home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > When Love Bring You Back

When Love Bring You Back

Share:
Author : khaiicheen
Published : 15 Nov 2014, Updated : 20 Nov 2015
Cast : SHINee Minho, Im Hyura (OC), EXO Kai
Tags :
Status : Complete
4 Subscribes |17441 Views |9 Loves
When Love Bring You Back
CHAPTER 18 : What Will Happen Now?

When Love Bring You Back

Part-17

Author : tiara ekha (@khaiicheen)

What will happen now?

Seminggu sudah sejak kejadian di ruang latihan SHINee itu dan sejak itu juga hubungan Kai dengan Hyura menjadi sedikit bermasalah. Kai tidak pernah mau mendengar penjelasan dari Hyura. Awalnya Hyura masih berusaha memahami Kai dengan beberapa kali meminta maaf padanya, namun karena sikap Kai yang seperti itu, Hyura menjadi lelah sendiri menghadapi sikap namjachingunya itu.

Sikap Kai berubah drastis dari awal kedekatan mereka dulu. Dulu Kai terlihat sangat dewasa untuk Hyura. Kai, namja yang usianya dibawah Hyura itu mampu membuat Hyura merasa kalau Kai lebih tua darinya. Kedewasaan sikapnya yang seperti Minho mampu membuatnya nyaman. Namun, sejak ia sakit beberapa hari yang lalu, itu semua menghilang. Kai menjadi sangat kekanakan dan puncaknya adalah kejadian seminggu yang lalu. Menghadapi sikap Kai yang seperti itu mendadak membuatnya jengah. Hingga akhirnya ia sendiri memutuskan untuk sama-sama diam.

Niat Hyura untuk mencoba lebih menyayangi Kai seperti Kai menyayanginya hilang. Entah, ia malah merasa semakin bersalah dengan semua ini. Kebohongan. Ya, kebohongan atas perasaannya. Semuanya kini menjadi beban tersendiri bagi Hyura dan kini membuatnya untuk kembali berfikir atas perasaannya sendiri. Namun, untuk melupakan sejenak masalahnya dengan Kai, Hyura memilih untuk lebih fokus menyibukan diri dengan persiapan SM Town Week SHINee yang akan diadakan besok.

Dan disaat seperti ini perhatian Minho kembali mengisi perasaan Hyura. Walaupun sebenarnya Minho kesal dengan sikap Kai yang sangat kekanakan itu, tapi Minho mencoba memahami posisi Kai. Bahkan Minho yang selalu menyuruh Hyura untuk mengalah dan meminta maaf pada Kai, tapi setelah melihat sendiri bagaimana sikap Kai pada Hyura, Minho merasa kesal sendiri. Maka, beberapa hari belakangan, ketika melihat Hyura terkadang murung saat mempersiapkan SM Town Week bersama SHINee, Minho selalu mensupport adiknya itu. Satu kesempatan bagi Minho untuk kembali mengisi ruang di hati Hyura.

“Punya waktu sepulang persiapan hari ini?” tanya Minho pada Hyura yang tengah sibuk dengan beberapa lembar kertas di tangannya.

“Kenapa oppa?” tanya Hyura lagi.

“Aku ingin mengajakmu pergi. Bagaimana?”

“Bersama yang lain?”

“Anniyo, hanya berdua denganku saja. Kau mau?”

“Oppa..”

“Wae? Ada yang salah?”

“Anniyo, hanya saja sekarang masalahku dengan Jongin belum selesai. Aku tidak ingin membuatnya salah paham lagi terhadapmu kalau kita hanya jalan berdua.” Balas Hyura.

“Dia sudah menghubungimu?”

“Opsso. Dia masih belum menghubungiku lagi.”

“Ya, sudah. Aku akan mengajak member yang lain. Bagaimana? Kau mau?”

“Geure, geunde, mian oppa. Bukan aku tidak ingin jalan berdua saja denganmu, tapi..”

“Arraso. Kau tidak perlu khawatir.” Ujar Minho lalu tersenyum. Senyum yang selalu mampu membuat Hyura tenang.

Hyura kembali berkutat dengan kesibukannya bersaam tim SM Town Week dan Minho juga kembali melakukan check sound dengan keempat member yang lainnya. Kali ini, Hyura bertanggung jawab dengan rangkaian susunan rundown, karena besok Hyura akan mengemban tanggung jawab menjadi wakil koordinator acara. Ditengah kesibukannya juga, Hyura beberapa kali mencoba menghubungi Kai lagi.

Walaupun memilih untuk sama-sama diam, tapi Hyura bukanlah tipe orang yang akan tenang dengan mudahnya bila ada orang lain yang marah dengannya. Siapapun itu, terlebih ini adalah kekasihnya sendiri. Ada sedikit rasa sedih yang terbesit dalam perasaan Hyura, mengingat semua ini memang kesalahannya. Kesalahannya yang masih belum bisa menjaga jarak dengan Minho dan mengakibatkan kejadian kemarin.  Tapi, kalau dipikir lebih jauh, semua ini hanya kecelakaan, bukan sepenuhnya kesalahan gadis itu.

Latihan terakhir sudah selesai. Semua tim dan SHINee melakukan evaluasi terakhir sebelum konser esok hari. Semua orang yang menjadi bagian dalam tim tersebut berdoa untuk hasil yang terbaik di konser besok. Setelah selesai, rasa lelah langsung merajai tubuh Hyura. Hyura memang harus menyimpan extra tenaga untuk pekerjaannya besok. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk membatalkan ajakan dari Minho.

“Oppa, mian. Sepertinya aku tidak bisa pergi hari ini. aku sedikit kelelahan.” Ujar Hyura ketika menghampiri Minho di tangga panggung.

“Kau sakit?” tanya Minho lalu memegang kening Hyura untuk mengecek suhu tubuhnya.

“Anniyo. Hanya sedikit kelelahan.” Balas Hyura lalu melepas tangan Minho dari keningnya. “Lagipula aku perlu istirahat extra untuk besok, kau juga.”

“Baiklah. Kuantar kau pulang.” Ujar Minho. “Dan kau tidak boleh menolaknya.” Lanjutnya. Hyura tidak bisa menolak permintaan Minho. Walaupun sebenarnya ia baru saja ingin meminta Seulong untuk menjemputnya.

“Memangnya kau membawa mobilmu? Kau kan kesini bersama yang lain.” Ujar Hyura.

“Tenang saja, aku bisa meminjam mobil Kyungshik hyung. Kau tidak perlu khawatir.” Balas Minho. “Kalau begitu cepat siap-siap. Aku tunggu kau di parkiran.” Hyura hanya mengangguk dan pergi meninggalkan Minho yang sedang menemui Kyungshik.

*****

Minho POV

Sepertinya ia memang kelelahan. Seminggu belakangan ini, Hyura tidak hanya lelah secara fisik, namun juga dengan perasaannya. Karena masalah kemarin, hubungannya dengan Jongin menjadi tidak baik. Sebenranya kalau boleh jujur, aku sedikit senang dengan bermasalahnya hubungan Hyura dengan Jongin. Jahat memang, namun bukankah itu satu keuntungan bagiku? Aku bisa mengisi ruang hatinya lagi. Namun, aku juga kasihan melihat Hyura yang seperti itu. Ia menjadi tidak seceria biasanya dan melampiaskannya pada pekerjaan. Tidak heran bila sekarang ia menjadi kelelahan seperti ini. Karena alasan itu juga sebenarnya aku mengajaknya pergi, untuk memberikan refreshing padanya.

“Kau tunggu di depan pintu masuk utama. Aku akan segera kesana.” Ujarku padanya melalui telefon.

“Nde, oppa. Aku sudah dalam perjalanan menuju kesana.” Balasnya.

Tidak lama, aku sudah menjemputnya dan ia pun segera masuk kedalam mobil yang kukendarai ini. Sepanjang perjalanan menuju rumahnya, tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya. Sunyi. Ia sibuk memperhatikan ponselnya untuk mengecek pesan yang masuk. Sampai akhirnya aku yang memulai membuka pembicaraan dengannya.

“Waeyo? Kenapa kau diam seperti ini? Bukan dirimu sekali.” Ujarku sambil menengok ke arahnya. Pandangannya seakan kosong, ia terus menerus melihat ke arah jalan.

“Anniyo, oppa. Gwenchana. Aku hanya lelah.” Balasnya.

“Ceritakan saja.” Ujarku lalu memengang tangannya dan mengusapnya lembut. “Apa kau masih memikirkan Jongin?” tanyaku lagi.

“Mian, oppa. Bisa kau tidak melakukan hal seperti ini lagi. Aku tidak ingin Jongin akan semakin salah paham bila melihat sikapmu kepadaku.” Balasnya lalu menyingkirkan tanganku yang memegang tangannya. “Ini semua salahku. Aku belum bisa jauh darimu dan merubah sikapku padamu. Aku masih bersikap seperti dulu padamu walaupun aku sudah menjadi kekasih Jongin.”

“Wae? Tidak ada yang salah, Raa-ya. Bukan salahmu, salahku atau salah Jongin. Ini hanya kesalahpahaman saja. Tidak ada yang perlu kau rubah juga akan sikapmu kepadaku. Kau memang sudah bersikap seperti itu denganku, jauh sebelum kau mengenal Jongin. Kau adalah adikku. Apa salah kalau kau bersikap manja atau sejenisnya kepadaku?”

“Geunde, oppa. Apa yang pernah terjadi diantara kita dulu yang membuat Jongin salah paham saat ini. Mungkin kau dan aku menganggapnya tidak masalah, tapi masalah dengan Jongin. Ia masih belum bisa memahaminya lebih jauh. Ia tidak mempedulikan bagaimana kedekatan kita sejak dulu. Yang ia tahu hanya aku yang pernah menyukaimu.”

Air mata terlihat menggenang dipelupuk matanya. Aku segera menepikan mobil ke pinggir,  menatapnya dan memeluknya pelan. Ia sempat berontak dan menolak aku memeluknya, namun ketika aku mengelus punggungnya, ia mulai tenang dan diam. Ia tidak lagi berontak, namun ia semakin menangis dalam pelukkanku.

“Keluarkanlah semuanya. Mian membuatmu seperti ini.” ujarku. Dan maaf untuk semua ini. Kalau bukan karena sikapku yang lalu, kau tidak mungkin seperti ini sekarang, Raa-ya. Batinku.

Sebenarnya aku sudah bertemu dengan Jongin kemarin. Aku sengaja mengajaknya bertemu untuk menjelaskan semuanya. Awalnya ia sempat menolak, namun aku memutuskan untuk menjemputnya di dorm EXO sehingga ia tidak mungkin menolak lagi.

 

Minho Flashback

“Ada apa hyung kau meminta bertemu denganku sampai menjemputku di dorm? Tumben sekali.” Ujar Jongin cuek. Aku tahu, ia kesal denganku dan aku pun kesal dengan sikapnya yang mendiamkan Hyura.

“Langsung pada intinya saja, karena aku pun sebenarnya enggan untuk bertemu dengamnu.” Balasku. “Mengenai masalahmu dengan Hyura. Kau perlu tahu, ini semua hanya salah paham. Apa yang kau lihat di ruang latihan SHINee beberapa hari yang lalu tidak seperti yang kau bayangkan. Itu adalah kecelakaan, ketidak sengajaan.” Jelasku.

“Lalu? Bukankah kau senang hyung dengan apa yang terjadi kemarin itu? Setelah kau mengajak Hyura pergi seharian menemanimu.”

“Yaa, Kim Jongin. Apa maksudmu?” tanyaku.

“Sudahlah hyung. Kau tidak perlu bertele-tele. Katakan saja sebenarnya kau juga menyukai Hyura bukan? Tapi karena keegoisanmu, kau menolah perasaannya yang tulus padamu. Dan sekarang, saat Hyura sudah menjadi kekasihku, kau merasa cemburu.” Ujarnya. Aku meremas tanganku untuk menahan emosiku karena apa yang dikatakannya. Memang benar apa yang dikatakannya, namun saat ini bukan itu yang perlu ia bahas. “Kenapa kau diam, hyung? Apa yang aku katakan benar bukan?”

“Terserah apa katamu. Aku tidak peduli. Yang jelas aku hanya memberitahukan padamu kalau semua ini adalah salah paham. Jangan kau diamkan Hyura seperti itu. Ia menderita karena sikapmu yang seperti ini. Walaupun dia juga mendiamkanmu, tapi asal kau tau, dia bukanlah gadis yang akan dengan mudahnya menjadi tenang jika ada orang lain yang marah dengannya. Terlebih itu adalah dirimu, namjachingunya.” Ada sedikit rasa sakit ketika aku harus mengatakan kalau Jongin adalah namjachingunya. Namun mau bagaimana lagi. Memang seperti itu kenyataannya.

“Whoaaah, kau mengerti dia sekali hyung? Bahkan kau lebih mengerti dirinya dibandingkan aku, kekasihnya.” Ujar Jongin dengan menekankan kata ‘kekaskinya’ kepadaku. Sekali lagi aku meremas tanganku untuk meredam emosiku.

“Karena aku memang jauh mengenalnya lebih dulu dibandingkan dirimu. Tidak heran kalau aku mengerti dirinya. Tidak seperti dirimu, yang terlihat dewasa ketika mendekati Hyura tapi setelah menjalani hubungan dengannya berubah jauh menjadi kekanakan seperti ini. Kalau kau terus bersikap seperti ini padanya, jangan salahkan aku bila aku bisa merebut posisimu di hatinya.” Balasku.

Jongin tersenyum meremehkan. Kalau tidak ingat dengan Hyura dan konser yang diadakan EXO beberapa hari lagi, aku pasti sudah memukul wajahnya karena kesal.

Flashback end

Hyura sudah puas menangis dalam pelukkanku. Ia terlihat lebih tenang sekarang setelah mengeluarkan semua bebannya melalui tangis.

“Sudah puas melepaskan semuanya?” tanyaku. Ia menangguk. “Jangan ragu untuk bercerita padaku kalau Seulong hyung ataupun Hyunsik tengah sibuk. Bukankah aku juga oppamu? Aku akan mendengarkan semuanya.”

“Gomawo, oppa.” Balasnya.

“Saat ini, lupakan dulu semua masalahmu dengan Jongin. Aku yakin ia akan berubah seiring berjalannya waktu. Tunggu saja.” Balasku. “Dan kalau sampai nanti SM Town Week EXO ia masih belum mau berbicara padamu, bersikap profesional saja. Anggap saja ia artis asuhanmu, sama seperti pada member EXO yang lainnya.”

“Nde, semoga semuanya bisa lebih baik sebelum itu. Aku tidak ingin masih bermasalah dengannya.”

“Geure. Kalau kau lelah, tidurlah sekarang. Sesampainya di rumah nanti akan kubangunkan.”

*****

Perjalanan menuju rumah Hyura kembali dilanjutkan. Minho kembali melajukan mobil ke tengah jalan. Hyura juga sudah terlihat tertidur setelah lelah menangis. Waktu juga sudah menunjukan hampir pukul 8 malam. Minho memakaikan jaketnya pada Hyura sebagai selimut. Sesampainya di rumah Hyura, Minho menggendong Hyura sampai ke kamarnya. Nyonya Im menyambutnya dengan bahagia.

“Gomawoyo, Minho-ya. Terima kasih banyak kau sudah mengantarkan Hyura dengan selamat. Kau mau makan dulu?” tawar nyonya Im. “Shin ajhuma sudah memasak makan malam.”

“Cheonmaneyo eommoni. Aku langsung pamit saja. Aku juga harus beristirahat untuk konser besok.” Balas Minho. “Oh iya, sempatkan waktu untuk menonton aku dan SHINee. Eommoni kan belum pernah melihat konser ku. Ini ada 2 tiket konser untuk menonton besok. Eommoni bisa mengajak aboji untuk menyaksikan kami.”

“Ah, nde. Gomawo. Aku akan mengajak appa Hyura untuk menyaksikan penampilanmu.” Balas nonya Im. “Itu pun kalau dia tidak sibuk.”

“Kalau begitu aku pamit dulu. Selamat malam.” Pamit Minho.

“Hati-hati di jalan.”

“Eommoni, bisa aku menitipkan pesan untuk Hyura?” tanya Minho lagi.

“Apa? Biar nanti aku sampaikan padanya.”

“Tolong katakan padanya, aku akan menjemputnya besok. Jadi ia tidak perlu berangkat sendiri ke Kintex Indoor Stadium.”

“Geurre. Akan kusampaikan padanya.”

Minho pun memasuki mobilnya dan menyalahkan mesin mobil. Ia lalu meninggalkan kediaman keluarga Im tersebut dan bergegas kembali ke dorm untuk istirahat.

*****

SM Town Week SHINee – The Wizard

Wajah Hyura sudah nampak lebih ceria dibandingkan kemarin. Sepertinya usaha Minho untuk membuat Hyura melupakan sejenak permasalahannya dengan Kai berhasil. Sepanjang persiapan akhir hingga konser berlangsung semuanya berjalan lancar. Tidak ada lagi wajah Hyura yang tiba-tiba murung. Ia kembali menjadi Hyura yang ceria untuk beberapa saat. Semua tanggung jawabnya dengan rundown acara pun berjalan dengan baik.

Beberapa kali ia terlihat sibuk dengan urutan lagu yang akan dibawakan SHINee dan berkeliling sepanjang lorong ruang ganti SHINee untuk memanggil SHINee agar segera bersiap untuk penampilan selanjutnya. Minho pun terlihat senang setelah melihat gadis yang disukainya itu sudah kembali. Beberapa kali Minho terlihat menjahili Hyura ketika ia selesai tampil dan bersiap untuk ke penampilan selanjutnya.

“Kerja yang bagus untuk hari ini. Terima kasih untuk kerja keras kalian.” Ujar Cho sajangnim, penanggung jawab acara SM Town Week SHINee.

“Nde, Gamsahamnida.” Ujar member SHINee bersamaan.

“Hari ini kami puas dengan konsep yang kalian usulkan dan itu berhasil membuah Shawol bahagia dengan penampilan kami.” Ujar Onew.

“Kalian juga sudah bekerja keras.” Ujar Cho sajangnim. “Baiklah, kalau begitu kalian bisa beristirahat sekarang. Dan untuk Hyura serta tim acara yang lainnya, bersiaplah untuk SM Town Week EXO dan f(x) 2 hari lagi. Kalian bisa berlibur dulu seharian besok. Lusa kita akan kembali bekerja keras. Fighting.”

“Nde sajangnim.” Balas Hyura dan tim acara yang lainnya bersamaan.

Untuk merayakan keberhasilan konser hari pertama rangkaian SM Town Week, Jonghyun mengusulkan untuk membuat perayaan kecil-kecilan. Ia sudah menyiapkan beberapa botol soju, bir dan ayam goreng di ruang ganti SHINee. Perpaduan makanan yang pas untuk sebuah pesta perayaan. Karena Taemin sudah melewati usia legalnya, maka Jonghyun tidak menyediakan minuman ringan lagi untuk manknae nya itu, tidak seperti perayaan-perayaan sebelumnya, dimana member SHINee harus menyediakan beberapa kaleng minuman ringan untuk Taemin.

“Akhirnya, aku bisa juga minum soju dan bir bersama dengan kalian. Menyenangkan.” Ujar Taemin.

“Nde, setelah kau melewati hari kedewasaanmu, kami baru memperbolehkanmu meminumnya.” Ujar Jonghyun.

“Tapi, hyung. Ada yang masih belum boleh melakukannya.” ujar Key.

“Nugu?” tanya Onew. Key menunjuk Hyura yang sedang menikmati ayam goreng miliknya. “Ah, benar. Hyura masih belum melewati usia legalnya.”

“Tenang saja, hyung. Aku sudah menyiapkan minuman khusus untuknya. Lagipula ia juga tidak akan bisa minum soju ataupun bir kalaupun sudah legal.” Ujar Minho.

“Yaa, oppa. Aku kan ingin mencobanya. Perbolehkanlah, hanya kurang beberapa hari lagi sebelum usiaku legal.” Seru Hyura.

“Andwe, aku tidak ingin eommoni memarahiku karena membiarkanmu minum soju ataupun bir.” Balas Minho.

“Oppa..” rengek Hyura.

“Wae? Atau aku akan melaporkannya langsung pada eommoni sekarang. Kau tidak tahu kalau ia datang tadi?” tanya Minho.

“Jinja? Eomma datang?” balas Hyura tidak percaya.

“Nde, ia datang. Aku melihatnya tadi.” Balas Minho.

“Bagaimana caranya? Aku saja tidak mengajaknya.”

“Aku yang mengajaknya dan memberikannya 2 tiket. Untuknya dan juga aboji. Tapi sepertinya aboji sibuk, maka ia tidak bisa datang.” Jelas Minho. Hyura hanya mengangguk tanda mengerti.

“Geunde oppa. Perbolehkan aku meminumnya satu gelas saja. Satu gelas. Aku janji.” Pinta Hyura lagi.

“Andwe. Aku tidak terima protes darimu.” Tegas Minho.

“Yaa, kalian berdua ini benar-benar seperti..” ujar Onew.

“Seperti apa hyung?” tanya Key.

“Dwesso, lupakan. Aku tidak ingin memperkeruh keadaan.” Balas Onew lagi.

“Hyura-ya, selamat menikmati pembatasan dari para oppamu ini. Akhirnya, ada juga yang merasakan penderitaanku yang dibatasi oleh kalian, hyung.” Ledek Taemin lalu tertawa jahil.

“Oppa, kalian ini..” gerutu Hyura.

Para member SHINee hanya tertawa melihat sikap Hyura itu. Kelimanya bersyukur karena Hyura sudah kembali se-ceria dulu. Ketika kejadian kemarin juga, Taemin tidak mencampuri masalah Hyura dan Kai. Ia sudah menjelaskan pada Kai mengenai yang sebenarnya, namun sikap Kai yang seperti itu membuat Taemin berfikir untuk tidak ikut campur. Ia tidak membela siapapun, tidak Hyura, tidak Minho dan juga tidak membela Kai, sahabatnya.

*****

SHINee’s Dorm, 23 Desember 2013

Aku  mengunjungi dorm SHINee dan bertemu dengan Jinki oppa. Hanya ada ia di dorm, yang lainnya sedang pergi dan belum kembali. Ia memang salah satu member yang sangat dekat denganku sejak aku bergabung dengan tim SHINee dan ia juga orang yang pertama kali kembali mengenaliku dulu. Jinki oppa juga adalah orang yang sangat mengerti bagaimana hubunganku dengan Minho dan Jongin. Kalau dirumah aku memiliki Seulong oppa yang sangat dewasa, disini aku memilikinya.

“Tumben kau kesini? Minho sedang keluar dengan yang lainnya.” Ujarnya ketika aku baru saja tiba di dorm SHINee.

“Nde, oppa. Aku tahu. Tadi Minho oppa mengatakannya padaku ketika aku menanyakan kalian berada di dorm atau tidak.” Balasku.

“Duduk, kau mau minum apa?” tawarnya.

“Tidak perlu. Aku bisa mengambilnya sendiri seperti biasa.”

“Geure. Banyak minuman yang bisa kau pilih di lemari pendingin. Kibum baru saja berbelanja tadi siang.” Balasnya. “Wae? Ada apa?” tanyanya lalu duduk di sebelahku.

“Oppa, ada yang ingin aku tanyakan padamu.”

“Tentang?” Aku diam. “Ah, bagaimana hubunganmu dengan Jongin?” tanyanya lagi.

“Ini ada hubungannya dengan itu.”

“Wae?”

“Oppa, kalau aku ingin menyudahi hubunganku dengan Jongin, bagaimana?” tanyaku hati-hati.

“Kau ingin putus?” Aku mengangguk. “Wae?”

“Sepertinya hubungan ini adalah sebuah kesalahan, oppa. Jujur, aku merasa hubungan ini menjadi beban bagiku. Aku sudah membohongi perasaan Jongin dan memaksa diriku sendiri untuk menyayanginya. Aku tidak bisa untuk melanjutkan ini semua.” Jelasku.

“Bukan karena alasan lain?”

“Bukan, oppa.”

“Lalu?”

“Entahlah, sikapnya agak berubah belakangan ini. Ia menjadi lebih kekanakan. Berbeda dengan bagaimana awal kami dekat dulu. Terlebih karena kejadian seminggu yang lalu. Aku lelah mengahdapi sikapnya itu. Aku sudah mencoba menjelaskan semuanya, tapi ia tidak mau mendengarnya juga.”

“Taemin dan Minho juga terkadang suka bertingkah kekanakan, tapi kau tidak pernah mengeluh lelah.” Godanya.

“Itu berbeda, oppa.” balasku.

“Apa ini ada hubungannya dengan perubahan sikap Minho padamu juga?”

*****

 

 

Onew POV

Aku tahu kalau hubungan Hyura dengan Jongin sebenarnya adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Hyura mencoba menyayangi visual EXO itu, namun sampai saat ini ia tidak pernah berhasil. Perasaannya masih untuk visualku, Minho. Sejak awal hubungan Hyura dengan Jongin, aku merasa ini hanyalah pelarian saja.

Bukan maksudku Hyura menjadikan Jongin sebagai pelarian, tapi sejak awal Hyura hanya terlihat nyaman dengan Jongin karena Jongin mampu menggantikan posisi Minho bagi Hyura dengan kedewasaan sikapnya yang sebelumnya tidak seperti itu. Taemin dan Jongin tidak terlalu berbeda, keduanya masih dalam proses menuju kedewasaan mereka. Dan ketika Jongin mendekati Hyura, aku hanya melihat kalau itu bukan sifatnya yang sebenarnya.

“Entahlah. Aku bingung.” Balasnya.

Sepertinya, alasan lain mengapa Hyura ingin mengakhiri hubungannya dengan Jongin tidak hanya semata karena perubahan sikap Jongin dan kesalahpahaman diantara mereka. Sedikit banyak, sikap Minho yang masih belum berubah sepenuhnya pada gadis itu pun turut mengambil peran. Hubungan ketiganya cukup pelik.

“Aku tidak dapat berkomentar banyak mengenai masalahmu ini, Hyura-ya. Ini semua adalah pilihanmu. Pilihanmu untuk menjalani hubungan dengan Jongin dan bagaimana hubungan itu kedepannya, kau juga yang menentukannya.” Uajrku. “Tapi apakah kau sudah memikirkannya lebih jauh? Apa kau memang tidak bisa melanjutkannya dan belajar untuk menyayanginya lagi? Semuanya memang butuh proses, dan itu tidaklah cepat. ”

“Apakah aku terlalu jahat jika aku melakukan itu?”

“Tidak ada yang baik ataupun jahat. Kalau kau memang merasa terbebani dengan hubungan yang kau jalani ini, pilihlah yang terbaik untuk itu. Aku hanya dapat mengingatkanmu, lakukan yang terbaik. Dan kalaupun memang menyudahi hubungan kalian adalah jalan yang terbaik, lakukan dengan baik-baik juga, karena kalian memulainya pun dengan awal yang baik. Arra?”

*****

Hari ini adalah D-1 rangkaian konser untuk EXO dan f(x), Hyura sudah berada di gedung SM untuk menemui EXO. Karena di rangkaian konser besok artis SM yang akan tampil adalah EXO dan f(x), maka ada 2 orang yang bertanggung jawab untuk tim acara. Hyura untuk EXO dan koordinator acara, Youngjae untuk f(x). Beberapa member EXO tengah berada di ruang latihan, hanya ada 9 orang. Kai, Suho dan Kris tidak nampak di ruangan tersebut. Ketiganya sedang keluar, Suho dan Kris tengah bertemu dan Cho sajangnim dan Kai, entah kemana sang lead dancer EXO itu.

“Kalian sudah siap untuk berangkat? 10 menit lagi kita akan berangkat ke venue untuk latihan terakhir.” Ujar Hyura memanggil para member EXO yang berada di ruang latihan.

“Sudah noona, tapi Kkamjong sedang pergi. Ia belum kembali sejak tadi.” Ujar Sehun.

“Kau bisa menghubunginya, Sehun-ah. Minta dia agar segera kembali.” Pinta Hyura.

“Kenapa tidak kau saja yang menghubunginya, Hyura-ya?” tanya Baekhyun.

“Mian oppa. Aku sedang tidak membawa ponselku. Aku meninggalkannya di tas.” Bohong Hyura. Sebenarnya ponselnya ada di dalam saku celananya, hanya saja ia sudah tau, Kai pasti tidak akan mengangkatnya kalau ia yang menghubunginya. “Geure, aku tinggal dulu. Kita bertemu lagi nanti di venue. Annyeong.” Pamit Hyura. Sepertinya member EXO tidak mengetahui masalah yang terjadi antara Hyura dan Kai.

*****

Kai POV

Pemandagan kota Seoul terlihat tenang bila dipandang dari atas gedung perusahaanku ini. Ya, saat ini aku sedang berada di atap gedung SM. Aku kabur dari kegiatan latihan terakhir sejak setengah jam yang lalu. Pertemuanku dengan Minho hyung beberapa hari yang lalu membuatku banyak berfikir akan hubunganku dengan Hyura. Aku tidak kaget dengan bagaimana reaksi Minho hyung akan sikapku pada Hyura sejak kejadian itu. Hal yang sama akan kulakukan bila Hyura diperlakukan seperti ini oleh Minho hyung.

Sekarang ini, aku sendiri bingung dengan bagaimana perasaanku yang sesungguhnya pada Hyura. Bukan maksudku aku tidak menyukai dan menyayanginya lagi, tapi melihat bagaimana Hyura dan Minho hyung seminggu yang lalu itu membuat hatiku terasa terbakar. Cemburu? Jawabannya adalah iya. Melihatnya masih bersikap seperti dulu dengan Minho hyung saja aku memang cemburu, bagaimana tidak? Hyura adalah kekasihku, tapi dalam posisi ini aku tidak bisa menyalahkannya, karena hubungannya dengan Minho hyung memang sudah dekat jauh sebelum ia mengenalku. Aku mencoba memahami itu. Tapi kejadian yang aku lihat sangat membuatku kesal. Hyura hampir saja jatuh dalam pelukan Minho hyung saat di ruang latihan SHINee itu.

Satu hal yang masih kutakuti dari hubungan kami adalah perasaannya terhadap Minho hyung. Aku tahu, hati Hyura belum sepenuhnya untukku, tapi rasa ingin memilikiku akan hatinya sepenuhnya sangat besar. Memang terdengar kekanakan dan egois, aku hanya ingin Hyura menyayangiku, tidak menyayangi orang lain. Dan ini untuk masalah perasaan pribadi kami. Maka, seperti inilah sikapku sekarang padanya. Bukan aku enggan untuk berbicara ataupun bertemu dengannya, aku sudah sangat merindukannya dan merasa sangat bersalah atas sikapku ini. Taemin juga sudah menjelaskan yang sebenarnya terjadi padaku.

“Bagaimana kabarmu, Kim Jongin?” sapa Jinki hyung yang mengagetkanku.

“Ah, Jinki hyung. Sudah lama kau disini?” tanyaku.

“Cukup lama untuk melihatmu sedang melamun menatap pemandangan kota dari sini.” Balasnya. “Kau tidak ikut latihan dengan yang lain?”

“Sudah selesai hyung. Kami hanya tinggal menunggu pergi menuju venue.” Ia mengangguk lalu tersenyum. Senyuman khas leader SHINee yang menurutku mampu membuat para fans SHINee, Shawol berteriak histeris. “Waeyo, hyung? Tumben kau kesini. Kau sedang ingin menikmati pemandangan juga dari sini?”

“Anniyo. Aku hanya sedang menemani Jonghyun bertemu dengan Minji. Aku bosan menunggu mereka dan memutuskan kesini. Ternyata kau juga ada disini.” Ia menghampiriku yang tengah berdiri dibalik pagar pembatas. Ia meletakkan tangannya diatas pagar.

“Ah, nde.”

“Oh iya, Jongin-ah. Boleh aku bertanya sesuatu?”

“Waeyo hyung?”

“Mengenai masalahmu dengan Hyura.” balasnya.

Aku terdiam. Jinki hyung mengetahui juga kejadian itu dan aku rasa ia juga tahu masalahku dengan Hyura, terlebih selain Minho, Hyura juga suka bercerita padanya.

“Itu hanya kesalahpahaman. Aku harap kau bisa mengerti dan tidak menyalahkan Hyura. Bukankah Taemin juga sudah menceritakannya padamu?” tambahnya.

“Hyung, bisa kita tidak membicarakan itu?” pintaku.

“Bukan maksudku untuk mencampuri urusan kalian. Aku disini mencoba bersikap netral. Tidak membela Minho sebagai memberku ataupun menyalahkanmu atas sikapmu pada Hyura. Aku hanya ingin kau memaafkan dan mengerti semuanya. Hyura cukup menderita belakangan ini karena masalah kalian. Senyumnya hilang, keceriannya hilang, tidak ada Hyura yang selalu membuat kita tertawa seperti sebelumnya.” Jelasnya.

Aku semakin memandang pemandangan deretan gedung-gedung tinggi di depanku lebih dalam. Mencoba memahami lebih jauh apa yang Jinki hyung katakan.

“Jongin-ah, Hyura dan Minho sudah dekat jauh sebelum kau mengenalnya, bahkan jauh sebelum Minho debut bersama SHINee. Aku rasa Hyura juga pasti sudah menceritakannya padamu. Walaupun memang dulu Hyura sempat menyukai Minho, tapi saat ini keduanya sudah mencoba untuk bersikap seperti layaknya oppa dongsaeng. Seperti sebelum Hyura kembali ke Korea dulu. Dan bukan hal yang mudah untuk merubah apa yang sudah berlangsung lama. Sikap, perhatian dan segala yang pernah keduanya lakukan saat ini adalah bagaimana layaknya oppa dongsaeng yang sudah sejak dulu mereka lakukan. Sebenarnya kau tidak perlu marah ataupun cemburu hanya karena melihat itu.” Lanjutnya.

“Arasso, hyung. Aku juga mencoba memahaminya. Hanya saja..” balasku.

“Hanya saja apa? Kau merasa itu bukan hal yang pantas dilakukan Hyura walaupun ia sudah menjadi kekasihmu?” tanyanya lagi.

“Bukan seperti itu hyung.”

“Jongin-ah. Hyura sering bercerita tentang hubungannya denganmu padaku. Sejauh ini, yang aku tangkap dari semua ceritanya adalah ia sedang mencoba menyayangimu sepenuhnya, setulus bagaimana kau juga menyayanginya. Tapi mungkin ada beberapa hal yang membuatnya belum dapat melakukan itu semua.”

“Maksudmu hyung?”

“Lakukanlah yang terbaik untuk hubungan kalian. Apapun yang terjadi, kau harus bisa dewasa menghadapinya. Sedewasa sikapmu ketika awal dekat dengan Hyura.”

“Arasso hyung. Aku akan memikirkannya lagi. Terima kasih atas saranmu.” Balasku.

Tidak lama, Jinki hyung pun meninggalkanku. Ponselnya sempat berdering tadi.

“Geure. Semoga hubunganmu segera membaik dengan Hyura. Kembalikan senyuman cerianya lagi. Jonghyun sudah menelfonku. Aku harus kembali.” Pamitnya.

“Nde hyung.” Balasku.

Sepeninggal Jinki hyung, aku mencoba kembali memikirkan bagaimana caraku untuk menyelesaikan semua ini dengan Hyura. Sejujurnya aku juga merasa tidak nyaman dengan semua ini, terlebih lagi besok Hyura akan menjadi lead tim acara untuk EXO. Akan menjadi tidak nyaman bila kami masih seperti ini. Ponselku tiba-tiba berbunyi. Baekhyun hyung, call. Sepertinya kami sudah akan berangkat.

*****

Hyura POV

Entah apa yang akan aku lakukan ketika bertemu dengan Jongin nanti. Pasti akan terasa canggung. Hubungan kami masih belum membaik hingga saat ini, tapi aku ingat dengan pesan Minho oppa yang menyuruhku untuk bersikap profesional. Aku akan mencoba melakukan itu. Namun, semalam banyak hal yang aku fikirkan mengenai hubunganku ini. Semua ini semakin menjadi beban bagiku. Maafkan aku.

Tiba-tiba Ponselku  berdering. Tanda pesan masuk.

From : Jongin J

Pergilah ke van EXO.

Kita bertemu disana.

Ada yang ingin aku bicarakan.

Pesan dari Jongin. Setelah seminggu lebih, ia baru membalas semua pesanku. Latihan terakhir baru akan dilaksanakan sejam lagi. Saat ini, tim SNSD sedang merapihkan peralatan mereka setelah sebelumnya SNSD tampil di hari ketiga rangkaian SM Town Week. Aku memutuskan untuk memenuhi permintaannya. Menemuinya di van EXO. Ada hal yang memang ingin kubicarakan dengannya.

Ketika sampai ditempat yang dimaksudnya, ia sudah berada di dalam van, aku pun menghampirinya ketika ia membuka pintu van dan menyuruhku masuk.

“Masuklah, sebelum ada yang melihat kita.” ujarnya.

“Kau sudah tidak marah denganku?” tanyaku ketika aku baru saja duduk dan menutup pintu van.

“Tidak ada yang ingin kau jelaskan padaku?”

“Mian.” Ujarku. Aku tidak mengerti harus menjelaskan apalagi padanya.

“Hanya itu?” tanyanya. Aku mengangguk.

Kami diam cukup lama. Tidak ada satu patah katapun yang keluar dari mulut masing-masing. Aku sibuk dengan pikiran dan rasa bersalahku padanya dan ia pun juga diam. Memejamkan matanya dan meletakkan kepalanya pada senderan kursi. Sesekali ia menarik napas dalam. Seolah sedang berfikir keras.

“Jongin-ah..” panggilku. Ia menoleh dan menatapku lalu kembali menghadapkan wajahnya pada bagian belakang kursi driver. “Jongin-ah..” panggilku lagi.

“Wae?” tanyanya dingin.

“Sampai kapan kita akan terus menerus diam seperti ini?” tanyaku.

Ia tidak mejawab. Jujur, walaupun aku senang karena ia mengajakku bertemu, tapi kalau hanya untuk didiamkan seperti ini lagi, aku lelah.

“Tidak ada yang ingin kau katakan padaku?” tanyanya lagi.

“Maaf untuk semuanya. Tapi semua itu hanya salah paham.” Balasku.

“Sudah?”

“Ya, sudah. Lagipula aku juga sudah menjelaskannya padamu lewat pesan singkat yang kukirimkan. Dan mungkin Taemin juga sudah mengatakannya.” Balasku.

“Geure. Kalau begitu aku minta maaf. Dan tolong jangan mengulanginya lagi.” Ujarnya.

Kami kembali terdiam dalam waktu yang cukup lama. Aku mencoba untuk meyakinkan diriku sendiri untuk melakukannya atau tidak. Perasaanku kembali bergolak dalam kegamangan. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Im Hyura, kau harus memikirkannya lebih jauh lagi. Masih ada banyak waktu.

“Hyura-ya..” ujar Kai. “Jongin-ah..” ujar Hyura bersamaan.

“Kau saja yang lebih dulu.” Ujar Hyura.

“Anniyo, kau saja.” Balas Kai.

“Mian.” Ujar Hyura diikuti jeda yang cukup panjang sebelum gadis itu melanjutkan kata-katanya. “Jongin-ah, jeongmal mianhe.”

“Untuk?” tanya Kai bingung.

*****

_________________________________________________________________________________

annyeong readers, maaf untuk keterlambatan yang super lama ini. author lagi sibuk sama persiapan skripsi jadinya agak sulit untuk ngepostnya :)

 

tapi kalian gak perlu khawatir, setelah ini akan author usahakan lebih cepat posting next chaptnya. tetep baca dan tunggu next chaptnya yaa. mohon komen serta like nya juga :)

jeongmal gomawo ^^

 

best regrads,

tiara ekha - @khaiicheen

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK