home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Leave Me?

Leave Me?

Share:
Author : princess_nand
Published : 21 Oct 2014, Updated : 05 Dec 2014
Cast : Cho Kyuhyun ; Lee Hea Ae
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |109252 Views |13 Loves
Leave Me?
CHAPTER 7 : Leave Me? [Part 7]

Rye Mi’s Apartment

08.18 pm

 

Kyuhyun berjalan dengan gontai kembali memasuki lift yang terdapat di basement. Pria itu menekan sebuah angka dan menyandarkan punggungnya di sisi kanan dinding lift. Matanya kembali memandangi ponsel yang sejak tadi di genggamnya. Pria itu hanya menatap layarnya, tanpa melakukan apapun. Menatap wajah Hea Ae yang selalu menjadi wallpaper ponselnya.

Kyuhyun mendesah. Pikirannya melayang membayangkan sosok istrinya. Sosok yang tadi melihat dengan jelas bagaimana Rye Mi menarik dan mencium bibirnya secara tiba-tiba. Pria itu kembali membuka aplikasi pesannya.

“Game over. Cho Kyuhyun.”

Satu pesan yang didapatnya beberapa menit yang lalu. Satu pesan yang membuatnya seolah kehilangan kekuatan untuk sekedar menopang berat tubuhnya sendiri. Pesan yang dikirim oleh Hea Ae. Pesan yang mungkin saja menyiratkan akhir dari kisah hidupnya dengan gadis itu. Benarkah yang akan terjadi seperti itu? Kyuhyun menggelengkan kepalanya kuat. Menepis pikiran buruknya sendiri. Tangannya menekan satu pesan selanjutnya yang masuk setelah pesan Hea Ae diterima.

“Aku tidak akan memberimu kesempatan lainnya, Cho Kyuhyun. Saatnya kau untuk melepaskan Hea Ae.”

Sebuah pesan yang dikirim sahabatnya, Shim Changmin. Sahabat? Mungkin untuk saat ini lebih pantas jika pria itu disebut mantan sahabatnya. Entah siapa yang menghianati siapa. Yang pasti, Kyuhyun sudah tidak menganggap Changmin sebagai sosok sahabatnya lagi saat ini.

Kyuhyun tersentak dari lamunannya saat mendengar suara lift berdenting, menandakan bahwa dia sudah sampai di lantai yang dituju–lantai 16. Pria itu berjalan ke sebuah kamar dan menekan password kamar itu yang sudah sangat dihafalnya. Dia mendorong pintunya dan masuk tanpa mengatakan apapun. Langkah gontainya membawanya menuju ke ruang santai. Seorang gadis yang tengah menggenggam gelas berisi wine hanya memandangnya sembari berkacak pinggang.

“Jadi?” tanya gadis itu membuka suara.

Kyuhyun menolehkan wajahnya dan sedikit mengerutkan keningnya saat memandang gaun tidur super minim yang digunakan oleh gadis itu. Pria itu menegakkan duduknya dan berdeham pelan.

“Bisakah kau mengganti pakaianmu?”

“Kenapa? Kau keberatan, Oppa?” gadis itu balik bertanya. Alih-alih melangkahkan kakinya pergi ke kamar untuk mengganti pakaiannya, gadis itu malah dengan santai berjalan mendekat ke arah Kyuhyun dan duduk di samping pria itu.

“Cukup, Shin Rye Mi!” Kyuhyun sedikit menggeser posisi duduknya saat gadis itu mulai melarikan tangannya ke lengan Kyuhyun dan mengusapnya perlahan.

Gadis itu menghentikan aktifitasnya dan duduk bersandar pada punggung sofa. “Mau bercerita?”

“Pria tadi yang melihat kita di depan lift, dia Changmin. Shim Changmin. Dia temanku saat kami berkuliah di Oxford University. Dan seorang gadis yang juga melihat kejadian tadi, dia a–”

“Istrimu?”

Kyuhyun menolehkan wajahnya cepat ke arah Rye Mi. “Bagaimana kau tahu?”

“Aku tidak bodoh, Oppa. Melihat reaksimu tadi aku cukup tahu siapa gadis itu. Dan lagipula, aku memang sudah tau siapa istrimu.” Ujar gadis itu terlihat santai.

“Jadi benar, Hea Ae yang kau temui tadi adalah dia?”

Rye Mi tidak menjawab. Gadis itu hanya mengendikkan bahunya dengan malas.

“Shin Rye Mi,” Kyuhyun menghela nafas berat. “Sudah kukatakan, hubungan kita tidak akan berhasil. Aku benar-benar tidak bisa.”

“Aku juga tidak bisa!” Rye Mi memekik tiba-tiba. “Kau tahu aku tidak bisa! Kau milikku, Oppa! Aku benci jika ada orang lain yang merampas apa yang seharusnya menjadi milikku! Dan karena itu. Aku. Sangat. Membenci. Istrimu!”

“Rye Mi-ya!” Kyuhyun memekik lebih keras dan memijat pelipisnya. Pria itu bangkit dari duduknya dan meraih jas yang tadi dilemparnya ke sembarang tempat. “Aku pulang. Kita akan meneruskan pembicaraan ini lain kali.”

Kyuhyun hendak meraih kenop pintu saat suara dingin Rye Mi menghentikan langkahnya. “Aku tidak akan melepaskanmu, Oppa. Sampai kapanpun. Dan aku akan melakukan apapun untuk mempertahankanmu.”

“Kau gila!” desis Kyuhyun kemudian membanting pintu dengan keras.

***

Kyuhyun’s home

08.49 pm

“Kau yakin?”

Seorang gadis menganggukkan kepalanya. “Aku akan mengambil tas, kau tunggu di sini sebentar.”

“Baiklah. Tapi aku tidak yakin kalau dia tidak mencarimu. Dia pasti akan segera menemukanmu. Kau tahu, kekuasaannya yang berbicara.”

“Kau tenang saja. Aku tidak akan merepotkanmu terlalu lama.”

“Bukan begitu maksudku. Justru aku senang. Aku hanya tidak ingin jika dia menemukanmu dan menyakitimu lagi.”

Gadis itu meraih tangan pria di hadapannya dan mengelusnya perlahan. “Kau tidak perlu cemas. Aku baik-baik saja, ok?”

“Tinggalkan dia. Kau bisa bersamaku. Kau tahu aku mencintaimu lebih dari siapapun. Aku tidak peduli jika kau miliknya. Aku bisa menunggu sedikit lebih lama, sampai kau bisa melupakannya.”

Gadis itu tersenyum lalu memeluknya dengan erat. Menyalurkan kehangatan yang terpancar dari tubuhnya. “Aku tahu. Aku juga menyayangimu. Sangat. Tapi aku tidak bisa. Tidak sekarang Changmin-ah. Dan aku tidak perlu menjelaskan kenapa, karena kurasa kau pasti sudah tahu alasannya.”

Changmin menghela nafas berat dan melepaskan pelukannya. Jemari pria itu berlari menyusuri pipi Hea Ae dan perlahan semakin mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu.

“Aku bersiap-siap dulu. Kita pergi sebelum dia pulang.” Ujar gadis itu sembari menolehkan wajahnya ke samping sesaat sebelum bibirnya menempel pada bibir Changmin.

Changmin tersenyum getir dan mengangguk. Gadis itu pergi beranjak ke kamarnya.

***

Cho Younghwan’s home

09.33 pm

“Hea Ae-ya?”

Seorang wanita paruh baya yang berdiri di ambang pintu tampak sangat terkejut melihat kedatangan menantunya.

Eommonim.” Gadis itu langsung memeluk wanita paruh baya di hapadannya.

“Ada apa? Kau kemari dengan siapa? Kyuhyun?”

Anniyo, aku kemari sendirian. Aku hanya kebetulan sedang lewat dan kupikir tidak ada salahnya jika aku mampir.”

Gadis itu berbohong. Tentu saja dia ke rumah orang tua Kyuhyun dengan Changmin. Dan tentang kebetulan lewat? Hanya alasan itu yang terlintas dengan cepat di otaknya saat Ibu mertuanya bertanya.

“Masuklah. Eommonim akan memberitahu  Kyuhyun jika kau ada di sini.”

“Tidak perlu, aku akan langsung pulang. Aku menyayangimu, Eommonim.” Gadis itu kembali memeluk Ibu mertuanya.

“Dan juga Abeoji,” gadis itu beralih memeluk Ayah mertuanya yang baru saja muncul dari dalam. “Aku menyayangi kalian.”

“Kau kenapa? Aneh sekali. Kau tidak sedang bertengkar dengan Kyuhyun, kan?”

Hea Ae tersenyum dan menggeleng. “Tidak. Yasudah, aku pulang dulu. Sampai bertemu lagi, Emmonim, Abeoji. Sampaikan salamku untuk Siwon Oppa, Hyun Kyung Eonnie dan Rae Hwa.”

“Hea Ae-ya, tunggu–”

Gadis itu segera membungkukkan tubuhnya dan berbalik pergi sebelum pertanyaan lain meluncur dari bibir kedua mertuanya.

***

“Sudah?” tanya Changmin saat Hea Ae membuka pintu mobilnya.

“Hmm...” Gadis itu menganggukkan kepalanya sembari mengusap air mata yang terus turun sejak tadi saat dia berbalik pergi meninggalkan kedua orang tua Kyuhyun yang tentu saja bingung dengan sikap menantunya kali ini.

Changmin mengangguk dan segera melajukan mobilnya menjauh dari halaman rumah keluarga Cho Younghwan.

***

Kyuhyun’s home

10.08 pm

“Hea Ae-ya?”

Kyuhyun terus menyusuri setiap ruangan di rumahnya. Kosong. Rumahnya benar-benar kosong. Dia tahu bahwa Siwon, Hyun Kyung serta Rae Hwa sedang menghabiskan minggu terakhir liburan mereka di rumah orang tuanya. Tapi Hea Ae? Kemana gadis itu?

Kyuhyun tidak menemukan sosok istrinya di kamar mereka. Tidak pula di kamar mandi atau di dapur. Bahkan halaman belakang rumah pun sudah ditelusurinya, tapi dia tetap tidak menemukan sosok Hea Ae. Pria itu mulai gelisah, diraihnya ponsel yang tergeletak di atas meja makan dan dengan segera menghubungi nomor ponsel istrinya. Berkali-kali pria itu mencobanya, hasilnya tetap sama. Tidak ada jawaban–bahkan nomornya tidak aktif.

“Kau di mana?” Kyuhyun bergumam sembari mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.

Ini sudah hampir pukul setengah sebelas malam tapi gadis itu bahkan belum sampai di rumah. Kenyataan bahwa pertemuan terakhir mereka tadi dalam kondisi yang sangat tidak baik, membuat pria itu semakin merasa frustasi.

Kyuhyun meraih kunci mobil dan segera keluar, berniat untuk mencari Hea Ae. Dia kembali membuka kontak telepon dalam ponselnya. Jemarinya bergerak cepat mencari sebuah nomor.

Yoboseyo?

Ne, Kyuhyun-ah?

Eomma, apa Hea Ae ada di sana?”

“Hea Ae? Tidak. Tadi dia memang datang, tapi hanya sebentar, setelah itu dia langsung pergi. Ada apa? Apa Hea Ae belum pulang?”

Ne? Ah, ya. Eomma, aku akan mencari Hea Ae. Kututup dulu teleponnya.”

Kyuhyun segera melajukan mobilnya untuk mengelilingi Seoul. Mencari sosok Hea Ae meskipun pria itu sama sekali tidak tahu di mana istrinya berada sekarang. Pria itu teringat akan sesuatu dan kembali membuka kontak ponselnya untuk menghubungi seseorang.

“Di mana Hea Ae?”

“Hea Ae? Apa aku tidak salah dengar? Kau menanyakan keberadaan istrimu padaku?”

Terdengar suara tawa dari seberang sambungan telepon. Tanpa perlu melihatnya pun Kyuhyun sudah tahu pria yang sedang dihubunginya pasti tengah menampakkan seringaian menghinanya yang khas.

“Aku sedang tidak ingin berbasa-basi, Changmin-ssi. Di mana Hea Ae?”

“Aku tidak tahu. Kau bertanya pada orang yang salah, Cho Kyuhyun-ssi.”

“Dengar! Yoboseyo?” Kyuhyun melihat layar ponselnya. “Sial!” umpatnya. Sambungan teleponnya diputuskan sepihak oleh Changmin.

Kyuhyun kembali memfokuskan penglihatannya pada jalanan kota Seoul. Sesekali matanya menelusuri trotoar yang berada di kanan dan kiri jalan, berharap menemukan sosok Hea Ae di tengah kerumunan orang-orang yang berlalu-lalang di jalanan tersebut.

***

Changmin’s home

10.48 pm

 

“Kau tidak memberitahunya kan?”

“Tidak, kau tenang saja.”

Changmin berjalan mendekat ke arah ranjang di mana seorang gadis tengah duduk bersila di atasnya.

“Terima kasih.” Ujar gadis itu sembari tersenyum.

Changmin balas tersenyum. “Jadi, kapan rencanamu berangkat ke Amsterdam?”

“Aku tidak tahu. Mungkin lusa atau akhir minggu ini. Aku harus berkonsultasi dengan dokter kandunganku dulu. Aku tidak mau jika penerbangan panjang ini sampai membahayakan janinku.”

“Lalu bagaimana jika orang tuamu bertanya?”

“Aku bisa mengatakan kalau aku sedang berlibur. Dan pria itu tentu saja sibuk dengan setumpuk pekerjaannya.” Ujar gadis itu acuh tak acuh.

“Kau yakin akan berangkat sendiri? Aku bisa mengantarmu kalau kau mau.”

“Tidak perlu. Aku sudah banyak merepotkanmu, presdir Shim.”

Changmin terkekeh. Pria itu memang selalu menolak jika gadis itu memanggilnya dengan sebutan presdir.

“Tidurlah. Kau perlu istirahat.” Changmin bangkit dari duduknya dan menarik selimut untuk menutupi tubuh Hea Ae.

“Hmm… Selamat malam, Changmin-ah.”

***

3 days later

Schiphol International Airport, Amsterdam, Netherlands

05.38 am

Hea Ae meneguk lagi cup coffe latte yang di pegangnya di tangan kanan. Tangan kirinya dengan santai mendorong troli berisi koper dan tas menuju ke sebuah taksi yang sudah di pesannya tadi ketika tiba di bandara. Hari masih terlalu pagi saat akhirnya dia menginjakan kaki di tanah kelahirannya ini, Belanda. Gadis itu tersenyum, sejenak melupakan semua masalah yang selalu menjadi pikirannya akhir-akhir ini, terutama masalahnya dengan Kyuhyun. Gadis itu terlalu gembira karena akhirnya dapat kembali ke Belanda lagi setelah sekian  lama menetap di Korea.

Goede Morgen, Mevrouw (Selamat pagi, Nyonya).”

Goede Morgen (Selamat pagi).”

Hea Ae tersenyum kepada pria itu. Pria itu dengan cekatan membukakan pintu belakang taksinya untuk Hea Ae dan memasukan barang-barang gadis itu ke dalam bagasi.

***

Oudezijds Voorburgwal 195, 1012 EW Amsterdam, Netherlands

06.29 am

Vader (Ayah)!” seru gadis itu ketika seorang pria paruh baya membukakan pintu untuknya. Gadis itu bahkan langsung memeluk pria itu dengan erat.

“Hea Ae?” tanya pria itu masih dengan wajah yang terkejut mendapati anak perempuan satu-satunya tiba-tiba muncul di depan rumahnya tanpa memberi kabar.

Moeder (Ibu)!” seru gadis itu lagi sembari sedikit berlari masuk ke dalam rumah ketika seorang wanita paruh baya muncul di belakang Ayahnya.

“Hei!” ujar wanita paruh baya itu tersenyum dan menyambut kedatangan anaknya dengan pelukan hangat. “I miss you so much, dear.

I know, Moeder (Ibu).”

What’s bring you here so suddenly? Where’s Kyuhyun?” tanya Ayah Hea Ae sembari membawa koper gadis itu masuk.

I just want to spend my vacation here. I miss this country.” Ujar gadis itu sembari menunjukkan cengiran lebarnya.

And Kyuhyun?”

He’s busy, Vader (Ayah). He can’t go with me.

Hanya itu jawaban yang terucap. Jawaban yang sudah di siapkannya saat masih di Korea untuk menjawab pertanyaan Ayah dan Ibunya. Senyuman di wajah gadis itu menghilang. Tatapannya dengan cepat berganti, terlihat begitu lelah.

Ben je moe? (Apakah kamu lelah?)” tanya Ibunya ketika melihat perubahan raut wajah Hea Ae.

Nee, ik ben niet moe, Moeder. (Tidak, aku tidak lelah, Ibu)”

Good. Are you hungry? I’ll make some food for you if you want.

No, thanks. I have a good news for you two.

What?” tanya Ibunya terlihat antusias.

I’m pregnant!

Really? Oh dear!! Gefeliciteerd! (Selamat!)”

Hea Ae kembali tersenyum saat Ayah dan Ibunya memeluknya bersamaan.

Why you didn’t call us instead of went to here, dear? Vader  (Ayah) and Moeder (Ibu) can go to Korea. You don’t need to do this, dear.”

Like I said Moeder (Ibu), I want to spend my vacation in here.” Jawab Hea Ae.

I will call Kyuhyun to congrats him.” Ujar Ayah Hea Ae.

No need, Vader (Ayah). He’s busy right now.”

Ayah Hea Ae mengerutkan keningnya. “Did something happened between you and Kyuhyun?

What? No. Er gebeurt helemaal niets (Tidak terjadi apapun), Vader (Ayah).”

Don’t lie to me, Larsie Schoonhoven!” ujar Ayah Hea Ae menyebut nama Belanda gadis itu dengan lengkap dan penuh penekanan.

Hea Ae terdiam. Dia tahu, dia tidak pernah bisa berbohong pada kedua orang tuanya. Tapi apakah dia harus menceritakan masalahnya dengan Kyuhyun? Masalah perselingkuhan Kyuhyun? Apa yang akan orang tuanya katakan jika mereka tahu tentang hal ini?

Dear?” tanya Ibunya yang juga menunggu jawaban dari gadis itu.

Can we talk about this, later? Please?” tanya gadis itu sedikit memohon. Gadis itu menyerah, pada akhirnya pun dia harus menceritakan masalahnya pada orang tuanya. Tapi tidak hari ini. Tidak sekarang. Gadis itu masih sangat ingin menikmati hari-harinya di tanah kelahirannya ini.

***

Kyuhyun’s home

10.09 am

“Astaga! Demi Tuhan, Cho Kyuhyun!”

Kyuhyun terkesiap kaget saat mendengar suara Ayahnya. Pria itu langsung terbangun dari tidurnya di sofa ruang tamu dan menatap Ayahnya yang terlihat murka.

“Apa yang kau lakukan? Dimana Hea Ae?”

“Aku? Tentu saja tidur. Dan Hea Ae, mungkin sudah berangkat ke kantor.”

Beberapa hari ini Kyuhyun terus mencari Hea Ae ke setiap sudut kota Seoul, tapi hasilnya nihil. Pria itu sampai meninggalkan semua pekerjaan kantornya, setiap hari hanya mengelilingi Seoul dan sekitarnya untuk mencari sosok istrinya.

Kyuhyun terlihat sangat frustasi. Penampilannya saat ini jauh dari sosok Kyuhyun yang seperti biasanya. Wajahnya terlihat kusut. Dan juga tampak dengan jelas lingkaran hitam di kedua matanya, menandakan bahwan pria itu sama sekali tidak cukup tidur selama berhari-hari.

“Jangan berbohong pada Appa! Kau kira aku tidak tahu dimana Hea Ae?”

Kyuhyun melebarkan matanya seketika. Apa yang tadi Ayahnya katakan? Apa Ayahnya tahu di mana Hea Ae berada? Apa Ayahnya tahu masalah perselingkuhannya lah yang menyebabkan Hea Ae pergi?

“Apa?”

“Jangan berpura-pura bodoh, Cho Kyuhyun! Aku tidak merasa pernah mengajarimu berbohong apalagi menyakiti wanita! Apa yang ada di otakmu? Kenapa kau sampai hati menghianati Hea Ae?” teriak Ayahnya sembari berjalan mendekati Kyuhyun dan dengan cepat menarik kerah baju pria itu.

Kyuhyun terdiam. Lidahnya kelu. Tidak ada satupun kata-kata maupun pembelaan yang keluar dari mulutnya. Seolah seperti membenarkan semua yang dikatakan Ayahnya.

“Kau keterlaluan, Cho Kyuhyun! Apa yang harus aku katakan di hadapan orang tua Hea Ae tentang kelakuan bodohmu itu, hah?” tangannya hendak melayang ke wajah Kyuhyun saat suara Siwon menginterupsi.

Ahjussi!

“Bahkan pukulan di wajahnya pun seharusnya masih tidak cukup untuk menghukumnya.” Ujar Ayah Kyuhyun sembari melepaskan cengkramannya.

“Kita bisa membicarakannya baik-baik, Ahjussi. Yang terpenting sekarang adalah memba-”

Ayah Kyuhyun meraba saku jas dan mengeluarkan ponselnya yang berdering. Keningnya berkerut sesaat, kemudian dengan cepat menjawab panggilan itu.

Yeoboseyo?

“…”

Oh, yes. Mr. Schoonhoven. What happened?

 “…”

Are you in Korea now?

“…”

I’m so sorry, Mr. Schoonhoven . Ok. I’ll see you, later.

Ayah Kyuhyun kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku jasnya. Pria paruh baya itu menatap Kyuhyun tajam dan dengan satu gerakan cepat menampar wajah anaknya. Kyuhyun membelalakkan matanya terkejut, begitu juga dengan Siwon yang melihatnya. Wajar saja, karena selama ini sosok Ayah Kyuhyun sama sekali tidak pernah bersikap kasar di hadapan istri dan anak-anaknya.

“Tamat riwayatmu, Cho Kyuhyun. Aku tidak peduli meskipun kau adalah anak kandungku. Kau berani menyakiti Hea Ae, kau berurusan denganku.” Ujarnya tajam kemudian berlalu pergi.

Hyung.” ujar Kyuhyun serak.

“Selesaikan masalahmu sendiri, Cho Kyuhyun. Aku sudah memperingatkanmu sejak awal.” ujar Siwon yang kemudian segera menyusul Ayah Kyuhyun keluar.

Kyuhyun mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan segera menghubungi sekertarisnya. “Segera siapkan satu tiket pesawat tujuan Amsterdam untukku, sekarang. Aku tidak mau mendengar masalah apapun tentang hal ini, mengerti?”

***

TBC

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK