When Love Bring You Back
Part-18
Author : tiara ekha (@khaiicheen)
Actually, I’m Back..
Kai POV
Malam ini aku mengajak Hyura dinner, makan malam di salah satu restoran bintang lima di kawasan Gangnam untuk merayakan ulang tahun gadisku itu. Joonmyeon hyung sudah membantuku untuk mereservasi salah satu restoran langganannya itu. Aku pun telah memintanya mempersiapkan diri untuk malam ini. Sebuah kotak persegi panjang sudah berada ditanganku saat ini, sebuah gelang dengan hiasan kupu-kupu kecil. Ini akan menjadi hadiah untuk Hyura.
Aku belum menjawab permintaannya beberapa hari yang lalu. Aku masih belum dapat menerima permintaannya itu. Dan bagaimana hubungan kami saat ini? Aku masih bersama dengannya. Mungkin terdengar jahat, tapi aku juga butuh waktu untuk memutuskannya. Yang menjalani hubungan ini bukan hanya satu pihak, tapi kami berdua. Dan aku memintanya untuk menunggu.
“Mian sudah membuatmu menunggu.” Ujarnya.
“Anniyo, gwenchana. Aku juga belum lama sampai.” Balasku lalu menarikan kursi untuknya.
“Gomawo.” Balasnya.
“Kau ingin langsung makan atau nanti?” tawarku.
“Terserahmu saja.”
Aku pun memanggil pelayan untuk segera menyajikan menu yang sudah kupesan sebelumnya. Tidak lama menu yang telah kupesan telah terhidang di meja kami. Kami pun segera menyantapnya. Steak thenderloin dengan saus khas dari restoran ini. Tidak sampai setengah jam, kami telah selesai menghabiskan pesanan ku itu.
“Jongin-ah, terima kasih telah mengajakku makan disini. Seharusnya makan di restoran biasapun tidak masalah.” Ujarnya.
“Anniyo, ini kan hari spesialmu. Aku pun harus mengajakmu ke tempat yang istimewa.” Balasku. “Saengil chukae Im Hyura.”
“Gomawo Jongin-ah.”
“Nde, ini untukmu.” Balasku lalu mengeluarkan hadiah yang sudah kupersiapkan untuknya.
*****
Hyura POV
Sebuah gelang berhiaskan kupu-kupu kecil berada dihadapanku saat ini. Jongin memberikannya padaku sebagai hadiah ulang tahun.
“Ige mwoya?” tanyaku.
Jongin memang belum menjawab permintaanku kemarin, ia meminta waktu padaku untuk memutuskannya. Aku pun memberikannya waktu. Namun, walaupun begitu, komunikasi diantara kami masih terjalin dengan baik. Dan semalam ia mengajakku untuk makan malam di hari ulang tahunku ini. Disinilah aku sekarang, memenuhi ajakannya.
“Hadiah untukmu.” Balasnya.
“Gomawo Jongin-ah.” Ujarku. Ia tersenyum. Senyum yang manis dan tidak tersirat masalah yang berada diantara kami. Ada perasaan bersalah ketika aku menerimanya.
*****
Alasan Kai memberikan Hyura gelang tersebut adalah sebagai tanda perpisahan dengan gadisnya itu. Semalam ia telah memikirkan jawaban apa yang akan ia berikan pada Hyura. Kai akan menerima permintaan Hyura untuk mengakhiri hubungan keduanya. Kai mencoba untuk dewasa dan menerima itu semua.
Kai Flashback
“Ada apa denganmu, Jongin-ah. Kau terlihat berbeda beberapa hari ini.” ujar Suho ketika keduanya sedang berada di kamar.
“Anniyo hyung. Gwenchana.” Balas Kai malas.
“Ah, iya. Bagaimana dengan Hyura. Seminggu ini ia tidak pernah datang lagi ke sini.”
“Dia kan sibuk dengan SM Town Week kemarin hyung.”
“Ah, aku lupa.”
“Hyung, aku ingin menanyakan pendapatmu.” Ujar Kai.
“Tentang?” tanya Suho bingung.
“Hanya pendapat, hyung. Kau jangan menganggapnya serius.”
“Nde, tentang apa?”
“Hmm, kalau kekasihmu meminta putus, apa yang akan kau lakukan? Memutuskannya atau tidak?”
“Maksudmu?” tanya Suho bingung. “Kau ingin putus dengan Hyura?”
“Anniyo, hyung. Hanya menanyakan pendapatmu saja. Bagaimana?”
“Tergantung masalahnya dulu.”
“Kekasihmu masih dekat dengan sahabat yang pernah ia sukai dulu, tapi sebenarnya ia sudah mencoba menjaga jarak. Dan dirimu belum memiliki tempat sepenuhnya di hatinya. Bagaimana?”
“Apa yang kau maksud Hyura dengan Minho?”
“Bukan, hyung. Kan sudah kukatakan. Aku hanya menanyakan pendapatmu saja. Eotthe?”
“Aku akan menerima keputusannya untuk menyudahi hubungan kami. Sebenarnya, untuk apa bila terus dipaksakan. Hanya akan menyiksa kedua belah pihak karena saling memaksakan satu sama lain. Lepaskan saja dia, setidaknya itu bisa membuatnya bahagia.”
“Geure, gomawo hyung.”
Flashback end
Kai terlihat masih memperhatikan Hyura dalam sebelum ia memutuskan jawaban apa yang akan ia berikan pada gadisnya itu. Sejujurnya, Kai tidak mau melakukan ini. Namun, kalau memang ini cara yang terbaik, ia akan melakukannya. Ia hanya ingin gadisnya itu bahagia. Mengembalikan senyum dan keceriaannya seperti dulu.
“Jongin-ah..” panggil Hyura.
“Nde.” Balas Kai.
“Mengenai permintaanku beberapa hari yang lalu.”
“Haruskah aku jawab sekarang?” tanya Kai.
“Mian..” balas Hyura.
“Hmm, sebenarnya berat untuk melakukan ini, Hyura-ya. Aku masih menyayangimu.” Ujar Kai. “Kalau kau mau, aku masih bisa memberikanmu waktu.”
“Mian, Jongin-ah. Aku hanya tidak ingin membohongi perasaanku dan juga dirimu.” Balas Hyura. “Aku sudah berusaha melakukannya, namun sulit. Maafkan aku Jongin.”
Kai kembali terdiam, kembali menatap Hyura sebagai gadisnya untuk terakhir kalinya sebelum semua cerita dalam hubungan mereka selesai. Tidak banyak kenangan yang ada diantara keduanya. Bahkan, Kai belum sempat untuk kencan berdua saja dengan Hyura. Seperti jalan seharian yang dilakukan Hyura dengan Minho.
“Jongin-ah..” panggil Hyura memecah lamunan Kai.
“Guere, aku terima permintaanmu. Hubungan kita berakhir disini.”
“Jongin-ah, mian.” Ujar Hyura merasa bersalah.
“Gwenchana. Aku rasa memang ini yang terbaik.” Balas Kai diiringi senyum. Senyum yang membuat Hyura menjadi semakin merasa bersalah.
“Mianheyo, Kim Jongin.” ujar Hyura lagi dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya.
“Gwenchananika. Uljimayo.” Balas Kai lalu mengelap air mata Hyura lembut. “Hyura-ya, boleh aku memelukmu. Terakhir kali sebelum hari ini benar-benar berakhir.” Hyura mengangguk pelan.
Kai beranjak dari tempat duduknya lalu menghampiri gadis itu dan memeluknya dari belakang. Hangat. Pelukan terhangat dari Kai untuknya dan yang terakhir kalinya dengan status mereka sebagai sepasang kekasih.
“Terima kasih telah menerimaku sebagai kekasihmu. Maaf bila aku belum bisa menjadi Kim Jongin yang dewasa dan selalu menyusahkanmu.” Bisik Kai.
“Aku juga berterima kasih padamu, Jongin-ah. Maafkan aku kalau aku pernah menyakitimu.” Balas Hyura.
Kai melepaskan pelukannya dan berdiri disamping Hyura.
“Setelah hari ini selesai. Kita akan kembali menjadi Kai dan Hyura, artis dan asisten manajernya. Tapi bisakan kita tetap bersahabat seperti dulu?” tanya Kai.
“Nde, kita masih bisa bersahabat. Jangan merasa canggung bila kita bertemu satu sama lain.” Balas Hyura.
“Geure, kita masih akan baik-baik saja sampai kapanpun.” Hyura menangguk dan tersenyum. “Kalau begitu, kau mau kan memakai gelang pemberianku ini?” tanya Kai lalu mengambil hadiah yang sudah diterima Hyura sebelumnya.
Kai memakaikan gelang tersebut di pergelangan tangan sebelah kanan. Terlihat cantik ketika Hyura mengenakannya.
“Pakai ini. Ini kenang-kenangan dariku.”
“Nde, aku akan selalu menggunakannya. Jeongmal gomawo Jongin-ah, geurigo, Mianhe.”
“Gwenchana. Aku tidak bisa memaksakan perasaanmu. Aku mengerti.” Balas Kai.
*****
Kai mengantarkan Hyura sampai ke rumahnya. Baru kali ini, setelah keduanya tidak lagi menyandang status sebagai sepasang kekasih, Kai mengetahui dimana alamat rumah Hyura sejak mereka memutuskan untuk berkencan hampir sebulan yang lalu. Tidak ada gurat kekecewaan atau kemarahan diwajah keduanya ketika sudah memutuskan untuk mengakhiri semuanya. Yang ada adalah bagaimana senyum bahagia antara satu sama lain.
“Gomawo sudah mengantarku sampai rumah, Jongin-ah.” Uajr Hyura.
“Nde, maaf tidak bisa mengantarkanmu sampai ke dalam. Minwook hyung sudah memintaku kembali ke dorm.” Balas Kai.
Hyura hanya menganggukan kepalanya lalu tersenyum. Kai menutup kaca mobilnya lalu meminta sang driver untuk kembali melajukan mobil menuju dorm EXO. Hyura pun segera masuk ke dalam rumahnya. Hembusan angin di musim dingin ini cukup menusuk kulit. Kalau saja Hyura tidak memakai mantel coklat panjang miliknya, ia pasti sudah kedinginan.
*****
Kejutan belum berakhir. Masih ada 2 jam sebelum pergantian hari. Minho, Minseok, Seulong dan Hyunsik memanfaatkannya untuk memberikan kejutan pada Hyura di ujung hari spesialnya. Mereka tidak tau mengenai apa yang baru saja terjadi antara Hyura dengan Kai. Keempatnya sudah merencanakan semuanya sejak hari natal kemarin ketika keempatnya memiliki kesempatan untuk bertemu. Mereka pun memilih waktu di malam hari karena Seulong dan Minho memiliki jadwal terlebih dulu hingga malam.
Hyura baru saja memasuki ruang tamu kediaman keluarga Im yang sudah gelap sebelum matanya ditutup oleh Hyunsik.
“Nu.. nugu ya?” tanya Hyura panik ketika ada seseorang yang menutup matanya.
Hyunsik tidak menjawab tetapi mengajak sang adik ke ruang keluarga dalam diam. Hyura sempat berontak beberapa kali karena ketakutan.
“Saengil chuka hamnida, sengil chuka hamnida, sarangahneun Im Hyura. Saengil chuka hamnida.”
Keempat oppa Hyura menyanyi secara bersamaan ketika Hyunsik sudah melepaskan tangan yang menutupi mata Hyura. Hyura lalu melepaskan mentel panjang yang ia gunakan dan melihat Minho yang tengah membawa kue dengan beberapa batang lilin yang menyala diatasnya. Air maata haru muncul di pelupuk mata gadis itu.
“Gomawo oppa.” Ujarnya lalu meniup lilin yang sudah hampir meleleh.
“Selamat ulang tahun adik bungsuku. Semoga kau bisa semakin dewasa dalam segala hal dan dapat menemukan kebahagiaanmu.” Ujar Seulong lalu memeluk adik bungsunya itu.
“Gomawo oppa.” Balas Hyura.
“Sudah, tidak perlu menangis seperti itu. Ini kan hari bahagiamu.” Balas Seulong. Hyura mengangguk lalu mengusap kedua pipinya.
“Saengil chukkae nae dongsaeng.” Seru Hyunsik. Hyura lalu menghambur kepelukan oppanya itu. “Semakin dewasa dan tetap menjadi dirmu apa adanya. Arraso.”
“Nde, oppa. Gomawo.” Balas Hyura. Hyunsik lalu mengacak rambut sang adik pelan.
“Saengil chukkae, nona Im. Sepertinya sudah banyak tahun yang terlewat.” Seru Minseok lalu memeluk Hyura.
“Nde, oppa. Sudah 6 kali kita semua tidak merayakan seperti ini.” balas Hyura. “Gomawo.”
“Nde, semoga kau selalu sukses dalam segala pilihanmu. Tuhan memberkatimu.” Balas Minseok lagi.
Dan yang terakhir adalah Minho. Air mata bahagia kembali keluar dari pelupuk mata mungil Hyura.
*****
Hyura POV
Air mata bahagiaku sudah sempat terhenti tadi, tapi ketika Minho oppa mengucapkan selamat padaku, ia kembali keluar. Bahagia? Tentu. Bagaimana tidak? Aku bahagia karena dapat merayakan ulang tahunku lagi bersama dengannya.
“Saengil chukkae, Raa-ya. Semoga kau bahagia dengan pilihanmu.” Ujarnya.
“Gomawo, oppa.” Balasku.
Ia melepaskan pelukkannya lalu menatapku.
“Sudah, jangan menangis. Tadi ketika bersama Minseok dan Hyunsik kau sudah tiddak menangis, kenapa bersamaku kau menangis?”
“Anniya. Aku hanya bahagia oppa.” Balasku. Ia mengusap air mataku perlahan.
*****
Tuan dan nyonya Im sudah kembali dari pertemuan keluarga. Keduanya kembali hampir tengah malam. Nyonya Im meminta Minseok dan Minho untuk menginap di rumah mereka saja karena jam sudah menunjukan hampir jam 1 pagi. Ia khawatir kalau kedua laki-laki yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri itu akan mengantuk ketika menyetir.
“Minho-ya, Minseok-ah, kalian menginap saja disini. Sudah terlalu malam untuk kembali dengan mengendarai mobil sendiri. Aku khawatir.” Ujar nyonya Im.
“Benar oppa. Kalian menginaplah.” Seru Hyura.
“Nde, eommoni. Terima kasih.” Balas Minho.
“Kalian bisa tidur di kamar Seulong, nanti Seulong bisa tidur bersama Hyunsik.” Tambah nyonya Im lagi.
“Nde, eommoni. Jeongmal gomawo.” Balas Minseok.
“Baiklah, kalau begitu aku tinggal dulu. Kalian segeralah beristirahat.” Ujar nyonya Im.
Kelimanya pun segera membereskan sisa peralatan makan yang telah mereka gunakan. Kamar Hyura, Hyunsik dan Seulong berada di lantai 2 dan ketiganya berdampingan. Minho membantu Hyura membawakan hadiah-hadiah pemberian keempat oppanya itu. Sebuah sepatu heels dari Seulong, sebuah tas tangan dari Hyunsik, sebuah jumpper bewarna abu-abu dari Minseok dan sebuah jam tangan dari Minho.
“Terima kasih untuk kejutannya oppa.” Seru Hyura sebelum ia memasuki kamarnya.
“Nde, cheonmaneyo, Raa-ya.” Balas Minho lalu mengacak rambut Hyura pelan dan diikuti senyum oleh ketiga oppanya yang lain.
“Tidur yang nyenyak.”
*****
Hyura bangun paling awal dibandingkan keempat oppanya itu. Ia sudah membantu sang eomma menyiapkan makan malam untuk Seulong, Minseok, Minho dan Hyunsik. Tuan Im sudah berangkat pagi-pagi sekali karena ada keperluan mendadak di kantor. Tuan Im adalah sosok laki-laki pekerja keras, tidak heran kedua putranya sudah berhasil dengan karir mereka saat ini.
Seulong adalah namja pertama yang bangun dari keempat namja muda yang sedang berada di rumah keluarga Im. Disusul Minseok dan Hyunsik, serta yang terakhir adalah Minho. Dan itu pun, Hyura yang membangunkannya. Ini hari libur baginya untuk bekerja mengurus para artis asuhannya, tapi ia tetap saja harus membangunkan Minho seperti ini.
“Oppa, jinjja. Palli ireonna.” Seru Hyura lalu membuka tirai yang menutupi jendela kamar Seulong agar cahaya matahari bisa masuk dan menyilaukan mata Minho.
“Hoaaam..” ujar Minho yang masih mengantuk.
“Eomma sudah menyiapkan sarapan untuk kalian. Cepat bangun.” Ujar Hyura.
“Kemana hyung?” tanya Minho lagi.
“Minseok hyung dan yang lainnya sudah berada di meja makan. Hanya kau saja yang belum bangun. Cepat turun, sebelum makanannya dingin.” Lanjut Hyura.
“Chankam, tunggu aku sebentar.”
“Geure, cepat segarkan dulu wajahmu.” Balas Hyura.
Minho segera beranjak menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar Seulong dan menyegarkan dirinya. Untuk menunggu Minho, Hyura lalu membereskan tempat tidur sang oppa setelah kedua oppa yang sudah bersamanya sejak dulu menggunakan tempat tidur itu.
“Oppa, palli. Eomma sudah memanggil.”
Tidak lama Minho keluar dari kamar mandi dengan penampilan yang lebih segar, tidak seperti saat Hyura membangunkannya tadi. Keduanya segera turun ke lantai bawah dan menemui nonya Im, Seulong, Minseok dan Hyunsik. Sikap manja Hyura sedikit terlihat hari ini, terlebih pada Minho. Sepanjang jalan menuruni tangga, keduanya tidak berhenti bercanda satu sama lain, seperti 6 tahun lalu. Satu hal yang ditangkap oleh nyonya Im, kalau anak gadisnya itu memang sangat menyukai Minho. Bukan Minho anggota SHINee tapi Choi Minho yang sudah dianggapnya seperti anaknya sendiri.
*****
Selesai sarapan, Minho dan Minseok bergegas pamit untuk segera kembali. Minho harus mengantarkan Minseok terlebih dahulu ke rumah mereka sebelum ia kembali ke dorm. Keempat anggota keluarga Im mengantarkan mereka sampai gerbang. Setelah mobil yang dikendarai Minho meinghilang di ujung jalan, keempatnya kembali masuk ke dalam rumah dan bersantai di ruang keluarga.
“Kalian memiliki jadwal di liburan akhir tahun ini?” tanya nyonya Im.
“Aku mendapatkan libur satu minggu hingga awal tahun nanti, eomma. Wae?” jawab Hyura.
“Hyun-ah? Seulong-ah?” tanya nyonya Im lagi.
“Aku memiliki jadwal untuk konser akhir tahun bersama MBC.” Balas Hyunsik.
“Aku juga sama. Ada cara off air bersama 2AM. Waeyo eomma?” tanya Seulong.
“Aku fikir kalian memiliki jadwal kosong. Aku ingin mengajak kalian ke Jakarta, liburan sekaligus mengunjungi bibi kalian disana. Tapi kalau kalian tidak bisa, aku akan memintanya untuk berkunjung ke sini saja.” Balas nyonya Im.
“Hwua, ke Jakarta? Padahal aku ingin sekali kembali kesana.” Ujar Hyura.
“Kau merindukan teman-temanmu disana?” tanya nyonya Im.
“Nde, eomma. Sudah lama aku tidak bertemu dengan mereka. Tapi mungkin lain kali saja.” Balas Hyura.
“Nde, lain kali saja. Kalau kau punya kesempatan untuk kembali ke sana.” Ujar Hyunsik. “Jadwal BTOB hingga akhir tahun cukup padat. Mian.”
“Gwenchana, Hyun-ah. Lain kali saja kalau begitu.” Balas nyonya Im. “Ah, iya. Raa-ya, bagaimana hubunganmu dengan Jongin? Baik-baik saja?”
Hyura terdiam. Kaget dengan pertanyaan sang ibu. Tumben sekali sang eomma menanyakan hubungannya dengan Jongin. Hyura memang akhirnya bercertita pada nyonya Im mengenai hubungannya dengan Jongin, ia tidak mungkin menutupi hal seperti itu dari sang ibu.
“Ah, gwenchana. Kami baik-baik saja.” Balas Hyura singkat.
“Kau tidak pernah mengajaknya kemari. Ajak ia untuk makan siang nanti. Bagaimana?” tanya nyonya Im lagi. “Kalian tidak ada jadwal bukan?” tanya nyonya Im pada kedua putranya.
“Nde, kami tidak ada jadwal. Aku baru akan kembali besok pagi ke dorm.” Balas Hyunsik.
“Jongin sibuk eomma. Sepertinya ia tidak bisa hari ini.” balas Hyura.
“Kau sudah menghubunginya?” tanya nyonya Im.
“Belum. Tapi ia dan groupnya juga sedang menikmati liburan.” Bohong Hyura.
“Kalian bertengkar?” tanya Seulong.
“Anniyo. Aku hanya sedang ingin menikmati liburanku saja tanpa diganggu oleh rekan kerjaku.” Balas Hyura malas.
“Bukankah Minho juga rekan kerjamu. Kau tidak terlihat malas ketika bersamanya tadi.” Ujar nyonya Im.
“Eomma..” ujar Hyura. Ia tahu, sang eomma sedang menggodanya mengenai hubungannya dengan Minho.
“Ah, kalau dengan Minho ia tidak akan pernah malas, eomma.” Tambah Hyunsik.
“Oppa, geumanhe.” Seru Hyura.
“Raa-ya, kau sudah bertambah dewasa sekarang. Kalau memang kau nyaman dengan Minho, jangan membohongi perasaanmu sendiri dan jangan menyakiti perasaan orang lain karena itu.” Ujar nyonya Im bijak.
“Eomma, kenapa kau tiba-tiba membahas mengenai ini. Eomma..” ujar Hyura.
“Anniyo, aku hanya melihat kau sangat bahagia dan lepas ketika bersama Minho tadi. Berbeda dengan ketika kau bercerita mengenai Jongin padaku. Kau masih menyukainya bukan?” jelas nyonya Im.
“Eomma, mian. Aku dan Hyunsik pergi ke kamar dulu. Kalian bisa melanjutkan obrolan kalian.” Pamit Seulong lalu menarik tangan Hyunsik untuk mengikuti langkahnya.
“Gwenchana oppa. Ada yang ingin kukatakan juga pada kalian.” Ujar Hyura.
Hyunsik dan Seulong pun kembali duduk.
“Sebenarnya...” ujar Hyura tertahan.
“Sebenarnya apa?” tanya Hyunsik penasaran.
“Hmm...” tahan Hyura lagi. “Hubunganku dengan Jongin sudah berakhir. Mian mengecewakan kalian.”
“Jinja?” seru Hyunsik kaget. Hyura hanya menangguk.
“Sejak?” tanya Seulong.
“Semalam, oppa.” Balas Hyura.
“Di hari ulang tahunmu? Jinja, Kim Jongin, kau mengajak adikku makan malam di hari ulang tahunnya hanya untuk memtuskan hubungan dengannya.” Seru Hyunsik kesal.
“Oppa, kau salah paham.” Balas Hyura. “Aku yang memintanya untuk mengakhiri hubungan kami.”
“Wae?” tanya Hyunsik lagi.
“Wae, Raa-ya?” tanya nyonya Im.
“Sebenarnya, sejak awal pun aku sudah tidak yakin kalau pilihanku adalah pilihan yang tepat. Seperti yang kubilang dulu oppa. Semakin kesini, aku semakin merasa bersalah. Jadi aku mengatakan yang sejujurnya padanya.” Jelas Hyura.
“Semalam?” tanya Seulong.
“Aku sudah mengatakannya sejak sehari sebelum konsen SM Town Week EXO. Memang, sebelum mengatakannya aku baru saja berbaikan dengan Jongin. Kami sempat bertengkar karena kesalah pahaman. Tapi ia baru memberikan jawabannya semalam.” Balas Hyura.
“Gwenchana, Raa-ya. Perasaan memang tidak bisa dibohongi dan dipaksakan. Kau melakukan yang terbaik. Sebelum kau lebih jauh melakukan kesalahan dengan menyakiti perasaan orang lain.” Ujar nyonya Im lalu memeluk putri bungsunya itu.
“Hwoaa, kisah cinta adikku ini ternyata cukup pelik.” Seru Hyunsik.
“Oppa..” ujar Hyura.
“Aku bercanda.” Balas Hyunsik. “Lalu gelang yang ditanganmu itu? Aku baru melihatnya.”
“Ah, ini. Ini hadiah ulang tahun dari Jongin untukku sekaligus kenang-kenangan darinya.” Balas Hyura.
“Lalu setelah ini? Bagaimana dengan hubungan kalian? Apakah tidak akan canggung ketika kalian bekerja sama nanti?” tanya Seulong.
“Gwenchana oppa. Kami berdua baik-baik saja. Kami memulainya dengan baik dan berakhir juga dengan baik.” Balas Hyura.
“Arasso.” Ujar nyonya Im. “Lalu, bagaimana hubunganmu dengan Minho nanti?” goda nyonya Im.
“Eomma..” balas Hyura.
“Iya, benar. Bagaimana dengan hubungan kalian nanti?” tanya Hyunsik.
“Oppa, aku akan terkesan jahat bila seperti itu. Lagipula kami memang sudah dekat bukan. Jauh sebelum ini semua.” Balas Hyura.
“Aah, sepertinya kau memang berjodoh dengan anak bungsu Choi ajushi itu, Raa-ya.” Lanjut Seulong.
“Benar, hyung. Sepertinya mereka memang ditakdirkan untuk bersama. Walaupun masalahnya dengan Minho hyung dulu dan terhambat dengan hubungannya dengan Jongin, ia tetap kembali pada namja itu.” Seru Hyunsik.
“Oppa...” ujar Hyura gemas.
“Gwenchana, Raa-ya. Kalau perasaanmu memang untuk Minho, kau pasti akan kembali padanya. Apapun halangannya.” Ujar nyonya Im.
“Eomma, oppa.. aish, jinja.” Seru Hyura.
*****
Menjadi dewasa adalah pilihan. Namun semuanya memang butuh proses. Ketika cinta yang sudah kau miliki sejak lama, ia akan selalu bersamamu hingga semuanya jelas. Walaupun Minho oppa mengatakan tidak padaku, tapi aku yakin, sebenarnya ia juga memiliki perasaan yang sama denganku. Hanya saja memang seperti yang ia katakan, ada hal yang harus dipertimbangkannya.
Memaksaakan tidak akan selamanya berubah menjadi suatu hal yang manis, aku hanya tidak ingin menyakiti Jongin lebih jauh. Tersiksa dan terbebani. Sebelum semuanya menjadi semakin jauh, lebih baik untuk menyelesaikannya lebih awal. Gomawo Jongin-ah, geurigo Mianhe. Aku menyayangimu, sebagai sahabat.
Ketika cinta membawamu kembali pulang pada sosok yang kau cintai, disaat itu pula kau akan mengetahui, kalau kebahagiaanmu adalah dengannya. Bukan dengan orang lain. Namun, semuanya mungkin memang membutuhkan waktu dan proses yang berliku. Menyakiti perasaan orang lain adalah pilihan, tapi dibalik itu, sebenarnya kau lah yang tersiksa karena melakukannya.
Saat cinta membawamu kembali. Saat cinta seorang Im Hyura memang harus kembali pada Choi Minho. Kim Jongin hanyalah penolong bagi keyakinan Hyura atas perasaannya pada Minho. Sesakit apapun itu, cinta akan kembali membawamu kembali pada sosok yang sudah jauh kau sayangi dan kau cintai sejak dulu.
“Saat cinta membawamu kembali kepada orang yang kau sayangi...”
My Story,
Im Hyura
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
nggak kerasa akhirnya ff ini selesai juga.
demikianlah cerita cinta Minhi-Hyura-Kai
terima kasih buat kalian yang udah setia membacanya dan juga udah kasih komen masukan buat aku :)
mohon maaf kalo ada cerita dan karakter tokoh yang kurang berkenan buat kalian. aku hanya mencoba menyesuaikan sesuai dengan pengamatanku saja. tapi sekali lagi makasih ya :)
Tapiiiii,
buat kalian yang masih suka dengan karakter Hyura-Minho
jangan sedih. ini bukan akhir dari cerita antara mereka berdua.
ceita mereka belum selesai, masih ada kelanjutannya..
kayak gimana? ditunggu aja yaa..
setelah ini, aku akan kembali untuk membuat sequel kelanjutan cerita cinta dua namja yeoja yang hubungan perasaannya ini agak pelik dengan cerita yang tetunya lebih seru menarik dan juga bewarna.
mohon kesetiaan kalian untuk menantikan yang selanjutnya ya..
***********
Annyeong readers:)
jangan lupa untuk LOVE, Subcribe dan Commentnya..
dan jangan lupa juga untuk turt baca, visit the other my fanfiction..
kelanjutan dari cerita di FF ini di By Your Side..
dan juga ff lainnya, Wedding Dress :)
Terima kasih banyaaak..
Jeongmal Gomawo..
Big Hug,
Ekha
@khaiicheen