When Love Bring You Back
Part 3
Author : tiara ekha (@khaiicheen)
*****
Our First Meet (again)
6 tahun kemudian...
Maret 2013
Seorang gadis melangkahkan kakinya keluar dari gedung SM Entertaiment, salah satu manajemen artis terbesar di Korea.
"Bagaimana? Apa lamaranmu di terima?" Tanya seorang pria yang bertubuh jangkung yang berdiri di depan mobil BMW putih yang terparkir di bahu jalan.
Gadis itu menampakkan ekspressi kecewa. Tanpa menghiraukan pertanyaan dari pria tersebut, gadis itu segera membuka pintu penumpang BMW putih itu.
"Sudah ku bilang kan, lebih baik kau melamar untuk bekerja di manajemen ku saja, atau manajemen Hyunsik. Kami berjanji akan merahasiakan identitasmu." Seru pria jangkung itu sambil berjalan menuju pintu mobilnya.
"Ya, kalau aku bekerja di dalam manajemen kalian, bukan tidak mungkin akan ketahuan oppa. Lagi pula aku akan merasa tidak akan bebas bila ketika aku bekerja diperhatikan oleh kalian" jawab gadis berambut hitam sebahu itu.
“Kenapa kau ingin sekali melamar pekerjaan di SM Entertaiment? Apa karena Minho ada disana? Lalu kau mau bagaimana sekarang? Mau melamar dimana lagi?" Tanya si pria sambil menyalahkan mesin mobil dan siap melaju.
"Anniyo. Sudah lama berlalu oppa. Mungkin ia juga sudah tidak mengenaliku. Lagipula siapa yang bilang kalau aku ditolak oppa? Aku kan belum mengatakan apapun padamu soal itu."
"Lalu? Jadi apa hasilnya? Kenapa kau menampilkan ekspresi kecewa seperti itu?"
Gadis itu hanya tersenyum penuh. Ia ingin sekali tertawa melihat bagaimana ekspresi sang kakak tadi.
"Geunde.." Tahan gadis itu. "Mulai besok aku akan bekerja menjadi staff artis di SM, tapi aku belum tahu di tempatkan dalam group siapa."
"Benarkah?" Tanya si pria tidak percaya.
"Iya oppa, besok aku akan mulai bekerja dan kau tidak perlu mengantarku lagi seperti ini, tidak juga dengan Hyunsik oppa." Pinta si gadis.
"Kenapa? Bukankah akan menghemat pengeluaran mu bila aku atau Hyunsik yang mengantar?"
"Kalau kalian mengantarku, bisa-bisa aku ketahuan adik dari 2 orang idol seperti kalian. Katanya kalian ingin membantu menyembunyikan identitasku?"
"Kau ini..." Seru si pria sambil mencubit pipi chubby adik bungsunya itu.
Si gadis hanya tersenyum penuh arti, berterima kasih karena telah dianugerahi 2 orang kakak laki-laki yang sangat menyanyanginya.
*****
Hyura POV
Masih ingat denganku? Aku Im Hyura, adik dari 2 idol papan atas Korea Selatan, Im Seoulong 2AM dan Im Hyunsik BTOB. Karena harabeoji meinggal 6 tahun yang lalu, aku memilih ikut tinggal dengan eommaku untuk mengurus perusahaan harabeoji di Indonesia. Aku sudah berhasil menamatkan pendidikan sarjanaku di usia muda karena aku mengikuti program akselrasi ketika aku melakutkan sekolah menengahku dan berhasil mendapatkan cumloud ketika di perguruan tinggi. Setelah pendidikanku di Indonesia selesai, aku memutuskan untuk kembali ke negaraku, Korea Selatan.
Walaupun kedua kakakku telah menjadi idol papan atas Korea, tapi sesungguhnya aku tidak terlalu mengidolakan mereka ataupun idol lainnya seperti remaja kebanyakan. Entahlah, mungkin karena mereka adalah oppaku sendiri, rasanya aneh saja bila mengidolakan mereka. Aku memang menyukai musik dari tanah kelahiranku, hanya saja aku tidak terlalu menggemari satu group secara mendalam.
Aku hanya mengikuti perkembangan beberapa idol saja, seperti beberapa artis besar dari SM Entertaiment, YG, Cube dan JYP. Ya, mungkin untuk 2 manajemen terakhir, karena kedua kakakku dinaungi oleh mereka. Sedangkan untuk artis SM Entertaiment, tentunya aku mengikuti mengenai perkembangan SHINee, ya SHINee karena disana ada seseorang yang memang aku sukai. Aku menyukai juga menyukai idol dari group lainnya, menyukai musik mereka dan bagaimana perjuangan mereka menyebarkan Hallyu Wave ke seantero dunia agar negara kebangganku itu dapat terkenal.
*****
Setiap weekend tiba, keluarga Im selalu menyempatkan diri untuk sekedar berkumpul di kediaman mereka. Kegiatan itu rutin mereka lakukan sejak kepulangan Hyura dan eommanya beberapa bulan yang lalu. Bila kedua oppa Hyura sedang ada jadwal manggung di Korea, mereka menyempatkan diri untuk menyaksikan penampilan salah satunya.
"Appa, mulai besok aku akan mulai bekerja sebagai staff artis di SM Entertaiment." Seru Hyura ketika mereka sedang berkumpul di ruang tamu kediaman keluarga Im.
"Benarkah? Bagus kalau begitu, kau bisa mulai belajar mandiri kalau begitu. Kau pasti bisa bertemu Minho disana." Jawab tuan Im sambil mengelus kepala putri bungsunya.
"Dia memang sudah mandiri sejak berada di Indonesia, yeobbo." Balas nyonya Im. “Benar, Raa-ya. Kau bisa bertemu Minho nanti. Kau bisa bertemu dengannya. Kau tidak perlu melihatnya hanya lewat layar tv lagi.”
"Jinja eomma?? Apa saja yang dilakukannya selama di Indonesia?" Seru Hyunsik.
"Ya, oppa. Kau tidak percaya denganku?? Makanya, kau berkunjung ke kediaman kami ketika kau mengunjungi Indonesia waktu itu." Sahut Hyura. “Ya, eomma, appa. Sudah lama berlalu. Mungkin saat ini ia juga sudah tidak mengenaliku. Eomma, aku melihatnya hanya ingin melihat bagaimana hasil kerja kerasnya saja. Hanya itu eomma,”
"Ya, mana bisa. Aku kan terikat dengan schedule. Lagipula, kenapa kau tidak datang waktu aku dan BTOB mengadakan showcase di sana?" tanya Hyunsik.
“Jadi, kau masih mengikuti perkembangan Minho, Raa-ya?” goda Seulong. "Jadi selama menemani eomma di Indonesia, kau menjadi seorang guru bahasa?" Tanya Seoulong.
"Bukannya dia tidak mau datang Hyun-yaa. Waktu itu dia sedang aja jadwal mengajar disalah satu tempat kursus bahasa." Ujar nyonya Im. "Dia senang sekali ketika aku memberikan tiket showcasemu."
"Ne, hitung-hitung aku berbagi ilmu oppa. Karena antusias orang Indonesia untuk belajar bahasa Korea sangat tinggi sejak demam KPOP melanda." Balasku. “Seulong oppa. Keumanhae. Sudahlah, jangan membahas mengenai Minho lagi. Dia sahabatku, memangnya salah bila aku mengikuti perkembangannya?”
"Kalau begitu, kau juga bisa mengajari kami” belajar bahasa Indonesia? Ya, hitung-hitung belajar sebelum nanti kami mengadakan konser di Indonesia." Sambung Hyunsik. “Naah, kau mengakuinya juga kan kalau kau mengikuti perkembangannya.” Seru Hyunsik.
“Terserah kau lah oppa.” Ujar Hyura lalu memanyunkan bibirnya. Seulong pun mengacak rambut adik bungsunnya itu.
Kehangatan keluarga tersebut sangat terlihat bila mereka semua sedang berkumpul. Seulong sangat menyayangi adik bungsunya itu, bila sedang tidak ada jadwal, ia sering pulang ke rumah untuk menemani Hyura. Berbeda dengan Hyunsik, ia sering kali menjahili adik bungsunya itu. Namun, ia sangat menyayangi adiknya itu. Itulah bentuk perhatian yang ditunjukkannya pada sang adik sejak dulu. Group keduanya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki seorang adik perempuan. Hanya Minho yang tahu.
*****
Ini adalah hari pertama Hyura bekerja di SM Entertaiment. Kim Young Min, CEO SM saat ini menempatkannya dalam staff artis untuk konser SM Town, namun Hyura juga mungkin akan di tempatkan dalam staff artis SM yang lain ketika mereka memerlukannya, terlebih lagi, dalam tahun 2013 ini beberapa artis SM akan mengadakan konser di Indonesia. Hyura akan diminta bantuannya sebagai juru translator dengan pihak promotor disana.
"Untuk saat ini, kau kami tempatkan dalam tim staff konser SM, namum bila diperlukan lebih lanjut kami akan memindahkanmu ke tim artis." Ujar Youngmin sajangnim.
"Baiklah sajangnim. aku menerima dimanapun anda menempatkanku untuk bekerja." Balas Hyura.
"Persiapkan dirmu untuk ikut dalam Music Bank Jakarta minggu depan dan Gelaran Super Show 5 Jakarta awal bulan Juni nanti. Dan berkenalan lah dengan para member Super Junior serta SHINee, karena mereka akan menjadi tamu dalam Music Bank." Pesan Youngmin "Minji, bisa kau antarkan Hyura bertemu Kyungshik atau Prince Manajer? Atau kau antarkan saja dia ke ruang latihan Super Junior lalu perkenalkan juga dengan SHINee."
"Nde sajangnim." Jawab wanita tinggi semampai berambut coklat tua yang bernama Minji itu. "Ayo ikuti aku. Mereka sedang latihan di lantai 3 untuk persiapan Musikc Bank Jakarta minggu depan dan Super Show 5 Seoul akhir bulan depan."
"Mereka?" Tanyaku bingung.
Hyura mengikuti langkah kaki Minji masuk ke dalam lift yang akan mengantar mereka menuju lantai 3. Tidak lama berselang, mereka telah tiba di depan pintu ruang latihan.
"Annyeonghaseo.." Sapa Minji ketika menyembulkan kepalanya diantara pintu.
"Annyeong Minji-ya, ada apa? Tumben sekali kau kemari." Seru Eunhyuk ketika melihat kehadiran Minji.
"Aku ingin mengantarkan staff baru untuk berkenalan dengan kalian. Dia juga akan membantu kalian untuk konser di Indonesia minggu depan." Jelas Minji.
"Nuguya? Yeoja? Namja?" Tanya Donghae penasaran.
"Yaa, kau genit sekali Donghae-ya.. Ingat dengan Yeoja-chingumu." Seru Sungmin yang sedang tidur dipangkuan dongsaeng kesayangannya, Ryeowook.
"Anniyo, Hyung. Hanya saja aku penasaran." Balas Donghae tak mau kalah.
Tidak lama kemudian Hyura pun masuk setelah di tarik oleh Minji.
"Ini dia orangnya. Silahkan kalian berkenalan." Seru Minji.
"Annyeonghaseo, choneun Im Hyura Imnida. Bangapseumnida." Sapa Hyura sambil membungkuk.
"Tidak perlu terlalu formal seperti itu. Kami tidak mempermasalahkan formalitas. Perkenalkan, aku Yesung." Balas Yesung menghampiri Hyura.
"Gamsahamnida." Ujar Hyura.
"Dia ini fasih berbahasa Indonesia. Jadi Youngmin Sajangnim sengaja mengutusnya untuk membantu kalian dalam Music Bank Jakarta dan gelaran konser solo kalian nanti." Papar Minji.
"Ya, pasti akan sangat membantu. Setidaknya, akan ada yang membantu kami berkomunikasi nanti." Seru Kyuhyun.
"Baiklah, kalau begitu aku pamit dulu. Aku ingin mengantarkannya bertemu dengan SHINee juga." Pamit Minji.
"Ya, Kwon Minji. Secepat itu? Tidak bisakah lebih lama sedikit? Kami semua saja belum sempat berkenalan dengannya." Seru Donghae jahil.
"Donghae oppa, tidak bisa jugakah kau mengerti kalau aku tidak punya banyak waktu. Aku harus memperkenalkan nya pada yang lainnya juga. Dan aku rasa pun Hyura sudah mengenal kalian semua. Sudah, kau latihan saja sana atau akan aku laporkan pada Yoona kalau kau mengganggu yeoja?" Balas Minji. Hyura hanya tersenyum simpul menahan tawanya dan member Super Junior lainnya terbahak melihat Donghae yang mati kutu setelah diancam oleh Minji.
"Geure, annyeong oppa." Pamin Minji akhirnya.
*****
Hyura POV
Setelah bertemu dengan Super Junior, Minji mengajakku untuk bertemu dengan Member SHINee di ruang latihan mereka di lantai 5. Kami kembali menaiki lift untuk menuju kesana. Ketika di lift kami bertemu dengan namja tinggi dengan mata besar seperti kodok. Namja yang sangat aku rindukan 6 tahun belakangan ini. Yang sangat ingin aku temui.
"Annyeong, nonna." Sapanya.
"Annyeong, Minho. Kau tidak latihan dengan member lainnya?" Tanya Minji eonnie.
"Aku baru saja kembali dari kegiatan soloku. Aku baru ingin bergabung dengan mereka." Jawab Minho.
Aku mengetahui kalau dia adalah Minho SHINee, bagaimana tidak. Dia adalah sahabtku dulu. Aku mengikuti semua acara yang ia bintangi, terutama dulu ketika acara Idol Athletic Championship, dan dia menjadi lawan tanggung Seulong oppa ketika perlombaan lari.
"Oh iya, perkenalkan, ini Hyura. Dia staff baru . Dia yang akan menemani kalian dalam Music Bank Jakarta minggu depan." Ujar Minji eonnie.
"Ah, annyeong, Minho imnida." Seru Minho lalu ditambah dengan sebuah senyumannya yang sudah sangat ingin aku lihat secara langsung belakangan ini.
"Annyeong, Im Hyura Imnida." Balasku.
“Im Hyura?” tanyanya lalu ia menunjukan ekspressi seperti berfikir.
“Nde, Im Hyura. kau bisa memanggilku Hyura.” balasku. Ia lalu mengangguk. Benar dugaanku, kalau ia sudah melupakanku. Ia tidak mengenaliku.
Bagaimana tidak, penampilanku saat ini sudah berubah, tidak seperti gadis sekolah 6 tahun lalu yang berambut panjang dan berpipi tirus. Model rambutku saat ini sudah ku potong sebahu dan ku beri sedikit warna coklat. Pipiku juga sudah sedikit chubbby, hanya pipiku tidak untuk bagian yang lainnya. Tidak lama kemudian, kami sampai di lantai 5. Minho terlebih dahulu menuntun jalan kami menuju ruang latihannya. Ia masih tampak bingung setelah kami berkenalan tadi.
"Kemana saja kau hyung? Lama sekali?" Seru suara dari dalam yang aku ketahui kalau itu adalah suara Taemin.
"Mian, aku ada keperluan lain tadi. Minseok hyung mengajakku bertemu sebentar." Balas Minho. " Oh iya, ada Minji noona di depan." Lanjut Minho sambil mengedipkan mata jahil pada Jonghyun.
"Benarkah? Ada keperluan apa dia kesini? Tumben sekali." Seru Jonghyun.
"Tapi kau senang kan, hyung." Seru Key jahil.
"Yaa, kalian ini. Masih saja tidak bosan menggosipkan ku dengan Jonghyun?" Seru Minji eonnie ketika kami masuk ke dalam.
"Memang enak kalian dimarahi Minji." Ujar Jonghyun sambil mengambil botol air yang ada di dekat kaca.
"Eiiy, sudahlaah. Kalian tidak perlu malu lagi untuk mengakuinya. Kami tidak akan menybarkannya." Ujar Key tidak mau kalah.
"Ooh, ada orang lain disini? Siapa dia Minji-ya?" Tanya Onew tiba-tiba.
"Ahh, aku hampir saja lupa kan. Aku mau memperkenalkannya." Ujar Minji.
"Makanya nonna, kau jangan terlalu terpana dengan pesona Jonghyun hyung." Goda Taemin.
Aku masih belum mengerti apa yang mereka bicarakan. Aku hanya tersenyum simpul saja melihat percakapan mereka. Banyak perubahan yang terjadi pada kelimanya setelah aku melihat mereka secara langsung. Ya, kelimanya sudah sangat jauh berubah dibandingkan mereka 6 tahun lalu, ketika mereka masih menjadi trainee. Ketika mereka berkunjung ke rumah Minho. Walaupun hanya sekali bertemu dan hanya sekedar makan siang bersama, aku masih sangat mengingat bagaimana penampilan kelimanya dulu. Jonghyun yang masih kurus dan Taemin yang berambut jamur. Keduanya yang berubah dengan sangat signifikan. Tapi aku rasa mereka juga tidak akan mengenaliku. Ah, entahlah. Sepertinya kehidupanku akan berubah menjadi lebih bewarna ketika aku bekerja sama dengan mereka.
"Ya, sudah sudah. Kalian ini, tidak pernah ada bosannya menggodaku." Ujar Minji." Kembali ke tujuanku menghampiri kalian."
"Bukannya untuk bertemu dengan Jonghyun hyung, nonna??" Tanya Taemin lagi.
"Yaa, Lee Taemin. Sudah, hentikan. Biarkan Minji noona menjelaskan tujuannya menemui kita." Potong Minho. Taemin pun menunjukan ekspresi kecewanya.
"Baiklah, aku ingin memperkenalkannya." Ujar Minji lagi sambil menarik tanganku. "Kenalkan, dia Hyura, staff baru di sini. Dia akan membantu kalian dan Super Junior untuk Music Bank Jakarta."
Aku memperkenalkan diriku pada member SHINee dan tidak lupa tersenyum kepada mereka. Aku masih melihat ekspressi bingung di wajah Minho. Sepertinya ia masih terlihat berfikir atas perkenalan kami tadi. Onew juga terlihat hampir sama, dia memperhatikanku dalam.
"Hyura-ssi, apa kau sudah mengenal kami semua?" Tanya Jonghyun.
"Nde, oppa. Aku sudah mengenal kalian semua. Kalian cukup terkenal di Indonesia. Mana mungkin aku tidak mengenal kalian." Jawabku.
"Ooh, kau dari Indonesia? Daebak. Seberapa populer kami disana?" Lanjut Key antusias.
"Aku orang Korea oppa, hanya saja aku sempat tinggal di Indonesia beberapa tahun karena ada urusan disana." Jawabku lagi. "Kalian cukup terkenal disana oppa, banyak Shawol yang menanti konser solo kalian."
"Aah, kalau boleh tau kau kelahiran tahun berapa?" Tanya Onew oppa dari sudut ruangan. “Dan sepertinya wajahmu familiar. Rasanya aku pernah melihat dan bertemu denganmu di suatu tempat. Tapi aku lupa. Sudahlah, lupakan.” Lanjut Onew dan kembali berpikir.
"Benarkah? Tapi baru kali ini aku bertemu dengan kalian. Aku kelahiran 93 akhir oppa, bulan Desember." Jawabku polos.
“Desember? 93?” tanya Minho. Aku hanya menangguk lalu tersenyum.
Jujur, saat ini aku gemas melihat bagaimana ekpressi Minho. Ia mencoba seperti mencoba mengingat-ingat sambil memperhatikanku beberapa kali. Aku ingin sekali memberitahunya kalau aku adalah Hyura, sahabat perempuannya beberapa tahun lalu. Tapi, aku tidak bisa melakukannya. Ada alasan yang tidak bisa ku ungkapkan saat ini. Perasaan.
"Aah, sama denganku dan juga Minho." Ujarnya. "Minji, ngomong-ngomong dia akan ditempatkan dimana sebagai staff artis?"
"Dia akan di tempatkan di tim staff konser, tapi kalau ada tim artis yang menbutuhkan, dia akan diperbantukan." Jawab Minji sambil mengajakku duduk di lantai untuk bergabung dengan mereka.
Jonghyun segera memberikan jaketnya kepada Minji untuk digunakan sebagai penutup kakinya ketika duduk. Kami mulai berkenalan dan mengobrol bersama. Tidak seperti di ruang latihan Super Junior tadi yang hanya sebentar, kami berada disini cukup lama dan aku sempat menyaksikan beberapa lagu yang akan mereka bawakan di Music Bank Jakarta nanti. Dan kembali, aku kembali memperhatikan sahabat lamaku, Minho. Ada rasa sesak terasa di sudut perasaanku, sesak karena Minho benar-benar tidak mengenaliku.
Kegiatan kami menyaksikan latihan SHINee terhenti ketika handphone Minji berbunyi. Ia langsung keluar ruangan untuk menjawab panggilan telfonnya. Ketika kembali, ia mengajakku untuk ikut. Katanya ada rapat kecil untuk konser di Jakarta nanti dan karena aku menjadi bagian dari tim staff, ia mengajakku untuk ikut.
"Kami harus mengikuti rapat persiapan dulu. Sampai ketemu lagi." Pamit Minji pada member SHINee. Aku hanya tersenyum lalu membungkukkan badan pada mereka.
*****
Rapat persiapan berjalan dengan baik dan lancar. Para staff menyambut kedatangan Hyura dengan hangat. Apalagi para staff yang tergabung dalam tim konser Music Bank Jakarta minggu depan. Mereka merasa akan sangat terbantu dengan kehadiran Hyura. Ya, pastinya akan sangat membantu terlebih lagi kendala utaman ketika konser di luar Korea adalah bahasa.
Hyura pun diperkenalkan kepada Prince Manajer dan Kyungshik. Keduanya adalah orang yang dipercaya SM untuk menangani jadwal 2 idol besar milik mereka, Super Junior dan SHINee. Selesai rapat, Kyungshik meminta pada Youngmin untuk menempatkan Hyura berada di tim staff SHINee sehabis konser di Jakarta nanti, untuk persiapan comeback selanjutnya karena salah satu asistennya harus mengambil cuti.
*****
Jam sudah menunjukan pukul 6 sore. Semua staff sudah bersiap untuk pulang, kembali ke rumah mereka. Sama halnya dengan Hyura, ia pun telah bersiap untuk kembali ke rumahnya. Langkahnya terhenti ketika handphone di saku cardigannya berbunyi.
"Yobosseo." Sapanya.
"Eodiya? Kau sudah selesai?" Tanya suara di seberang.
"Baru saja selesai oppa, aku baru saja ingin pulang. Ada apa?"
"Aaah, baguslah. Aku sudah berada di seberang kantormu. Aku sedang tidak ada jadwal, aku ingin makan malam bersama eomma dan appa." Jawab Seulong.
"Baiklah, aku akan segera turun."
*****
Hyura POV
Aku sudah tiba di lobby gedung SM. Banyak fans dari Super Junior dan SHINee menunggu di luar gedung. Aku sampai bingung harus keluar dari pintu mana.
"Daebak. Fans di Korea sangat loyal pada idol mereka dan mereka sampai tau detail jadwal idolanya." Seruku pelan ketika melihat banyaknya fans yang ada di luar menunggu member Super Junior dan SHINee keluar. "Bagaimana caranya aku keluar dari sini?"
Tiba-tiba aku merasa tanganku di tarik oleh seseorang. Ketika aku menoleh, ternyata member Super Junior ada di belakangku.
"Ayo ikut kami keluar lewat pintu basement." Ajak Prince Manajer.
Aku pun mengikuti langkah mereka menuju ruang bawah tanah tersembunyi milik SM ini. Aku sangat mengagumi interior dari gedung manajemen raksasa ini.
"Kau bisa ikut dengan mobil ku. Nanti kau kuturunkan di sebrang." Ajak Eunhyuk oppa.
Aku mengangguk dan mengikuti langkahnya.
"Hyuk-yaa, aku ikut dengan mu. Aku takut kau bertingkah macam-macam bila hanya berdua saja dengan Hyura." Seru Donghae.
Aku masih heran dengannya, bila aku perhatikan di atas panggung, imagenya sangat cool tapi mengapa ketika di balik panggung ia jadi agak pecicilan seperti ini? Berbeda dengan Eunhyuk oppa yang malah kebalikannya.
"Terserahmu saja." Sahut Eunhyuk.
Aku masuk kedalam mobil Audi Hitam yang terparkir di sampng Van Super Junior.
"Kau membawa mobil Siwon?" Tanya Donghae lagi.
"Ia menitipkan mobilnya untuk dibawa kembali ke dorm. Tadi dia menitipkan kuncinya padaku sebelum pergi." Sahut Eunhyuk yang kelihatannya sudah lelah.
Ketika berada di mobil, aku mengirim sms pada Seulong oppa. Aku memintanya untuk tidak keluar dari mobil agar Eunhyuk dan Donghae oppa tidak mengenalinya. Tidak lama kemudian aku sudah berada di luar gedung SM. Aku meminta Eunhyuk oppa untuk menurunkaku di bahu jalan ketika aku sudah melihat mobil BMW putih milik Seulong oppa.
Aku pun segera turun dari mobil dan tidak lupa mengucapkan terima kasih pada mereka. Aku segera mencari zerbacross terdekat untuk menyebrang dan menghampiri mobil Seulong oppa.
"Aku kan sudah bilang untuk tidak menjemputku disini oppa. Aku tidak mau kau ketahuan." Ujarku ketika masuk ke dalam mobil.
"Aku hanya sekalian lewat, Hyura. Aku pikir sekalian saja menjemputmu." Bela oppa.
"Sampai sebegitunya kau tidak ingin ketahuan oleh orang lain kalau kami adalah oppamu." Seru Hyunsik oppa dari belakang. “Tapi kau perlu ingat, Raa-ya. Minho mengetahui siapa dirimu, adik dari kami.”
"Oouwh, kau mengaggetkanku saja oppaa." Seru ku setengah berteriak. "Kau tidak ada jadwal??"
"Aku kosong makanya aku minta hyung menjemputku di dorm." Jawab Hyunsik.
“Bagaimana? Kau sudah bertemu dengan Minho. Bagaimana setelah bertemu langsung dengannya?” tanya Seulong.
"Di dorm?? Oppa masuk ke dalam dorm BTOB?" Tanyaku pada Seulong mengalihkan pembicaraannya membahas Minho.
"Anniyo, aku hanya menunggunya di depan gedung." Jawab Seulong.
“Kau jangan mengalihkan pertanyaan hyung, Raa-yaa. Jawab dulu pertanyaannya tadi.” Seru Hyunsik.
“Pertanyaan yang mana oppa?” tanya Hyura polos.
“Adikku ini masih malu rupanya?” tanya Seulong lalu mengelus rambut Hyura lembut.
“Pertanyaan mengenai apa kau sudah bertemu dengan Minho.” Seru Hyunsik dengan setengah berteriak.
“Oppa, kau berisik sekali. Kupingku sampai sakit.” Keluh Hyura.
“Makanya, cepat katakan agar kami tidak penasaran.” Balas Hyunsik.
“Nde, akan ku jawab.” Balasku. “Aku sudah bertemu denganya tadi. Tapi seperti yang ku katakan sebelumnya, mungkin dia sudah tidak mengingatku. Bahkan ia tidak mengenaliku.” Ujarku.
“Jinjja?” tanya Hyunsik lagi. Aku hanya mengangguk lemas.
“Padahal, dulu ketika aku debut dan pertama kali kami berada di satu panggung. Ia menemuiku di backstage dan menanyakan mengenai keberadaanmu. Ia seperti orang yang sedang sangat kehilangan. Dan itu terus berlanjut setiap kami bertemu di tahun pertama.” Jelas Seulong.
“Lalu, kau memberitahunya oppa?” tanyaku.
“Anniyo. Aku hanya mengatakan aku tidak tahu dan tidak menjelaskan apapun padanya. Lama kelamaan ia lelah sendiri dan berheti bertanya mengenaimu lagi ketika kami bertemu.” Lanjut Seulong.
“Hyunsik oppa, apa Minho oppa juga menanyakan hal yang sama denganmu?” tanyaku.
“Opso, aku jarang bertemu dengannya, terlebih sejak aku memutuskan untuk melakukan trainee dan appa memutuskan untuk meninggalkan rumah kita yang lama. Tapi ia sempat bertanya beberapa kali mengenai kabarmu ketika aku debut tahun lalu. Waktu itu kami sempat satu panggung dalam sebuah acara musik, namun aku tidak sempat menjawabnya karena sudah dipanggil oleh manajer hyung. Setelah itu, ia jarang menanyakanmu lagi padaku.” Jelasnya.
"Ooh, arasso.” Ujarku lemah.
Aku merasa senang sekaligus sedih. Senang karena ternyata Minho sempat mencariku dengan menanyakan pada Seulong oppa dan setahun yang lalu juga ia masih bertanya mengenaiku pada Hyunsik oppa, namun sedihnya adalah, ia tidak mengenaliku sekarang.
“Oppa apa kalian juga menembunyikan hubungan persaudaraan kalian dengan member lainnya?" Seruku.
"Kami bukan menyembunyikan, hanya saja kami lebih merasa nyaman bila public tidak mengetahuinya. Aku ingin berdiri dengan kemampuanku sendiri tanpa embel-embel adik dari hyung." Jawab Hyunsik. “Satu-satunya idol yang mengetahu kalau kami bersaudara hanya Minho. Dan hyung pernah memintanya untuk tidak memberitahukan hubungan kita ke orang lain. Benarkan hyung?”
“Nde. Ketika kami bertemu sebelum aku debut, Hyunsik sudah masuk trainee di Cube. Aku yakin kalau Hyunsik akan debut suatu hari nanti. Dan terbukti sekarang. Aku meminta pada Minho untuk merahasiakan hubungan persaudaraan kita.” balas Seulong.
"Akupun punya alasan yang sama oppa, kenapa aku tidak ingin orang lain tahu mengenai hubungan persaudaraan kita. Aku lebih nyaman bila orang-orang tau seperti ini, tanpa embel-embel apapun." Ujarku. Seulong oppa mengacak rambut ku sambil sebelah tangannya memegang setir.
"Adikku sudah besar rupannya." Seru Seulong.
*****
Seulong POV
Aku bangga dengan adik bungsuku ini. Betapa dewasanya dia, ketika para remaja lain seusianya yang histeris ketika melihat idola mereka, ia bisa bersikap biasa saja. Ia pun tidak mengambil keuntungan dari statusku dan juga Hyunsik sebagai idol. Tapi, disatu sisi aku juga kasihan dengannya. Minho, namja yang disukainya dulu kini tidak mengenalinya setelah 6 tahun berpisah.
Aku tidak bisa untuk tidak memanjakannya ketika kami bertemu. Mungkin karena kami lama tidak bertemu dan hanya sekali dalam setahun, ketika ia berada di Indonesia. Begitu juga Hyunsik, walaupun dia sering menjahili Hyura ketika kami bersama, tapi begitulah caranya untuk menyayangi Hyura.
*****
Tidak sampai 30 menit mereka telah sampai di kediaman keluarga Im. Hyunsik turun untuk membuka pintu gerbang dan Seulong segera menancap gas ketika gerbang sudah dibuka. Nyonya Im sudah berdiri di depan pintu menyambut kedatangan mereka. Ia langsung memeluk anak-anaknya satu persatu. Jarang sekali mereka dapat berkumpul seperti ini di hari biasa.
"Ayo segera kalian masuk, appa kalian sudah menunggu di ruang makan. Aku sudah menyiapkan makanan kesukaan kalian satu-satu." Ucap nyonya Im sambil mengajak anak-anaknya masuk.
"Ne eomma." Balas Seulong sambil memeluk ibunya itu.
Ketiganya telah berada di ruang makan dan mengambil posisi di meja makan.
"Sudah lama sekali kita tidak makan bersama di meja makan ini, terlebih lagi ketika Hyunsik memutuskan untuk debut. Aku hanya makan disini sendiri setiap hari." Keluh tuan Im.
"Tapikan saat ini kami semua lengkap, appa. Aku usahakan untuk sering pulang kerumah sekarang, sering berkumpul dengan kalian seperti ini." Ujar Seulong.
"Aku juga, lagi pula aku juga sedang tidak ada banyak kegiatan. Jadi aku rasa aku bisa sering pulang beberapa waktu kedepan." Lanjut Hyunsik.
"Bagaimana bila akhir minggu ini kita pergi jalan-jalan? Bagaimana kalau kita mengunjungi pantai di Busan? Sekalian berkunjung ke rumah Mirae imo." Cetus nyonya Im.
"Aah, aku tidak bisa ikut bila akhir pekan ini eomma. Aku harus ke Jakarta untuk menemani Super Junior dan SHINee konser disana. Atasanku memintaku untuk ikut dalam romobongan tim staff." Jawab Hyura.
"Kau menemani mereka, Ra-yaa??" Seru Hyunsik. “Waktumu untuk bertemu dengan Minho pasti semakin banyak. Semoga ia cepat mengenalimu.”
"Iya, aku ditugaskan untuk ikut." Jawab Hyura lagi. “Oppa, jeongmal. Sudah ku katakan bukan untuk berhenti membahas itu. Kau ini.” lanjut Hyura sambil menganggak tangannya yang tengah memegang sendok untuk siap dilemparkan pada Hyunsik.
"Sudah-sudah. Lain kali saja kalu begitu. Masih ada banyak waktu kan." Ujar tuan Im. “Minho tidak mengenalimu, Raa-yaa?”
“Yaa, appa. Kau juga ikut-ikutan.” Gerutu Hyura. “Nde, dia tidak mengenaliku.”
“Mungkin butuh waktu untuk ia mengenalimu, Raa-ya. Kalian kan sudah tidak bertemu cukup lama.” Ujar nyonya Im.
“Nde, masih ada banyak waktu, Raa-ya. Lagipula dibandingkan 6 tahun yang lalu, kau sudah sangat berubah. Bukan lagi gadis sekolah, melainkan gadis yang sudah beranjak dewasa. Penampilanmu juga sudah berubah.” Tambah Seulong.
Mereka melanjutkan kegiatan makan malam. Karena terlalu letih, Hyura langsung masuk ke kamarnya dan beristirahat.
"Hariku pasti akan panjang kedepannya." Serunya dalam hati.
*****