When Love Bring You Back
Part 6
Author : tiara ekha (@khaiicheen)
******
He know who am I?
Persiapan comeback SHINee telah hampir rampung. Tahap recording juga sudah selesai dilakukan seminggu yang lalu hanya tinggal proses syuting music videonya saja 2 minggu lagi. Sudah hampir 1 bulan juga Hyura menjadi asisten manjaer SHINee. Kedekatan Hyura dengan para member SHINee juga semakin terlihat. Hyura juga beberapa kali menemani kegiatan solo member SHINee. Ia juga sudah beberapa kali bertemu dengan member EXO sekembalinya mereka dari promosi di China. Dari semua member EXO, Hyura sudah akrab dengan Kai. Mungkin karena Hyura pernah beberapa kali bertemu dengan Kai saat ia menemani Taemin dan usia ketiganya yang hampir sama.
Namun, minggu ini adalah minggu terberat bagi Hyura dan SHINee. Di awal bulan april ini, Hyura mendengar kabar buruk dari salah satu member SHINee, Jonghyun. Jonghyun mengalami kecelakaan sepulangnya ia dari rumah orang tuanya setelah mendapatkan libur 2 hari dari manajemen. Ketika itu pun member SHINee lainnya sedang menikmati jatah libur mereka, termasuk juga tim staff SHINee.
*****
Hyura POV
Ponselku berbunyi ketika aku baru saja terlelap tidur. Seharian ini aku pergi jalan-jalan dengan Seulong dan Hyunsik. Mereka mengajakku berkunjung ke rumah Mi Rae imo, adik sepupu perempuan eomma di daerah Busan. Awalnya aku tidak memperdulikan ponselku yang bergetar itu, aku benar-benar malas untuk mengangkatnya, aku lelah sekali. Namun, ia tak berhenti berbunyi. Menyebalkan.
12 missed call, 7 new message.
Aku sempat terkejut melihat notifikasi yang mucul di layar ponselku itu. Nama Kyungshik dan Minho memenuhi daftar missed call dan new message. Aku sempat bingung melihat banyaknya panggilan tidak terjawab dari mereka, tumben sekali mereka menelfonku sebanyak ini, di waktu lewat tengah malam pula. Aku merasa ada yang tidak beres. Tanpa berfikir lama, aku segera menelfon Minho tanpa menghiraukan pesan masuk yang ada.
“Yoboseo..” sapa Minho dari seberang sana.
“Minho oppa, waegeure? Kenapa kau menelfonku beberapa kali lewat tengah malam ini? Kyungshik oppa juga beberapa kali menelfonku, tapi aku tidak mengangkatnya. Apa terjadi sesuatu?”
“Mian, Hyura-ya. Kau pasti sudah tertidur. Maaf menganggu waktu tidurmu.”
“Anniyo. Gwenchana oppa. Ada apa?”
“Jonghyun hyung...” jawab Minho dengan nada yang sedikit panik.
“Ada apa dengan Jjong oppa?” balasku yang ikut menjadi panik juga.
“Jonghyun hyung mengalami kecelakaan sekembalinya ia dari rumah orang tuanya. Saat ini ia sudah berada di rumah sakit bersama Kyungshik hyung.” Jelas Minho.
“Mwo? Lalu bagaimana keadaannya?” tanyaku panik. Tanpa terasa mataku mulai terasa panas. Ini memang jeleknya sifatku, ketika berada di situasi yang panik, air mataku bisa langsung menetes karena aku takut.
“Menurut Kyungshik hyung, keadaan Jonghyun sudah membaik saat ini. namun sayangnya ia mengalami benturan yang cukup parah di tulang hidungnya. Katanya ketika Jonghyun menabrak pembatas jalan, kepalanya membentur dashboard mobil dengan cukup kencang. Ada keretakan di tulang hidungnya.” Jelas Minho.
“Geure... kalian sedang berada dimana saat ini? aku ingin ke rumah sakit. ”
“Aku sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit saat ini. Jinki hyung, Kibum dan Taemin juga sedang dalam perjalanan dari dorm menuju rumah sakit.” Jawab Minho. “Kau tidak perlu ke rumah sakit sekarang Hyura, istirahatlah dulu. Aku tahu kau habis pergi seharian kemarin. Lagipula terlalu berbahaya bagimu jika pergi lewat tengah malam seperti ini.”
“Anniyo. Aku ingin pergi sekarang. Tunggu aku disana, aku akan meminta appa ku mengantar sampai rumah sakit.”
“Jangan Hyura-ya. Kasihan appamu bila mengantarmu. Ini kan waktunya orang-orang untuk beristirahat.”
“Anniyo. Aku akan pergi kesana. Tunggu aku, aku akan naik taksi saja kalau begitu.”
“Geure, kalau begitu berikan alamatmu. Aku akan menjemputmu. Aku tidak ingin kau kenapa-napa bila tetap memaksa pergi dengan taksi.”
“Baiklah, terima kasih oppa. Aku akan mengirimkannya lewat sms.”
Saat ini, yang ada di fikiranku adalah panik. Aku panik dengan keadaan Jonghyun oppa. Otakku tidak dapat berfikir jernih bila sudah seperti ini.
*****
Minho POV
Aku sedang berada di rumah Siwon hyung ketika Kyungshik hyung menelfonku dengan nada yang panik. Aku sedang mampir ke rumahnya setelah kembali dari aprtemen orangtuaku. Ia memberitahukan bahwa Jonghyun mengalami kecelakaan. Mobilnya manabrak pembatas jalan dan ia mengalami benturan keras di bagian hidungnya. Selebihnya, ia tidak mendapatkan luka yang cukup berarti.
Dengan segera aku pamit dari apartemen Siwon hyung. Karena aku tidak membawa mobil, aku meminjam mobil miliki Siwon hyung. Aku segera pergi menuju rumah sakit dimana Jonghyun dirawat. Taemin sempat menelfonku ketika aku sedang dalam perjalanan, Taemin memintaku untuk menghubungi Hyura untuk memberitahukan soal ini. katanya, ia sudah beberapa kali mengirim sms pada Hyura namun tidak dibalasnya. Akupun segera menelfon Hyura, namun sama. Ia juga tidak mengangkat telfon dariku.
Aku teringat kalau ia habis pergi ke Busan mengunjungi bibinya hari ini bersama kedua oppanya. Aku sempat melihatnya di SNS miliknya tadi sore. Aku fikir mungkin ia sedang beristirahat saat ini. jadi aku meghentikan kegiatanku menelfonnya. Namun tidak lama ponselku berdering, Hyura menghubungiku. Suaranya jelas seperti orang baru bangun tidur. Dan sekali lagi, suaranya terdengar mirip. Sangat mirip bahkan. Alam bawah sadarku mengatakan kalau ia benar Hyura sahabatku.
Aku pun memberitahukannya perihal kecelakaan yang menimpa Jonghyun. Ia terdengar sangat panik setelah mendengar kabar tersebut. Suaranya pun sempat terdengar seperti orang menahan tangis. Hyura memaksa untuk pergi ke rumah sakit, walaupun aku sudah sempat melarangnya karena waktu yang sudah lewat tengah malam. Akhirnya, aku menuruti permintaannya. Aku akan menjemputnya di rumah untuk menuju rumah sakit. Aku juga sempat bingung kenapa aku jadi berbalik khawatir padanya ketika ia memaksa untuk pergi ke rumah sakit.
Memang sejak ia bergabung dengan tim staff SHINee dan membantu Kyungshik hyung mengurus jadwal dan kegiatan kami, hubungannya dengan para member SHINee memang sudah dekat. Namun tidak terlalu denganku, aku merasa kadang ia menjaga jarak denganku, aku pun sama. Ya aku tidak terlalu suka dekat dengan orang baru. Aku butuh waktu beradaptasi yang cukup lama untuk mengenal orang baru, tidak seperti Kibum yang mudah dekat dengan orang baru. Tapi masih ada satu alasan yang lainnya, ya, aku masih belum mengetahui siapa dia sebenarnya karena sikap, perhatian dan beberapa hal pada dirinya terlihat sangat mirip dengan Hyura-ku.
*****
Sebuah mobil Audi hitam sudah berada didepan sebuah rumah bertingkat dikawasan pemukiman Seoul. Minho sudah berada di depan rumah Hyura. Tidak lama kemudian Hyura sudah keluar dan mereka segera berangkat menuju rumah sakit. Jam masih menunjukan waktu pukul 3 dini hari. Kecelakaan yang menimpa Jonghyun terjadi kurang lebih pukul 1 dini hari.
“Mian sudah merepotkanmu oppa. “ ujar Hyura ketika ia sudah duduk di dalam mobil.
“Gwenchana, tidak aman jika kau harus pergi sendiri.” Jawab Minho.
“Oh iya, bukankah ini mobil milik Siwon oppa?”
“Aah, darimana kau tahu?”
“Aku sempat naik mobil ini ketika aku tidak bisa keluar dari gedung sm beberapa waktu lalu. Eunhyuk oppa yang mengajakku.”
Minho hanya menganggukan kepalanya perlahan. Terkadang ia tersenyum sendiri ketika ia melihat ke arah Hyura. Hyura pun merasa bahwa beberapa kali Minho melihatnya. Tiba-tiba ponsel Hyura berbunyi. Jinki oppa call.
“Ne, oppa. Waeyo?” tanya Hyura.
“Apa Minho sudah menjemputmu?” balas Onew.
“Sudah, kami sedang dalam perjalanan. “
“Kami sudah tiba di rumah sakit. Jonghyun sudah berada du ruang perawatan. Ia akan menjalani operasi perbaikan tulah hidungnya yang retak besok siang. Apa kau masih lama?” balas Onew.
“Leganya. Baiklah oppa, mungkin 10 menit lagi kami akan tiba. Kami akan segera menuju ruang rawat Jonghyun oppa setibanya disana.”
“Geurom. Aku tutup telfonnya.” Putus Onew.
“Siapa yang menelfon?” tanya Minho setelah Hyura memasukan ponselnya kedalam tas.
“Jinki oppa. Dia memberitahukan kalau Jonghyun oppa sudah berada di ruang rawat. Ia akan menjalani operasi perbaikan tulang hidungnya yang retak besok siang.” Jawab Hyura.
Setibanya di rumah sakit, keduanya langsung menuju ruang rawat Jonghyun di lantai 7. Udara pagi buta sangat dingin, Hyura hanya memakai cardigan hitam tipis. Sesekali ia mengusap pundaknya untuk menghangatkan tubuh ketika keduanya sedang berjalan menuju pintu masuk dari parkiran. Minho yang menyadari hal tersebut langsung menyampirkan jaketnya di bahu Hyura.
“Pakai ini. udara pagi ini sangat dingin. Cardiganmu terlalu tipis.” Ucap Minho.
“Gomawo oppa.” Balas Minho.
Hyura merasa perasaannya menjadi hangat melihat perhatian Minho sejak ia menelfonnya tadi. Sejak Minho mau menjemput Hyura sampai memberikan Jaketnya untuk dipakai oleh Hyura. Hyura kembali merasakan jantungnya berdetak lebih cepat ketika ia berada di dekat Minho. Terlebih lagi setelah Hyura kembali melihat gelang yang ia berikan pada Minho masih digunakan si laki-laki bermata kodok tu.
“Kajja, kita segera masuk. Yang lain sudah menunggu di dalam.” Ajak Minho.
Keduanya segera mempercepat langkah mereka menuju lobby rumah sakit dan naik kedalam lift untuk menuju ruang perawatan Jonghyun. Sesampainya di ruang perawatan Jonghyun , sudah ada Kyungshik dan member SHINee lainnya.
“Kalian sudah sampai?” ujar Key.
“Ne, bagaimana keadaan Jonghyun?” tanya Minho.
“Dokter memberikan obat tidur untuknya agar ia beristirahat. Katanya ia akan bangun nanti pagi.” Jelas Onew.
“Leganya melihat Jonghyun oppa tidak terlalu parah. Aku sempat panik mendengar kabar soal kecelakaannya.” Balas Hyura.
“Sudah, tidak ada yang pperlu di khawatirkan dengan kondisi hyung. Dia baik-baik saja.” Ujar Taemin.
“Minho-ya, besok kau tidak memiliki jadwal, kan?” tanya Kyungshik.
“Nde, waeyo hyung?” jawab Minho.
“Bisakah kau menjaga Jonghyun dulu sampai besok. Eomma dan Songdam akan kemari besok pagi. Aku harus ke kantor menjelaskan keadaan Jonghyun pada Youngmin sajangnim dan member yang lain memiliki jadwal solo besok.” Jelas Kyungshik.
“Baiklah, aku akan menjaganya.” Balas Minho.
“Dan Hyura, bisakah kau menemani Minho juga? Sebenarnya aku agak tidak yakin bila meninggalkan Minho dengan Jonghyun saja. Bisa-bisa bukannya menemani Jonghyun ia malah tidur.” Ujar Key.
“Yaa, Kibum. Aku bisa menjaga Jonghyun sendiri saja. Kasihan Hyura kalau ia menemani kami juga.”
“sudah, sudah. Aku akan menemani kalian oppa. Tidak apa, lagipula aku sudah terlanjur berada disini juga.” Tengah Hyura.
“Baiklah, kau bisa membantuku menemani Minho menjaga Jonghyun hari ini. aku akan kembali nanti siang.” Balas Kyungshik.
“Baiklah oppa. Kau tidak perlu khawatir.” Ujar Hyura.
Para member lain memutuskan untuk kembali ke dorm karena mereka memiliki jadwal solo besok. Kyungshik mengantarkan mereka dan akan menuju gedung SM sekembalinya dari dorm SHINee. Minho tidak mengantarkan mereka sampai parkiran hanya Hyura yang menemani mereka.
“Baiklah, kau bisa kembali ke kamar sekarang. Cukup antarkan kami sampai sini saja.” Ujar Onew. “Nimkati waktu kalian berdua. Cepatlah mengaku. Aku rasa ia tidak akan marah.” Bisik Onew pelan.
“Ne oppa. Kalian hati-hati di jalan.” Balas Hyura.
“Geure, kami pamit Hyura-ya.” Pamit Taemin.
*****
Hyura POV
Aku menyempatkan mampir ke coffe shop terlebih dahulu untuk membeli 2 gelas cappucino hangat untukku dan Minho. Cappucino less sugar. Minho tidak suka dengan kopi yang terlalu manis. Aku masih ingat itu. Aku memiliki kebiasaan tidak dapat tidur kembali ketika sudah bangun, entah itu di tengah malam atau subuh. Biasanya kalau sudah seperti ini, aku tidak mungkin untuk tidur lagi kecuali aku benar-benar merasa lelah.
Sekembalinya ke ruang rawat Jonghyun, aku melihat Minho sudah tertidur di sofa, wajahnya terlihat lelah sekali. Benar apa yang dikatakan oleh Key oppa, kalau minho di tinggal sendiri menemani Jonghyun, ia bukannya menjaga Jonghyun, tapi ia akan tertidur. Aku mengambil bantal yang ada di dekat tempat tidur Jonghyun oppa. Aku meletakannya di kepala Minho oppa dan menyelimutinya. Aku juga merapihkan selimut yang digunakan Jonghyun oppa.
Aku duduk di sofa single yang ada di ruangan itu. Aku memperhatikan wajah Minho oppa yang sedang tertidur. Garis hidungnya yang cukup tinggi, rahangnya yang tegas dan bibirnya yang terlihat seperti bibir bayi. Wajahnya masih sama dengan 6 tahun lalu, terakhir kali aku melihatnya tidur sebelum, ya sepertinya tidak perlu aku jelaskan lagi. Ia tetap manis walaupun sedang tertidur. Tiba-tiba ponselku berbunyi, panggilan masuk dari Seulong oppa. Aku segera keluar kamar agar tidak sampai menganggu tidur keduanya.
“Yoboseo..” sapa Hyura.
“Raa-yaa, eodiya?” tanyanya panik.
“Ah, mian oppa. Aku tidak memberitahu, karena kalian sedang tertidur tadi. Aku hanya sempat meninggalkan pesan di ruang makan. Jeongmal mianhe.”
“Nde, jigeum eodiya?”
“Aku sedang berada di rumah sakit, Jonghyun oppa mengalami kecelakaan tadi malam.”
“kau pergi dengan siapa?”
“Minho oppa menjemputku tadi, aku berangkat dengannya.”
“baiklah, aku akan memberitahukan eomma nanti ketika ia bangun. Lalu bagaimana keadaan Jonghyun?”
“dia baik-baik saja oppa. Ia hanya mengalami retak pada tulang hidungnya. Nanti siang ia akan menjalani operasi.”
“Baiklah. Jangan ulangi hal seperti ini lagi Hyura-ya. Kau membuatku panik. Aku sedang haus tadi ketika aku melihat pesan yang kau tulis diatas meja makan.”
“Nde, jeongmal mianhe oppa. Gomawo.”
Sambungan tefonku dan Seulong oppa pun terputus. Aku kembali ke kamar perawatan Jonghyun oppa dan memutuskan untuk beristirahat.
*****
Minho POV
Aku merasa lelah sekali sepeninggal para member. Sebenarnya aku hanya memutuskan untuk tidur sebentar, namun kebiasaanku ketika sudah tidur muncul kembali. Aku akan susah untuk bangun lagi ketika aku sedang lelah. Ketika aku bangun di pagi hari, aku melihat sudah ada selimut yang menyelimutiku. Aku yakin pasti Hyura yang melakukannya. aku juga melihat segelas cappucino tergeletak diatas meja, disebelah posnelku yang memang aku taruh disana tadi.
Aku melihat Hyura sedang tertidur di kursi tunggu disebelah tempat tidur Jonghyun. Jonghyun juga masih belum sadar dari efek obat yang diberikan oleh dokter tadi subuh. Ia masih menggunakan jaket yang aku pakaikan semalam. Aku mengambil selimut yang aku gunakan semalam dan menyelimutinya. Entah kenapa, aku semakin yakin kalau Hyura adalah Hyura sahabatku dulu. Yakin sekali. Dengan beberapa kesaamaan antara keduanya.
Melihatnya tertidur seperti ini, aku semakin yakin kalau dia adalah Hyura sahabatku. Hyura tidak pernah bisa tidur di sofa tunggu bila ada di rumah sakit. Ia selalu memilih tidur di samping tempat tidur pasien. Dulu, ketika Hyusik salah satu oppa Hyura masuk rumah sakit karena demam tinggi yang sangat parah, Hyura menungguinya dan tidur di sebelah tempat tidur Hyunsik. Mirip sekali dengan yang dilakukan oleh Hyura staff SHINee ini. Hal lain yang semakin meyakinkanku adalah segelas cappucino less sugar yang ia letakkan di dekat ponselku tadi. Tidak ada yang tahu kalau aku tidak bisa meminum kopi yang manis. Perutku akan terasa tidak nyaman bila aku minum kopi yang manis. Hanya Hyura yang tahu mengenai itu, ya, hanya dia.
“Gomawo Hyura-ya. Sekarang aku yakin siapa dirimu. Kau kembali, Raa-ya.”
Aku melihat Jonghyun hyung mulai bergerak, ia mulai sadar dari efek obat semalam. Ia sempat mengaduh pelan ketika membuka matanya. Hyura pun terbangun ketika Jonghyun menggerakan tangannya.
“Kau sudah sadar oppa? Leganya.” Ujar Hyura sambil tersenyum pada Jonghyun.
“Ah, nde. Maaf membuatmu bangun Hyura-ya.” Ujar Jonghyun.
“Gwenchana oppa. Bagaimana keadaanmu?”
“Aku merasa sedikit ngilu di bagian hidungku.”
“Tulang hidungmu mengalami keretakan, hyung akibat benturan hebat semalam” jelasku.
“Iya, oppa. Kau beristirahatlah yang cukup sebelum operasimu nanti siang. Kata Kyungshik oppa, dokter sudah menjadwalkannya untukmu.” Tambah Hyura.
“Gomawo. Terima kasih kalian sudah menemaniku.”
“Tidak perlu sungkan hyung, kau kan hyungku. Oh iya, eomonim dan Songdam noona sudah berada perjalanan. Mereka akan segera sampai sebentar lagi.” Balasku. “Minji juga tadi sempat mengirimkanku pesan, katanya ia mungkin akan datang menjengukmu nanti sore setelah pulang kerja.”
“Nde, aku akan mengiriminya pesan nanti.”
*****
Hyura dan Minho pamit untuk pulang ketika eomma dan Songdam sudah tiba. Mnho harus mengembalikan mobil milik Siwon dan mengambil motornya kembali yang ia titipkan di apertemen Siwon.
“Hyung, aku pamit pulang dulu. Aku harus mengembalikan mobil Siwon hyung. Semalam aku meminjamnya dan juga mengantarkan Hyura kembali pulang. Ia harus ke kantor hari ini.” pamit Minho.
“Geunde, gomawo.” Balas Jonghyun.
“Nanti sore aku akan kembali kesini lagi oppa bersama Minji eonni.” Lanjut Hyura.
Jonghyun hanya menanggukan kepalanya dan tersenyum kepada Hyura. Keduanya pun berpamitan pada eomma dan Songdam.
“Eommonim, noona, aku pamit dulu. Nanti aku akan kembali lagi.” Pamit Minho.
“Nde, Minho-ya. Jeongmal gomawo telah menemani Jonghyun. Hati-hati di jalan.” Ucap eomma Jonghyun sambil memeluk Minho dan Hyura.
Keduanya segera meninggalkan kamar rawat Jonghyun dan menuju cafetaria yang berada di lobby untuk sarapan.
“Bagaimana kalau kita sarapan dulu baru aku mengantarmu pulang.” Ajak Minho.
“Terserah kau saja oppa, tapi kalau kau mau langsung pulang juga tidak apa-apa. Aku bisa naik bis dari sini.” Balas Hyura.
“Anniyo. Kita sarapan dulu lalu nanti aku akan mengantarmu pulang. Aku kan yang menjemputmu tadi, aku juga harus mengantarkanmu kembali. Bisa-bisa aku cap tidak bertanggung jawab nanti.” Ujar Minho sambil tertawa ringan.
“Baiklah, aku menurut saja.” Balas Hyura sambil tersenyum pada Minho. Ia semakin mirip. Batin Minho.
Keduanya memutuskan untuk makan disalah satu restoran ayam goreng cepat saji. Minho mentraktir Hyura sebagai ucapan terima kasih telah menemaninya menjaga Jonghyun dan, ia ingin menanyakan apa yang sudah ia sadari saat ini.
“Terima kasih sudah menemaniku menjaga Jonghyun hyung.” Ujar Minho ketika mereka sedang menunggu makanann datang.
“Cheonmaneyo oppa. Memang sudah pekerjaanku juga membantu kalian.” Balas hyura.
*****
Minho POV
“Raa-ya..” panggilku dengan nada yang biasa aku gunakan ketika memanggilnya dulu. Mengetesnya ketika ia sedang memainkan ponsel miliknya.
“Ah, nde. Wae oppa?” tanyanya.
“Anniyo. Lupakan.”
“Chankam, kau memanggilku apa tadi?” tanyanya kaget.
“Raa-ya..” ulangku. “Wae?”
Ia terdiam. Sepertinya ia kaget mendengarku memanggilnya seperti itu.
“Wae, Raa-ya? Kenapa kau tidak menjawabku.” Tanyaku lagi.
“Anniyo. Lupakan oppa. Gwenchana.”
“Kau kaget?”
“Kau sudah mengenaliku?” tanyanya. Aku hanya mengangguk pelan.
“Jinja?”
“Nde, nona Im Hyura, adik dari Im Seulong dan Im Hyunsik.”
“Oppa, jinja. Kau sudah mengenaliku? Kau sudah mengingatku?” tanyanya tak percaya.
*****
Hyura POV
“Nde, aku sudah mengenalimu yeoja tomboy yang sekarang sudah berubah menjadi seorang gadis dewasa yang sedikit feminim. Kau sudah sangat berubah, Raa-ya. Aku bahkan sampai tidak bisa mengenalimu.” Ujar Minho.
“Tapi aku rasa tidak banyak yang berubah denganku.” Jawabku. Aku yakin, pipiku sudah memerah saat ini karena terlalu senang, Minho sudah mengenaliku.
“Kenapa kau tidak mengatakan yang sebenarnya saja sejak kita bertemu lagi kemarin?” tanyanya. Aku bingung. Tapi sepertinya mengatakan yang sejujurnya lebih baik.
“Aku fikir kau sudah melupakanku oppa. Sudah cukup lama rasanya sejak...”
“Sejak kau meninggalkanku tanpa pamit dan menjelaskan apapun?” potongnya.
“Ya, mungkin sejak itu. Aku tidak yakin kalau kau masih mengingatku, maka aku tidak mengatakan kepadamu sejak kita bertemu lagi kemarin. Aku hanya ingin kalaupun kau masih mengingatku, kau dapat mengenaliku. Tapi, sejak kembali bertemu kemarin, kau tampak tidak mengenaliku.” Jelasku.
“Penampilanmu sudah berubah, Raa-ya. Seperti yang aku bilang tadi. Aku tidak mengenalimu lagi karena perubahanmu. Kau bukan lagi gadis tomboy yang selalu mengikat rambut hitam panjangmu sembarangan lagi. Banyak yang berubah darimu, Raa-ya.”
“Benarkah?”
“Nde..” jawabnya lalu tersenyum. “Tapi yang perlu kau tahu, aku tidak pernah melupakanmu. Kau masih ingat dengan ini?” tanyanya lalu mengangkat tangannya, menunjukan gelang perak yang pernah aku berikan padanya.
“Kau masih memakainya?” tanyaku polos.
“Kau masih ingat dengan surat yang kau titipkan pada Seulong hyung. Kau mengatakan kalau aku harus menggunakan gelang ini walaupun kau tidak ada. Kau akan menemaniku dengan gelang ini.” jelasnya. Aku hanya mengangguk pelan.
“Oppa, tapi bagaimana bisa kau mengenaliku lagi?” tanyaku. Ini yang membuatku penasaran.
“Kau ingin tahu?” aku mengangguk yakin. “Walaupun penampilanmu sudah banyak berubah, tapi sikap, sifat dan perhatianmu tidak berubah. Banyak hal yang kau lakukan, mengingatkan aku dengan dirimu yang dulu. Ketika kau menshoot bola saat kita bermain basket di hotel beberapa waktu yang lalu, kau menggunakan tangan kirimu dan kau sempat menjelaskan alasannya pada Jonghyun. Lalu, ketika aku tertidur di pundakmu, kau memperlakukanku sama seperti dulu. Suara bangun tidurmu saat kau menelfoku tadi dan yang terakhir adalah cappucino less sugar yang kau letakkan di sebelah ponselku. Hanya kau yang tahu kalau aku tidak menyukai dan tidak bisa mengkonsumsi kopi yang manis. Ya, hanya kau. Itu bagaimana aku bisa mengenalimu.”
“Jinja, oppa. Aku fikir kau sudah melupakanku.” Air mataku sudah keluar saking bahagianya mendengar penjelasan Minho tadi.
“Jangan menangis, Raa-ya. Tidak perlu sampai menangis seperti itu karena aku sudah mengenali dan mengingatmu.” Ujarnya lalu ia berpindah tempat ke sebelahku. Menarik bahuku dan memelukku hangat. Kebiasaannya dulu.
“Gomawo oppa, kau masih mengingatku.” Bisiku padanya. Ia lalu kembali mengusap punggungku.
“Sulit untuk melupakanmu, Raa-ya. Sudah banyak yang terlewatkan diantara kita.” balasnya.
Entah apa yang aku rasakan sekarang? Bahagia ataukah sedih? Aku bahagia karena Minho sudah mengenaliku, tapi aku juga merasa sedih karena kenapa baru sekarang ia mengenaliku. Kenapa tidak sejak dulu. Tapi apapun itu, aku senang ia sudah mengenaliku dan masih mengingatku juga. Semoga setelah ini hubungan kami bisa lebih baik. Ya, lebih baik.
*****
“oh iya, aku dengar dari Taemin kau sudah bekernalan dengan member EXO?” tanya Minho oppa.
“ah, nde. Aku sudah beberapa kali bertemu dengan mereka sekembalinya mereka dari China. Tapi lebih sering bertemu degan Jongin, karena Temin sering mengajakku ketika ia akan bertemu dengan Jongin.” Jawab Hyura.
Minho hanya mengangguk pelan. Ia memang sudah mendengar kabar kalau Hyura sudah bertemu dengan member EXO, Jungmyeon atau yang kalian lebih kenal dengan Suho pernah bercerita padanya dan bertanya mengenai Hyura. Dan Minho juga sudah tau kalau dari semua member EXO, Hyura dekat dengan Jongin. Mungkin memang karena Taemin, ia sering meminta Hyura menemani kegiatan solonya.
“Permisi, ini pesanan anda. Selamat menikmati.” Ujar seorang pelayan yang mengantarkan pesanan kami.
“Nde, gomawo.” Balas Hyura.
Memang sejak keduanya memasuki restoran ini, mereka memilih bangku yang berada di pojok ruangan. Minho lupa memakai penyamaran ketika memutuskan untuk makan di tempat makan umum seperti ini. mereka memang rumah sakit, tapi aku harus tetap waspada dengan keberadaan netizen. Untungnya Hyura membawa sebuah topi di dalam tas nya. Ia meminjamkannya pada Minho.
*****
“Aku akan mengembalikan mobil ini dulu ke apartemen Siwon hyung, lalu aku akan segera mengantarkanmu pulang ke rumah.” Ujar Minho ketika mereka sudah berada di dalam mobil.
“Baiklah, oppa.” Balas Hyura. Minho mengusah kepala Hyura dengan lembut.
Tidak sampai 1 jam mereka sudah berada di apartemen Siwon yang berada dikawasan elit Gangnam. Minho segera masuk ke parkiran basement apartemen Siwon. Sesampainya di parkiran ia meminta Siwon untuk turun dan membawakan kunci motor miliknya melalui telfon. Minho dan Siwon memang cukup dekat, kadang Minho juga sering menginap di apartemen Siwon ketika ia mendapatkan jatah libur.
“Kita tunggu disini dulu. Aku sudah meminta Siwon hyung untuk turun dan membawakan kunci motor milikku.” Jelas Minho.
Tidak lama kemudian Siwon telah berada di parkiran. Minho dan Hyura pun keluar dari mobil untuk menghampiri Siwon. Ditangannya sudah terlihat sebuah kunci dan jaket untuk Minho.
“Gomawo hyung atas pinjaman mobilnya. Ini kunci mibilmu ku kembalikan.” Ucap Minho.
“Cheonmaneyo, Minho-ya.” Balas Siwon. “Oh iya, annyeonghaseo Hyura-ssi.”
“Annyeonghaseo oppa.” Balas Hyura.
“Bagaimana keadaan Jonghyun?”
“Keadaannya baik-baik saja oppa. Jonghyun oppa hanya mengalami retak pada bagian hidungnya akibat benturan.” Jelas Hyura.
“Melegakan. Ini kunci motormu, Minho dan ini jaketmu yang sempat kau tinggalkan beberapa waktu lalu,” ujar Siwon.
“Geurom. Jeongmal gomawo hyung. Aku pamit dulu.” Balas Minho.
Minho segera mengajak Hyura menuju tempat motornya di parkir. Ia lalu memasangkan helm pada Hyura. Akan banyak hal yang mereka lakukan bersama kedepannya, mengingat sudah banyak hal yang mereka lewatkan untuk dilakukan bersamaan. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang, jalanan pun sudah mulai lengang. Minho mengendarai motor dengan kecepatan yang cukup tinggi. Awalnya Hyura hanya memegang jaket Minho sebagai pegangan, namun Minho menarik tangan Hyura ke pinggangnya, agar Hyura bepegangan dengan erat padanya.
“Eratkan peganganmu pada pinggangku, Raa-ya. Kau ini, apa perlu masih sungkan untuk melakukannya padaku? Bukankah dulu kau sering melakukannya?” ujar Minho.
“Itu dulu, oppa. Sekarang duah berubah. Aku merasa tidak enak bila melakukannya seperti dulu lagi. Kau bukan lagi Choi Minho sahabatku yang bisa aku rangkul sesukaku lagi. Kau adalah Minho SHINee. Para Shawol bisa saja memarahiku bila aku melakukannya padamu. Melihatmu bermain drama dengan Sulli saja sudah berhasil membuat mereka cemburu.” Balas Hyura.
“Tidak ada yang berbeda, Raa-ya. Sudah cepat lakukan atau aku akan menarik tanganmu paksa.” Balas Minho.
Aliran darah Hyura berdesir dengan cepat dan detak jantungnya pun menjadi tidak berarturan ketika Minho menarik tangannya ke pinggang dan membuat tubuh Hyura menempel pada punggung Minho. Tuhan, semoga ia tidak merasakan detak jantungku yang tak beraturan ini. batin Hyura.
“Terima kasih sudah mengantarku pulang oppa. Jeongmal gomawo.” Ujar Hyura sambil mengembalikan helm yang ia gunakan sebelumnya.
“Ini tanggung jawabku, aku yang menjemputmu tadi maka aku juga harus mengantarkanmu kembali.” Balas Minho.
“Kau mau mampir dulu oppa?” tawar Hyura. “Kau ingin bertemu dengan eomma dan appa?”
“Tidak, terima kasih. Lain kali saja. Salam saja untuk mereka. Aku harus kembali ke dorm. Masih ada hal lain yang perlu ku urus. Mungkin lain kali.” Tolak Minho sambil membantu Hyura merapihkan rambutnya dan hal tersebut sontak membuat Hyura reflek kaget, semburat kemerahan pun muncul di pipi chubbynya. “Kenapa wajahmu memerah seperti itu Hyura-ya? Kau sudah seperti kepiting rebus.”
“A..anniyo, oppa. Lupakan. Aku perlu bersiap untuk kembali ke kantor. Aku masuk dulu. Terima kasih atas tumpangannya.” Elak Hyura gugup. Minho hanya tersenyum simpul melihat sikap sahabatnya itu. Hyura segera menuju pintu gerbang rumahnya dan diikuti suara motor sport Minho yang mulai menderu.
“Raa-ya, lain kali bagaimana kalau kita jalan?” tanya Minho ketika Hyura hendak membuka gerbang rumahnya. Hyura tidak tau harus menjawab apa, ia hanya mengangguk. Setelah itu, motor Minho sudah pergi meninggalkan rumah Hyura.
*****
From : Minho oppa
Bagaimana kalau minggu depan kita pergi?
Sudah lama sekali. Aku akan mentraktirmu nanti.
Kita nikmati waktu kita yang terlewat.
Pesan yang dikirim oleh Minho sontak membuat Hyura tidak dapat menghilangkan rona merah muda di pipi putihnya. Hyunsik sampai bingung melihat sikap sang adik.
“Wae? Kau sepertinya terlihat bahagia sekali.” Ujar Hyunsik yang sedang berjalan dari dapur dengan membawa segelas minuman dingin.
“Gomawo, oppa.” Ujar Hyura lalu mengambil gelas yang ada di tangan Hyunsik dan meminumnya.
“Eiys, itu milikku. Kau bisa mengambilnya sendiri di dapur bila kau mau.” Seru Hyunsik. Hyura hanya membalasnya dengan senyuman jahil.
“Wae, Raa-ya? Apa terjadi sesuatu?” tanya Seulong yang sedang berada di sofa ruang keluarga kediaman keluarga Im.
“Oppa, Minho sudah mengingatku.” Ujar Hyura.
“Jinja?” tanya Seulong.
“Bagaimana bisa?” tanya Hyunsik.
“Nde, panjang oppa. Nanti akan ku ceritakan.” Balas Hyura.
*****