When Love Bring You Back
Part 14
Author : tiara ekha (@khaiicheen)
She is my girlfriend
Persiapan SM Town Week yang akan diadakan pada penghujung tahun 2013 berhasil membuat Hyura semakin sibuk dengan pekerjaannya. Hyura akhirnya diminta untuk fokus mengurus SM Town Week untuk SHINee dan EXO nanti. Youngmin sajangnim menyuruhnya untuk vakum dari jadwal SHINee maupun EXO dan fokus pada tim all artist, seperti pekerjaan Hyura diawal bergabungnya dengan SM. Saat ini sudah memasuki Desember awal. Sudah hampir sebulan lebih Hyura tidak sering bertemu dengan member SHINee dan EXO.
Kedua group tersebut juga memang tengah sibuk dengan jadwal mereka masing-masing. SHINee sibuk dengan promosi album baru mereka, Everybody dan rangkaian Japan Arena Tour mereka yang masih akan berjalan hingga awal tahun 2014. Sedangkan EXO, mereka tengah kembali sibuk dengan jadwal manggung dan persiapan SM Town Week.
Sebenarnya, walaupun sibuk dengan aktivitas masing-masing, Hyura dan Kai semakin intens bertemu ketika keduanya memiliki waktu kosong. Kedekatan mereka bukan lagi hal baru bagi para member EXO. Member EXO pun mendukung hubungan keduanya selama tidak akan mengganggu jadwal dan aktivitas Kai. Lalu bagaimana dengan hubungan Hyura dan Minho? Karena kesibukan SHINee yang memaksa mereka harus melakukan aktivitas Jepang-Korea, keduanya kini seperti benar-benar menjalani hubungan oppa dongsaeng. Minho sendiri akhirnya memutuskan untuk tidak terlalu menghiraukan hubungan Hyura dengan Kai lagi walaupun sebenarnya ia selalu mencari tahunya lewat sahabatnya, Suho.
“Kau sudah selesai latihan?” tanya Hyura ketika ia membuka pintu ruang latihan EXO. Hanya tersisa Kai dan Lay disana, kesepuluh member yang lain sudah meninggalkan ruang latihan untuk makan malam di restoran yang letaknya tidak jauh dari gedung SM.
“Baru saja, tapi aku masih ingin melakukannya sebentar lagi.” Ujar Kai.
“Kalau begitu, aku tinggal dulu. Nikmati waktu kalian.” Pamit Lay.
“Gege, eodiya? Tidak apa, kau tetaplah disini, aku hanya sebentar.” Ujar Hyura.
“Anniyo. Gwenchana, lagipula aku lapar. Aku akan menyusul yang lainnya dulu. Annyeong.” Pamit Lay lagi.
Lay akhirnya meninggalkan ruang latihan EXO. Hyura menghampiri Kai yang masih sibuk menggerakan badannya di depan cermin.
*****
Hyura POV
Keringat sudah membanjiri tubuhnya. Dasar Kim Jongin, selalu tidak ingat apapun kalau sudah melakukan dance. Tank top hitam yang digunakannya sudah terlihat basah. Mungkin, kalau para fans EXO melihat bagaimana penampilannya saat ini, mereka akan menjerit histeris. Tapi untukku? Aku sudah biasa melihatnya seperti ini. Malah, Terkadang aku cenderung kesal kalau ia sudah seperti ini.
“Sampai kapan kau akan terus menggerakan badanmu seperti itu, Jongin-ah?” tanyaku. Aku memilih untuk duduk di bagian belakang ruang latihan EXO.
“Wae? Kau tidak histeris melihat tubuhku yang sudah basah dengan keringat ini?” godanya.
“Mwo? Histeris? Tenang saja Kim Jongin, aku bukan fansmu. Aku sudah biasa melihatmu seperti ini, bukan hal baru lagi untukku.”
“Walaupun bukan fansku, tapi kau menyukaiku kan?”
“Terserahmu. Istirahatlah. Sudah cukup latihannya. Apa tubuhmu tidak lelah?” tanyaku.
“Tunggu sebentar lagi.” Balasnya.
Jongin duduk disebelahku setelah ia menyelesaikan lagu terakhirnya. Tubuhnya sudah benar-benar basah dengan keringat, tapi aku menyukainya saat seperti ini, ia akan menjadi dirinya yang sebenarnya. Mengeluarkan segala kemampuannya untuk menampilkan yang terbaik. Taukah kalian, belakangan ini bentuk tubuhnya sudah sedikit terlihat, ya tidak seperti waktu awal aku bertemunya dulu. Berbicara mengenai bentuk tubuh, bila dibandingkan dengan Minho memang tubuh Jongin belum ada apa-apanya. Minho selalu rutin berolahraga dan menjaga bentuk tubuhnya, seperti Jonghyun oppa. Chankam, kenapa aku jadi membicarakan Minho? Ya, sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya. Cukup lama sejak aku fokus dengan persiapan SM Town Week, tapi anehnya aku tidak merasa merindukannya seperti dulu lagi. Sudah agak berkurang. Berbeda ketika beberapa hari aku tidak bertemu dengan Jongin, aku rasa semuanya telah berbalik.
“Kenapa kau melihatku seperti itu?” tanya Jongin memecah lamunanku. “Kau terpesona dengan bentuk tubuhku?”
“Mwo? Aniiyo. Yaa, Kim Jongin, bentuk tubuhmu belum ada apa-apanya dibandingkan Minho oppa.” Protesku.
“Nde, aku memang belum ada apa-apanya dibandingkan Minho hyung, oppamu itu.” Seketika nada bicara Jongin menjadi sedikit jutek.
“Mian, bukan maksudku seperti itu. Kau masih perlu latihan lagi.” Balasku bersalah.
“Lupakan. Aku tidak marah. Tenang saja.” Balasnya.
“Jongin-ah, mian.”
“Gwenchana, Hyura-ya.” Seketika kepala Jongin sudah berada dipundakku. Ia mulai memjamkan matanya sebentar. Ia memang akan seperti ini bila sudah kelelahan.
“Kau ingin beristirahat. Pindahlah ke sofa agar tubuhmu lebih nyaman.” Ujar Hyura.
“Tidak.” Balasnya. “Bisakah kau seperti ini dulu sebentar. Aku hanya ingin beristirahat sebentar saja. Aku nyaman seperti ini.”
Aku membiarkan posisinya seperti itu. Sifat Jongin yang sedikit manja akan muncul bila seperti ini. Menurut Kyungsoo, Jongin akan seperti ini kalau ia memang sudah benar-benar merasa lelah. Sifat manjanya akan mendominasi dirinya beberapa saat, wajar bukan, ia adalah anak bungsu di keluarganya. Ia bahkan sering melakukan hal seperti ini dengan kedua noona nya jika ia punya kesempatan kembali ke rumahnya. Jongin memang sister complex.
*****
“Hyura-ya..” panggil Kai.
“Waeyo?” balas Hyura.
“Bagaimana hubunganmu dengan Minho hyung? Kalian masih berkomunikasi satu sama lain?”
“Hmm. Kenapa memangnya?”
“Aku hanya bertanya saja. Bagaiamana hubungan kalian?”
“Hubungan kami baik-baik saja. Tapi memang belakangan kami sedang jarang berkomunikasi dengannya. Kami sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Jadwal SHINee di Jepang pun cukup padat. Aku juga tidak sempat berkomunikasi dengan member yang lainnya.”
“Kau masih menyukainya?”
“Mwo?”
“Bagaimana perasaanmu terhadap Minho hyung saat ini? Kau masih menyukainya?”
“Waeyo? Kenapa kau menanyakan itu?”
“Jawab saja.”
“Kalau aku tidak ingin menjawabnya bagimana? Itu bagian dari privasiku Jongin-ah.”
“Memang, tapi aku hanya ingin memastikan. Bisa kau menjawabnya?” tanya Kai lagi lalu ia mengangkat kepalanya dari bahu Hyura.
“Memastikan apa, Jongin-ah?”
“Memastikan bagaimana perasaanmu pada Minho hyung.” Balas Kai. “Dan bagaimana perasaanmu terhadapku.” Lanjut Kai lagi setelah sempat menahan kalimatnya.
Hyura terdiam. Ia bingung. Bingung mengenai bagaimana perasaannya pada kedua namja itu.
“Kenapa kau tidak menjawabnya?” tanya Kai lagi.
“Anniyo. Mollaso, Jongin-ah.”
“Wae?”
“Aku bingung. Jujur, aku bingung jika kau menanyakan hal itu.”
*****
Kai POV
Sejak semalam aku sudah berfikir untuk menyatakan perasaanku yang sebenarnya pada Hyura. Aku ingat akan pesan Taemin yang mengatakan kalau jangan terlalu lama menjalani hubungan yang tidak jelas statusnya dengan Hyura, cepat perjelas hubungan kami. Ya, akhirnya hari ini aku memutuskan untuk mengatakan padanya dan memperjelas kedekatan hubungan kami belakangan ini. Hyura menelfonku tadi pagi, menanyakan jadwalku, maka saat inilah, kami bertemu di ruang latihan EXO. Beruntungnya para member yang lain memutuskan untuk makan di luar setelah kami selesai berlatih dan aku tidak ikut karena sudah memiliki janji dengannya.
Sebenarnya masih ada satu hal yang mengganjal pikiranku ketika aku ingin mengatakan perasaanku yang sejujurnya pada Hyura. Bagaimana perasaannya sekarang terhadap Minho hyung? Memang, yang kuketahui belakangan keduanya sudah jarang bertemu karena kesibukan masing-masing, tapi bagaimana perasaan Hyura pada member artis asuhannya itu? Itu yang masih mengganjal pikiranku sampai saat ini.
“Katakan saja. Aku hanya ingin tahu, Hyura-ya. Aku tidak akan marah.” Ujarku ketika raut kebingungan masih nampak di wajah putihnya.
“Bagaimana aku mengatakannnya?” balasnya.
“Ceritakan saja.”
“Hubunganku dengan Minho oppa baik-baik saja, hanya memang belakangan ini perasaanku terhadapnya sedikit berubah. Tidak seperti dulu lagi. Aku rasa, aku berhasil merubah perasaan sukaku terhadapnya menjadi oppa dongsaeng saja. Mungkin itu, selebihnya aku tidak tahu.”
“Lalu bagaimana denganku?”
“Denganmu? Sejujurnya aku nyaman bersamamu. Kau baik terhadapku, perhatian dan bisa mengerti bagaimana sikap dan sifatku. Kalian berdua sama, selalu bisa memahamiku dan membuatku nyaman hingga terkadang aku bisa melupakan masalahku sejenak.”
“Berdua? Aku dan Minho hyung?”
“Nde, kalian. Tapi..”
“Tapi apa?”
“Untuk saat ini aku lebih nyaman berada bersamamu. Mungkin karena belakangan memang kita menjadi lebih sering bertemu dan usia kita pun sebaya. Banyak kesamaan yang aku temui denganmu, Jongin-ah.”
“Geure..” balasku. Sekarang aku tahu apa yang harus aku lakukan.
“Hyura-ya..” panggilku. Ia menoleh dan sekarang kami saling berpandangan satu sama lain. “Menurutmu, bagaimana hubungan kita?”
“Hubungan kita? Mollayo, kita bersahabat dan kita sering jalan bersama. Wae?”
“Kalau hubungan ini lebih dari sahabat dan teman jalan bersama, eotthe?”
“Maksudmu?”
“Bagaimana kalau kita kencan?” tanyaku memberanikan diri. Ia hanya tersenyum lalu..
“Kau bercanda Kim Jongin?” tanyanya.
“Anniyo. Aku serius. Bagaimana menurutmu?” ia kembali terdiam. “Eotthe?”
“Kau sedang mengakui perasaanmu padaku?” aku mengangguk. “Entahlah, aku bingung. Aku tidak ingin dicap membuatmu sebagai pelarian saja. Kau tahu kan, kita menjadi dekat setelah hubunganku dengan Minho oppa sedikit merenggang. Aku tidak ingin menyakiti perasaanmu nanti.” Jawabnya dengan sedikit serius.
“Tidak perlu seserius itu, Hyura-ya. Aku tidak pernah merasa kau melakukan itu padaku. Tenang saja, aku tulus untuk dekat denganmu. Kau tidak perlu mengkhawatirkannya.” Balasku. “Jadi bagaimana?”
“Kita jalani saja dulu, Jongin-ah.”
“Geure, gomawo Hyura-ya.” Balasku. Akhirnya.
“Tapi...”
“Wae?”
“Jangan katakan pada siapapun dulu. Tidak pada membermu atau pada member SHINee. Biarkan mereka mengetahuinya nanti. Untuk saat ini, hanya kau dan aku yang mengetahuinya.” Pintanya.
“Arraso. Tenanglah.” Ujarku. Aku mengerti kemana maksud Hyura. Refleks aku memeluknya.
“Yaa, Jongin-ah. Keringkan dulu badanmu.” Teriaknya lalu mendorong tubuhku menjauh.
“Wae? Para fans malah menginginkan aku memeluk mereka ketika aku seperti ini. Bahkan handuk yang aku gunakan untuk menyeka keringat saja mereka inginkan.” Balasku.
“Sekali lagi. Aku bukan fansmu.” Ujarnya.
“Tapi kau adalah yeojachinguku.” Godaku.
“Terserahmu saja. Cepat ganti bajumu sebelum kau sakit. Aku tidak mau kalau harus merawatmu. Kau cendurung manja dan cerewet kalau sudah sakit.”
“Aah, kekasihku mengerti sekali sifat namjachingunya.”
“Nde, sangat mengerti.” Balasnya lalu bangkit berdiri.
“Hyura-ya, jangan pernah kau cemburu dengan para fans yang meneriakiku ketika aku melakukan perform diatas panggung. Mereka hanya fansku, namun aku juga menyayangi mereka. Tanpa mereka aku tidak akan seperti ini. Dan kau tetap memiliki tempat tersendiri bagiku.” Ujarku lalu menarik tangannya.
“Nde, arraso, Jongin-ah. Aku sudah cukup kebal dengan hal seperti itu. Untuk apa aku menjadi asisten manajer kalian kalau dengan hal seperti itu saja aku masih cemburu. Aku sangat mengerti itu.”
*****
Hyura mengajak Seulong dan Hyunsik untuk makan siang direstoran pasta langganan keluarga mereka di kawasan Cheongdam. Hyura ingin menceritakan apa yang telah terjadi pada kedua oppa nya itu. Walaupun ia meminta Kai untuk tidak memberitahu hubungan mereka kepada siapapun, tapi Hyura tidak bisa menyimpan ceritanya dari kedua oppanya itu. Hyura selalu bercerita pada Seulong dan Hyunsik.
“Tumben sekali kau mengajak kami makan siang disini. Pasti ada sesuatu.” Ujar Hyunsik ketika sepiring fettuchini tuna miliknya sudah tak tersisa lagi.
“Memangnya tidak boleh kalau aku mengajak kedua oppaku makan siang?” tanya Hyura.
“Bukan seperti itu. Tapi kau kan jarang sekali seperti ini.” balas Hyunsik.
“Wae, Raa-ya? Apa terjadi sesuatu?” tanya Seulong.
“Anniyo, oppa. Aku hanya sedang ingin makan siang bersama kalian saja. Belakangan ini aku sibuk dengan persiapan SM Town Week, aku jarang makan bersama kalian lagi. Hyunsik oppa juga sedang sibuk degan comeback stagenya.” Balas Hyura.
“Kau yakin? Sepertinya ada alasan lain.” Ujar Hyunsik. “Raa-ya, aku perhatikan wajahmu ceria sekali sejak tadi. Tidak terlihat lelah seperti biasanya.”
“Hmm? Bagaimana aku mengatakannya?” ujar Hyura.
“Sudah, katakan saja. Kami akan mendengarkannya.” Balas Seulong.
“Oppa, aku dan Jongin sudah berkencan.” Ujar Hyura.
“Jinja?” seru Hyunsik kaget. Hyura hanya mengangguk dan tersenyum.
“Chukkae nae dongsaeng,” ujar Seulong.
“Kapan?” tanya Hyunsik lagi.
“Seminggu yang lalu. Tapi sejujurnya aku tidak yakin apa ini pilihan yang benar?” balas Hyura.
“Kenapa kau tidak bercerita pada kami sejak kemarin? Kenapa baru sekarang?” tanya Hyunsik.
“Tidak yakin? Wae? Karena Minho?” tanya Seulong to the point. Ia sudah sangat mengerti bagaimana sifat adiknya ini.
Hyura bukanlah tipe gadis yang akan mudah menyerah ketika mengejar apa yang diinginkannya. Ia tidak akan dengan mudah meninggalkan apa yang diinginkannya ketika semua itu belum jelas akhirnya. Dan itu yang terjadi padanya dengan Minho. Selama 6 tahun Hyura mampu meyakini perasaannya terhadap Minho hingga akhirnya Minho yang memutuskan untuk Hyura mengambil sikap. Walaupun begitu, melakukan hal seperti ini bukanlah hal yang mudah bagi Hyura. Bayang-bayang Minho masih ada dalam perasaannya.
“Aku masih belum yakin bila harus mengatakannya langsung pada kalian. Setelah berani aku baru mengakuinya hari ini.” balas Hyura. “Entahlah oppa. Aku bingung.”
“Kau sudah memberitahukannya pada Minho?” tanya Seulong.
“Oppso. Kami belum memberitahukannya pada siapapun. Diluar aku dan Jongin, hanya kalian berdua yang mengetahuinya dan Kyungsoo oppa. Aku tidak bisa merahasiakan ini dari kalian dan Jongin tidak bisa merahasiakannya dari Kyungsoo oppa.” Ujar Hyura.
“Ahh, benar. Jangan beritahu member EXO yang lainnya. Setelah ini pasti Kyungsoo bisa menginterogasiku ketika kami bertemu.” Seru Hyunsik.
“Mereka sudah mengetahuinya?” tanya Seulong.
“Nde, oppa. Jongin melihat Hyunsik oppa menjemputku waktu itu. Mau tidak mau aku mengaku. Tapi hanya Jongin, Kyungsoo, Yixing dan Luhan gege saja yang mengetahuinya. Tidak dengan yang lain.” Balas Hyura. Seulong hanya mengangguk pelan.
“Kalau begitu bagaimana hubunganmu dengan Minho sekarang?” tanya Hyunsik. “Bukankah lusa ia berulang tahun?”
“Oppa dongsaeng. Ya, seperti itu. Entahlah, ia masih akan berada di Jepang sampai tanggal 12. Mungkin kami akan merayakannya nanti bersamaan dengan ulang tahun Jinki oppa. Tapi aku akan tetap mengucapkannya selamat.” Jawab Hyura.
“Bagaimana dengan kado?” tanya Hyunsik. “Sesuatu yang spesial lagi?”
“Molla, aku belum terfikir akan memberikan ia hadiah apa. Rasanya sekarang ia bisa membeli apapun yang ia mau dengan hasil kerja kerasnya. Ia juga akan banyak mendapatkan hadiah dari para fansnya dan dorm SHINee akan dipenuhi kado dari fans, seperti ulang tahun Kibum oppa kemarin.”
“Walaupun kau sudah bersama Jongin sekarang dan bagaimana sikap Minho padamu beberapa waktu yang lalu, jangan sampai kau melupakan Minho. Ia tetap sahabatmu.” Ujar Seulong.
“Nde, oppa. Tidak akan, tenang saja.” Balas Hyura.
*****
Minho POV
Kembali lagi seperti ini. Hampir sebulan lebih aku tidak bertemu dengan Hyura. Merindukannnya? Kalian tidak perlu menanyakannya, karena jawabannya adalah sudah pasti. Saat ini ia tengah sibuk dengan persiapan SM Town Week di minggu akhir penguhujung tahun. Ia juga jarang menghubungiku, sekalipun ia menghubungiku, itu ketika kami sedang berada di panggung dan tidak bersama dengan ponsel atau kebalikannya, saat aku menghubunginya ia tengah sibuk dengan pekerjaannya. Bagaimana keadaannya? Bagaiamana ini dan bagaimana itu? Hal-hal itu yang menyelimuti pikiranku belakangan ketika SHINee sedang beristirahat.
“Minum ini.” seru Jinki hyung lalu memberikan segelas kopi hangat. “Tenang, rendah gula. Hyura sudah memberitahukanku.” Aku mengambilnya. “Tadi ia menelfonku, ia menanyakan bagiamana kabar kita dan kabarmu.”
“Jinja? Kenapa ia tidak menelfonku langsung?”
“Sebenarnya Kyungshik hyung yang menelfonya, ia hendak menanyakan bagaimana persiapan SM Town Week 2 minggu lagi itu. Aku sedang bersama Kyungshik hyung tadi dan menyempatkan mengobrol sebentar dengannya, tapi itu juga tidak lama karena ia harus kembali pada pekerjaannya.”
“Aah, arraso. Ia memang terlalu sibuk belakangan ini.”
“Minho-ya, ada yang ingin aku tanyakan padamu mengenai Hyura.” ujar Jinki hyung.
Sepertinya ia akan memaksaku untuk bercerita, tapi tidak apa aku memang sedang butuh teman untuk bercerita mengenai Hyura dan Jinki hyung adalah orang yang tepat.
“Wae hyung?”
“Sebenarnya, bagaimana perasaanmu pada Hyura saat ini? Sejak kau memutuskan untuk menjadi oppa dongseng dengannya lalu kau keluar dari rumah sakit beberapa waktu yang lalu, kau jadi sedikit agak over protectif padanya.”
“Entahlah hyung. Aku rasa aku terlalu pengecut kemarin. Aku tidak berani mengakui perasaanku yang sebenarnya hingga akhirnya aku takut kehilangannya. Terlebih saat aku melihatnya sedang bersama dengan Jongin. Ia tidak jujur padaku waktu itu, tapi aku juga semakin takut kalau ia akan benar-benar meninggalkanku.”
“Kenapa kau tidak mengatakan yang sebenarnya? Komitmenmu? Masa lalumu dengan Hyerim?” tanyanya. “Itu alasan klise untukmu, Minho-ya. Kenapa kau tidak mencoba untuk membuat kelonggaran pada dirimu sendiri? Aku mengerti, tapi aku rasa kaupun perlu bahagia Minho.”
“Banyak alasannya, hyung dan itu membuatku seperti ini sekarang. Tapi mungkin, sekarang ini aku akan bersikap layaknya bagaimana hubungan oppa dongsaeng dengannya.”
“Jangan menyiksa perasaanmu, itu akan berimbas pada kesehatanmu nantinya. Aku tidak mau melihatmu seperti kemarin lagi. Cukup yang terakhir kali.”
“Nde, hyung. Terima kasih telah mengkhawatirkanku.”
“Sampai kapan kau akan seperti ini?” tanyanya.
“Molla. Sampai aku yakin. Mungkin.”
“Baiklah, terserahmu. Tapi satu hal yang ingin aku katakan padamu. Kalau memang ini keputusanmu, ubah sikap over protective mu pada Hyura. Hargai apa yang menjadi pilihanya. Usiamu akan segera bertambah, jadilah lebih dewasa.” Pesan jinki Hyung.
“Arraso, hyung. Gomawo.”
Ya, memang, besok adalah ulang tahunku. Ulang tahunku yang ke 23 usia Korea. Awalnya aku berharap bisa merayakannya dengan Hyura lagi, seperti 6 tahun yang lalu, tapi rangkaian Japan Arena Tour SHINee memaksaku untuk tidak bisa melakukannya. Mungkin perayaan ulang tahunku akan di buat berasamaan dengan ulang tahun Jinki hyung. Aku menarik sedikit lengan jaket yang aku gunakan. Gelang pemberian Hyura 6 tahun lalu, kado ulang tahunku yang ke 17.
“Itu gelang pemberian Hyura bukan?” tanya Jinki hyung. “Pantas saja, kau selalu menggunakannya dan tidak pernah melepaskannya.”
“Nde, ini pemberiannya. Karena permintaannya ketika ia pergi dulu, aku selalu menggunakannya hingga sekarang.”
“Jaga gelang itu, jangan kau lepas walaupun mungkin kau tidak dapat menjaga pemberinya.”
*****
Onew POV
Entah hanya sekedar feeling atau memang benar nyata. Aku merasa kalau ada sesuatu yang telah berubah dalam hubungan Hyura dengan Jongin. Beberapa kali aku melihat Hyura mengganti profil picturenya bersama dengan Jongin. Hal yang jarang sekali ia lakukan dan tidak lama ia menggantinya dengan fotonya sendiri lagi. Aku rasa Minho tidak menyadarinya, karena selama di Jepang ini kami memang jarang menggunakan atau memainkan ponsel. Dan ketika Kyungshik menelfon Hyura tadi, aku menyempatkan untuk menanyakan hal itu padanya. Benar saja, itu bukan hanya sekedar feeling, itu nyata. Hyura sudah berkencan dengan Jongin, tapi ia memintaku untuk merahasiakannya.
“Minho-ya, kalau Hyura berkencan dengan Jongin. Bagaimana menurutmu? Kau akan mendukungnya?” tanyaku.
“Mereka berkencan, hyung?” tanyanya.
“Anniyo. Bukan itu maksudku. Aku hanya menanyakannya saja padamu. Aku hanya mengandaikan.” Ujarku polos.
“Entah. Tapi kalau boleh jujur, aku tidak akan mendukungnya. Aku merasa..”
“Merasa apa?cemburu?”
“Nde, lagipula Jongin lebih muda daripada Hyura.”
“Hanya 2 minggu, Minho ya. Mereka masih seusia.”
“Hyung, kenapa kau menyanyakan itu padaku?”
“Tidak, sudah. Lupakan.”
Aku tahu, Minho tidak akan dengan mudah membiarkan Hyura menjadi milik orang lain. Ia masih menyayangi gadis itu. Gadis yang selalu mendukung dan mensupportnya semasa trainee dulu. Gadis yang mampu membuat Minho bertahan dengan beratnya masa trainee hingga menjadi seperti sekarang ini. Im Hyura, gadis yang saat ini disukai oleh 2 visual group asuhan SM Entertaiment. Dan aku rasa, aku tidak akan memberitahukan hal ini paadanya. Biar ia dan Hyura yang membicarakannya.
*****
Sebuah tangan merangkul bahu Hyura ketika ia sedang menuju dorm EXO, mengantarkan beberapa laporan terkait hasil rapat persiapan SM Town Week tim EXO, Minwook tidak dapat mengikuti rapat persiapan karena baru saja selesai menemani member EXO menyelesaikan jadwal mereka. Tangan yang sudah bisa Hyura tebak siapa pemilikinya, Kai.
“Kau datang? Padahal aku belum mengabarimu kalau kami sudah sampai di dorm.” Seru Kai.
“Aku datang bukan untuk menemuimu, Jongin-ah.”
“Lalu? Sudah, akui saja kalau kau ingin bertemu denganku. Mian aku sedang sibuk belakangan ini, jadi agak sulit untuk menghubungimu.”
“Arraso. Aku mengerti kesibukanmu. Tenanglah. Ah iya, aku kesini untuk menemui Minwook oppa. Aku ingin melaporkan persiapan SM Town Week kalian bersama f(x) nanti, bukan untuk menemuimu.” Ujar Hyura.
“Yaa, noona Im kau tidak bisakah sedikit romantis. Katakan saja iya, apa susahnya.”
“Lebih baik aku jujur daripada aku berbohong. Arraso.”
“Terserahmu.” Ujar Kai jutek.
“Ya sudah, terserahmu juga. Aku duluan.” Pamit Hyura.
“Silahkan, memang kau tahu password dorm kami?” tanya Kai.
“Tidak perlu khawatir, aku sudah mengirimkan pesan pada Sehun untuk memintanya membukakan pintu. Annyeong Jongin-ah.” Balas Hyura yang semakin mempercepat langkahnya.
*****
“Oppa, ini laporannya. Persiapan untuk jadwal kalian hampir rampung.” Ujar Hyura lalu meberikan beberapa lembar laporan yang dibawanya pada Minwook.
“Gomawo, Hyura-ssi.” Balas Minwook.
“Geurom, kalau begitu aku pamit dulu. Aku masih ada perlu.” Pamit Hyura.
“Kau akan langsung pulang, Hyura-ya?” tanya Lay. “Tidak mau bermain sebentar disini. Kyungsoo sedang mempersiapkan makan malam. Makanlah sebentar bersama kami.”
“Nde gege. Aku masih ada urusan. Mian, mungkin lain kali.” Balas Hyura.
“Hyura-ya, eodi? Sudah, makan malamlah dulu disini bersama kami.” Ajak D.O.
“Tidak perlu oppa, aku masih kenyang.” Tolak Hyura.
“Kau akan langsung kembali?” tanya Kai mengagetkan Hyura.
“Nde, aku masih ada perlu. Sudah, semakin lama aku disini kalian akan semakin menahanku. Aku pamit.” Ujar Hyura.
“Kau mau kemana lagi? Sudah, makanlah dulu. Nanti kuantar.” Ujar Kai lalu menarik tangan Hyura lagi.
“Tidak perlu. Sudah, aku pergi.” Pamit Hyura akhirnya.
“Hyung, aku pinjam kunci mobilmu.” Ujar Kai pada Suho yang sedang menonton di ruang TV.
“Untuk apa, Jongin?” tanya Hyura.
“Mengantarmu.” Balas Kai polos.
“Yaa, Kkamjong-ah, usiamu belum legal untuk mengemudi. Andwe. Kau tidak boleh menyetir sendiri.” Larang Kris.
“Dengarkan apa kata Kris gege. Sudah, aku bisa pulang sendiri. Tenang saja. Aku akan mengabarimu kalau sudah sampai.” Pamit Hyura lagi.
Hyura segera melangkahkan kakinya meninggalkan dorm EXO. Kai hanya mengantarnya sampai lift lalu kembali ke dormnya lagi. Sebenarnya Kai masih kesal karena tidak jadi mengantarkan Hyura pulang. Usianya memang masih belum legal untuk mendapatkan izin menyetir sendiri. Setelah ulang tahunnya nanti, baru ia akan legal mendapatkan izin tersebut.
“Jadi kalian sudah berkencan. Jinja, kenapa kau tidak memberitahu kami, Kkamjong-ah?” seru Sehun lalu merangkul Kai ketika ia baru saja kembali lagi ke dorm.
“Mwo? Apa yang kau bicarakan?” tanya Kai kaget.
“Sudah, mengakulah pada kami. Katakan dengan jujur.” Seru Chanyeol yang sedang dudul di ujung sofa.
“Maknae kita sudah besar rupanya. Dia bahkan melangkahi sang leader untuk memiliki kekasih.” Seru Baekhyun. Kalau duo happy virus EXO ini sudah berkomentar, dipastikan akan panjang kelanjutannya dan tidak akan berhenti dalam waktu yang sebentar.
“Mwo? Aku tidak mengerti.” Ujar Kai bingung.
“Kau sudah berkencan dengan Hyura, bukan?” tanya Suho.
“Kaa.. kalian tahu darimana?” tanya Kai, sontak ia segera melirik D.O yang sedang memasak di dapur ditemani oleh Lay dan Luhan. Ia hanya memasang tampang tidak bersalah. “Yaa, Kyungsoo hyung. Kau tidak ingat janjimu?” seru Kai lalu menghapiri D.O yang sedang berada di dapur namun dihalangi oleh Lay dan Luhan.
“Sudahlah, Jongin-ah. Katakan saja, kami mendukungmu. Daebak.” Seru Tao.
“Lalu kau kapan akan menyusul, hyung?” tanya Baekhyun pada Suho yang tengah sibuk dengan ponselnya lagi. Sepertinya ia sedang membalas pesan dari seseorang.
“Ya, Joonmyeon hyung kau jangan hanya sibuk berkirim pesan dengannya saja. Cepat susul Jongin dan Hyura.” seru Chen.
“Nugu? Memangnya Joonmyeon hyung sedang dekat dengan siapa?” tanya Kai yang sudah kembali dari dapur.
“Makanya kau jangan sibuk dengan Hyura saja. Kau tidak tahu kalau leadermu sedang jatuh cinta juga?” ledek Chanyeol.
“Nugu?” tanya Kai lagi.
“Sang leader A-pink.” Seru Minwook dari meja makan.
“Chorong noona?” tanya Kai kaget.
“Anniyo, kami hanya berteman. Tidak seperti kau dengan Hyura.” bela Suho.
“Kalau seperti Hyura dan Jongin juga tidak apa Joonmyeon-ah. Cepat-cepatlah menyusul.” Seru Xiumin.
“Kenapa aku yang menjadi sasaran kalian saat ini? Kembali pada Jongin. Tanyakan padanya.” Titah Suho.
“Ya, memperkenalan teman dekat masing-masing tidak apa hyung.” Ujar Sehun. “Sepertinya member kita menyukai para leader.” Lanjut si maknae.
“Apa maksudmu, Sehun-ah?” tanya Baekhyun panik.
“Wae? Kenapa kau panik hyung?” tanya Kyungsoo.
“Anniyo. Lupakan.” Seru Baekhyun.
Sehun hanya tersenyum jahil bersama dengan Chanyeol. Keduanya sudah tau siapa leader yang tengah dekat dengan salah satu main vocal EXO itu. Tapi mereka masih menyembunyikannya.
“Kkamjong-ah, bagiamana? Benar kau sudah berkencan dengan Hyura?” tanya Kris yang memotong candaan para member EXO lainnya untuk kembali ke topik pembicaraan awal.
“Hmm, nde. Kami sudah berkencan.” Aku Kai. Hyura, mian. Aku tidak bisa berbohong pada mereka. Batin Kai. “Guende, tolong rahasiakan ini.”
“Wae?” tanya Suho.
“Hyura yang memintanya. Bisa kan kalian merahasiakannya.” Pinta Kai.
Suho mengerti kenapa keduanya masih ingin merahasiakan ini. Pasti ada hubungannya dengan Minho, sahabatnya. Tapi ia tidak ambil pusing, ia hanya berjanji tidak akan memberitahukannya. Ia tidak mau mencampuri urusan Kai dan Hyura lebih jauh. Mereka sudah dewasa. Pikir Suho.
*****