When Love Bring You Back
Part-16
Author : tiara ekha (@khaiicheen)
What happen now?
“Jongin-ah, kau minumlah dulu obat ini agar suhu tubuhmu segera menurun.” Ujar Suho.
“Anniyo, hyung. Nan gwenchana. Aku hanya perlu tidur sebentar.” Balas Kai.
“Yaa, Kim Jongin, kau tidak mau mendengarkan kami. Cepat minum obat ini.” seru D.O yang sudah mulai kesal dengan sikap Kai yang susah untuk meminum obat.
“Nan gwenchana, Kyungsoo hyung. Aku hanya perlu tidur saja. Bisa kalian meninggalkanku?” pinta Kai.
Kai memang sudah beberapa kali mengeluh kurang enak badan pada D.O ketika mereka berlatih beberapa hari yang lalu, tapi setelah beristirahat semuanya kembali menjadi lebih baik. Namun, semalam, sepulangnya para member EXO dari gedung SM, Kai hampir saja pingsan ketika ia turun dari van EXO bersama Luhan dan Lay. Suhu tubuh Kai sudah mulai meningkat sejak semalam, bahkan semalam saja sempat mencapai angka 38,7 drajat celcius. Untungnya ia masih dapat menjaga kesadarannya hingga tidak sampai pingsan.
“Jongin-ah, jangan seperti ini. Konser SM Town Week hanya tinggal beberapa hari lagi.” Seru Lay yang sejak semalam bergantian menjaga Kai bersama dengan D.O. “Hyung, atau aku hubungi Hyura saja?” tanyanya.
“Ah, nde. Tolong kau hubungin Hyura, Yixing-ah. Minta dia untuk membantu kita mengurus namjachingunya ini.” balas Suho.
“Tidak perlu, hyung. Dia sedang sibuk dengan SHINee. Biarkan dia bertemu dengan para oppanya itu. Aku baik-baik saja.” Balas Kai lagi.
“Baik-baik saja? Kau gila. Suhu tubuhmu semalam hampir 40 drajat dan kau bilang itu baik-baik saja. Jaebal Kim Jongin, jangan keras kepala ketika kau sakit seperti ini. Kami semua mengkhawatirkanmu.” Seru D.O yang sudah semakin kesal dengan sikap Kai yang seperti ini.
“Geure, aku akan menelfon Hyura dulu.” Pamit Lay.
*****
Dorm EXO terlihat lengang, beberapa member ada yang menjalankan aktivitas solonya dan beberapa lagi sedang bersantai di dorm. Sehun menyambut kedatangan Hyura dengan ekspresi yang sudah bisa Hyura tebak, kesal. Mungkin beberapa member EXO yang saat ini tengah berada di dorm tengah kesal dengan sikap keras kepala dan kekanakan Kai bila tengah sakit seperti ini.
“Noona, wasseo?” ujar Sehun ketika membukakan pintu dorm.
“Nde, bagaimana keadaan Jongin?” tanya Hyura.
“Kau lihat saja sendiri di kamar. Jungmyeon, Kyungsoo dan Yixing hyung sudah angkat tangan dengan sikap keras kepalanya.” Jelas Sehun.
“Aish, anak itu. Dorm sepi sekali, Sehun-ah. Kemana yang lain?” tanya Hyura lalu berjalan dengan Sehun menuju kamar Kai.
“Ada yang sedang melakukan kegiatan solo dan ada juga yang tengah pergi untuk keperluan pribadi mereka. Hanya aku, Jungmyeon, Kyungsoo dan Yixing hyung yang ada disini. Tapi Baekhyun hyung akan kembali sebentar lagi.” Jelas Sehun.
Hyura dan Sehun sudah berada di depan pintu kamar Kai dan saat ini masih terdengar beberapa perdebatan antara D.O, Suho dengan Kai.
“Hyung, Hyura noona datang.” Ujar Sehun ketika baru saja membuka pintu kamar Kai. Suho terlihat tengah duduk diatas tempat tidurnya dengan masih manatap kesal pada Kai.
“Annyeong..” sapa Hyura.
“Ah, kau datang juga. Hyura-ya, tolong bantu kami membujuk Jongin. Kami sudah angkat tangan dengannya.” Ujar Suho.
“Sejak semalam demamnya tinggi dan belum kunjung turun hingga sekarang, tapi dia keras kepala. Ia tidak mau disuruh meminum obatnya.” Tambah D.O.
“Arraso, oppa. Aku akan mencoba membujuknya.” Balas Hyura.
“Kalau Kkamjong masih tidak mau mendengarkanmu juga, tinggalkan saja noona. Kami saja sudah lelah sejak kemarin, semalam saja Yixing dan Kyungsoo hyung sudah menjaganya bergantian.” Ujar Sehun.
“Kalau begitu, kami tinggal dulu. Tolong bicara lah dengannya. Bujuk dia.” Pinta D.O.
Keempat member EXO itu pun pergi meninggalkan keduanya. Ini memang kali pertama mereka meninggalkan Hyura dan Kai berdua saja di kamar, karena biasanya Hyura hanya berkunjung hingga ruang tamu dorm EXO saja, tidak sampai pada kamar para membernya. Ia masih menjaga privasi para member EXO, tidak seperti di dorm SHINee yang memang ia diminta untuk mengurus sampai keperluan personal para membernya.
“Oppa, jangan tutup pintunya.” Pinta Hyura. Suho mengangguk, ia mengerti apa yang Hyura maksudkan.
“Nde, kau tidak perlu khawatir. Kami disini dan kami percaya padamu.” Balas Suho. Hyura lalu tersenyum dan kembali mengalihkan pandangannya pada Kai.
“Jongin-ah, minum obatmu dulu.” Ujar Hyura pada Kai yang agak membuang muka darinya.
“Shirreo.” Balas Kai jutek.
“Wae? Cepat minum obatmu. Kalau kau tetap keras kepala seperti ini kau akan semakin sakit.” Ujar Hyura sabar.
“Shirreo. Aku bilang aku tidak mau.” Balas Kai.
“Jongin-ah, jaebal. Jangan keras kepala seperti ini.”
“Shirreo. Kalau kau memang tidak mau menjagaku, pergilah.”
“Ya sudah, kalau begitu aku akan meninggalkanmu sendiri. Kau tidak menghagai kedatanganku. Aku pamit.” Ujar Hyura. Namun ketika Hyura baru saja mengambil tas nya yang berada di ujung tempat tidurnya, Kai menahan tangannya.
“Mian, aku hanya bercanda. Temani aku.” Pinta Kai semakin mengeratkan pegangannya.
“Waeyo? Kenapa seperti ini? Kenapa kau tidak memberitahukan aku?”
“Mian. Aku hanya kelelahan.”
“Tapi tidak seperti ini, Jongin-ah. Sudah kubilang bukan, aku tidak ingin melihatmu sakit.” Balas Hyura. Kai hanya tersenyum.
*****
Hyura POV
“Kau sudah makan?” tanyaku. Ia hanya menggeleng pelan. Wajahnya memang tampak pucat, keningnya pun mengeluarkan beberapa bulir keringat. Suhu tubuhnya memang belum menurun. Masih cukup tinggi. “Mau kubuatkan bubur? Kau harus mengisi peutmu, setelah itu kau minum obatmu dan istirahat.”
“Tidak, aku hanya ingin tidur. Temani aku disini.” Pinta Jongin dengan suaranya yang sedikit melemah.
“Kau harus tetap makan, Jongin-ah. Kau harus minum obat.” Jongin masih terus menolak permintaanku. “Kim Jongin, kau ingin aku menemanimu bukan? Jadi aku minta kau juga mendengarkanku.” Ia mengangguk, tapi aku tahu, itu terpaksa. “Istirahatlah sebentar. Aku akan membuat bubur dulu untuk kau makan.”
“Aku ikut denganmu.” Balasnya.
Astaga, sejak kami menjalin hubungan, baru kali ini Jongin sakit dan aku tidak menyangka ia akan semanja ini ketika sakit, bahkan lebih manja dibandingkan Minho oppa. Tidak seperti waktu kami dekat dulu, ketika ia mengalami cidera pinggang, ia dewasa sekali ketika sakit, bahkan ketika mengeluh pada Kyungsoo oppa pun tidak seperti ini.
“Istirahat saja disini. Aku tidak akan pergi kemanapun, Aku hanya pergi ke dapur sebentar.” Tanpa menunggu responnya aku segera keluar menuju dapur.
Ternyata Kyungsoo oppa sudah membuatkan nasi hangat dengan beberapa jenis sayur untuk Jongin. Sebenarnya itu adalah makanan yang sudah ia siapkan sebelumnya, namun Jongin enggan memakannya. Kyungsoo oppa memberikan nasi hangat tersebut dan segelas air diatas nampan kepadaku.
“Berikan ini pada Jongin, Hyura-ya. Aku sudah menyiapkannya.” Ujar Kyungsoo oppa.
“Nde, gomawo oppa.” Balasku.
Ketika aku akan kembali ke kamar, ia sudah terlihat ada di ruang tamu bersama Sehun, Yixing dan Jungmyeon oppa. Ia terlihat tengah menonton televisi sambil berbaring di sofa panjang yang ada di ruang tamu dorm EXO.
“Makan ini. Kyungsoo oppa sudah membuatkannya untukmu.” Ujarku lalu meletakkan nampan yang ku bawa ke atas meja ruang ramu.
Ia masih terlihat enggan menyentuh makanan yang telah ku bawa itu. Jongin masih saja membaringkan tubuhnya diatas sofa. Sehun sampai beberapa kali menggeleng melihat kelakuan hyungnya itu.
“Mau makan sendiri atau kubantu?” tanyaku. Ia menggeleng. “Cepatlah Jongin-ah, hargai Kyungsoo oppa yang sudah membuatkannya untukmu.”
“Kau bilang kau akan membuatkanku bubur, tapi kenapa Kyungsoo yang membuatnya?” tanyanya.
“Hyung, sudahlah. Sama saja, lagipula akan memakan waktu lagi kalau noona harus memasaknya, yang ada kau tidak akan mau makan nantinya.” Seru Sehun.
“Benar, Jongin-ah. Sama saja, sudah cepat makan.” Seru Yixing gege.
“Suapi aku.” Ujar Jongin pendek dan berhasil membuat para member EXO yang berada di ruang tamu mendesah sebal.
“Jinja, kau kekanakan sekali, Kkamjong-ah.” Seloroh Sehun.
“Sudah, ikuti saja apa yang dia inginkan dibandingkan ia tidak makan sama sekali.” Ujar Jungmyeon oppa menengahi. “Hyura-ya, ikuti saja kemauannya. Aku tinggal dulu. Aku akan pergi sebentar.” Pamitnya.
“Nde, oppa.” Balas Hyura.
“Kau mau kemana, hyung?” tanya Kyungsoo.
“Ada keperluan sebentar. Aku tinggal dulu.” Balas Jungmyeon.
“Paling menjemput leader di dormnya.” Seru Sehun.
Jungmyeon oppa hanya tersenyum sekilas lalu mengambil dompet dan kunci mobilnya yang terletak di sudut meja tamu. Ia langsung melangkahkan kaki dengan segera.
*****
Kai POV
Hyura membantuku bangun dan duduk dengan nyaman di sofa. Pandangan Sehun yang menyebalkan terlihat ketika Hyura membantuku. Yixing hyung mengalihkan pandangannya pada televisi besar yang berada di tengah ruangan, sedangkan Kyungsoo hyung masih berada di dapur menyiapkan makan malam untuk member EXO yang lainnya nanti.
Bagaimana menurut kalian? Apa sikapku kekanankan? Ya, terserah kalian ingin menilainya seperti apa. Tapi yang jelas, untuk saat ini aku tidak ingin Hyura meninggalkanku. Aku akan membuatnya menemaniku seharian ini. Ini harus dilakukannya untuk membayar waktunya yang sudah ia berikan pada Minho hyung seharian kemarin. Dan satu lagi, tolong jangan salahkan Hyura karena aku sakit seperti ini. Kondisi tubuhku memang sudah tidak baik 2 hari belakangan, mungkin semalam adalah puncaknya. Keletihan berlatih menjadi alasannya. Ini tidak ada hubungannya dengan Hyura.
Gadisku ini dengan sabar melayani sikap manjaku. Ya, aku memang sedikit manja ketika sedang sakit. Dulu, ketika aku masih tinggal bersama kedua noonaku, kalau aku sakit mereka akan merawatku dan menemaniku seharian. Sedikit banyak sikap itu masih terbawa hingga saat ini. Sepiring nasi hangat dengan berbagai macam sayuran sudah kuhabiskan. Sebenarnya aku tidak menyukai sayuran, tapi kalau Kyungsoo hyung yang membuatkannya aku pasti bisa memakannya sampai habis. Hyura juga sudah memberikanku obat penurun demam yang sudah dititpkan oleh Jungmyeon hyung sebelumnya.
“Temani aku beristirahat.” Ujarku pada Hyura ketika ia baru saja kembali dari dapur.
“Geure. Tidurlah, kau bisa tidur dibahuku.” Balasnya.
“Shirreo. Temani aku tidur di kamar.” Pintaku.
“Tapi dengan Sehun, ya.” Balasnya. “Sehun-ah, temani kami.” Pintanya pada Sehun.
Ia tidak berani berdua saja denganku di dalam kamar, karena memang sebelumnya ia tidak pernah sampai sejauh itu. Ia bahkan tidak pernah menginap disini walaupun telah menemani kami menyelesaikan jadwal hingga larut malam. Berbeda dengan dorm SHINee, ia bahkan sudah beberapa kali menginap disana dan tidak takut untuk masuk ke dalam kamar para membernya, walaupun hanya berdua saja. Ketika ia datang tadi, aku yakin kalau tidak masuk bersama Sehun atau ada para hyung di kamar bersamaku, ia tidak akan berani untuk masuk.
“Anniyo, aku hanya ingin kau yang menemaniku. Tidak bersama Sehun.” Ujarku.
“Geure, tapi dengan catatan tidak menutup pintunya. Biarkan pintunya terbuka.” Balasnya.
“Arraso.” Balasku akhirnya. Dibandingkan ia tidak mau menemaniku sama sekali, lebih baik aku menyetujui permintaannya.
*****
Pintu kamar Kai hanya tertutup setengah, seperti permintaan Hyura tadi. Kai sudah berada di tempat tidurnya dengan posisi duduk menyandar di kepala ranjang. Hyura hanya duduk disamping tempat tidurnya, menatap namjachingunya itu.
“Cepat tidur. Kau bilang tadi ingin tidur.” Ujarnya.
“Tapi kau akan tetap menemaniku disini, kan, Raa-ya?” balasku. Aku sengaja memanggilnya seperti itu. Minho hyung juga memanggilnya seperti itu. Terdengar berbeda, karena hanya ia yang memanggil Hyura seperti itu. Tidak dengan member lainnya. Seperti sesuatu yang spesial. Air wajahnya berubah. Tidak seperti tadi.
“Jongin, bisa kau tidak memanggilku seperti itu.” Balasnya.
“Wae? Minho hyung saja memanggilmu seperti itu. Kenapa aku tidak bisa memanggilmu seperti itu. Lagipula aku tidak memiliki panggilan khusus untukmu.”
“Hanya ia dan kedua oppaku yang boleh memanggilku seperti itu. Kalau kau ingin memanggilku secara khusus, kau bisa memanggilku dengan panggilan lain.” Balasnya.
“Apa itu panggilan spesial darinya?”
“Anniyo, hanya kedua orang tuaku, Seulong oppa, Hyunsik oppa dan Minho oppa yang boleh memanggilku seperti itu, Jongin-ah. Itu panggilanku dari mereka sejak dulu.”
“Seperti itukah? Bahkan aku, namjachingumu saja tidak boleh memanggilmu seperti itu?”
“Jongin-ah, bisa kau mengerti? Dan jangan membahas ini lagi.” Pinta Hyura.
Aku tahu, ia tidak akan membiarkanku memanggilnya seperti itu walaupun aku adalah kekasihnya. Seperti yang aku bilang tadi, itu panggilan khusus untuknya dan hanya untuk keluarganya dan Minho hyung orang luar dari keluarganya.
“Geure, Hyura-ya, bisa aku meminta sesuatu padamu?” tanya Kai.
“Mwoga? Katakan saja.”
“Hmm.. Bisakah kau mengurangi kedekatanmu dengan Minho hyung?”
“Kau cemburu, Jongin-ah. Dia hanya oppaku, tidak lebih.”
“Anniyo, tapi bisakah kau menghargai posisiku sebagai namjachingumu.”
“Jongin-ah, aku selalu menghargaimu. Tapi kalau melakukan itu, pastinya tidak akan mungkin. Aku kan selalu bekerja dengannya, tidak mungkin bila tidak berada di dekatnya.”
“Kalau begitu pindahlan pada tim EXO. Seperti yang ku bilang dulu.”
“Tidak mungkin, Jongin-ah. Sudah, jangan bertingkah seperti ini. Kalau kau cemburu katakan cemburu, aku akan memperbaiki sikapku. Dan kalau ini ada hubungannya dengan kejadian kemarin, aku minta maaf. Aku tidak akan mengulanginya lagi.” Balas Hyura.
“Aku hanya tidak ingin kau meninggalkan aku dengan kesibukanmu bersama dengan SHINee.” Kai membelai lembut kepala Hyura.
“Tenanglah, ini hanya masalah pekerjaan. Aku juga sedang mencoba untuk menyayangimu. Semuanya masih butuh proses.”
“Geure, arraso.”
“Gomawo, Jongin-ah.” Balas Hyura.
Setelah mennyelesaikan obrolan, Kai akhirnya tertidur. Suhu tubuhnya sudah menurun. Hyura lalu menarik selimut yang digunakan oleh Kai agar lebih menutupi tubuh lead dancer EXO itu. Ia memandang wajah Kai dengan seksama. Sebersit rasa bersalah muncul dalam perasaan Hyura karena sikapnya yang masih belum dapat menentukan namja mana yang ia sayangi. Walaupun ia sudah berstatus sebagai kekasih Kai, namun perasaannya terhadap Minho belum sepenuhnya hilang.
Sebersit perasaan bersalah yang Hyura rasakan pada Kai. Ia memang belum bisa untuk menjauh dari Minho, bukan hanya masalah pekerjaan, namun juga perasaan. Sikap Minho kembali perhatian kepadanya, perhatian yang sama seperti yang pernah ia rasakan dulu. Namun, ia mencoba untuk menganggap perhatian itu adalah perhatian oppa pada dongsaengnya. Akan tetapi, semua itu semakin terasa berubah ketika Minho mulai mengetahui hubungan Hyura dengan Jongin, perhatian itu semakin terus ia berikan secara intens pada dongsaengnya tersebut.
“Mian, Jongin-ah. Aku akan berusaha menyayangimu seperti kau menyayangiku. Semoga pilihanku untuk bersamamu bukanlah kesalahan, aku tidak akan menyakitimu nanti.” Ujar Hyura lalu mengelus kepala Kai lembut. “Aku pamit dulu, Onew hyung mengajakku ke pestanya. Cepat sembuh, aku akan kembali besok.”
Hyura pergi meinggalkan kamar Kai lalu mematikan lampu ruangan tersebut. Jam sudah menunjukan pukul setengah 7 malam. Hyura harus segera kembali ke dorm SHINee untuk memenuhi undangan ulang tahun leader SHINee, Onew.
“Gege, aku pamit dulu. Tolong jaga Jongin. Suhu tubuhnya sudah menurun. Semoga besok ia sudah lebih baik.” Pamit Hyura pada Lay yang sedang melintas di depan kamar Kai.
“Dia sudah tertidur?” tanya Lay.
“Nde, aku pergi dulu. Besok pagi, akan kusempatkan kesini untuk melihatnya lagi.” Balas Hyura.
“Geure, gomawo.” Ujar Lay.
“Oppa-deul, gege, aku pamit dulu. Selamat malam.” Pamit Hyura pada member EXO yang ada di ruang tamu.
“Kau tidak mau makan malam bersama kami dulu?” tanya Baekhyun yang sudah berada di meja makan bersama Chanyeol, Chen dan Sehun.
“Anniyo, oppa. Aku harus pergi ke acara Jinki oppa. Nanti aku akan makan disana saja.” Balas Hyura.
“Berangkat bersamaku saja, Hyura-ya. Aku juga mau kesana. Minho mengundangku untuk ikut.” Ajak Suho. “Member-deul, aku berangkat dulu.” Pamit Suho juga.
*****
Pesta perayaan ulang tahun Onew dan Minho dirayakan di sebuah tempat karaoke di kawasan Gangnam. Beberapa member idol group sahabat SHINee terlihat disana, diluar Suho ada Kyu line, Sunggyu dan Woohyun Infinite dan beberapa idol lain. Keseruan mereka tidak terlalu berpengaruh pada Hyura, karena ia masih memikirkan bagaimana keadaan Kai dan perasaannya.
Hyura ikut dalam pesta ini karena ia menghargai undangan dari Onew. Hanya itu. Beberapa kali Key menyodorkan mic pada Hyura untuk ikut bernyanyi, tapi Hyura menolaknya. Minho menyadari ada yang berubah dari sikap adiknya itu. Tidak seperti tadi pagi ketika ia datang ke dorm SHINee.
“Raa-ya, wae? Kau lelah?” tanya Minho menghampiri Hyura.
“Anniyo oppa. Aku hanya sedang tidak ingin bernyanyi saja.” Balas Hyura.
“Bagaimana keadaan Jongin?”
“Demamnya sudah turun tadi ketika aku pergi kemari. Sudah, kau bergabunglah dengan yang lain. Ini kan pesta perayaan ulang tahun kalian.”
“Untunglah. Besok kau akan kembali kesana?”
“Iya, akan kusempatkan sebentar sebelum pergi ke gereja. Kalian tidak ada schedule bukan untuk besok?”
“Nde, kami masih libur sampai besok. Bagaimana kita pergi bersama? Ajak Seulong hyung dan Hyunsik. Setelah itu kita belanja untuk keperluan natal.”
“Mian, oppa. Sepertinya tidak bisa, besok kedua oppaku itu tidak ada dirumah, mereka ada jadwal. Dan sepulangnya dari gereja mungkin aku akan kembali ke dorm EXO untuk menemani Jongin lagi.”
“Geure. Kau pulang dengan siapa nanti? Mau kuantar?”
“Boleh. Sudah, kau kembali dengan yang lain. Aku disini sendiri saja oppa.” Minho menangguk dan meninggalkan Hyura di sudut sofa.
Sebenarnya, walaupun meninggalkan Jongin, Hyura tetap mengontrol keadaan Jongin melalui Lay. Sedari tadi Hyura selalu mengirim pesan pada Lay menanyakan keadaan Kai. Kai sempat bangun dan menanyakaan keberadaan Hyura, tapi Hyura minta pada Lay untuk mengatakan kalau ia sudah pulang ke rumah, tidak mengatakan kalau ia sedang berada di pesta Onew dan Minho.
*****
H-7 SM Town Week
Hyura sudah berada di ruang latihan EXO. Hari ini member EXO memiliki jadwal untuk latihan kembali, namun karena Kai masih belum pulih sepenuhnya, Suho meminta Hyura untuk menemanni Kai ketika mereka latihan nanti. Suho sudah mengatakan pada Kai untuk tidak ikut latihan karena keadaannya baru saja membaik, namun kalian tahu sendiri bagaimana Kai sangat mencintai dance. Ia tidak akan peduli dengan keadaannya kalau sudah berurusan dengan dance. Maka Suho meminta Hyura untuk menemani mereka, karena saat seperti ini hanya Hyura yang akan di dengar oleh Kai.
“Jongin-ah, sudah dulu latihannya. Kau baru saja membaik.” Ujar Hyura pada Kai yang masih sibuk menggerak-gerakkan tubuhnya padahal member EXO yang lainnya sudah beristirahat.
“Ya, Kkamjong-ah, kau tidak mendengar?” seru Sehun.
“Sebentar lagi.” Balas Kai.
“Cepat beristirahat, kami tidak ingin melihatmu sakit lagi.” Seru Luhan lalu mematikan alunan musik yang mengiringi gerakan Kai.
“Ah, hyung. Aku masih ingin latihan.” Ujar Kai kesal.
“Nanti kita akan latihan lagi, Jongin-ah. Istirahatlah dulu. Kami saja yang sehat sudah kelelahan, kau baru saja membaik.” seru Kris.
“Dengarkan apa kata hyungmu, Jongin-ah. Mereka khawatir terhdapamu.” Ujar Hyura ketika Kai menghampirinya lalu memberikan sebotol minum dan juga handuk kecil.
“Tapi aku masih ingin latihan. Rasanya tubuhku menjadi kaku setelah kemarin seharian berbaring saja.” Balas Kai manja lalu menyenderkan kepalanya di bahu Hyura.
“Eiyss, bisa tidak kau tidak bermanja-manja seperti itu. Ini di kantor, bagaimana kalau yang lain melihatnya. Hubungan kalian bisa diketahui.” Seru Xiumin.
“Biarkan saja, hyung. Kalian juga sudah mengetahuinya bukan?” balas Kai. Hyura hanya pasrah menghadapi sikap manja kekasihnya itu.
“Ya, ya, ya. Kami memang sudah mengetahuinya, tapi bagaimana kalau yang lain juga tau? Bagaimana kalau member SHINee juga ada yang tahu, terlebih Minho hyung? Kau ini.” seru Lay, karena ketika beberapa saat yang lalu ia keluar ruang latihan, ia bertemu dengan para member SHINee yang juga tengah latihan untuk pembuka konser SM Town Week akhir pekan nanti.
“Biarkan saja, aku juga ingin Minho hyung tahu kalau Hyura sudah menjadi kekasihku.” Balas Kai lagi.
“Jongin-ah, apa maksudmu?” tanya Hyura.
“Hanya ingin Minho hyung tahu saja, agar ia juga bisa menjaga jarak denganmu.” Seru Kai.
“Kau cemburu, Jongin-ah?” ledek D.O.
“Anniyo, aku hanya ingin dia tahu saja.” Balas Kai.
“Kau merasa tersaingin dengan Minho?” tanya Suho.
“Tersaingi? Tidak. Kalaupun memang begitu, sudah terbukti aku yang lebih baik, buktinya saja Hyura memilihku menjadi namjachingunya.” Seru Kai percaya diri. “Bukankah begiru, Hyura-ya?”
“Hmm, mungkin. Sudah, bangun. Jangan seperti ini, aku ingin ke toilet dulu.” Balas Hyura.
Kai lalu mengangkat kepalanya dari bahu Hyura dan Hyura segera bangun untuk pergi keluar. Namun, ketika Hyura hendak keluar, matanya melihat sosok laki-laki yang sedang mereka bicarakan tadi berada di depan pintu ruang latihan EXO. Tetapi, laki-laki itu sudah berbalik arah.
*****
Minho POV
Aku baru saja akan memanggil Hyura yang sedang berada di ruangan EXO. Kyungshik hyung memintaku memanggilnya untuk membicarakan kesiapan konsep SM Town Week SHINee nanti. Aku sengaja tidak menelfonya dan menjemputnya langsung di ruang latihan EXO, sekalian akan memberikan selamat pada Jongin atas hubungannya dengan Hyura. Aku melihat Jongin tengah bermanja-manja dengan Hyura disela istirahat latihannya.
Sedikit rasa cemburu merajai hatiku. Walaupun para memberku sudah mengetahui hubungan kedekatanku dengan Hyura dulu, aku tidak pernah sampai bermaja-manja seperti itu di depan mereka. Bahkan kalaupun hal tersebut adalah hal yang sudah biasa aku lakukan. Jongin kau kekanakan sekali.
“Ya, ya, ya. Kami memang sudah mengetahuinya, tapi bagaimana kalau yang lain juga tau? Bagaimana kalau member SHINee juga ada yang tahu, terlebih Minho hyung? Kau ini.” seru Yixing.
“Biarkan saja, aku juga ingin Minho hyung tahu kalau Hyura sudah menjadi kekasihku.” Balas Jongin lagi.
“Jongin-ah, apa maksudmu?” tanya Hyura.
“Hanya ingin Minho hyung tahu saja, agar ia juga bisa menjaga jarak denganmu.” Seru Jongin.
“Kau cemburu, Jongin-ah?” ledek Kyungsoo.
“Anniyo, aku hanya ingin dia tahu saja.” Balas Jongin.
“Kau merasa tersaingin dengan Minho?” tanya Jungmyeon.
“Tersaingi? Tidak. Kalaupun memang begitu, sudah terbukti aku yang lebih baik, buktinya saja Hyura memilihku menjadi nemjachingunya.” Seru Jongin percaya diri. “Bukankah begiru, Hyura-ya?”
Namun, apa yang baru saja aku dengar dari mulut Jongin membuatku agak kesal dengannya hingga akhirnya aku membatalkan niatku untuk memberi ucapan selamat kepadanya. Menjaga jarak katanya? Aih, Kim Jongin kau terlalu kekanakan. Lihat saja Jongin, aku tidak akan pernah menjauhi Hyura hanya karena ia adalah kekasihmu. Walau bagaimanapun, ia adalah adikku. Aku jauh lebih mengenalnya dan jauh mengenalnya lebih dulu dibandingkan dirimu.
Hyura terlihat tidak mau menjawab pertanyaan Jongin itu. Aku tahu, kalau Jongin lebih berani dibandingkan diriku untuk mengakui perasaannya pada Hyura, tapi itu bukan berarti dia lebih baik dibandingkan aku. Ingat itu. Akhirnya aku memutuskan untuk tidak jadi menjemput Hyura dan meghubunginya lewat telfon saja. Baru saja aku akan menelfonnya, tiba-tiba..
“Oppa..” panggil yeoja yang suaranya sudah sangat kukenali, Hyura.
“Ah, nde. Kau darimana?” tanyaku. Pertanyaan paling tidak bermutu yang pernah kuajukan. Sudah jelas dia dari ruang latihan EXO.
“Dari ruang latihan EXO. Darimana lagi. Kan di lorong ini hanya ada ruang latihan EXO.” Balasnya.
“Menemani Jongin?”
“Anniyo, menemani EXO tepatnya. Jungmyeon oppa memintaku menemani mereka, sebenarnya untuk mengawasi Jongin, karena ia keras kepala memaksa untuk ikut latihan.”
“Ah, nde.”
“Oppa, aku melihatmu tadi. Kau ingin menemui member EXO?”
“Anniyo. aku hanya lewat saja.” Bohongku. “Kau mau kemana?”
“Geure.” Balasnya. “Aku ingin pergi ke toilet.”
“Bisa kau ketempat SHINee setelah itu. Kyungshik hyung ingin bertemu denganmu.”
“Jadi kau tadi ingin menemuiku? Baiklah, nanti aku akan langsung ke ruang latihan kalian.”
“Baiklah, aku duluan.”
*****
Ruang latihan SHINee sudah terlihat lengang. Para membernya sudah beristirahat di pokok ruangan. Bersender di kaca ruang latihan dan ada juga yang berbaring di sofa ruangan. Jonghyun terlihat sedang meletakan kepalanya di bahu Minji. Karena kesibukan SHINee di Jepang beberapa bulan ini, Jonghyun dan Minji jarang bertemu, maka tidak heran sekarang mereka memanfaatkan waktu yang ada untuk bersama. Walaupun hanya di ruang latihan SHINee.
Minho sedikit jengah dengan kegiatan bermanja-manja yang dilakukan oleh Jonghyun dan Minji. Ia kembali teringat bagaimana Kai bermanja-manja di ruang latihan EXO dengan Hyura tadi. Sama, tapi dengan feel yang berbeda.
“Aish, hyung. Bisakah kalian tidak bertingkah seperti itu. Aku risih melihatnya.” Seru Minho yang berhasil menyadarkan kembali keempat member SHINee yang tengah dalam dunia mereka masing-masing sebelumnya.
“Wae? Kami hanya menikmati waktu kami yang tehambat oleh jadwal saja. Kenapa kau? Sinis sekali.” Ujar Jonghyun.
“Minho hyung, ada apa dengan dirimu. Kau tidak bisa bertemu dengan Hyura tadi? Makanya kau seperti ini?” tanya Taemin yang kembali sibuk membalas pesannya dengan Naeun.
“Tapi tidak disini juga hyung. Kau kan bisa melakukannya di tempat lain.” Balas Minho.
“Dimana, Choi Minho? Dorm? Tidak mungkin. Seminggu ini saja kita akan menghabiskan waktu di sini, konser untuk kita semakin dekat.” Balas Jonghyun.
“Ya, terserahmu. Dimana saja, asalkan jangan disini.” Balas Minho.
“Ya, Choi Minho. Ada apa denganmu? Dulu kau biasa saja kalau Jonghyun hyung dan Minji noona bermesraan. Kenapa belakangan ini kau sensitif sekali.” Seru Key.
“Minho-ya, waeyo?” tanya Onew pelan.
“Anniyo, hyung. Dwesso.” Balas Minho singkat lalu menenggelamkan dirinya dibalik jaket dan menyumpal kupingnya dengan headset.
“Aish. Aneh sekali kau hyung.” Seru Taemin.
*****
Seorang gadis berjalan menuju ruang latihan SHINee sekembalinya ia dari cafetaria gedung SM. Hyura baru saja selesai bertemu dengan Kyungshik untuk membicarakan persiapan SM Town Week SHINee akhir minggu ini. 7 gelas iced coffee sudah berada di tangannya dan juga beberapa bungkus makanan ringan.
“Annyeong oppa..” seru Hyura ketika baru saja membuka pintu ruang latihan SHINee.
“Ah, Hyura-ya, wasseo?” ujar Jonghyun.
“Nde oppa. Ini untuk kalian.” Balas Hyura.
“Apa yang kau bawa?” Tanya Key. “Lee Taemin, bantu Hyura membawanya.” Titah Key.
“Gwenchana oppa.” Balas Hyura. “Aku sudah menamainya. Kalian bisa mengambil milik kalian satu-satu.”
“Untukku juga ada?” tanya Minji.
“Nde, untukmu juga ada eonnie.” Balas Hyura. “Ini..”
“Gomawo, Hyura-ya.” Balas Minji.
“Cheonmaneyo eonni.” Balas Hyura. “Oppa, dimana Minho oppa?” tanya Hyura karena ia tidak melihat Minho di ruang latihan SHINee itu.
“Oppamu itu?” tanya Key.
“Kalian juga oppaku, Kibum oppa.” Balas Hyura.
“Hmm, ndee..” balas Key.
“Dimana dia?” tanya Hyura lagi.
“Itu, kau buka saja yang ada dibalik jaket merah itu.” Ujar Jonghyun.
“Iya, kau buka saja siapa yang ada dibalik jaket merah itu. Kau akan tahu Minho ada dimana.” Tambah Onew.
Hyura menghampiri sofa yang sedang ditiduri oleh Minho dan menyingkap jaket yang menutupi wajah Minho.
“Aish, jinjja. Kebiasaan sekali kalau tidur menutup mukanya seperti ini dan headset juga masih terpasang.” Seru Hyura.
Ia lalu mencopot headset yang terpasang pada telinga Minho dan hal itu membuat Minho terbangun. Minho menarik tangan Hyura yang sedang mencopot headsetnya dan reflek Hyura menjadi terhuyun jatuh ke arah Minho. Untungnya Minho sigap menahan kedua bahu Hyura sehingga Hyura tidak jatuh menimpahnya. Namun, ketika itu, pintu ruang latihan SHINee terbuka, Kai berada disana.