrolan ringan muncul disela kegiatan makan malam tersebut.
“Ige mwoya?” seru Taemin ketika ia membuka ponselnya.
“Mworago?” Tanya Jonghyun disebelahnya.
“Anniyo, Jongin mengganti foto profilnya dengan foto selcanya bersama Hyura. Lihat, mereka mengenakan snapback yang sama.” Ujar Taemin.
“Mana? Sini aku lihat?” ujar Onew. Taemin pun memberikan ponselnya pada Onew.
“Whoa, daebak. Sudah sedekat itu keduanya. Minho saja tidak pernah memasang foto berdua dengan Hyura sebagai foto profilnya. Jongin jjang.!” Seru Key.
“Keduanya memang tidak pernah memasang foto berdua, Kibum.” Seru Jonghyun.
“Jangankan memasang foto berdua, mereka saja tidak pernah foto berdua saja seingatku. Kita yang lebih sering melakukannya, hyung.” Tambah Taemin.
“Kita? Mungkin kau, Jinki hyung dan Kibum yang sering melakukannya.” Protes Jonghyun. “ Aku jarang melakukannya.” Tambah Jonghyun diiringi lirikan dari Minji. “Jinja, Minji-ya. Aku jarang.” Lalu tersenyum lebar.
“Ya, oppa. Gwenchana. Aku hanya bercanda. Aku tidak akan cemburu hanya karena kau berfoto berdua saja dengan Hyura. Aku sudah menganggapnya seprti adikku sendiri. Sama seperti kalian.” Seru Minji.
“Benar juga. Aku bahkan tidak pernah melihat keduanya berfoto bersama.” Setu Key. “Noona, memang selama kami di Jepan, Hyura dekat dengan Jongin?” Tanya Key penasaran.
“Anniyo, Kibum-ah. Hyura memang di tempatkan di tim EXO selama kalian di Jepang, aku rasa dia dekat dengan semua member EXO.” Balas Minji.
Minji tidak Nampak terkejut denga foto yang sedang mereka perbincangkan. Minji sudah mengetahui kalau Hyura memang dekat dengan Kai diantara member EXO lainnya. Ia juga beberapa kali menangkap Hyura tersenyum ceria seperti dulu setelah masalahnya dengan Minho. Tapi Minji tidak mau berkomentar banyak mengenai kedekatan keduanya, Minji tidak akan bercerita kalau Hyura sendiri belum bercerita langsung padanya.
“Ya-Kibum hyung. Mereka berdua memang sudah dekat sejak kita belum ke Jepang. Hyura sering menemaniku pergi ketika aku bertemu dengan Jongin. Kami bertiga bahkan sering jalan bersama, aku juga suka mengajak Naeun dan kami seperti sedang berkencan.” Ujar Taemin polos.
“Kalau itu juga aku sudah tahu, Lee Taemin. Kami berempat bahkan tahu kalau kau mengajak Hyura dan Jongin ikut hanya untuk tamengmu agar tidak terlihat dengan jelas jalan bersama Naeun.” Ujar Key. “Tidak heran juga bila keduanya saat ini menjadi dekat. Biarlah. Aku rasa Jongin lebih baik daripada si pangeran kodok itu. Hubungan Hyura dengan Minho tidak pernah jelas hingga sekarang. Aku menjadi gemas melihatnya.”
Ketika mereka sedang asik mengobrol setelah selesai makan malam, Minho keluar dari kamar dan hendak mengambil air minum di lemari pendingin. Ekspresinya kembali dingin ketika melihat apa yang sedang di perbincangkan oleh para membernya dengan Minji. Ia meremas botol air minum yang tengah di pegangnya.
*****
Minho POV
Aku mendengar obrolan memberku dan Minji noona yang sedang makan malam di ruang makan. Aku memutuskan untuk keluar kamar untuk mengambil air minum setelah aku sudah merasa tenang. Ketika aku sedang mengambil minuman di lemari pendingin, aku melihat foto Hyura dengan Jongin. Mereka mengenakan snapback yang sama dengan yang aku lihat di café tadi. Aku yakin, pasti itu adalah foto yang baru mereka ambil.
“Kau tidak ingin makan dengan kami, Minho-ya?” Tanya Jinki hyung ketika aku akan kembali ke kamar.
“Anniyo hyung. Aku sedang tidak selera. Aku kembali ke kamar dulu.” Pamitku.
“Ada apa dengamu hyung. Tumben sekali kau tidak berselera untuk makan. Ini bukan dirimu.” Seru Taemin. “Kau bertengkar dengan Hyura?”
Aku hanya membalasnya dengan senyum. Ya, senyum yang sedikit aku paksakan. Tidak mengiyakan atau menyalahkan pertanyaan Temin. Moodku sedang tidak bagus sekarang ini. Aku melanjutkan langkahku menuju kamar. Tadi Kibum meminta tolong padaku untuk membeli sebuah cheese cake di salah satu café di kawasan Dongdaemun. Aku pergi ke Miracle Cafe setelah kembali dari rumah Hyura. Ia bilang sedang pergi bersama dengan temannya dan tidak bisa menemuiku hari ini. Aku percaya.
Sebuah pemandangan yang mengejutkan menarik perhtianku ketika aku tiba di café yang menjadi langgananku dan Hyura dulu. Ketika aku baru saja selesai membayar pesanan Kibum, aku melihat Jongin dan seorang gadis berhoodie abu-abu dan mengenakan snapback hitam sedang berada di café itu. Aku hendak menghampirinya, tapi ketika aku melihat siapa gadis yang sedang bersama dengan Jongin, aku kaget. Hyura, dia adalah gadis yang sedang bersama dengan visual EXO itu.
Aku meremas ponsel yang sedang kupegang untuk menahan emosiku. Hyura mlelihatku. Aku memutuskan untuk langsung keluar dari cafe tersebut dan menuju mobil yang diparkir di luar. Beberapa kali aku mendengar Hyura memanggil. Aku terus melangkahkan kaki menuju mobil. Jujur, aku sangat kesal saat ini.
Aku menyalakan mesin mobilku lalu kutancapkan gas untuk segera meninggalkan tempat tersebut. Dari kaca spion, aku masih bisa melihat Hyura mengejar mobilku namun Jongin menahannya. Ponselku pun berbunyi, panggilan masuk dari Hyura. Hyura, gadis yang terkadang terlalu cemas dengan keadaan di sekitarnya. Tapi itu adalah bentuk perhatiannya untuk orang-orang disekitarnya dan aku tau, dia akan menjadi sangat cemas ketika ada orang yang marah terhadapnya. Jangankan marah, bila ada yang bersikap dingin padanya tiba-tiba saja ia akan langsung takut kalau dia melakukan kesalahan terhadap orang itu.
Dulu, Minseok hyung pernah bersikap seperti itu pada Hyura. Padahal ia tidak marah dengan Hyura, hyung hanya ingin menjahilinya. Hyura sampai hampir menangis ketika bercerita padaku dan Seulong hyung. Panggilan masuk dari Hyura masih terus berdering. Entah sudah yang keberapa kalinya panggilan masuk darinya ku abaikan. Aku malas untuk mengangkatnya. Jongin juga mengirimi ku pesan. Tapi aku juga malas untuk membukanya.
“Mian Hyura-ya. Aku kecewa dengan sikapmu.” Ujarku lalu kembali melanjutkan perjalanan kembali menuju dorm. Mood ku sudah kacau saat ini.
*****
Hyura POV
“Bagaimana kalau kita selca Hyura-ya?” tanya Jongin.
“Andwe. Aku sedang tidak mood untuk berfoto.” Tolakku.
“Wae? Tumben sekali? Biasanya kalau kita sedang pergi bersama Taemin dan Naeun kau selalu mau bila diajak berfoto.”
“Aku sedang tidak mood Kim Jongin. Wajahku sudah berantakan karena berjalan-jalan seharian ini.”
“Ayolah, kau tetap terlihat cantik walaupun seperti itu. Eothe nona Im?”
Aku hanya bisa menarik nafas mendengar permintaan visual EXO ini. Terkadang Jongin bisa lebih dewasa dariku, tapi di waktu yang bersamaan seperti ini, ia juga bisa sangat manja seperti anak kecil seperti sekarang. Akhirnya aku mengiyakan permintaanya. Ia lalu pindah ke bangku disebelahku dan memulai aksinya untuk ber-selca ria. Sesekali tangannya merangkul bahuku. Aku beritahukan sekali lagi, ini sudah biasa. Bukan hal baru bila Jongin menggandeng ataupun merangkulku. Setelah selesai ia kembali ke kursinya lagi.
Ketika kami sedang asyik mengobrol kembali, aku merasa ada yang memperhatikan kami dari arah kasir. Seorang laki-laki bertubuh jangkung menggunakan topi hitam. Sepertinya aku sudah tidak asing dengan topi yang dikenakan oleh laki-laki itu. Ketika aku menengok dan laki-laki itu sedikit mendongak sebelum akhirnya berbalik, aku mengenali siapa laki-laki itu. Minho.
Aku lalu terdiam sesaat. Bingung dengan apa yang harus aku lakukan. Mengapa Minho oppa ada disini dan kenapa aku masih takut bila ia marah dengan apa yang dilihatnya saat ini? Im Hyura, ada apa denganmu? Biarkan saja Minho pergi seperti itu, kau tidak melakukan kesalahan apapun padanya. Kau juga sudah jujur padanya dengan mengatakan kalau kau sedang bertemu dengan temanmu. Dan Minho tidak punya hak untuk marah kepadamu hanya karena melihatmu sedang bersama dengan Jongin saat ini. Dia hanya menganggapmu sebagai adik. Ingat itu, Im Hyura. Pikiranku kacau, banyak hal yang berkelibatan di kepalaku.
“Hyura-ya, wae?” tanya Jongin bingung karena melihatku yang tiba-tiba terdiam. Jujur, saat ini kepalaku mendadak terasa berat.
“Tadi aku melihat Minho oppa. Tunggu disini sebentar Jongin-ah. Aku akan menemuinya dulu.”
“Eodiya? Dimana Minho hyung?” aku tidak menghiraukan pertanyaan Jongin.
Saat ini yang ada dalam fikiranku adalah menemui Minho dan menjelaskan padanya mengenai apa yang dilihatnya. Walaupun aku sudah mengerti bagaimana untuk menghadapi hubunganku dengan Minho, tapi perasaan takutku akan orang lain yang marah kepadaku masih tidak bisa aku hilangkan. Aku selalu takut bila ia mendinggalkanku sejak dulu. Namun saat ini aku bukan takut ia marah dan takut ia meninggalkanku melainkan perasaan takutku akan hubungan persahabatan kami.
“Minho oppa, chankamanyo.” Teriakku pada Minho oppa yang terus melanjutkan langkahnya menuju mobilnya. “Oppa, chankaman. Jaebal.” Aku merasa kepalaku semakin berat saat ini.
Minho masih tidak mengiraukan panggilanku. Kakiku sudah terasa sakit karena sepatu hak tinggi yang kugunakan, kepalaku pun semakin terasa berat. Mungkin karena aku belum makan sejak tadi pagi. Minho masuk kedalam mobilnya dan pergi. Kalau saja Jongin tidak menopangku, mungkin aku sudah jatuh. Ia mengajakku kembali ke cafe dan menyuruhku untuk beristirahat. Setelah merasa lebih baik, aku meminta Seulong oppa menjemputku. Aku juga meminta Jongin untuk kembali lebih dulu. Aku masih belum mau memberitahukan mengenai kedua oppaku pada siapapun, kecuali Minji eonni dan Minho tentunya yang memang sudah mengetahui mereka sejak lama.
*****
Kai POV
Hyura terlihat terburu-buru mengejar sosok laki-laki yang menurutnya adalah Minho hyung. Aku mengikuti langkahnya mengejar laki-laki tersebut. Ketika aku keluar dan melihat laki-laki tersebut masuk ke dalam sebuah mobil Range Rover bewarna hitam, aku yakin pasti itu adalah benar Minho hyung. Hyura terkihat beberapa kali memanggil Minho hyung namun tak diharukan sama sekali.
Sebenarnya Hyura sudah terlihat pucat ketika kami sedang berfoto tadi. Tapi setiap kali ditanya mengenai keadaannya, dia berkata baik-baik saja. Ia hampir saja jatuh kalau aku tidak berada di belakangnya. Wajahnya sudah terlihat pucat dan aku mengajaknya kembali ke cafe untuk beristirahat. Ketika sudah lebih baik, ia memintaku untuk kembali lebih dulu.
“Jongin-ya, gomawo sudah menemaniku hari ini. Kau bisa kembali lebih dulu, aku akan meminta oppaku menjemput nanti.” Pintanya.
“Kau sudah merasa lebih baik?” tanyaku.
“Nde, sudah lebih baik dibandingkan tadi. Terima kasih banyak untuk hari ini.”
“Bagaimana kalau aku menemanimu menunggu sampai oppa mu datang?”
“Tidak perlu. Sebentar lagi juga oppaku datang. Pergilah. Aku baik-baik saja bila menunggu sendiri.”
“Geurom. Aku pamit kalau begitu. Telfon aku bila kau sudah sampai di rumah.”
“Nde, istirahatlah. Jangan terlalu leha. Hati-hati dengan cidera pinggangmu yang baru saja lebih baik.” Ujarnya lalu mengangguk pelan dan tersenyum padaku.
Senyuman yang selalu dapat membuatku merasa tenang. Aku pun pergi meninggalkannya, tapi aku memutuskan untuk tidak langsung pulang. Aku menunggu di salah satu tempat dekat cafe tersebut untuk meastikan Hyura sudah dijemput oleh oppanya.
Tidak lama seorang laki-laki yang tingginya hampir sama denganku keluar dari sebuah BMW berwarna putih, ia menggunakan snapback denim dan hodie hitam. Hyura segera menghampirinya dan ikut masuk ke dalam mobil tersebut. Sepertinya itu adalah oppanya. Tapi tunggu, sepertinya aku mengenali laki-laki itu. Hyunsik hyung, salah satu member BTOB yang juga sahabat baik Kyungsoo. Ada hubungan apa antara dia dan Hyura.
Selama perjalanan kembali ke dorm menggunakan taksi, aku memperhatikan foto-fotoku dengan Hyura yang kami ambil tadi. Sekilas, bila diperhatikan lebih jauh, wajah Hyura memang terlihat mirip dengan Hyunsik hyung. Eye smile dan garis hidung mereka sama. Apa mungkin Hyunsik adalah oppa dari Hyura? Bagaimana mungkin? Sepertinya aku akan menanyakannya langsung pada Hyura lusa ketika kami bertemu di kantor.
*****
SHINee akan memulai latihan pertama mereka untuk konsep dari comeback stage terbaru mereka, Everybody. Taemin dan Jonghyun sudah tampak antusias dengan persiapan comeback mereka kali ini. Onew sudah terlihat sedang melakukan peregangan di ruang latihan SHINee, Key tengah sibuk berfoto dengan ponselnya, sepertinya ia akan mengupdate beberapa fotonya di sosial media miliknya. Sedangkan Minho? Minho terlihat tidak bersemangat hari ini. Ia hanya merbahkan tubuhnya di sofa panjang yang ada di ruang latihan.
Sejak semalam, ia hanya mengurung diri di kamar dan belum makan apapun. Ketika mereka bersiap menuju gedung SM pun, Minho hanya meminum segelas susu yang sudah disiapkan Kyungshik. Karena Hyura belum kembali dari day off nya, maka Kyungshik lah yang mengambil alih pekerjaan mengurus member SHINee, menggantikan apa yang biasa dilakukan oleh Hyura.
Latihan berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan apapun, walaupun Minho sedang dalam keadaan yang kurang baik dia tetap berusaha profesional melakukan latihan yang sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya. Onew beberapa kali melihat Minho terlihat tampak pucat. Onew tahu, pasti ada yang salah dengan visualnya itu. Onew lalu mendekati Minho dan menanyakan padanya mengenai apa yang terjadi sebenarnya.
“Minho-ya, waegeureyo? Kenapa kau tampak tidak bersemangat seperti biasanya hari ini?” tanya Onew setelah mendekati Minho yang tengah duduk di sofa ruang latihan mereka.
“Anniyo hyung. Mungkin aku hanya kelelahan saja.” Jawab Minho.
“Ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi. Jangan selalu memendam semuanya sendiri. Tidak baik. Kalian bertengkar?” Ujar Onew.
“Entahlah hyung, aku sedang tidak ingin menceritakannya saat ini. Aku sedang ingin sendiri untuk beberapa saat.”
“Baiklah, kalau begitu yang kau inginkan. Ceritakan padaku atau pada kami. Kita ini satu keluarga, berbagilah. Dengan berbagi kau bisa meringankan bebanmu.”
“Nde hyung.”
“Apa ini berhubungan dengan Hyura?” tanya Onew lagi.
*****
Onew POV
Sepertinya benar dugaanku, Minho seperti ini pasti ada hubungannya dengan Hyura. Tapi apa mungkin ada hubungannya juga dengan foto Jongin semalam? Sejak semalam aku sempat memikirkan kemungkinan ini beberapa kali. Bila melihat kedekatan Hyura dengan Jongin, sebenarnya itu bukan lagi hal baru. Karena Taemin, Hyura dan Jongin menjadi dekat. Tapi Minho memang belum tahu mengenai kedekatan mereka, Minho hanya mengatahui kedekatan keduanya sebagai asisten manajer dengan artisnya, sama seperti kedekatan Hyura dengan kesebelas member EXO lainnya.
“Kau belum makan sejak semalam. Bagaimana kalau kita makan bersama. Aku yang traktir kali ini.” ujarku.
“Tidak perlu hyung. Aku sedang tidak mood untuk makan. Kau pergi makan saja sendiri.” Tolaknya.
Ini adalah salah satu sifat buruk dari Minho. Terkadang ia memang sangat tertutup dengan masalh pribadinya. Ia merasa mampu untuk menangani masalahnya sendiri. Hal ini juga pernah terjadi ketika ia dan mantan kekasihnya dulu, Hyerim memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka. Minho yang meminta hubungannya dengan Hyerim berakhir, karena ia merasa membuat Hyerim tersiksa dengan status mereka sebagai kekasih. Minho tidak dapat menjalankan perannya karena kesibukan pekerjaan yang ia lakukan. Padahal ia masih sangat menyayangi Hyerim. Ia sempat jatuh sakit hingga perlu dirawat di rumah sakit selama beberapa hari. Dan dulu diwaktu awal kami melakukan debut, ia hampir saja bersikap sama seperti ini karena Hyura pergi meninggalkannya. Ya, sahabatnya yang sudah kembali saat ini.
“Jangan mengulang hal yang sudah pernah terjadi Minho-ya. Jika itu hanya akan menyakiti dirimu. Kita akan melakukan persiapan comeback stage. Kau harus mempersiapkan yang terbaik.” Ujarku.
“Nde, hyung.” Jawabnya singkat.
“Kalau begitu jangan mengikuti emosimu seperti ini. ikut makan denganku. Jika kau seperti ini terus, maag mu akan kambuh. Tidak ada yang membantu Kyungshik hyung untuk mengurus kita. Hyura sedang mengambil day off. Atau aku perlu menghubungi Hyura untuk membujukmu?”
Ia kembali terdiam. Tidak akan ada jawaban yang aku dapatkan bila ia sudah seperti ini. Choi Minho, kau terlalu keras kepala. Ujarku dalam hati. Aku memutuskan untuk meninggalkannya dan keluar untuk menemui seseorang. Seseorang yang aku rasa tahu mengenai hal ini. ketika aku ingin meninggalkan ruang latihan, Jongin masuk untuk bertemu dengan Taemin. Sepertinya ia juga baru selesai latihan.
“Annyeong hyung.” Sapanya.
“Annyeong Jongin-ah. Wae?” tanyaku.
“Biasa, hyung. Aku ingin bertemu dengan Taemin.” Balasnya lalu kembali melangkah menuju Taemin.
*****
“Yoboseo?” tanya seorang gadis dari sebrang telfon.
“Minji-ssi, bisa kita bertemu sebentar? Aku tunggu di ruang rekaman.”
“Waeyo oppa? Chankaman. Aku akan segera kesana.”
Onew menunggu Minji di ruang rekaman. Onew ingin menanyakan pada Minji mengenai apa yang sebenarnya terjadi dengan Hyura. Hyura sangat dekat dengan Minji sejak ia bergabung dengan tim SHINee. Mereka menjadi sangat dekat sejak Hyura mengetahui hubungan minji dengan Jonghyun. Tidak lama menunggu, Minji muncul di ruang rekaman.
“Waeyo oppa?” tanya Minji.
“Aku ingin bertanya padamu tentang sesuatu.” Balasku.
“Mengenai?”
“Hyura dan Minho. Kau mengetahui sesuatu mengenai keduanya? Dan juga hubungan Hyura dan Jongin.”
Minji terdiam sejenak sebelum menjawap pertanyaan Onew. Ia sempat berfikir beberapa kali sebelum benar-benar yakin untuk mejawab pertanyaan Onew tersebut.
“Wae? Kau pasti mengetahui sesuatu kan? Tolong ceritakan padaku.” Pinta Onew.
“Aku tidak yakin oppa. Aku sudah berjanji pada Hyura untuk tidak mengatakan apapun pada orang lain.”
“Termasuk aku?” tanya Onew lagi. Minji hanya mengangguk. “Tenanglah, aku tidak akan memberi tahu Hyura mengenai ini.”
Akhirnya Minji mulai menceritakan semuanya pada Onew. Semua cerita yang ia tahu mengenai Hyura dan Minho. Sebenarnya, Onew perlu meyakinkan Minji beberapa kali agar mau bercerita kepadanya.
"Hyura sudah mengatakan perasaannya yang sebenarnya pada Minho ketika kita liburan di Busan beberapa waktu yang lalu. Hyura memberanikan dirinya untuk bertanya mengenai kejelasan hubungan mereka selama ini." Jelas Minji.
"Lalu apa jawaban Minho? Kenapa dia tidak bercerita padaku?" Tanya Onew.
"Minho bilang bahwa selama ini ia hanya menganggap Hyura sebagai adiknya. Selama ini hubungan mereka sebatas oppa dan dongsaeng. Tidak lebih. Kau tahu oppa, Hyura menangis semalaman, sebenarnya ia memintaku untuk tidak menceritakan ini kepada siapapun. Saat ini ia sedang mencoba mengubah rasa sukanya pada Minho dari rasa suka yang sesungguhnya menjadi rasa suka antara dongsaeng terhadap oppanya." Balas Minji. Onew hanya menangguk tanda mengerti dengan semua keadaan yang terjadi.
“Bagaimana dengan hubungan p[ersahabatn mereka?”
“Molla, Hyura bilang ia tidak mau merusah persahabatannya dengan Minho. Ia hanya ingin menghilangkan rasa suka dan sayanngnya saja pada Minho. Hanya itu.”
“Arraso.”
"Oppa, apa kau yakin kalau Minho mengatakan yang sebenarnya saat itu? Aku rasa dia berbohong. Semuanya tidak mungkin bila melihat bagaimana sikapnya terhadap Hyura."
"Nde, aku juga berfikir kalau Minho pasti tidak mengatakan yang sebenarnya. Ia kembali mengorbankan perasaannya demi komitmennya." Ujar Onew. "Lalu, mengapa Hyura mengambil day off selama seminggu? Bukankah dia sedang sibuk dengan EXO?"
"Pekerjaannya di EXO sudah tidak terlalu sibuk. Sebenarnya, alasan utama Hyura mengambil day off adalah karena ia ingin menata perasaannya dengan berlibur. Ia ingin meringankan permasalahannya, terutama masalahnya dengan Minho. Tapi seingatku, besok ia akan kembali bekerja lagi. Hari ini adalah hari terakhir day off nya."
"Lalu hubungan Hyura dengan Jongin seperti apa selama kami di Jepang?"
"Dengan Jongin?" Tanya Minji, Onew menangguk lalu tersenyum. "Aku tidak yakin dengan kedekatan mereka belakangan ini. Anni, maksudku aku belum tahu sejauh apa hubungan keduanya, karena Hyura sendiri belum bercerita padaku mengenai kedekatannya dengan Jongin lebih jauh. Tapi keduanya memang sudah dekat dan itu semakin terlihat sejak masalahnya dengan Minho kemarin. Sekembaliknya kita dari Busan, senyum ceria di wajah Hyura terlihat meredup, bahkan hilang. Ketika ia bersama dengan Jongin, aku bisa melihatnya tersenyum lagi seperti dulu. Sesekali aku melihatnya bisa kembali tersenyum dengan lepas tanpa ada beban di perasaannya. Dan memang mereka pernah beberapa kali jalan ketika kalian di Jepang, tapi terkadang ada Yixing ataupun Kyungsoo yang menemani mereka."
"Kau tahu bagaimana keadaan Hyura sekarang?" Tanya Onew.
"Mollayo oppa, terakhir kali aku berkomunikasi dengannya adalah semalam, ketika kita akan makan malam di dorm. Saat ini aku belum menghubunginya lagi." Jawab Minji. "Tapi yang aku dengar dari Jongin, kemarin sore dia baru saja bertemu Hyura. Mereka sempat bertemu Minho, tapi menurut Jongin, ketika melihat keduanya, Minho langsung meninggalkan mereka. Aku juga sempat menanyakan mengenai fotonya dengan Hyura semalam, katanya foto itu baru diambil ketika mereka bertemu kemarin."
"Benar dugaanku, semua ini ada hubungannya dengan mereka bertiga."
"Maksud oppa?"
Ponsel Onew berdering, panggilan masuk dari Taemin.
"Hyung, palli. Cepat kembali ke ruang latihan. Minho hyung pingsan. Seluruh badannya terasa dingin. Palli, cepat kembali...!!" Seru Taemin terdengar panik.
"Nde. Aku akan segera kembali. Tunggu sebentar." Balas Onew.
"Waeyo oppa? Ada apa dengan Minho?" Tanya Minji yang ikut panik.
"Minho pingsan. Sejak semalam dia belum makan apapun. Saat latihan tadi pun ia sudah terlihat pucat. Aku kembali dulu ke ruang latihan, Minji-ya. Kita lanjutkan lagi nanti. Gomawo." Balas Onew.
"Chankam, oppa. Aku ikut."
Keduanya segera keluar dari ruang rekaman dan berjalan menuju lift untuk segera sampai di ruang latihan SHINee di lantai 5. Penyakit maag Minho pasti kambuh dan dia juga pasti kekurangan nutrisi dalam tubuhnya karena ia belium makan sejak semalam. Kalaupun mereka menahannya di ruang latihan dan menunggu Minho bangun, ia tetap tidak akan mau bila disiruh makan.
Onew memutuskan untuk membawa Minho ke rumah sakit, karena disana Minho bisa di beri cairan infus untuk menggantikan cairan tubuhnya yang hilang. Ia meminta Minji untuk mengantar mereka ke rumah sakit, karena tidak mungkin bila ia memanggil ambulance, itu bisa membuat gempar para fans artis SM bila tiba-tiba ada ambulance yang datang ke gedung SM. Mereka pasti akan bertanya-tanya.
"Minji, bisa kami meminjam mobilmu?" Tanya Onew dan langsung di berikan anggukan kepala oleh Minji. "Jonghyun-ah, kau bisa membawa mobil Minji, kan? Dan Kibum, tolong beri tahu Kyungshik hyung. Katakan padanya untuk menyusul ke rumah sakit saja."
Minji sibuk mengelap keringat dingin yang keluar dari tubuh Minho. Sesekali ia memegang tangan Minho dan mencoba memanggil Minho agar kesadarannya kembali. Jonghyun tidak akan cemburu dengan sikap Minji pada Minho ini, Minji sudah sangat dekat dengan kelima member SHINee.
"Taemin, Jongin, bisa kalian bantu aku menggendong Minho sampai mobil Minji?"
"Nde, hyung." Jawab keduanya bersamaan.
*****
Kai POV
Beberapa kali aku mencoba menghubungi Hyura. Aku memang tidak ikut mengantar Minho hyung ke rumah sakit karena masih ada latihan yang harus kulakukan dengan EXO. Panggilanku tak kunjung di angkat oleh Hyura. Tumben sekali ia mengabaikan panggilan masuk ke nomornya.
Taemin juga terlihat sibuk menghubungi Hyura. Ia juga tidak ikut mengantar karena setelah ini ia memiliki jadwal pengambilan gambar dengan Naeun untuk acara pernikahan virtual mereka. Taemin sempat panik tadi ketika Minho hyung tiba-tiba jatuh dan tidak sadarkan diri. Wajar, karena Minho adalah hyung kesayangan Taemin sejak mereka debut dulu. Keduanya sangat dekat.
“Jongin-ya, bagaimana? Kau bisa menghubungin Hyura?” tanyanya.
“Molla, dia tidak kunjung mengangkat panggilanku. Bagaimana denganmu?”
“Aku sudah mengiriminya beberapa pesan. Sepertinya ia sedang tidak bersama dengan ponselnya.”
Kalau saja aku tidak memiliki latihan lagi dengan EXO dan mengetahui dimana rumah Hyura, aku pasti akan segera menjemputnya untuk menuju rumah sakit, melihat keadaan Minho hyung. Hyura pasti akan panik bila ia mengetahui Minho hyung seperti ini, dia gadis yang mudah panik.
*****
"Yoboseo.." Ujar Minji.
"Eonni, waeyo? Ada apa? Ada beberapa panggilan masuk darimu." Balas Hyura.
"Jigeum eodiga?" Tanya Minji yang terdengar sedikit panik.
"Waeyo eonni? Aku sedang di rumah. Apa terjadi sesuatu? Suaramu terdengar panik."
"Bisa kau ke rumah sakit sekarang?"
"Rumah sakit? Untuk apa? Kau sedang berada di rumah sakit?"
"Anniyo, bukan aku. Tapi Minho."
“Mwo?”
*****