When Love Bring You Back
Part 8
Author : tiara ekha (@khaiicheen)
*****
How do you feel?
Setelah selesai dengan masa promosi Why So Serious beberapa bulan yang lalu, SHINee melakukan aktivitas comeback di Jepang dengan single Boys Meet You dan memulai rangkaian Japan Arena Tour kedua mereka yang bertajuk SHINee Japan Arena Tour Boys Meet You. Dalam rangkaian Japan Arena Tour ini Hyura tidak ikut serta dalam tim SHINee. Ia memilih untuk membantu group asuhan SM yang lain. Kecuali untuk penampilan-penampilan SHINee di Korea, ia masih tetap ambil bagian sebagai asisten dari Kyungshik.
Saat ini Hyura tengah berada dalam rapat evaluasi mengenai comeback stage EXO dengan lagu Growl. Hyura sudah mengenal dan akrab dengan beberapa member EXO seperti Lay, DO dan Kai. Untuk nama yang terakhir, mereka sudah cukup dekat, karena sejak dikenalkan dengan member EXO, Kai lah yang paling sering Hyura temui. Hubungan mereka pun cukup dekat, seperti Hyura dengan member SHINee. Hyura juga lebih suka memanggil nama para member EXO dengan nama asli mereka dibandingkan dengan nama panggung.
Keduanya sering bertemu karena Taemin sering meminta Hyura menemaninya ketika ingin bertemu dangan Kai, keduanya dengan cepatnya menjadi akrab satu sama lain. Mungkin karena usia mereka yang sebaya. Sedangkan Kai, ia sudah tertarik dengan Hyura sejak mereka bertemu pertama kali. Dulu, Taemin sering bercerita mengenai Hyura ketika EXO sedang melakukan promosi di China. Kai selalu penasaran dengan Hyura dari apa yang diceitakan Taemin.
Ponsel Hyura berdering ketika ia baru saja keluar ruangan usai rapat dengan tim EXO, tanda panggilan masuk. Taemin call.
"Nde, Taemin. Wae?" Tanya Hyura.
"Aku akan memberikan kejutan untuk comeback stage Naeun besok di Mucore. Yang Minho hyung mengatakan bahwa hadiahku untuk Naeun sudah sampai. Bisa kau mengeceknya?" Jawab Taemin.
Yang Minho adalah asisten manajer Kyungshik yang menggantikan tugas Hyura di Jepang.
"Nde oppa. Aku akan mengeceknya nanti. Akan aku kabari kalau hadiahmu sudah sampai. Apa ada lagi yang kau butuhkan??"
"Aah, iya. Kau bisa temani Jongin membeli daging untuk Naeun? Aku berencana akan memberikan daging kesukaan Naeun ketika ia comeback, sayangnya jadwalku bentrok dengan rangkaian konser ini."
"Baiklah, akan aku temani. Kalau sudah aku tutup telfonya oppa."
"Nde, gomawoyo Hyura-ya."
Sambungan telfon keduanya terputus. Kai sudah berada di belakang Hyura lalu mengambil beberapa tumpuk kertas yang ada di tangan Hyura.
*****
Kai POV
Aku adalah Kim Jongin. Mungkin kalian lebih mengenalku dengan nama panggungku, Kai atau panggilan sayang para memberku, Kkamjong. Aku adalah salah satu main dancer group bungsu asuhan SM Entertaiment, EXO. Taemin merupakan sahabat dekatku di manajemen raksasa Korea Selatan ini. Kami sudah bersahabat lebih dari 7 tahun.
Saat ini aku tengah dekat dengan salah satu tim staff artis SM, Im Hyura . Dia adalah asisten manajer dari SHINee. Kedekatan kami bermulai sejak Taemin memperkenalkannya padaku semkembalinya aku dari kegiatan promosi di China. Taemin sering bercerita mengenainya padaku. Beberapa kali kami bertemu karena Taemin mengajaknya ketika bertemu denganku, namun lama kelamaan aku yang meminta Taemin untuk mengajaknya. Entahlah, aku sudah tertarik padanya sejak kami bertemu pertama kali dan aku menceritakannya pada Taemin, karena kami berdua memang selalu berbagi satu sama lain.
Aku juga tahu mengenai hubungan Hyura dan Minho hyung. Aku beberapa kali melihat keakraban mereka yang sudah seperti sepasang kekasih, namun bilaku tanyakan padanya, Hyura tidak pernah menjawabnya dengan jelas. Ya, karena memang Minho hyung tidak pernah mengatakan kejelasan hubungan mereka. Dan sekali lagi, aku mengetahui hal tersebut dari Taemin. Ketika SHINee menggelar rangkaian Japan Arena Tour mereka, Hyura tidak berpartisipasi dalam rangkaian konser tersebut dan memilih untuk membantu tim yang lain dan Youngmin sajangnim menempatkannya di EXO.
Kalau boleh jujur, aku senang sekali ketika mendengarnya bergabung dengan kami selama SHINee di Jepang. Ya, setidaknya aku tidak perlu meminta bantuan Taemin untuk beretemu dengannya. Kadang aku masih merasa tidak percaya diri untuk memintanya langsung.
*****
"Pakai ini. Aku tidak mau nanti ada netizen yang mengenalimu. Aku tidak ingin muncul di headline berita besok pagi. 'Kai EXO tengah berkencan dengan seorang gadis'" Ujar Hyura seraya memberikan sebuah topi dan memakaikannya pada Jongin.
"Nde Hyura-ssi." Balas Kai lalu tersenyum pada Hyura.
Keduanya tengah berada di sebuah pasar tradisional untuk membeli daging yang diminta oleh Taemin. Beberapa kali mereka mampir ke toko daging untuk mencari daging segar. Karena hari sudah cukup siang ketika mereka pergi ke pasar tersebut. Setelah menemukan apa yang mereka inginkan, keduanya kembali menuju gedung SM.
"Apa kita akan langsung kembali ke kantor?" Tanya Kai.
"Tentu, kau kan masih harus latihan lagi untuk penampilan besok, Jongin-ah." Jawab Hyura.
"Bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar. Lagipula kami akan memulai latihan masih 2 jam lagi. Tenang, kita tidak akan selama itu. Aku sedang ingin jalan-jalan." Ujar Kai. “Tentunya hanya berdua denganmu.” Lanjutnya dalam hati sambil memperhatikan wajah Hyura.
"Baiklah, terserah kau saja."
Kai mengambil kantong belanjaan yang berisi daging dari tangan Hyura lalu menggandeng tangan Hyura. Keduanya lalu berjalan menyusuri deretan gerobak makanan kaki lima.
*****
Hyura POV
Jongin menggandeng tanganku? Itu sudah biasa. Kami memang cukup dekat belakangan ini, ya, aku memang dekat dengannya di EXO. Dia juga yang membantuku cepat beradaptasi dan mengenal member EXO lainnya ketika aku diminta Youngmin sajangnim untuk membantu tim EXO selama SHINee berada di Jepang untuk rangkaian konser mereka.
"Kita mau kemana Kim Jongin?"
"Aku sedang ingin makan patbingso. Ayo kita cari penjualnya."
"Baiklah, tapi kau yang traktir. Eotthe?"
"Iyaa, aku akan mentraktirmu. Lagipula memang kau membawa uang. Dompetmu saja kau tinggal di kantor."
Aku hanya tersenyum lebar mendengar yang baru dikatakan Jongin tadi. Karena terburu-buru memang aku lupa membawa dompetku. Untungnya dia membawa dompetnya.
Setelah berjalan beberapa meter dan menyusuri gerobak pedagang kaki lima, kami menemukan sebuah cafe kecil yang menyediakan beberapa menu patbingso. Aku memesan patbingso dengan campuran buah-buahan dan Jongin memesan dengan campuran ice cream vanilla.
Karena cuaca yang cukup terik di luar sana dan memang karena sudah haus juga, 2 porsi patbingso yang kami pesan habis dengan begitu cepatnya.
"Kau makan masih seperti anak kecil." Ujar Jongin sambil mengambil tissue lalu mengelap bibirku. "Ada sisa ice cream di bibirmu."
Aku memang sempat mencicipi ice cream vanilla campuran patbingso milik Jongin.
"Gomawo. Jongin-ah, ayo kita kembali sekarang. Aku belum mengecek hadiah yang Taemin maksud."
Kami pun segera meninggalkan cafe itu dan melanjutkan perjalanan kembali menuju gedung SM. Sesampainya di kantor aku langsung mengecek mengenai hadiah yang Taemin maksud, sebuah kotak coklat berisikan kartu kecil bergambar beruang dan bertuliskan 'hug me' dan sebuah gelang rosario dari kayu. Mirip dengan milik Taemin.
"Kau romantis sekali oppa. Pasti Naeun senang memiliki suami sepertimu." Ujarku ketika menelfon Taemin.
"Eotthe? Bagus bukan? Apa kau juga mau? Aku akan meminta Minho hyung membelikannya untukmu." Balas Taemin.
"Anniyo oppa. Aku tidak terlalu suka menggunakan gelang. Sudah, ku tutup telfonnya. Hadiahmu akan aku titipkan pada Jongin besok."
*****
Minwook, manajer EXO sedang berhalangan hadir untuk menemani ke dua belas member EXO melakukan shooting bersama tim We Got Married. Hari ini EXO melakukan pengambilan gambar bersama Apink di back stage Music Core untuk adegan Taemin memberikan kejutan pada Naeun yang dititipkan pada Kai. Hyura menemani member EXO untuk melakukan pengambilan gambar tersebut.
Saat ini Hyura tengah sibuk membuat tulisan yang berisikan ajakan untuk Naeun di sebuah buku gambar. Nanti, tulisan tersebut akan digunakan oleh Sehun dan Xiumin untuk mengajak Naeun menemui member EXO dan menyampaikan kejutan dari Taemin. Taemin berpesan pada Kai agar member EXO tidak berbicara apapun pada Naeun ketika mengajaknya. Dan akhirnya, Hyura lah yang harus bekerja keras untuk melakukannya karena Kai meminta bantuannya tadi.
“Sepertinya Taemin cemburuan sekali sampai berbicara dengan Naeun saja harus melalui tulisan seperti ini.” Ujar Lay yang sedang membantu Hyura memikirkan kata-kata ajakan untuk Taemin.
“Nde gege, dia merepotkan saja.” Balas Hyura agak kesal dengan ide Taemin ini. Hyura lebih suka memanggil Lay dan member EXO yang berasal dari China lainnya dengan tambahan gege di belakangnya dibandingkan oppa. Karena gege artinya adalah oppa dalam bahasa mandarin.
“Tapi, noona. Bukankah Taemin hyung memita Kkamjong yang membuatnya?” tanya Sehun yang sedari tadi memperhatikan Lay dan Hyura bekerja.
“Jongin sedang mempersiapkan panggangan dan daging untuk Naeun, maknaeku sayang.” Ujar Xiumin gemas.
“Iya, Jongin meminta bantuanku tadi. Jadi aku membantunya melakukan ini. Lagipula bisa terlalu lama bila dia juga yang harus mengerjakan ini lalu mempersiapkan panggangan dan daging.” Ujar Hyura.
Di ruang tunggu EXO saat ini ada beberapa member yang sedang bersantai menunggu waktu pengambilan gambar, beberapa lagi sedang membantu Jongin dan Kris menyiapkan panggangan dan daging di salah satu studio kosong di gedung MBC.
“Selesai.” Ujar Hyura bersemangat.
Pintu ruang tunggu EXO terdengar diketuk. Kim PD, PD yang menangani WGM Taemin dan Naeun memberitahu kalau pengambilan gambar akan segera dilakukan. Semua member EXO diminta untuk berkumpul di ruang tunggu. Hyura pun segera menelfon Kai untuk memintanya dan member yang lain kembali ke ruang tunggu.
Syuting berjalan dengan lancar tanpa harus ada pengulangan. Hyura menemani EXO sampai pengambilan gambar selesai dilakukan. Hyura sempat tersenyum geli ketika Kai menari dengan menggunakan topeng berwajah Taemin dan ketika Namjoo mengatakan ‘sarangheyo’ di telfon ketika Taemin sedang menefon Naeun.
“Aku yakin Taemin senang sekali mendengar itu.” Ujar Hyura dalam hati.
*****
Hyura POV
5 bulan sudah hubunganku dengan Minho kembali dekat, tapi sampai saat ini tidak pernah ada statement yang jelas baik dariku maupun Minho oppa tentang hubungan kami. Sejak kembali dari jalan-jalan singkat kami di pulau Jeju 5 bulan yang lalu, kami sudah tidak saling canggung untuk memberikan perhatian satu sama lain. Tapi, ya, sampai sekarang belum ada status yang jelas antara hubungan kami. Sekali lagi, belum ada.
Kami sedang menikmati liburan di salah satu cottage di kawasan pantai provinsi Busan. Seulong oppa memberikanku voucher untuk menginap, aku, SHINee, Minji eonni dan Naeun. Aku meminta Naeun untuk ikut menemani Taemin liburan singkat disela-sela rangkaian Japan Arena Tour SHINee. Mereka sering jalan bersama di luar jadwal WGM. Seperti saat ini. Jonghyun opaa dan Minji eonni pun sudah mulai bernani menunjukkan hubungan keduanya di antara sesama artis SM Entertaiment.
“Hyura eonni..” panggil Naeun ketika kami tengah berda di pinggir pantai.
Aku dan Naeun memilih untuk duduk di pinggir pantai saja dibandingkan ikut bermain dengan para member SHINee, karena aku jamin bila kami bergabung dengan mereka, kami pasti akan basah seperti Minji yang sudah ditarik oleh Jonghyun.
“Nde, waeyo Naeun-ah?” balasku.
“Minho oppa sedari tadi memperhatikanmu terus. Aku penasaran dengan hubungan kalian.” Ujarnya.
“Itu sudah biasa, Naeun-ah dan kami tidak memiliki hubungan apapun, Naeun-ah. Kami hanya seperti oppa dan dongsaeng, sama seperti dengan yang lainnya.”
“Kau yakin eonni? Tapi aku melihat tatapanya terhadapmu berbeda. Tidak seperti pada Minji eonni dan padaku.”
“Apanya yang berbeda? Seperti cara pandang Taemin terhadapmu?” godaku pada Naeun. Semburat kemerahan terlihat di kulit putih wajahnya. “Lagipula tidak mungkin Minho oppa memandang kalian berdua dengan cara yang berebeda, bisa-bisa Jonghyun dan Taemin marah kepadanya.”
Naeun tidak melanjutkan pentanyaannya lagi. Sejujurnya aku sudah bosan dengan pertanyaan mengenahi hubunganku dengan Minho berkali-kali, karena aku bingung dengan jawaban apa yang harus aku berikan. Lagipula selama ini semua kembali berjalan, aku cukup menikmatinya.
Para member SHINee dan Minji sudah selesai bermain. Mereka menghampiriku dan Naeun yang tengah mengobrol. Naeun segera mengeluarkan haduk yang ada di dalam tasnya untuk Taemin. Minji pun mengambil handuk yang sudah disiapkannya di salah satu kursi yang ada di belakang kami untuknya dan Jonghyun.
“Eiys, mentang-mentang mereka membawa pasangannya hyung. Liat apa yang mereka lalukan.” Cibir Kibum oppa melihat kemesraan antara Jonghyun dengan Minji dan Taemin dengan Naeun. Jinki oppa hanya tersenyum saja melihat tingkat Kibum oppa itu.
“Kan ada aku oppa. Apa perlu aku melakukannya juga untukmu?” ujarku pada Kibum oppa sambil memberikan sebuah handuk padanya lalu pada Minho dan Jinki oppa.
“Anniyo, tidak perlu. Aku tidak mau dipukul Minho kalau aku mengganggumu.” Tolaknya dengan gaya khasnya. Minho oppa berpura-pura menatap Kibum oppa dengan pandangan emosi. “Baru aku mengatakannya saja Minho sudah memandangku seperti itu. Naeun-ah, kalau Taemin mengajakmu pergi bersama kami lagi, bisa kau ajak Eunji untuk ikut?”
“Ah, nde oppa. Akan ku ajak Eunji eonni lain kali.” Balas Naeun.
“Yaa, Kibum-ah kalau kau mengajak Eunji lalu aku dengan siapa?” protes Jinki oppa.
“Kau? Minta temani saja dengan ayam goreng kesukaanmu hyung.” Balas Kibum oppa singkat.
Jawabannya sontak membuat kami tertawa bersama dengan kencang. Itu lah Kibum oppa, namja bermata kucing yang selalu blak-blakkan bila berbicara. Tapi kami selalu senang mendengar ocehannya itu.
*****
Matahari sudah mulai memantulkan pendar cahaya jingganya di permukaan air laut. Hyura dan Minho masih berada di pinggir pantai. Mereka tengah mengobrol banyak hal dan sesekali terlihat bercanda dengan menjahili satu sama lain.
“Oppa, aku ingin mengatakan sesuatu. Kau mau mendengarnya?”
“Apa? Katakan saja. Aku akan mendengarnya.”
“Kau yakin?”
Minho menganggukan kepalanya dan tersenyum ketika ia menolehkan pandangannya pada Hyura.
“Katakan saja. Aku akan mendengarkannya.”
*****
Hyura POV
“Aku menyukaimu oppa.” Ujarku singkat.
Butuh keberanian dan pertimbangan yang matang bagiku untuk mengatakan tiga kata tersebut pada Minho. Aku memberanikan diri untuk mengatakannya saat ini. entah darimana keberanianku ini muncul. Sebenarnya aku takut bila Minho akan marah setelah mendengar apa yang aku katakan barusan. Tapi ternyata...
*****
Minho POV
“Sejak kapan?” balasku sambil tersenyum menatapnya.
“Entah, aku juga tidak tahu sejak kapan aku mulai menyukaimu.” Ujarnya. Sejujurnya sudah lama oppa, sejak dulu. Sebelum aku meninggalkanmu. Batin Hyura.
“Apa sudah sejak dulu?”
“Anniyo. Mollasoyo.”
“Gomawo sudah mau jujur mengatakanya padaku.”
“Apa kau marah oppa?”
“Anniyo, untuk apa aku marah?”
“Oppa, aku ingin bertanya.” Ujarnya lagi lalu menatapku dengan tatapan serius. “Apa sebenarnya hubungan kita selama ini?”
Deg.
Aku sempat terdiam ketika ia menanyakan hal tersebut. Aku tahu, cepat atau lambat ia pasti akan menanyakan hal tersebut kepadaku. Pasti.
Minho Flashback
"Hyung, ketika kau memutuskan untuk menjalin hubungan dengan Yoona noona, apa kau mempertimbangkan apa yang akan terjadi bila publik mengetahui hubungan kalian?" Tanyaku ketika aku menemuinya di studio rekaman gedung SM.
"Wae? Apa ini ada hubungannya dengan Hyura?" Tanyanya kembali.
Aku memang sudah sempat bercerita mengenai hubunganku dengan Hyura padanya dan juga hubungan persahabatan kami dulu. Ide untuk memberikan kalung sewaktu kami di pulau Jeju beberapa bulan yang lalu juga Donghae hyung yang mengusulkannya karena dulu, ketika Donghae hyung dan Yoona noona dekat sebelum mereka menjadi sepasang kekasih seperti sekarang, Donghae hyung pernah memberikan Yoona noona sebuah gelang. Katanya itu sebagai tanda pengikat.
“Menurutmu?”
“Lalu?”
“Aku bingung dengan perasaanku padanya saat ini. “
“Kenapa kau bingung? Bukankah itu sudah lama kau rasakan padanya? Sejak dulu bukan?”
“Karena itulah, hyung. Jujur, aku nyaman dengan hubungan kami saat ini, tapi kau ingat, kan bagaimana komitmenku untuk tidak memiliki hubungan spesial dulu dan fokus menitih karir ku. Apa yang harus aku lakukan, hyung?”
“Mengakulah atau lepaskan dia.”
“Maksudmu?”
“Apa yang kau rasakan saat ini? Lakukanlah. Yang mana yang akan kau pilih? Mengakui perasaanmu juga kepadanya atau kau menolaknya lalu melepaskannya. Kau tidak bisa bersikap seperti itu terus Minho-ya. Hyura juga butuh kejelasan dari sikap dan perhatian yang kau berikan padanya selama ini.”
“Banyak hal yang harus kupertimbangakn hyung. Tidak mudah untuk mengakui perasaanku padanya. Sejujurnya aku masih belum siap untuk menjalin hubungan lagi dengan yeoja. Kau ingat hyung dengan mantan pacarku yang lalu?”
“Min Hye Rim, teman sekampusmu itu?” tanyanya.
“Ya, kau tau bagaimana hubungan kami dulu. Aku harus meninggalkannya karena tuntutan pekerjaanku dan juga mungkin karena perasaanku masih ada untuk Hyura dulu, tapi kesibukanku adalah pertimbangan utamanya. Kesibukanku membuat kami sulit untuk bertemu. Bahkan aku hampir tidak memiliki waktu untuk bertemu dengannya. Aku tau, walaupun ia mencoba memahamiku, ia tersiksa dengan hubungan kami yang seperti itu.” Jelasku.
“Kau tidak ingin Hyura mengalami hal tersebut juga? Yang perlu kau tahu, Minho-ya. Posisi Hyura berbeda dengan Hyerim. Dia akan selalu ada di sekitarmu, dan dia juga sudah sangat mengerti bagaimana pekerjaanmu. Lagipula kau bisa bertemunya hampir setiap hari.”
“Kami akan melakukan persiapan comeback di Jepang hyung dan kami akan sulit untuk bertemu, karena Hyura tidak ikut dalam staff kami di aktifitas kami ini.”
“Kau ini selalu tidak bisa berfikir panjang bila berurusan dengan perasaan Minho-ya. 6 tahun saja bisa kau lewati bahkan tanpa bertemu ataupun berkomunikasi dengannya sama sekali dan perasaanmu padanya masih belum berubah bukan? Kau masih menyukai sahabatmu itu dan saat ini hubungan kalian menjadi kembali seperti dulu bukan?” Ujar Donghae singkat lalu memukul kepala Minho pelan. “Zaman sudah canggih Choi Minho. Kau bisa menghubunginya kapanpun. Taemin saja yang lebih muda darimu bisa melakukannya dengan Naeun. Kenapa kau tidak?”
Aku terdiam. Memang benar kata Donghae hyung, aku tidak bisa berfikir panjang bila sudah berurusan dengan perasaan. 6 tahun saja bisa aku lalui, tapi...
“Terserahmu saja, keputusan ada di tanganmu. Akui perasaanmu dan jalani hubungan yang lebih jelas antara kalian berdua atau kau lepaskan dia agar ia tidak tersiksa dengan perasaannya padamu. Satu hal yang perlu kau ketahui, penyesalan selalu muncul dibelakang. Ingat itu.”
Flashback end
“Memang kau menanggap hubungan kita itu seperti apa?” tanyaku kembali padanya.
“Oppa, aku yang menanyakannya padamu. Kenapa kau bertanya balik?”
Aku megacak pelan rambutnya. Ini kebiasaanku sejak dulu bila sudah gemas melihat tingkah polosnya.
“Hyura-ya, Mian. Jujur aku menikmati hubungan yang terjalin diantara kita belakangan ini, tapi setelah aku sadari lebih dalam, mungkin hubunganku denganmu saat ini hanya sebatas oppa dan dongsaeng saja.” Jawabku. “Sama seperti dulu, sebelum kita kembali bertemu lagi seperti ini.”
Aku merasakan gadis di sebelahku mengejang sebelum ekspresi nya berubah menjadi sedikit kelam. Bulir air mata sudah terlihat menggenang di mata kecilnya. Aku tau ia kecewa dengan apa yang baru kusampaikan tadi. Aku pun sama, aku kecewa karena sikap pengecutku ini. Tidak aneh memang bila mengingat perhatian dan interaksi yang terjadi di antara kami bisa di katakan sudah lebih dari sekedar hubungan oppa dan dongsaeng.
Sejujurnya aku menginginkan hubungan kami bisa berlanjut lebih dari sekedar itu, Ya, sejak dulu pun aku memang sudah menginginkan hal yang lebih dari itu. Bahkan, kalau kalian tahu, aku berencana untuk mengaku kepadanya dulu ketika aku sudah berhasil debut, tapi sayangnya itu semua tidak sempat kulakukan. Dan trauma masa lalu akibat kehilangan seseorang yang sangat kusayangi karena tuntutan pekerjaan membuat ku mau tidak mau harus melakukan hal ini. Hal paling egois menurut pemikiran Donghae hyung.
“Aku mengerti oppa. Terima kasih sudah menganggapku sebagai dongsaengmu.” Ia menndongakkan kepalanya untuk mencegaj agar air mata yang sudah di tahannya tidak tumpah lalu ia tersenyum. Senyum yang sedikit ia paksakan dan senyuman itu justru membuat hati ku makin terasa perih. “Aku tetap senang dengan status kita sekarang. Kau tetap oppaku bukan? Minho oppa yang selalu menjagaku seperti adiknnya?”
“Yaa Choi Minho, mau sampai kapan kau duduk disana? Kasian Hyura nanti dia bisa masuk angin karna kelamaan duduk di pinggir pantai begitu.” suara teriakan Jinki hyung memecah keheningan yang tercitpa di antara kami.
“Ayo oppa masuk, sudah sore” Hyura tersenyum dan bangkit bediri.
"Uljimayo Raa-ya." Ujarku lalu mengusap air mata yang akhirnya jatuh juga di pipi chubby nya.
"Anniyo oppa. Mataku mungkin kemasukan pasir akibat angin. Aku tidak menangis. Tenanglah, aku bukan tipikal gadis cengeng." Balasnya lalu menurunkan tangganku. “Kau tahu itu bukan? Jadi kau tidak perlu khawatir.”
Ia berjalan sambil setengah berlari mendahului ku masuk ke cottage. Sementara aku hanya bisa memandang punggung nya sebelum ikut melangkah pergi.
****
Malam hari adalah waktunya untuk melakukan barbeque, peralatan dan bahan makanan sudah di siapkan oleh pemilik cottage sehingga member SHINee, Minji, Hyura dan Naeun hanya perlu mengolahnya saja. Berbagai hidangan laut dan daging serta sayuran mentah sudah tersaji di atas sebuah meja panjang. Key dan Onew langsung mengambil alih alat panggangan dan memotong sayuran di bantu oleh Hyura dan Naeun. Minji dan Jonghyun sedang meramu sebuah minuman sementara si bungsu Taemin hanya memperhatikan orang-orang yang sedang bekerja dan sesekali mengganggu Naeun. Minho baru saja selesai mandi, ia keluar kamar sambil mengeringkan rambutnya yang basah.
“Hyung kau bantu Hyura sana.” ucap Taemin.
“Kenapa harus aku? Aku baru selesai mandi.” Tanya Minho. “Kau saja sana.”
“Aku ingin mengajak Naeun pergi jalan-jalan sebentar lalu kembali ketika makanan sudah siap, tapi aku tidak tega kalau Hyura harus membantu sendirian. Sudah , hyung kau saja yang membantunya.” rengek Taemin.
Minho memperhatikan wajah gadis dengan pipi chubby itu, Hyura dan Naeun sedang menusukan berbagai macam udang dan ikan ke tusuk sate yang akan segera di bumbui oleh Key lalu akan dipanggang oleh Onew. Meskipun beberapa kali terlihat mengobrol riang dengan Naeun, tapi Minho tahu kalau Hyura tidak bersikap seceria biasanya. Pancaran keceriaan di mata gadis itu redup, tidak seperti Im Hyura yang biasanya yang bisa membuat orang lain bersemangat hanya dengan melihat sinar di matanya. Setelah beberapa kali menhela nafas panjang Minho pun berjalan menuju tempat dimana Hyura, Neun, Onew dan Key berada di ikuti oleh Taemin.
“Naeunie ayo ikut aku.” ajak Taemin.
“Mau kemana oppa?” Naeun menaikan alisnya.
“Ayo kita jalan-jalan sebentar. Biar Minho hyung yang membantu Hyura.”
“Ne naeun-ssi, tinggalkan saja pekerjaan ini biar aku yang membantu.” ucap Minho.
Naeun sempat ragu menerima ajakan taemin itu, ia menunggu respon dari Hyura yang sedari tadi hanya menundukan wajahnya. Naeun memegang tangan Hyura “Eonni gwenchana?” tanyanya.
“Eoh, gwenchana Naeun-ah. Kau pergi saja dengan Taemin.” jawab Hyura sambil tersenyum menenangkan, ia tahu Taemin sangat ingin mengajak Naeun pergi dan dirinya tidak ingin menjadi pengganggu apa pun kegiatan yang akan Taemin lakukan. “Aku bisa melakukannya sendiri.”
“Jadi apa yang bisa ku bantu, Raa-ya?” tanya Minho saat Taemin dan Naeun sudah beranjak pergi.
“Tidak ada, oppa. Semuanya hampir selesai. Aku bisa menyelesaikannya sendiri. Kau duduk saja atau bantu Kibum dan Jinki oppa memanaskan panggangan.” jawab Hyura sambil mencoba memecahkan cangkang kepiting yang di pegangnya tanpa menatap mata Minho.
Bukan mengikuti apa yang Hyura katakan, Minho malah memperhatikan wajah sahabatnya yang sedang bersusah payah. Hyura mencoba mengalihkan perhatian dari kehadiran Minho yang masih berdiri desebelahnya dengan memecahkan cangkang kepiting yang ia pegang. Setelah itu, Hyura mengambil beberapa siung bawang bombay yang akan digunakan untuk campuran acar.
"Aaauw.." Jerit Hyura yang spontan membuat Minho langsung menoleh ke arahnya. Akibat kurang berhati-hati, jari telunjuk Hyura terkena sayatan pisau yang ia gunakan.
"Gwenchana??" Tanya Minho panik lalu memasukan jari telunjuk Hyura ke dalam mulutnya.
"Nan, gwenchana oppa." Jawab Hyura yang langsung menarik tanggannya dari genggaman Minho. Lalu ia pergi masuk ke dalam cottage untuk membersihkan lalu mengobati lukanya. Mungkin luka hatinya juga. Ada apa dengannya? Apa ia marah? Pikir Minho.
*****
Liburan singkat SHINee, Hyura, Minji dan Naeun telah selesai. Hari ini mereka kembali ke Seoul sebelum besok member SHINee harus kembali bertolak menuju Jepang untuk melanjutkan rangkaian Japan Arena Tour mereka. Setibanya di Seoul, Kyungshik sudah menjemput mereka di bandara sebelum akhirnya mereka kembali ke dorm SHINee.
"Hyung, boleh aku pinjam mobilmu? Aku akan mengantar Naeun kembali ke dorm Apink sesampainya kita di dorm." Pinta Taemin pada Minho.
"Andwe. Kalau kau meminjam mobilku, bagaimana aku mengantarkan Hyura kembali ke rumahnya?" Balas Minho diikuti ekspresi cemberut Taemin.
"Gwenchana oppa. Aku bisa pulang dengan taksi." Ujar Naeun pada Taemin.
"Anniyo, Naeun-ah. Kau bisa pulang menggunakan mobil Minho oppa." Ujar Hyura. "Oppa, kau bisa pinjamkan mobilmu pada Taemin untuk mengantar Naeun pulang."
"Lalu bagaimana denganmu?" Tanya Minho.
"Kau tidak perlu repot mengantarkanku kembali ke rumah. Aku bisa ikut mobil Minji eonni untuk kembali ke kantor dan meminta oppaku menjemputku disana." Balas Hyura. "Eonni, boleh aku ikut denganmu sampai kantor?"
Minji mengangguk lalu tersenyum datar. Sejak Hyura berkerja di SM, Minji merupakan sahabat baik Hyura. Hyura sering bercerita kepada Minji mengenai dirinya, termasuk mengenai kedua oppanya, Seulong dan Hyunsik. Minji tahu apa alasan Hyura menolak tawaran Minho mengantarkannya pulang. Sampai saat ini, para member SHINee, kecuali Minho tidak ada yang mengenal siapa oppa Hyura.
*****
Minji Flashback
Aku melihat Hyura terlihat murung sejak kembali dari pantai tadi sore. Ia tidak terlihat seceria tadi setelah mengobrol dengan Minho. Matanya terlihat sembab, seperti orang yang habis menangis. Saat ini kami sudah selesai melakukan barbeque dan Hyura meminta untuk lebih dulu beristirahat.
"Ada apa denganmu Hyura-ya?" Tanyaku. "Kenapa matamu sembab seperti itu? Kau habis menangis?"
"Anniyo eonni. Nan gwenchana." Tetapi mata Hyura masih saja mengeluarkan bulir air mata.
Reflek, aku pun memeluknya. Aku tahu, pasti sudah terjadi sesuatu antara keduanya. Aku mengusap-usap punggungnya untuk menenangkannya. Saat ini Naeun sedang berada di ruang tengah bersama Taemin, jadi ini tidak akan melihat Hyura yang sedang menangis seperti ini.
"Ceritakanlah padaku. Siapa tahu aku bisa membantumu." Ujarku lalu ia menganngkat kepalanya dari pelukkanku.
"Selama ini Minho oppa hanya menanggapku sebagai dongsaengnya saja eonni. Tidak lebih. Ternyata selama ini aku terlalu berharap banyak darinya."
"Kau sudah mengatakannya?" Ia hanya menangguk.
Aku tidak menyalahkan Minho sepenuhnya. Aku tahu dari Jonghyun oppa kalau Minho pernah memiliki pengalaman buruk dengan mantan pacarnya yang lalu. Ia juga sudah berkomitmen pada dirinya sendiri untuk menfokuskan diri pada karirnya saat ini. Tapi aku juga kesal dengan sikap Minho yang membuat Hyura seperti ini.
"Choi Minho, mana ada yang percaya kalau kau hanya menganggap Hyura sebagai dongsaengmu bila melihat kedekatan kalian belakangan ini." Aku ingin sekali mengatakan hal tersebut pada Minho langsung saat ini. "Lalu apa yang akan kau lakukan setelah ini?"
"Mungkin aku akan mundur perlahan dan mencoba melupakan perasaan suka dan sayangku padanya. Aku akan mencoba mengubahnya menjadi perasaan sayang adik pada oppanya."
“Kau akan menjauh darinya secara langsung? Bagaimana hubungan persahabatan kalian?”
“Gwenchana eonni. Aku tidak akan menjauhinya sebagai sahabatku. Sulit untuk melakukannya. mungkin, hanya mengubah perasaanku padanya saja. Seperti dulu ketika aku di Indonesia. Hanya menyukainya sebagai idola.” Jawab Hyura namun nada menguatkan diri masih terderngar dalam kata-katanya.
"Lakukan semampumu, Hyura-ya. Jangan memaksakan diri bila nantinya kau merasa sulit. Butuh waktu dan proses untuk melakukannya." Ujarku.
"Eonni, tolong rahasiakan ini dari semua member SHINee, termasuk Jonghyun oppa."
"Arrasso."
Flashback End
*****