When Love Bring You Back
Part 15
Author : tiara ekha (@khaiicheen)
Tell the truth?
13 Desember 2013
3 orang namja tengah mengobrol santai di kamar Seulong. Minho, Hyunsik dan Seulong. Minho baru kembali semalam dari Jepang bersama dengan member SHINee lainnya. Dan entah ada angin apa, di hari Jumat pagi itu Minho berkunjung ke rumah Hyura. Hyura sendiri masih tertidur, padahal jam sudah menunjukan hampir pukul 9 pagi. Semalam Hyura pulang hampir larut malam, karena ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan mampir ke salah satu kawasan perbelanjaan, Myeongdong untuk membeli hadiah ulang tahun Minho dan Onew. Namun sayangnya tidak ada satu pun hadiah yang dapat ia temukan untuk kedua member SHINee itu.
“Minseok hyung mengajak kita berkumpul lagi seperti dulu.” Ujar Minho.
“Sepertinya menyenangkan. Kapan?” tanya Seulong.
“Molla, kita harus menyesuaikan jadwan dulu hyung.” Balas Minho.
“Benar, sampai akhir tahun ini juga jadwalku cukup padat.” Balas Seulong.
“Setuju. Aku juga masih dalam masa promosi sampai akhir tahun nanti.” Balas Hyunsik.
“Tapi eomma bilang kalau ia akan membuat open house ketika natal nanti. Bagaiamana kalau saat perayaan natal saja?” tanya Minho.
“Ide bagus, aku sudah mengosongkan jadwal khusus dihari itu dan juga di ulang tahun Hyura nanti.” Seru Hyunsik.
“Nde, boleh saja.” Balas Seulong.
“Ah, iya. Sebentar lagi adik bungsu kita itu akan berulang tahun. Aku sampai lupa.” Ujar Minho.
“Kau sudah benar-benar menganggapnya adik hyung?” tanya Hyunsik.
“Ya, untuk saat ini, tapi aku tidak tahu bagaimana jika nanti kedepannya.” Balas Minho.
Hyunsik dan Seulong berhenti membicarakan hubungan Hyura dengan Minho. Mereka tidak ingin bila nanti salah satu dari keduanya salah bicara apalagi jika sampai kelepasan mengungkap hubungan Hyura dan Kai. Mereka ingin Hyura dan Minho sendiri yang membicarakannya.
Dengan masih menggunakan celana tidur pendek dan kaos yang agak kebesaran, Hyura masuk ke kamar Seulong. Kebiasannya bila sang kakak berada di rumah. Setelah bangun tidur, Hyura selalu ke kamar Seulong untuk mengganggu kesibukan oppanya itu, karena jika ketiganya sedang berada di rumah, kamar Seulong selalu menjadi tujuan Hyunsik dan Hyura ketika baru bagun tidur. Ketika melihat Minho, Hyura sempat kaget dengan keberadaan laki-laki itu.
“Kau sudah bangun, Raa-ya?” tanya Seulong.
“Hoaam.. nde oppa.” Balas Hyura yang sebenarnya masih mengantuk dan mengucek matanya. “Kau disini oppa?” tanya Hyura yang kaget melihat Minho.
“Kalau di dorm saja kau bangun lebih dulu. Sekarang, dirumahmu sendiri kau bangun paling akhir. Aissh...” balas Minho.
“Semalam aku pulang terlambat oppa. Ada keperluan. Sejak kapan kau disni?” tanya Hyura.
“Keperluan apa? Keperluan dengan Jongin?” tanya Minho.
“Aaa.. anniyo. Ada keperluan lain dan itu bukan dengan Jongin.” Balas Hyura lalu berjalan menuju empat tidur Seulong, mengusir Hyunsik yang tengah berbaring disana. “Lalu kau tumben sekali mengunjungi kami disini dan masih pagi. Ada apa oppa?”
“Anniyo, hanya sedang ingin berkunjung saja. Kebetulan Seulong hyung dan Hyunsik juga ada disini. Sudah lama aku tidak mengunjungi kalian dan juga eommonim.” Jelas Minho.
“Alasan..” seru Hyunsik.
“Nde, alasanmu klise. Wae? Tumben sekali.” Tanya Hyura.
“Aku ingin mengajak kalian pergi hari ini. Maka aku datang kesini.” Balas Minho.
“Oppa, geseer.” Rengek Hyura.
Hyura kembali menyuruh Hyunsik untuk pindah dari tempat tidur Seulong. Seulong yang sedang memainkan ponselnya dipinggir tempat tidur hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja. Minho pun sama, ia yang sedang duduk di kursi meja belajar Seulong hanya tersenyum geli melihat pertengkarang kakak-adik ini yang tidak berubah sejak dulu.
“Baru saja bangun, sudah tidur lagi. Dasar gadis pemalas.” Seru Hyunsik.
“Mwo? Apa katamu? Aku bukannya malas. Aku hanya masih mengantuk.” Balas Hyura.
“Kalau masih mengantuk tidur kembali sana dikamarmu. Jangan disini. Kau tidak lihat banyak namja disini?” seru Hyunsik lagi.
“Biarkan saja. Kalian kan oppaku, aku tidak takut kalau dengan kalian.” Balas Hyura. “Oppa, cepat geser.” Seru Hyura lalu menggeser Hyusik dan merebut selimut yang sedang digunakan oppanya itu.
“Kau yakin?” tanya Hyusik lalu melirik Minho jahil.
“Kalian mau apaa? Oppaaa, andwee.” Seru Hyura.
Minho dan Hyunsik semakin memunculkan evil smirk keduanya untuk menjahili Hyura. Kalau diingat-ingat lagi, terakhir kali mereka bercanda seperti ini 6 tahun lalu. Sudah sangat lama.
“Katamu kau tidak takut dengan kami. Sekarang kenapa kau berteriak?” tanya Hyunsik. Minho tidak berkomentar apapun, ia hanya mengikuti instruksi Hyunsik untuk menjahili adiknya itu.
“Seulong oppa. Tolong aku...” teriak Hyura lalu melemparkan bantal yang sedang digunakannya pada Hyunsik dan juga Minho.
“Sudah-sudah, kalian ini. Sejak dulu tidak pernah bosan menjahili Hyura. Dia bukan lagi gadis kecil yang dulu. Dia sudah dewasa.” Seru Seulong.
“Tapi dia tetap saja adik kita yang menggemaskan, hyung.” Balas Minho.
“Yaa, aku memang adik kalian. Sampai kapan pun akan menjadi adik kalian. Tapi bisa kah kalian berhenti mejahiliku seperti ini. Jinja, kalian selalu seperti ini.” seru Hyura.
Hyunsik dan Minho kembali mejahili satu-satunya gadis diantara mereka. Siang ini Minho berencana akan mengajak Hyura pergi bermain ke salah satu theme park untuk menemaninya menghabiskan waktu istrirahatnya dari perusahaan. Minho sengaja sudah meminta izin untuk mengajak Hyura pergi langsung pada Youngmin sajangnim. Sang CEO pun memberikan izinnya mengingat sebulan belakangan ini juga Hyura dan tim SM Town Week sudah bekerja keras untuk memperispakan rangkaian konser akhir tahun mereka.
*****
“Kalian akan ikut kami bukan?” tanya Hyura ketika keempatnya sudah berada di ruang makan. Nyonya Im sudah menyiapkan makanan untuk mereka, namun karena ada urusan pekerjaan, nyonya Im harus meninggalkan keempatnya makan tanpa ditemani.
“Mian, aku harus kembali ke kantor. Aku masih harus latihan untuk comebacku. Kalian pergi saja berdua.” Ujar Hyunsik jail.
“Nde, aku juga tidak bisa menemani kalian. Mian, aku sudah berjanji dengan Jokwon untuk menonton drama musikalnya.” Balas Seulong.
“Gwenchana, hyung. Aku akan pergi dengan Hyura saja. Kalian tidak perlu khawatir. Aku akan menjaganya.” Ujar Minho.
“Kami tidak akan khawatir bila si maknae ini pergi denganmu, hyung. Jaga dia baik-baik. Jangan sampai di hilang. Nanti akan ada yang panik jika dia hilang.” Ujar Hyunsik.
“Oppa, memangnya aku masih anak balita? Aku sudah besar oppa.” Seru Hyura.
“Ya, kau sudah besar.” Balas Seulong memotong obrolan mereka sebelum kembali menghabiskan makannan mereka.
*****
Lotte World, Seoul
Matahari sudah berada tepat diatas kepala ketika Minho dan Hyura menginjakkan kaki di salah satu theme park ternama di Korea itu. Sebenarnya Hyura agak heran dengan alasan mengapa Minho tiba-tiba mengajaknya pergi hari ini. Tanpa ada pemberitahuan apapun, tiba-tiba ia sudah berada di rumahnya pagi hari lalu mengajaknya pergi hari ini dan sudah meminta izin juga pada CEO SM untuk mengajaknya pergi dan tidak datang ke kantor hari ini.
“Oppa, ada angin apa kau tiba-tiba mengajakku pergi hari ini?” tanya Hyura pada laki-laki yang saat ini sudah dalam penyamarannya. Jumper biru dongker dengan kacamata dan topi andalannya.
“Anniyo. Hanya ingin mengajakmu jalan saja. Kau tidak senang?” tanya Minho kembali.
“Bukan seperti itu, tapi tumben sekali. Kau kan baru kembali dari Jepang semalam. Seharusnya kau beristirahat.”
“Saat ini pun aku beristirahat. Makanya aku mengajakmu untuk menemaniku menemani istirahatku sekarang.”
“Ndee, terserahmu saja. Lalu sekarang kita mau kemana?” tanya Hyura.
“Bagaimana kalau Roller Coaster?”
“Kajja.”
Hyura dan Minho sedang berada dalam antrian menunggu giliran mereka untuk menaiki wahana yang menantang adrenalin itu. Keduanya memang sangat menyukai permainan yang menantang adrenalin mereka. Pengunjung Lotte World memang tidak sedang dalam keadaan yang ramai, mengingat hari ini masih hari kerja. Walaupun sudah ada beberapa orang yang sudah bisa menikmati weekend mereka. Keduanya juga bisa menikmati jalan-jalan mereka dengan lebih santai, karena tidak ada yang mengenali Minho.
“Kau sudah siap?” tanya Minho.
“Of course, oppa.” Seru Hyura.
Keduanya menikmati keseruan ketika menaiki wahana roller coaster tersebut. Teriakan penuh keseruan terdengar jelas dari keduanya. Beberapa kali Minho menoleh, melihat wajah ceria Hyura yang sudah ia rindukan belakangan. Senyuman pun mengembang di wajah tampannya.
Setelah selesai menikmati wahana tersebut, keduanya memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar dan duduk di salah satu bangku taman yang berada di sepanjang jalan yang mereka lalui. Minho membelikan Hyura segulung permen kapas dan segelas minuman dingin.
“Minum ini...” ujar Minho.
“Gomawo, oppa.” Balas Hyura. Minho membalasnya dengan senyum.
“Raa-yaa, kapan lagi kita akan jalan-jalan seperti ini?” tanya Minho.
“Entahlah, tunggu jadwalmu lengang dulu sepertinya.” Balas Hyura sambil mencubiti permen kapas yang dibeli Minho.
“Geure, tapi kau berjanji akan menemaniku main seperti ini lagi? Yaksok?” tanya Minho lalu mengajukan jari kelingkingnya pada Hyura.
“Yaksok.” Balas Hyura lalu mengaitkan jari kelingkingnya pada kelingking Minho.
Kaitan kelingking keduanya harus terpaksa terputus ketika ponsel Hyura berdering. Jongin, call. Hyura segera menjawab panggilan telfon dari Jongin itu dan meninggalkan Minho sebentar.
“Yobboseo?” ujar Hyura.
“Nan eodiya?” balas Kai.
“Aku? Ah, mian aku tidak mengabarimu. Aku sedang berada di Lotte world.”
“Kau sendiri?”
“Anniyo, aku bersama Minho oppa. Ia mengajakku. Tadi pagi ia menjemputku.” Balas Hyura polos.
“Berdua saja?”
“Nde..”
“Geure, kalau begitu aku tutup telfonnya.” Ujar Kai.
“Nde, annyeong Jongin-ah.” Balas Hyura.
Entah sadar atau tidak, Hyura sangat polos ketika menjawab panggilan Jongin. Ia terlalu polos mengakui semuanya pada Jongin kalau ia sedang pergi berdua saja dengan Minho di Lotte World.
“Siapa?” tanya Minho ketika Hyura baru saja kembali.
“Jongin.” Balas Hyura polos.
“Ahh, dia mencarimu?”
“Nde, aku tidak mengabarinya tadi, makanya ia mencariku.”
“Mengabarinya?”
“Nde, aku lupa.”
“Kau selalu mengabari kegiatan yang kau lakukan padanya?” tanya Minho penuh selidik.
“Nde, oppa. Wajar bukan bila seorang yeoja mengabari apa yang sedang dilakukannya pada namjachingunya?” balas Hyura polos lalu menoleh pada Minho.
“Namjachingu?” tanya Minho kaget. Hyura juga tidak kalah kaget ketika menyadari apa yang baru saja ia katakan. “Kau berkencan dengan Jongin, Raa-ya?”
“Aaa.. anniyo oppa. Bukan seperti itu maksudku.” Elak Hyura.
“Jawab saja, Raa-ya. Kau berkencan dengan Jongin?” tanya Minho lagi. Namun kali ini ia sudah bisa menahan emosi serta keterkejutannya dengan apa yang baru saja ia dengar dari Hyura.
“Mian, oppa. Aku tidak bercerita padamu.”
“Jadi, selama kami di Jepang kau jalan dengan Jongin. Dan ini juga salah satu alasanmu, kenapa kau tidak menghubungiu selama SHINee berada di Jepang?” tanya Minho lagi.
“Mian, oppa. Bukan karena itu.” Pelupuk mata Hyura sudah digenangi air mata. Sekali kedip saja, pipi Hyura akan langsung meghasilkan anak sungai.
“Geunde, wae? Bisa kau jelaskan padaku?” tanya Minho lagi. Ia tahu kalau Hyura sudah menangis karena merasa bersalah. Ini salah satu kebiasaan Hyura ketika ia sedang panik.
“Mian oppa, aku tidak memberitahumu dan menceritakannya padamu. Aku tidak ingin mengganggu kegiatanmu dengan SHINee selama di Jepang. Aku memang sibuk belakangan ini, makanya aku jarang menghubungimu. Aku juga jarang menghubungi member SHINee dan EXO yang lainnya.” Jelas Hyura dengan diselingi suara isak tangis. “Mengenai hubunganku dengan Jongin, aku merasa nyaman jika berada di dekatnya. Sama ketika aku berada di dekatmu dulu. Geunde, oppa. Mian, walaupun Jongin lebih muda dariku, aku nyaman dengan perhatian yang ia berikan padaku. Ia bisa membantuku menghilangkan rasa sukaku padamu yang dulu.” Ujar Hyura lagi. Minho hanya mengangguk tanpa expressi.
*****
Minho POV
Kecewa? Ya, aku sangat kecewa ketika mendengar pengakuan Hyura tadi. Menyesal? Ya, aku menyesal karena aku terlambat untuk mengakuinya kembali. Marah? Mungkin. Entahlah, semua perasaan bercampur aduk dalam perasaanku saat ini. Tapi, apa yang bisa aku lakukan untuk menyampaikannya? Marah pada Hyura? Tidak mungkin, ini pilihannya. Aku pun tidak punya hak untuk marah atau melarang pilihannya itu.
“Mian oppa, aku tidak memberitahumu dan menceritakannya padamu. Aku tidak ingin mengganggu kegiatanmu dengan SHINee selama di Jepang. Aku memang sibuk belakangan ini, makanya aku jarang menghubungimu. Aku juga jarang menghubungi member SHINee dan EXO yang lainnya.” Jelas Hyura dengan diselingi suara isak tangis. Aku tidak pernah tega bila harus melihatnya menangis. Dengan alasan apapun, aku benci dengan orang yang membuatnya menangis. Dan saat ini, aku lah yang membuatnya menangis. Aku benci pada kebodohan yang telah kulakukan.
“Mengenai hubunganku dengan Jongin, aku merasa nyaman jika berada di dekatnya. Sama ketika aku berada di dekatmu dulu. Geunde, oppa. Mian, walaupun Jongin lebih muda dariku, aku nyaman dengan perhatian yang ia berikan padaku. Ia bisa membantuku menghilangkan rasa sukaku padamu yang dulu.” Ujar Hyura lagi.
Aku hanya mengangguk pelan tanpa expressi dan juga suara. Hyura pun masih menundukkan kepalanya, masih menangis dan mencoba menenangkan emosinya. Aku pun refleks merangkulnya dan mengusap bahunya pelan.
“Oppa, bisakah kau mendukung pilihanku? Mendukung hubunganku dengan Jongin?” tanya Hyura lalu menoleh kepadaku.
Aku bingung. Entah jawaban apa yang harus aku berikan padanya. Jawaban jujur atau egois? Setelah memikirkannya lebih jauh, aku tahu apa yang harus kukatakan.
“Nde, berbahagialah dengan Jongin. Aku akan mendukung apapun pilihanmu. Bukankah sebagai oppa, aku harus mendukung apapun pilihan adikku?” tanyaku lalu tersenyum.
*****
Hyura POV
Aku tahu, senyuman Minho oppa adalah senyuman yang sedkit dipaksakan. Aku menyadarinya, karena aku pun pernah melakukannya dulu. Senyuman yang seolah menggambarkan kalau ia kuat dan dapat menerima pilihanku, namun dibaliknya ia kecewa dengan apa yang baru saja aku katakan.
“Oppa, jeongmal mianhe.” Ujarku.
“Gwenchana, aku tidak salah, Raa-ya. Itu pilihanmu.” Balasnya.
Sesungguhnya ini lah yang aku takutkan selama ini. Aku tidak ingin menyakiti siapapun dengan pilihanku. Tidak Jongin dan juga Minho oppa. Tapi sekarang, aku harus siap dengan apapun yang sudah kupilih. Aku akan menyayangi Jongin dengan lebih tulus, seperti ia menyayangiku. Dan menyayangi Minho sebagaimana aku menyayangi kedua oppaku.
“Sudah, jangan menangis lagi. Aku tidak ingin melihatmu menangis. Kau sangat jelek ketika menangis.” Ujarnya lalu menarik majahku dan mengusap air mata yang sudah mengalir di kedua pipiku lalu mengecup keningku. Satu hal yang selalu mampu membuatku tenang lebih dari apapun. Aku lalu membalasnya dengan senyum. “Aku melakukan ini karena kau adalah adikku dan boleh aku meminta sesuatu?” tanyanya lagi.
“Nde, apa oppa? Katakanlah.” Balasku.
“Bisa kau menemaniku seharian ini? Menghabiskan waktuku sampai selesai sebagai Hyura? Hyura yang bukan kekasih Jongin. Hyura sahabat kecilku dulu?” Aku mengangguk. “Tenang. Aku akan menjelaskannya paada Jongin. Kau tidak perlu khawatir.”
“Nde, aku akan menemanimu.” Balasku.
“Baiklah. Aku akan menganggap ini kado ulang tahunku darimu.” Ujarnya.
Ulang tahun? Astaga. Aku sampai lupa mengucapkan selamat ulang tahun padanya secara langsung. Ketika ulang tahunnya beberapa hari yang lalu, aku sduah mengucapkan selamat padanya melalui pesan singkat, tapi belum mengucapkannya secara langsung. Dan, aku pun belum sempat membelikannya hadiah, juga hadiah untuk Jinki oppa besok. Im Hyura, kau ini.
“Oppa, saengil chukkae. Mian baru mengucapkannya secara langsung padamu.” Ujarku. “Semoga kau bisa bahagia dengan apa yang kau jalani sekarang. Bisa cepat mengenalkanku siapa pasanganmu. Aku ingin kita bisa double date ketika kita memiliki kesempatan untuk jalan seperti ini lagi. Seperti aku dengan Taemin dan Naeun.”
“Nde, cheonmaneyo, Raa-ya. Semoga saja. Doakan yang terbaik.” Balasnya lalu tersenyum manis dan mengacak kepalaku perlahan.
“Kado untukmu menyusul oppa.” Ia hanya tersenyum lagi kemudian merangkulku dan mengajakku kembali berjalan menghabiskan waktu liburannya.
*****
Kai POV
Apa yang barusan ia katakan? Sedang jalan berdua saja dengan Minho hyung. Ya, Im Hyura, kau ini polos atau apa? Kenapa kau jujur sekali mengatakan kalau kau sedang pergi berdua saja dengan Minho hyung. Aish, aku cemburu.
Seharian ini Hyura tidak menghubungiku sejak pagi, tidak lewat pesan ataupun lewat telfon. Tidak ada sama sekali. Ketika hampir menjelang sore, aku memutuskan untuk menelfonnya dan seperti yang ku jelaskan sebelumnya, ya dia sedang bersama dengan Minho hyung. Cemburu? Tentu saja, aku cemburu. Saking asyiknya ia pergi bersama Minho hyung, ia sampai lupa mengabariku, namjachingunya.
“Kkamjong-ah, wae?” tanya Lay ketika keduanya hanyalah member yang tersisa di ruang latihan EXO.
“Anniyo, hyung. Gwenchana.” Balasku.
“Wae? Ceritakanlah?”
“Dweso. Nan gwenchana hyung.”
“Baiklah, terserahmu saja. Aku ke toilet dulu.” Pamit Yixing hyung. Aku hanya menangguk.
Untuk menghilangkan rasa kesalku, aku melampiaskannya pada kecintaanku, dance. Segala jenis lagu ku putar dan tubuhku terus kugerakan untuk melupakan kekesalanku pada sikap Hyura hari ini.
*****
Hyura sudah kembali ke rumahnya setelah Minho mengantarnya tadi. Minho tidak mampir dan memutuskan untuk segera kembali ke dorm karena ia dan ketiga member SHINee lainnya, Jonghyun, Key dan Taemin akan mempersiapkan pesta kejutan untuk ulang tahun Onew. Ketika ulang tahun Minho kemarin, keempat member yang lain pun sudah memberikan pesta kejutan untuknya, walaupun ada yang kurang, yakni ketidak hadiran Hyura diantara mereka.
Sekembalinya pergi dengan Minho, Hyura langsung menelfon Kai untuk menanyakan kabar kekasihnya itu. Beberapa kali Hyura menelfonnya tapi tidak diangkat. Mungkin ia sedang latihan bersama dengan member yang lainnya. Pikir Hyura.
Besok pagi, Hyura harus berada di dorm SHINee untuk memberikan kejutan ulang tahun Onew. Tapi sampai saat ini, Hyura belum membeli kado, baik untuk Onew maupun Minho. Akhirnya, setelah menyegarkan diri, ia memutuskan untuk pergi ke kawasan perbelanjaan Cheongdam untuk membeli hadiah bagi kedua member SHINee itu.
Setelah berkeliling kurang lebih 1 jam, Hyura akhirnya menemukan hadiah yang sesuai untuk Onew dan Minho. Snapback hitam berkombinasi denim untuk Onew dan sebuah tas ransel kulit bewarna coklat untuk Minho. Kedua hadiah tersebut juga sudah ia bungkus, untuk besok siap ia berikan kepada member yang berulang tahun itu.
*****
Minho POV
Satu hal yang aku takutkan adalah sikapku yang akan berubah menjadi canggung ketika perjalanan pulang setelah kejadian tadi. Tapi untungnya, aku bisa mengendalikan emosiku agar terlihat santai di depan Hyura. Sesungguhnya, aku masih merasa kecewa dengan hubungan yang terjalin antara Hyura dan Jongin. Namun, aku harus dengan lapang dada menerima pilihan itu. Aku juga yang membuatnya melakukan itu, semuanya memang berawal dari kesalahanku sendiri.
Saat ini aku memutuskan untuk selalu mendukung apapun pilihan Hyura dan mengesampingkan egoku sendiri untuk mempertahankannya tanpa status. Ya, mungkin ini adalah konsekuensi yang harus kuterima dari keputusanku untuk menganggapnya hanya sebagai dongsaeng. Aku memang menyayanginya, namun. Ya, aku tidak bisa egois. Aku mencoba meyakinkan diriku sendiri kalau aku tidak akan kehilangan seluruh perhatiannya, buktinya seharian ini saja ia mau menemaniku menghabiskan waktu di Lotte World.
Tenang, Choi Minho. Hyura tidak akan meninggalkanmu. Tidak akan. Kau akan tetap menjadi oppanya, kau tetap menjadi Choi Minho baginya. Tidakkah kau ingat dengan janjinya di rumah sakit beberapa waktu yang lalu? Batinku.
To : Hyura
Selamat beristirahat.
Terima kasih telah menemaniku seharian ini.
Besok, jangan lupa untuk ke dorm SHINee pagi-pagi.
Kita buat kejutan untuk Jinki hyung.
*****
Dorm SHINee, 14 Desember 2013
Sebuah blueberry cake sudah berada diatas meja makan dorm SHINee. Minho dan Taemin sedang menancapkan beberapa batang lilin diatasnya. Hari ini adalah ulang tahun Onew. Jonghyun sedang berjaga-jaga di depan pintu kamar Onew sejak tadi. Hari ini keempat member SHINee itu sengaja bangun pagi-pagi sekali untuk memberikan kejutan untuk Onew. Semalam, keempatnya sengaja tidak melakukan pesta kejutan untuk sang leader dan berpura melupakannya tanpa ada satupun yang mengucapkan selamat ulang tahun untuk si pecinta ayam itu.
Hyura juga sudah nampak di dorm SHINee sejak jam masih menunjukkan pukul 7 pagi. Ketika saat itu Minho, Jonghyun dan Taemin belum bangun. Hanya Key yang sudah bangun dan menyambut Hyura di dorm SHINee. Saat ini, jam di dorm SHINee sudah menunjukkan pukul 9 pagi dan tidak ada tanda kalau Onew sudah bangun dari tidurnya. Padahal, biasanya Onew lah member yang selalu bangun lebih dulu dibandingkan yang lainnya. Kelima orang itu akhirnya memutuskan untuk langsung memberikan kejutan bagi sang leader.
Pintu kamar Onew dibuka dengan kencang oleh Jonghyun dan membuat Onew yang baru saja membuka matanya terkejut dengan kegaduhan yang dibuat oleh sang lead vocalist. Baru saja Onew akan memarahi Jonghyun namun batal karena melihat keempat membernya dan juga Hyura datang dengan membawa sebuah kue yang dihiasi oleh beberapa batang lilin.
“Saengil chukkae, hyung. Whoaa, leader kita sudah semakin tua sepertinya.” Seru Minho.
“Nde, Jinki hyung semakin tua, usianya sudah seperempat abad.” Lanjut Taemin.
“Tiup lilinnya dulu hyung sebelum mereka meleleh diatas cakenya.” Ujar Key. Onew pun meniup lilin yang berada diatas cake yang dibawa oleh Key.
“Chankam, aku lupa.” Potong Hyura lalu keluar menuju dapur. Ia lalu mebali dengan membawa 6 buah cupcake dari tas yang dibawanya. Sebuah lilin berangka 23 menyala diatasnya. “Mian terlambat memberikanmu kue juga, oppa.” Ujar Hyura lalu memeberikan cupcake yang dibawanya pada Minho.
“Saengil chukkae uri hyung-deul.” Seru Taemin.
“Nde, saengil chukkae untuk kalian berdua.” Ujar Jonghyun.
“Selamat ulang tahun untukmu oppa. Semoga ditahun ini kau bisa memiliki pacar. Jangan sampai dilangkahi lagi oleh para dongsaengmu.” Ujar Hyura ketika mengucapkan selamat pada Onew.
“Amin, semoga saja. Doakan saja yang terbaik, tapi sepertinya aku juga sudah dilangkahi lagi oleh salah satu dongsengku.” Balas Onew jahil. Hyura hanya tersenyum sepintas lalu melirik Onew sinis.
“Nde hyung, jangan sampai kau dilangkahi lagi oleh para dongsaengmu. Cukup 3, jangan sampai kami semua melangkahimu.” Ujar Minho.
“Melangkahi? Siapa yang sudah melangkahi Jinki hyung lagi? Kau bilang 3, hyung? Nugu?” tanya Taemin penasaran.
“Kau sudah mengetahuinya, Minho-ya?” Minho hanya mengangguk.
“Nugu-ya, Minho ya? Kau? Dengan Hyura?” tanya Key.
“Bukankah baru aku dan Taemin yang memiliki pasangan?” tanya Jonghyun yang juga penasaran.
“Anniyo, oppa.” Elak Hyura.
“Nugu, hyung?” rengek Taemin penasaran.
“Kau tanyakan sendiri pada sahabatmu.” Ujar Onew.
“Sahabatku? Jongin?” tanya Taemin. Onew hanya mengangguk lalu tersenyum. “Aish, jinja. Anak itu tidak memberi tahuku. Hyura-ya, sejak kapan?” tanya Taemin lagi.
“Mian, aku yang memintanya untuk tidak mengatakannya pada siapapun.” Ujar Hyura.
“Daebak..!!!” seru Key. “Lalu kau bagaimana pangeran kodok?” tanya Key pada Minho.
“Naega? Ada apa denganku?” tanya Minho polos.
“Yaa, akhirnya Hyura menemukan siapa pasangannya dan tidak di gantung dengan harapan palsu lagi.” Ujar Jonghyun. “Bagaimana denganmu? Kau mendukungnya, Minho-ya?” tanya Jonghyun.
“Ya, aku mendukungnya. Bukankah sebagai oppa aku harus mendukung apapun pilihan adikku?” tanya Minho.
*****
Onew POV
Aku melihat senyum yang dipaksakan ketika aku menanyakan apakah ia sudah mengetahuinya. Ya, senyuman yang berbeda dari wajah visual groupku itu. Nada bicaranya pun seakan menguatkan diri dengan apa yang harus diterimanya sekarang. Memang sulit, tapi aku tahu Minho bisa menghadapinya dengan dewasa. Ia butuh proses untuk melalui ini semua, sama ketika Hyura melakukannya dulu.
*****
“Oppa, ini untuk kalian.” Ujar Hyura lalu memberikan 2 kotak kado, masing-masing untuk Minho dan Onew.
Keenamnya sudah berada di ruang tamu dorm SHINee. Saat ini dorm SHINee sudah dipenuhi oleh banyak kado untuk Minho dan Onew. Karena ketika Minho berulang tahun kemarin dorm SHINee kosong, jadi semua kado dikumpulkan jadi satu dan baru saja diantarkan oleh pihak pengelola apartemen.
“Lalu mana untukku, Hyura-ya?” tanya Taemin.
“Aku kan sudah memberikanmu sweater ketika kau berulang tahun kemarin. Kau tidak ingat?” tanya Hyura.
“Sweater? Yang mana?” tanya Taemin polos.
“Sweater abu-abu gelap yang suka kau kenakan ketika airport fashion? Kau tidak ingat?” tanya Hyura lagi.
“Ah, yaa. Aku lupa. Yang aku ingat hanya swater pemberian Naeun waktu itu. Kalian memberikanku dengan warna yang hampir sama.” Ujar Taemin.
“Yang kau ingat memang hanya Naeun, Lee Taemin.” Seru Key. Taemin hanya tersenyum lebar mendengar komentar dari hyungnya itu.
“Gomawo, Hyura-ya. Aku akan menggunakanya nanti. Aku janji.” Ujar Onew lalu langsung meletakkan snapback hadiah dari Hyura itu dikepalanya.
“Kau mendapatkan apa, Minho-ya?” Tanya Jonghyun.
“Aku?” tanya Minho. “Aku akan membukanya nanti hyung. Kau ingin tahu sekali.” Balas Minho.
“Cepat buka pangeran kodok. Atau aku yang akan membukanya?” seru Key.
“Kim Kibum, kau mau tahu sekali.” Balas Minho. Key lalu memandang Minho sinis. “Geure, aku buka.”
Minho pun membuka hadiah dari Hyura. Sebuah tas ransel. Salah satu aksesoris yang digunakan oleh Minho ketika kemanapun ia pergi.
“Gomawo, Raa-ya. Aku akan menggunakannya. Sama seperti hadiahmu yang ini.” ujarnya pada Hyura lalu menununjukkan gelang perak yang masih setia ia gunakan. Minho lalu mengacak rambut Hyura perlahan.
“Ya, hyung. Hentikan sikapmu yang seperti itu. Hyura sudah milik Jongin saat ini. Hilangkan kebiasaanmu yang seperti itu. Jongin bisa marah kalau ia melihatnya.” Protes Taemin.
“Lee Taemin, kau membela sahabatmu sekali. Kau tidak membelaku. Aku kan hyungmu.” Seru Minho.
“Tapi kondisinya sudah berbeda hyung saat ini. Kau harusnya mengurangi sikapmu yang seperti itu pada Hyura. Salahmu sendiri menyiakannya, sekarang setelah ia diambil orang kau baru merasa menyesal.” Ujar Taemin.
“Dia kan adikku, Taemin-ah. Sudah sejak dulu aku memperlakukannya seperti ini. Kalau Jongin marah, aku yang akan memarahinya terlebih dulu. Tenang saja.” Balas Minho.
“Ya, ya, ya, oppa. Keumanhe. Kalian ini.” potong Hyura setelah melihat perdebatan 2min ini semakin panjang. Terlebih Taemin membahas mengenai masalahnya dengan Minho dulu. Bisa seperti ini saja dengan Minho, Hyura sudah bersyukur. Bersyukur karena Minho bisa menerima hubungannya dengan Jongin. Jadi ia tidak ingin siapapun membahasnya lagi. “Tenanglah, Taemin-ah. Jongin tidak akan cemburu. Dia lebih dewasa dibandingkan dirimu.” Ujar Hyura.
“Ya, nona Im, kau masih saja membela Minho hyung. Padahal aku kan berada di pihak namjachingumu.” Protes Taemin.
“Terlihat kan, mana yang belum dewasa.” Seloroh Minho.
“Bukan seperti itu, Taemin-ah. Hanya saja, yang sudah berlalu biarkanlah. Kita hidup bukan untuk berada di masa lalu bukan?” balas Hyura.
“Whoaah, kau dewasa sekali, Hyura-ya.” Seru Jonghyun.
“Whoaa, kau tahu sekali selera Minho. Hyura-ya jjang.” Potong Key untuk membuat keenamnya kembali fokus mengurus hadiah pemberian para fans.
Keenamnya pun melanjutkan membuka berbagai macam hadiah yang diberikan oleh para Shawol untuk Minho dan Onew. Sesekali mereka saling lempar remukan kertas pembungkus kado satu sama lain. Banyak hadiah yang diberikan oleh para Shawol, rata-rata mereka memberikan tas tangan, sepatu, jacket dan kacamata, ada juga beberapa hadiah lainnya.
Hari ini Hyura masih mendapatkan libur dari perusahaan sebelum kembali bekerja extra di D-7 SM Town Week minggu depan. Karena ulang tahun Onew, Hyura memutuskan untuk bermain di dorm SHINee dulu sebelum nanti ia akan mengunjungi Kai di dorm EXO. Saat keenamnya sedang menikmati kue ulang tahun Onew yang sudah dipotong-potong oleh Key, sebuah pesan masuk ke ponsel Hyura. Yixing gege.
From: Yixing gege
Hyura-ya, eodiya?
Bisa kau ke dorm hari ini?
Jongin demam sejak semalam.
“Oppa, mian. Aku ingin melefon dulu sebentar.” Pamit Hyura.
Hyura pun lalu langsung menelfon Lay untuk menanyakan keadaan Kai.
“Yoboseo?” sapa Lay di ujung telfon.
“Wae, gege? Aku sedang berada di dorm SHINee saat ini. Ada apa dengan Jongin?” tanya Hyura.
“Sejak semalam ia demam. Sepertinya kondisi tubuhnya sedang tidak baik beberapa hari belakangan ini. Kau bisa kesini?” tanya Lay.
“Geure. Sebentar lagi aku kesana. Apa Jongin sedang tidur?” tanya Hyura lagi.
“Nde, ia baru saja tidur lagi. Tapi ia tidak mau makan obat. Joonmyeon hyung sudah menyuruhnya tapi masih saja tidak dihiraukannya.” Balas Lay.
“Arraso. Aku tutup telfonnya.”
Hyura kembali ke ruang tamu dorm SHINee lalu pamit menuju dorm EXO untuk menjenguk Kai. Ia kaget dengan keadaan Kai yang sakit. Kai sama sekali tidak menghubunginya ataupun mengeluh sakit padanya.
“Oppadeul, mian. Aku harus kembali dulu sekarang.” Ujar Hyura.
“Kau mau kemana?” tanya Jonghyun.
“Aku akan ke dorm EXO. Jongin demam sejak semalam, Yixing gege baru saja menghubungiku. Aku pamit.” Pamit Hyura.
“Berbeda sekali kalau sudah memiliki kekasih. Kalau kau sakit akan ada yang memperhatikanmu.” Seloroh Taemin.
“Ya, Lee Taemin, kau pikir sakit sesuatu yang menyenangkan. Kau ini.” seru Key lalu melempar bantal sofa yang ada di dekatnya.
“Hyung. Appo.” Balas Taemin.
“Mau ku antar?” tawar Minho.
“Tidak perlu oppa. Aku bisa naik taxi. Kalian bisa melanjutkan kegiatan membuka kadonya.” Tolak Hyura.
“Baiklah, hati-hati, Hyura-ya.” Ujar Onew.
“Datanglah lagi nanti malam. Kami akan membuat pesta kecil-kecilan.” Ujar Key.
“Nde, oppa. Annyeong.”
*****