When Love Bring You Back
Part 7
Author : tiara ekha (@khaiicheen)
*****
What Should I do?
Sebuah mobil Range Rover hitam sudah terparkir di depan sebuah rumah berlantai 2. Seseorang sudah menunggu di balik kemudi. Ia tengah memegang ponselnya untuk menelfon seseorang.
"Aku sudah didepan rumahmu." Ujarnya.
"Nde oppa. Aku akan segera keluar." Balas seseorang di seberang.
Tidak lama kemudian, seorang gadis keluar dari rumah berlantai 2 itu. Dengan menggunakan rok biru selutut dengan atasan blouse putih dan sepatu flat, sang gadis berjalan menuju mobil yang sudah terparkir menunggunya.
"Kita akan kemana oppa?" Tanyanya.
*****
Minho POV
Hari ini aku akan pergi jalan-jalan dengan Hyura. Semalam aku sengaja pulang ke rumah orang tuaku untuk mengambil mobilku yang ada di rumah. Entah kenapa aku sangat senang hari ini. Tidak biasanya aku seperti ini. Mungkin karena Hyura. Ya, kami akan menghabiskan waktu kami yang sudah banyak terlewat hari ini.
"Hyung, mana kunci mobilku? Aku akan memakainya besok." Pintaku pada Minseok, kakakku.
"Ada di laci meja belajarmu. Aku sudah mengembalikannya. Tumben sekali kau ingin menggunakan mobilmu untuk pergi. Biasanya tidak pernah."
"Aku hanya sedang ingin saja. Memangnya tidak boleh kalau aku ingin menggunakan mobil milikku sendiri??"
“Kau masih ingat dengan Hyura, hyung?” tanyaku.
“Hyura? anak perempuan Im ajushi? Teman bermain kita dulu? Wae?” tanya Minseok hyung.
“Dia sudah kembali ke Korea. Dia menjadi asisten SHINee saat ini.”
“Jinja? Wah, kalian akan sering bertemu kalau begitu. Bagaimana ia sekarang?”
“Sudah banyak yang berubah hyung. Ia bukan lagi gadis sekolah yang toboy seperti dulu. Kalau kau bertemu dengannya, pasti kau tidak akan mengenalinya. Aku pun begitu.”
“Geure, kapan-kapan ajak ia bertemu denganku.”
Saat ini aku sudah berada di depan rumah Hyura. Aku sudah beberapa kali menjemputnya sejak aku mengantarnya pulang sekembalinya menemani Jonghyun hyung di rumah sakit dan sempat mampir beberapa kali untuk bertemu dengan kedua orang tuanya. Hari ini aku ingin menepati janjiku mengajaknya pergi seminggu lalu. Jadwalku memang sedang kosong sampai 1 minggu kedepan sebelum nanti aku dan member SHINee yang lain akan melakukan syuting music video Why So Serious dengan salah satu member SM Rookies, Irene.
"Aku sudah didepan rumahmu." Ujarku ketika Hyura menjawab panggilanku.
"Nde oppa. Aku akan segera keluar." Balasnya.
Tidak lama ia pun keluar dari rumahnya, penampilannya manis sekali. Dengan rok biru selutut dan blouse putih yang ia kenakan, ia terlihat sangat manis. Beberapa saat aku sempat terpesona dengan penampilannya.
"Kita akan kemana oppa?" Tanyanya ketika memasuki mobilku.
"Aku akan mengajakmu pergi seharian ini. Kau mau kan menemaniku?" Tanyaku.
Dia hanya membalasnya dengan anggukan dan tersenyum. Dan aku terpesona dengan senyumannya. Aku menghidupkan mobilku dan memulai jalan-jalan sehari kami.
*****
Minho mengajak Hyura ke Gimpo airport. Hyura sempat bingung ketika mobil yang dikendarai oleh Minho memasuki kawasan Gimpo.
"Oppa, kita mau kemana? Kenapa ke bandara?" Tanya Hyura bingung.
"Kau akan tahu kita akan kemana sebentar lagi. Kau bisa ambilkan tasku di belakang?" Pinta Minho.
"Dan bisa kau ambilkan dompetku di dalamnya. Nanti kau akan mengetahui kita akan pergi kemana?"
Hyura pun mengambil tas dan dompet milik Minho. Ia menemukan 2 lembar tiket penerbangan domestik menuju pulau Jeju dengan jam keberangkatan pukul 9 pagi dan di kedua lembar tiket tersebut tertera namanya dan juga Minho.
"Pulau Jeju oppa?" Tanya Hyura kaget.
"Nde, aku akan mengajakmu ke Jeju hari ini." Jawab Minho dengan senyum.
"Aku tidak ada persiapan apapun oppa. Kenapa kau tidak memberitahuku dulu sebelumnya?"
"Tenang saja, kita akan kembali lagi nanti sore."
Minho pun memarkirkan mobilnya dan bersiap dengan penyamarannya. Snapback hitam dan kacamata hitam.
*****
Hyura POV
"Bagaimana penampilanku?" Tanyanya ketika sudah selesai dengan penyamarannya.
"Cukup baik oppa. Aku rasa orang-orang tidak akan mengenalimu." Jawabku.
Minho oppa hanya mengangguk. Saat ini kami sudah berada di lobby Gimpo airport. Kami sedang menuju ke boarding room. Pengumuman mengenai penerbangan menuju Jeju sudah mulai terdengar. Kami segera mempercepat langkah menuju boarding room. Tidak ada yang mengenali Minho oppa. Penyamarannya baik sekali.
*****
Setelah satu jam penerbangan, keduanya sudah sampai di tempat tujuan mereka, Pulau Jeju. Mereka segera menuju museum teddy bear yang terkenal disana. Sebuah mini van sudah menunggu untuk mengantarkan mereka seharian ini berkeliling Jeju. Minho meminta bantuan kenalan appa nya untuk menyediakan mobil untuk mereka.
Perjalanan ini sudah ia rencanakan sehari setelah ia mengajak Hyura beberapa hari lalu. Sebenarnya Minho memang sedang ingin refreshing dari segala kepenatannya dengan jadwalnya yang hampir full dan ia merasa bosan bila member SHINee lagi yang menemaninya. Mengingat hubungannya dengan Hyura yang memang sudah dekat sejak Minho mengetahui siapa hyura sebenarnya, ia memutuskan untuk mengajak Hyura untuk menemaninya dan juga untuk memenuhi ajakannya pada Hyura beberapa hari yang lalu.
Sesampainya di museum teddy bear, Minho mengajak Hyura berkeliling dan beberapa kali saling mengambil gambar. Ketika berada di depan tempat teddy bear yang menggambarkan SHINee, Minho mengeluarkan kamera yang ada di dalam tasnya.
"Oppa, bukankan ini teddy bear SHINee? Lucu sekali oppa." Seru Hyura ketika melihat miniatur teddy bear yang menggambarkan SHINee tersebut.
"Lebih lucu mana, miniatur teddy bear ini atau kami yang asli?" Tanya Minho.
"Tentu saja miniatur ini, oppa. Kalau kalian tidak lucu, tapi tampan." Jawab Hyura polos.
“Aku atau SHINee yang tampan?” goda Minho.
“Hmm, molla. Aku tidak mau menjawab.” Balas Hyura jahil.
"Kalau begitu, bergayalah. Aku akan mengambil gambarmu."
Minho pun mengambil beberapa gambar Hyura yang terlihat sangat menyukai miniatur teddy bear SHINee itu. Beberapa kali juga Minho mengambil gambar Hyura secara diam-diam. Ia sangat menikmati perjalanannya kali ini.
*****
Waktu sudah menunjukan pukul 3 sore. Minho mengajak Hyura ke pantai yang berada tidak jauh dari bandara, karena pukul 7 malam nanti, mereka harus kembali ke Seoul.
"Terima kasih sudah mau menemaniku hari ini Hyura-ya." Ujar Minho.
"Cheonmaneyo, oppa. Seharusnya aku yang berterima kasih padamu atas jalan-jalan sehari ini."
"Baru kali ini aku menikmati liburanku dengan santai tanpa terbebani apapun setelah statusku berubah menjadi seorang idol.”
“Aku mengerti bagaimana kesibukanmu oppa. Mungkin menikmati liburan seperti ini bisa jadi suatu hal yang langka.” Balas Hyura sambil tersenyum lalu memandang Minho.
Minho dan Hyura tengah berjalan-jalan di pinggir pantai menikmati semilir angin dan deru ombak yang mengahampiri mereka. Celana panjang yang digunakan Minho sudah digulungnya hingga setengah betis. Tas dan sepatu keduanya sudah mereka taruh dipinggir pantai yang jauh dari sambaran ombak. Terkadang keduanya saling bermain cipratan air dengan menggunakan kaki.
“Oppa, aku ingin bertanya sesuatu padamu.” Ujar Hyura ketika mereka tengah kembali berjalan.
“Wae? Tanyakan saja.”
“Apa kau memiliki seseorang yang kau suka saat ini?” tanya Hyura dengan nada sedikit serius.
“Hmm, mungkin ada. Kenapa memangnya? Kau cemburu?”
“Mwo ya? Untuk apa aku cemburu padamu?”
“Katakan saja kalau iya. Wae?”
“Anniyo, aku hanya bertanya saja.” Jawab Hyura. “Kalau aku menyukaimu bagaimana oppa?.”
DEG..
Hyura membeku setelah sadar dengan apa yang baru saja dikatankannya. Namun bagaimana lagi, ia terlanjur mengatakannya. Begitu pula dengan Minho, ia juga tidak kalah kagetnya.
*****
Minho POV
“Bagaimana oppa?” tanyanya lagi dengan nada yang tidak sepercaya diri sebelumnya.
“Aku tidak tahu harus menjawab apa.” Jawabku singkat. Akupun bingung saat ini harus mengatakan apa.
“Aku hanya bertanya oppa. Bagaimana kalau aku menyukaimu. Aku hanya mengandaikan saja. Kau tidak perlu menganggapnya serius. Kau ini.”
“Hmm, entahlah. Jujur aku memang menikmati kedekatan kita belakangan ini. hanya saja..”
“Wae oppa? Kau menyukai orang lain?”
“Mungkin.”
“Ya, oppa. Aku hanya bercanda tadi. Kau tidak usah menganggap serius pertanyaanku. Aku hanya penasaran dan mengetes keberanianku saja.”
“Aku juga hanya bercanda Raa-ya. Memang, saat ini aku memiliki seseorang yang dekat denganku, dekat sekali. Terkadang kami sering menghabiskan waktu bersama, tapi aku masih belum yakin dengan perasaanku padanya.” Jelasku. “Mengetes keberanian? Maksudmu?”
“Anniyo, lupakan saja.” Ujarnya sambil tertawa yang sedikit dipaksakan.
Aku tahu kalau sebenarnya Hyura juga memiliki perasaan yang sama denganku. Aku tidak sengaja mendengar pembicaraan Onew hyung di rumah sakit beberapa waktu yang lalu, ketika ia sedang berbicara dengan Hyura mengenaiku.
Seandainya kau tahu, Raa-ya. Orang yang aku maksud adalah dirimu. Tapi maaf, terlalu pengecut untuk mengakuinya saat ini. banyak hal yang menjadi pertimbanganku untuk mengakuinya padamu. Batinku.
“Lagipula kalau memang benar juga tidak apa, oppa. Kau harus mengenalkannya padaku nanti.” Ujarnya.
Perasaan ini sebenarnya bukanlah perasaan yang baru aku rasakan sejak bertemu dan mengenalinya beberapa waktu yang lalu. Ini sudah lama, mungkin sejak aku merasa kehilangannya 6 tahun yang lalu. Namun, semuanya semakin kuyakini sejak ia sering datang ke ruang latihan kami, walaupun aku merasa lelah tapi semuanya terasa hilang bila sudah melihat senyumnya. Sama seperti masa-masa traineeku dulu. Senyumannya pun saat ini sudah berubah, aku sangat menyukainya ketika ia tengah tersenyum.
Mengajaknya pergi berdua saja sebenarnya butuh keberanian besar bagiku, alasannya karena aku sudah lama tidak mengajaknya seperti itu. Dan juga sebenarnya aku termasuk tipe namja yang sulit untuk mendekati yeoja bila berurusan dengan hati. Ingat dengan alasanku tidak ingin pacaran dulu? Mungkin saat ini, hal tersebutlah yang menjadikan aku untuk sulit mengakui perasanku padanya. Banyak pertimbangan yang harus aku pikirkan, bukan hanya untukku, tapi juga untuknya.
Namun perlu kuakui, aku sangat nyaman bersamanya seperti saat ini. Tidak hanya saat ini, tapi sejak di Jakarta sebulan yang lalu, sejak aku yakin kalau dia adalah Hyura sahabatku. Ketika ia memperhatikanku saat aku kelelahan, ketika ia tidak keberatan menopang kepalaku yang jatuh di bahunya dan ketika ia menyelimutiku waktu menemaniku menjaga Jonghyun hyung seminggu yang lalu. Aku menikmati perasaannya.
“Baiklah, nanti aku akan mengenalkannya padamu.” Jawabku. Mian Hyura. Batinku.
“Oppa, ayo kita kembali. Kakiku sudah mulai pegal, kita menikmati pemandangan dari tempat istirahatn kita disana saja.”
Kami kembali ke tempat dimana tas dan sepatu kami berada. Aku dan Hyura akan menikmati matahari tenggelam terlebih dahulu sebelum kami kembali ke bandara.
“Gunakan ini.” ujarku memberikan jaket yang ada diatas tasku untuk menutupi kakinya.
“Gomawo oppa.” Balasnya.“Oppa, menurutmu apa yang harus aku lakukan bila aku menyukai seseorang? Mengakuinya tau memendamnya?”
“Mwo? Kau sedang menyukai seseorang?
“Anniyo. Aku hanya bertanya saja. Bagaimana menurutmu?”
“Mungkin mengakuinya lebih baik.” Jawabku datar. Minho, kenapa kau bisa mengajari orang lain bila dirimu sendiri saja tidak bisa melakukannya.
*****
Hyura POV
Aku sengaja menanyakan mengenai hal tersebut pada Minho oppa. Entah darimana keberanianku itu muncul untuk menanyakan hal itu padanya. Aku hanya ingin tahu. Mendengar jawabnnya aku sempat merasa sedikit kecewa, tapi aku mencoba berfikir dewasa. Masih terlalu cepat bila aku mengakui perasaanku padanya saat ini.
“Hyura-ya..” panggil Minho oppa ketika kami sedang menikmati waktu menunggu sunset.
“Ya, oppa.” Jawabku lalu menoleh padanya.
“Kau tahu, menjadi seorang idol itu banyak memiliki keterbatasan. Terutama masalah privasi.”
“Arraso oppa. Aku sangat mengerti itu. Seolong san Hyunsik oppa pun seperti itu. Mereka bahkan masih menyembunyikan hubungan saudara diantara kami dari member group mereka. Oppa, kau juga harus tetap merahasiakan itu.”
“Tidak mudah bagiku untuk mengakui perasaanku pada seseorang yang kusuka. Banyak pertimbangan yang harus aku pikirkan, baik untukku sendiri atau untuk orang yang kusuka. Mungkin terdengar sedikit egois. Nde, aku berjanji. Tenang saja.”
“Tidak oppa. Setiap orang memang harus mempertimbangkan setiap keputusan yang akan diambilnya. Keputusan apapun itu. Jangan gegabah, karena mungkin kalau terlalu terburu-buru kau akan menyesal nantinya.”
Minho oppa menengok ke arahku. Akupun menoleh, mata kami bertemu.
*****
Minho merapihkan rambut Hyura yang mulai sedikit berantakan karena angin pantai. Ia menyelipkan rambut yang keluar-keluar ke belakang telinga Hyura. Saat ini Minho dapat melihat dengan jelas bagaimana perubahan garis wajah Hyura, wajahnya mungil dengan pipi yang agak chubby, tulang hidungnya tinggi dan matanya seperti mata Jinki hyung, hanya segaris bila ia sedang tertawa.
“Waeyeo oppa?” tanya Hyura kikuk ketika Minho mulai menatapnya dalam.
“A..a..anyio. rambutmu berantakan. Sebaiknya kau mengikat rambutmu. Wajahmu akan lebih terlihat manis bila kau mengangkat rambutmu?” jawab Minho yang tak kalah canggung. “Berikan aku ikat rambutmu, akan aku ikat rambutmu.”
Hyura memberikan ikat rambut miliknya pada Minho. Minho mulai membantu Hyura mengikat rambun Hyura.
“Jinja? Sepertinya kau sudah lebih baik mengikat rambut yeoja. Tidak seperti mengikat rambutku dulu. Selalu berantakan.” Ujar Hyura.
Setelah selesai, Minho mengeluarkan sesuatu dari kantong celana miliknya. Sebuah kalung bewarna perak dengan liontin 5 bintang kecil menjuntai indah. Minho memakaikan kalung tersebut pada Hyura.
“Kenakan kalung ini dengan baik Raa-ya. Anggap saja 5 bintang kecil yang menjadi liontinya adalah kami, SHINee. Kau tidak perlu takut bila kami meninggalkan kalian, aku tidak akan meninggalkanmu. Selama kau mengenakannya, kami akan ada untuk membantumu.” Ujar Minho ketika ia memasangkan kalung tersebut.
“Gomawo oppa.” Balas Hyura lalu Minho mengecup kening Hyura pelan.
Awalnya Hyura sempat kaget ketika Minho memakaikan sesuatu di lehernya. Ketika melihat apa yang Minho berikan, Hyura tidak banyak bertanya. Saat ini, jantung Hyura kembali bedetak tidak karuan.
“Oppa, bagimana kalau kita selca. Dari semua member SHINee, aku hanya tidak memiliki foto bersama denganmu. Aku bahkan sering sekali berfoto bersama Taemin.” Pinta Hyura.
“Kau kan memiliki banyak ketika dulu.”
“Yaa, oppa. Itu ketika dulu. Ketika dirimu belum setampan sekarang.” Ujar Hyura polos. Minho hanya tersenyum .
“Baiklah, sebelum sunset sebentar lagi.”
Hyura mulai mengambil selca bersama dengan Minho. Ia mengambil beberapa gambar. Minho pun ikut mengeluarkan ponselnya lalu mengambil foto bersama Hyura melalui ponselnya. Tanpa Hyura sadari, Minho tersenyum puas melihat fotonya bersama Hyura dan menggunakan foto tersebut sebagai wallpaper ponsel miliknya.
*****
Dorm SHINee sudah terlihat sibuk dengan berbagai persiapan ketika matahari belum menunjukan dirinya di ufuk barat. Hari ini SHINee akan melakukan pengambilan gambar untuk music video Why So Serious. Pengambilan gambar untuk music video ini direncanakan akan memakan waktu sekitar 2 hari. Pembuatan video klip memanglah memakan waktu yang cukup lama.
Hyura menginap di dorm SHINee karena semalam ia menemani SHINee sampai selesai melakukan latihan. Kyungshik mengusulkan agar ia menginap di dorm SHINee agar ia bisa beristirahat cukup sebelum membantu Kyungshik. Raemi, coordi SHINee telah menuju studio pengambilan gambar lebih dulu. Hyura tengah sibuk membangunkan para member yang masih membenamkan diri di balik selimut. Member yang pertama ia bangunkan adalah Minho, karena Minho terkenal untuk susah dibangunkan bila sudah tidur terlebih semalam SHINee melakukan latihan final hingga tengah malam.
“Oppa, irrona.” Ujar Hyura sambil mengguncangkan badan Minho perlahan.
Minho hanya menggeliat lalu membalikkan tubuhnya menghadap tembok. Hyura mengambil remote pendingin ruangan kamar Minho dan mematikannya. Hyura kembali membangunkan Minho.
“Oppa, palli irrona.” Panggil Hyura lebih keras sambil mengguncangkan tubuh Minho. “Kebiasaanmu masih belum berubah, oppa. Jinja.” Seru Hyura lagi.
Minho mulai bergerak, reflek tubuh Hyura tertarik dan menimpa tubuh Minho. Beruntungnya, tangan Hyura masih dapat menopang berat tubuhnya, hanya saja saat ini hidung keduanya sudah saling beradu. Hyura pun segera menarik tubuhnya dari Minho. Semburat merah terlihat jelas di wajah Hyura pagi ini.
“Oppa, cepat bangun, keluar dan bersiap-siap. Yang lain sudah menunggumu.” Seru Hyura lalu meninggalkan kamar Minho cepat. Minho hanya tersenyum simpul setelah sadar dengan apa yang baru saja terjadi.
Hyura lalu menuju kamar Key dan Taemin. Onew sudah berada di meja makan ketika Hyura keluar dari kamar Minho. Wajahnya masih terlihat lelah sekali. Sesekali ia masih menguap disela kesibukannya memainkan ponselnya dan meminum kopi hangat yang sebelumnya sudah Hyura siapkan.
Karena Jonghyun sedang berada di rumah orang tuanya pasca operasi yang dilakukanya, Key tidur di kamar Jonghyun dan Taemin. Dan juga semalam Hyura menginap di dorm SHINee menggunakan kamar Key. Ketika Hyura masuk ke kamar tersebut, Key terlihat sudah bangun dan sedang sibuk mengecek ponselnya sedangkan Taemin, ia masih menyembunyikan tubuhnya di balik selimut.
“Aku sudah menyiapkan kopi di meja makan untuk kalian oppa dan juga beberapa roti isi untuk mengganjal perut sementara.” Ujar Hyura pada Key yang tengah bersiap keluar kamar.
“Gomawo Hyura-ya. Aku keluar dulu.” Balas Key.
“Taemin, palli irrona.” Seru Hyura sambil duduk di pinggir tempat tidur Taemin.
Belakangan Taemin menolak bila Hyura memanggilnya dengan embel-embel ‘oppa’, ia tidak mau terksan lebih tua dari Hyura padahal mereka berada di line yang sama, 93. Taemin mengatakan, Jongin saja tidak pernah memanggilnya dengan tambahan hyung, padahal usia Jongin satu tahun dibawah Taemin. Taemin menggeliat dan berbicara tidak jelas. Ia malah sempat menarik kembali selimut yang sempat disingkirkan oleh Hyura.
“Oppa, cepat bangun. Yang lain sudah menunggu diluar. Hanya tinggal kau yang belum bangun.”
“Bangunkan saja dulu Minho hyung. Baru nanti aku bangun.” Ujar Taemin. “Aku masih mengantuk Hyura-ya.”
“Minho oppa sudah bangun, oppa. Ia sudah berada di ruang makan saat ini. Cepat bangun.”
“Baiklaah, aku bangun.” Seru Taemin yang langsung menyingkirkan selimutnya dan duduk berdampingan dengan Hyura.
Semua member SHINee, minus Jonghyun sudah siap untuk berangkat menuju studio pengambilan gambar di kawasan Gangnam. Keempatnya masih terlihat mengantuk walaupun sudah mandi untuk menyegarkan diri. Mungkin efek latihan keras mereka semalam.
*****
Saat ini, proses pengambilan gambar untuk music video Why So Serious sudah berjalan hampir setengahnya. Waktu pun sudah menunjukkan pukul 7 malam, member SHINee pun sudah mulai terlihat lelah, karena sejak dimulainya pengambilan gambar tadi pagi, keempatnya sudah berulang kali menampilkan gerakan yang apik untuk scene dance dengan baju yang di dominasi warna merah. Namun, kesempurnaan sangat dituntut untuk hasil yang maksimal maka tidak heran bila merea beberapa kali melakukan dance yang sama untuk hal tersebut.
Wajah keempat member SHINee sudah terlihat kelelahan. Mereka tengah beristirahat sebelum akan melanjutkan pengambilan gambar selanjutnya dengan setting san kostum yang berbeda. Taemin dan Key sudah terlihat tertidur. Pekerjaan Hyura sebelumnya pun sudah selesai. Ia baru saja kembali dengan Kyungshik untuk membeli makanan bagi para tim dan member SHINee.
Ketika Hyura kembali, ia duduk di dekat Minho. Sejak liburan singkat keduanya di pulau Jeju seminggu yang lalu, hubungan mereka menjadi jauh lebih dekat. Minho tetap membiarkan hubungannya dengan Hyura mengalir apa adanya, bila di tanya oleh member yang lain Minho hanya mengatakan bahwa kedekatannya dengan Hyura seperti oppa dengan dongsaeng dan menjelaskan kalau Hyura adalah sahabatnya dulu. Hanya memberitahu sebatas sahabat saja, tidak pada hubungan keluarga. Tapi, Onew tidak percaya dengan apa yang Minho katakan.
Hyura pun sudah tidak canggung lagi untuk menunjukan perhatiannya pada Minho. Saat ini sepertinya keduanya sudah mengetahui perasaan satu sama lain. Hanya saja belum ada yang mau mengakuinya lebih dulu. Mungkin untuk posisi Hyura, ia tidak mungkin memulainya lebih dulu, namun untuk Minho, banyak hal yang harus ia pertimbangkan. Ia tidak ingin Hyura sakit karenanya. Minho sangat memikirkan apa yang mungkin akan menggangu Hyura nantinya.
“Kau terlihat lelah oppa. Istirahat dulu, kau bisa tidur seperti Kibum oppa dan Taemin.” Ujar Hyura pada Minho yang terlihat beberapa kali menguap. Minho pun memejamkan matanya dan dalam hitungan detik ia sudah masuk ke alam tidurnya.
“Sebentar lagi kejadian di mobil ketika akan menuju restoranku pasti akan terulang.” Ujar Onew ketika melihat Minho yang sudah tenggelam dalam alam mimpinya di sebelah Hyura.
“hana, dul, set.” Hitung Onew dan benar saja, kepala Minho sudah terjatuh di bahu Hyura. “Kau pindahkan saja kepalanya ke sofa atau kau ganjal dengan bantal kecil. Kali ini pasti akan lama, karena kami juga akan baru akan melakukan pengambilan gambar selanjutnya 3 jam lagi.”
“Gwenchana oppa. Biarkan saja, aku bisa membangunkannya bila menggerakan tubuhnya.” Balas Hyura. “Mungkin aku juga harus kembali membiasakan diri.”
*****
Onew POV
Sebenarnya aku sudah melihat raut lelah di wajah Hyura. Bagaimana tidak? Ia pasti sangat lelah. Sama lelahnya dengan kami. Ia menemani kami latihan sampai selesai semalam dan kami latihan hingga lewat tengah malam. Ia juga sudah bangun lebih dulu dibandingkan kami tadi pagi dan membuatkan kami sarapan.
Seharian ini ia tidak berhenti membantu Kyungshik hyung mengurusi kami. Dengan sigap ia membantu kami setiap kali selesai melakukan pengambilan gambar. Aku salut dengan kinerjanya. Ia gadis yang tangguh dan penuh tanggung jawab. Ia tidak pernah mengeluh merasa lelah di depan kami. Mungkin karena ia mencintai pekerjaannya ini, sama seperti kami.
“Kau bisa tidur juga, Hyura-ya. Istirahatlah.” Ujarku padanya.
“Tidak oppa. Kau saja yang tidur, beristirahatlah.” Balasnya.
“Aku akan tidur jika aku lelah.”
“Nado.”
Aku pergi keluar ruang tunggu untuk menuju toilet. Sekembalinya dari toilet, aku melihat Hyura sudah tertidur di sebelah Minho, namun posisinya sudah berubah. Kepala Hyura yang sudah berada di bahu Minho. Sepertinya Minho sempat terbangun dan membenarkan posisinya. Aku mengambil selimut yang berada di sudut sofa dan menyelimuti Kibum, Taemin, Minho dan Hyura.
“Kalian ini? sudah saling menyukai mengapa tidak mengaku saja. Aku gemas melihat kalian.”
Sebuah kalung yang dikenakan Hyura menarik perhatianku. Sebuah kalung perak dengan 5 bintang kecil menjuntai sebagai liontinnya. Sepertinya aku pernah melihat kalung ini, tapi entah dimana. Aku lupa. Belakangan ini ingatanku untuk mengingat susuatu sedang buruk. Aku kembali dengan sibuk bermain dengan ponselku. Tiba-tiba aku teringat dengan kalung yang dikenakan Hyura itu. Aku mengingatnya.
Onew Flashback
“Hyung, kau sedang sibuk?” tanya Minho ketika aku sedang berada di ruang tv.
“Tidak. Waeyo?” tanyaku.
“Temani aku pergi sebentar. Bisa?”
“Kemana?”
“Sudah, ikut saja. Aku perlu bantuanmu kali ini.”
Minho mengajakku pergi ke sebuah toko perhiasan. Ketika di mobil tadi, ia bilang mau membelikan hadian untuk seseorang, tapi lebih jelasnya aku tidak tahu. Ia jarang bercerita mengenai masalah pribadinya pada orang lain. Dari semua member SHINee, Minho memang salah satu member yang tertutup untuk masalah perasaannya, tapi sikapnya lebih mudah ditebak ketika sedang menyukai seseorang.
“Hyung, bagaimana dengan kalung ini?” tanya Minho sambul menunjuk sebuah kalung berliontin kupu-kupu kecil.
“Memangnya untuk siapa Minho-ya?”
“Untuk seseorang. Eotthe??”
“Setidaknya kau harus menggambarkan dulu bagaimana orang yang ingin kau berikan hadiah ini agar aku bisa berkomentar mengenai model kalung yang akan kau pilihkan.” Jelasku.
“Hmm, dia hanya seorang gadis biasa. Pembawaannya selalu ceria, dia mandiri dan bertanggung jawab. Sifatnya lebih dewasa dari usianya, bahkan lebih dewasa dari Taemin. Dia gadis yang sangat perhatian.” Balas Minho. Sepertinya aku mengetahui siapa yang dimaksudnya.
“Bagaimana kalau kalung yang itu?” Aku menunjuk sebuah kalung perak berliontinkan 5 bintang kecil yang menjuntai ke bawah. Simple namun elegan. Ponselku berbunyi, ada panggilan masuk dari eommaku. Aku pun meninggalkan Minho yang masih sibuk memilih kalung mana yang akan ia pilih.
Flashback end
*****
Onew menatap wajah dua orang yang sedang tertidur itu dalam diam, meskipun Minho belum menceritakan apa-apalagi padanya setelah ia mengenali Hyura, tapi feelingnya mengatakan bahwa perasaan si visual itu sudah berubah terhadap Hyura. mungkin sama seperti apa yang pangeran kodok itu rasakan dulu. Hanya saja Onew paham betul sifat Minho, ia akan sangat fokus pada tujuan nya dan selalu merasa ingin jadi jauh lebih baik dan lebih baik lagi setiap hari nya. Sifat keras kepala yang bisa membuat seorang Choi Minho si bocah Incheon menjadi sesukses Minho yang sekarang.
“Kau harus berusaha lebih keras lagi untuk meyakinkan hatinya Hyura-yaa, tenang saja aku akan selalu mendukung mu karna aku yakin kau bisa membahagiakan Minho.” batin Onew seraya memandang wajah mungil Hyura. Pandangan nya beralih pada wajah Minho yang ada di sebelah Hyura.
“Dan untuk mu pangeran kodok, kau harus menghilangkan sifat gengsimu dan lebih banyak membiarkan hati mu yang berbicara agar kau tidak menyesal nantinya.”
Setelah puas memberikan nasehat kepada kedua dongsaeng nya lewat bahasa batin, Onew memilih untuk mengistirahatkan mata dan badannya yang memang sudah lelah.
*****