Shim Enterprise
10.38 am
“Siapa?”
“Shin Rye Mi.” Ujar seorang gadis sembari meletakkan kembali ponselnya ke atas meja.
“Shin Rye Mi?”
“Dia ingin bertemu denganku.”
“Untuk apa?”
Gadis itu menggeleng. “Aku tidak tahu. Aku akan menemuinya besok.”
“Kau akan menemui gadis selingkuhan suamimu? Apa kau gila?”
“Changmin-ah, kumohon hentikan. Kyuhyun sudah berjanji tidak akan melakukannya lagi.”
“Dan kau percaya begitu saja padanya? Kau seharusnya meninggalkan pria itu. Dia sudah terlalu banyak menyakitimu!” cibir Changmin.
Gadis itu memilih diam dan tidak merespon kata-kata Changmin. “Aku kembali ke ruanganku dulu.”
“Aku tidak akan tinggal diam jika dia kembali menyakitimu, Hea Ae-ya.”
Gadis yang dipanggil Hea Ae hanya melanjutkan langkahnya dan segera menutup pintu ruangan kerja Changmin.
***
Cho Corp
01.08 pm
‘Oppa kumohon, aku tahu kau masih mencintaiku. Kita bisa memulainya lagi dari awal. Aku akan benar-benar pergi dari kehidupanmu jika hubungan kita memang tidak berhasil. Aku akan menunggumu sampai kau bisa melepaskan istrimu.’
Seorang pria kembali membaca sederet kalimat di pesan masuk dalam ponselnya. Pria itu mengalihkan pandangannya dari layar ponsel yang ada digenggamannya ke sebuah pigura berukuran sedang yang terpajang di atas meja kerjanya. Menampakkan gambar dirinya yang tengah mengenakan tuxedo hitam dan seorang gadis cantik dengan wedding dress berwarna putih yang membalut tubuhnya. Membuat lekukan tubuh gadis itu tercetak dengan jelas dan terlihat sempurna. Sebuah gambar dimana pria itu tengah memeluk pinggang seorang gadis di sampingnya sembari tertawa dan gadis di sampingnya yang juga tengah tertawa sembari bersiap untuk melempar buket bunga yang digenggamnya. Terlihat sangat bahagia.
Pria itu memijat pelipisnya perlahan. Tangannya bergerak meraih pigura itu dan menutupnya, seolah berniat mengenyahkan gambar yang sejak tadi mengganggu pikirannya itu. Apa yang sebenarnya tengah dirasakannya saat ini? Kenapa pria itu merasa tidak sanggup untuk melepaskan salah satu dari dua gadisnya? Hea Ae? Rye Mi? Walaupun beberapa jam yang lalu pria itu baru saja memutuskan hubungannya dengan Rye Mi, tapi pria itu tetap tidak bisa memungkiri rasa sakit yang kini tengah dirasakannya.
Apa yang sebenarnya diinginkannya? Perasaan apa yang sebenarnya pria itu rasakan terhadap Rye Mi saat ini? Apakah benar-benar perasaan cinta? Atau hanya perasaan ingin memiliki sesaat yang dirasakannya karena kehadiran gadis itu secara tiba-tiba? Perasaan ingin memiliki yang muncul kembali karena bertahun-tahun yang lalu gadis itu pernah menjadi bagian dari hidupnya dan menjadi salah satu orang yang termasuk dalam daftar penting pria itu?
Rye Mi hanya masa lalunya, seharusnya tidak sesulit ini hanya untuk melepaskan sebuah masa lalu. Lagipula pria itu sadar betul bahwa sekarang dia sudah memiliki sebuah ikatan dengan dengan seorang gadis. Ikatan yang seharusnya tidak pernah dia kotori dengan alasan apapun.
Lalu kenapa? Kenapa rasanya begitu sulit? Apa rasa cintanya pada istrinya semakin berkurang sejak kembalinya gadis masa lalunya itu ke dalam hidupnya? Ataukah pria itu sebenarnya tidak pernah mencintai istrinya? Apa benar rasa tidak ingin kehilangan yang pria itu rasakan terhadap istrinya hanya sekedar kebiasaan yang tidak bisa dengan langsung dilupakannya untuk saat ini? Keberadaan seorang gadis–yang sekarang menyandang status sebagai istrinya karena kebiasaan lah yang membuatnya sulit untuk melepaskan istrinya itu? Benarkah begitu?
“Sialan! Suami macam apa kau!!” ujar pria itu yang ditujukan lebih kepada dirinya sendiri.
Pria itu mengerang frustasi. Tangannya beralih ke helaian rambutnya yang sudah tidak lagi tertata rapi sejak beberapa menit yang lalu dan mengacaknya untuk yang kesekian kalinya. Dia meraih ponselnya kembali. Membuka aplikasi message dan mengetik sesuatu.
‘Kita akan membahas hal ini lagi, nanti. Maafkan aku, aku mencintaimu.’
Pria itu menekan tombol send dan kembali merebahkan kepalanya ke atas meja dengan perasaan yang tidak menentu. Dia baru saja kembali berbaikan dengan istrinya, tapi dia juga baru saja seperti membenarkan bahwa dia ingin melanjutkan hubungan yang seharusnya tidak pernah dia jalani sejak awal. Pria itu menghela nafas berat dan meraba cincin pernikahan yang melingkar di jari manisnya. Pria itu tahu, keputusan yang diambilnya adalah keputusan yang salah. Keputusan yang mungkin akan membawa sebuah kesakitan lain bagi istrinya.
***
“Maaf tuan, saat ini presdir sedang tidak ingin digang–” ucapan seorang wanita ber ID Card sekertaris yang terlihat sangat berwibawa dengan setelan kemeja baby blue dan blazer berwarna senada, dipadu dengan rok putih di atas lutut yang membuatnya terlihat sangat berdedikasi pada pekerjaan dan perusahaan tempatnya bekerja pun terpotong begitu saja saat pintu ruangan kerja sang presdir terbuka lebar dan menampakan presdir-nya yang sedang mencoba untuk duduk tegak dengan ekspresi terkejut saat mendengar kegaduhan yang baru saja terjadi.
“Maaf, presdir. Saya sudah mengatakan bahwa anda sedang tidak ingin diganggu tetapi tuan ini memaksa ingin masuk untuk menemui anda sekarang juga.” Ujar sekertaris itu kemudian membungkuk sopan.
“Biarkan dia masuk. Kau boleh keluar sekarang.” Ujar pria itu pada sekertarisnya yang sekali lagi membungkuk tanda hormat dan segera berlalu setelah menutup pintu ruangan.
Tamu bertubuh tinggi tegap itu berjalan mendekati meja kerja pria yang dipanggil dengan sebutan presdir tersebut. Pria itu kemudian duduk dengan santai di kursi yang berada tepat di depan meja kerja sang presdir dan menyeringai puas atas keterkejutan yang masih nampak di wajah presdir yang ada di hadapannya saat ini.
“Lama tidak bertemu, Cho Kyuhyun. Kau terlihat lebih dari ‘baik’ daripada saat kita bertemu di rumah sakit.” Ujar pria itu yang kemudian merubah seringaiannya menjadi senyuman yang terkesan meremehkan.
“Untuk apa kau kemari?”
“Hei, santai sedikit Kyuhyun-ssi. Aku juga tidak ingin berlama-lama di sini, jadi langsung saja. Kau masih ingat bukan kata-kataku di rumah sakit tentang kau harus melepaskan Hea Ae?”
Kyuhyun mengeraskan rahangnya mendengar kalimat yang terlontar dari lawan bicaranya.
“Ahh, melihat dari reaksimu, kurasa kau masih mengingatnya dengan jelas.” Lanjut pria itu sembari tersenyum.
“Apa maksudmu?”
“Biar kuperjelas maksudku. Kau tidak tahu betapa tersiksanya Hea Ae saat dia menangis di hadapanku dan mengatakan bahwa kau berselingkuh, kan? Dan kau tidak tahu bagaimana keadaan Hea Ae saat dia pingsan di kantor, bukan? Aku tidak habis pikir bagaimana bisa kau menyia-nyiakan istrimu disaat kau sudah benar-benar beruntung mendapatkan Hea Ae seutuhnya.”
“Kurasa itu bukan urusanmu. Kenapa kau begitu peduli? Kau masih mencintai Hea Ae, ah maksudku, kau masih mencintai istriku? Sudah berapa kali kau ditolak olehnya? Bahkan dia pernah bercerita padaku bahwa dia sama sekali tidak peduli denganmu. Kau benar-benar menyedihkan, Shim Changmin!” Kyuhyun menyeringai.
Changmin terkekeh pelan. Sama sekali tidak merasa terganggu dengan kata-kata yang baru saja diucapkan Kyuhyun.
“Siapa yang lebih menyedihkan antara aku dan kau? Aku yang hingga kini mengemis perhatian Hea Ae atau kau yang menyia-nyiakan istrimu demi cinta masa lalumu yang konyol itu? Bahkan aku yakin kau tidak benar-benar mengetahui bagaimana kondisi istrimu saat ini.”
“Kalau kau sudah selesai bicara, kau boleh pergi, Changmin-ssi!” Kyuhyun bergeming. Pria itu hanya menatap Changmin tepat di manik matanya.
Changmin lagi-lagi terkekeh geli. Pria itu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke pintu. Pria itu berhenti sesaat sebelum tangannya membuka kenop pintu dan berbalik menatap Kyuhyun tajam.
“Kalau kau terus menerus menyakitinya, aku tidak akan tinggal diam. Aku tidak bercanda saat kubilang kau harus melepaskan Hea Ae. Aku yakin aku bisa membahagiakannya lebih dari kau,” Changmin menghela nafas dan melanjutkan kalimatnya. “Dan, aku juga tidak akan merasa keberatan jika harus menganggap anaknya sebagai anakku dan menyayanginya melebihi ayah kandungnya sendiri yang sudah menyia-nyiakan ibunya.”
Changmin segera berbalik keluar dan menutup pintu ruangan kerja Kyuhyun sedikit keras hingga menimbulkan bunyi berdebum.
Kyuhyun hanya menatap kosong pintu ruangan kerjanya yang sudah tertutup rapat dengan ekspresi shock yang tidak dapat ditutupi. Pria itu seperti tersengat listrik dalam tegangan tinggi saat mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Changmin.
Apa maksud pria itu? Apa Hea Ae sedang hamil?
Setelah beberapa detik akhirnya kesadarannya kembali, Kyuhyun segera meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.
“Yoboseyo?”
“…”
“Noona, aku ingin bertanya satu hal padamu. Kau harus menjawabnya dengan jujur. Apa Hea Ae sedang…” pria itu menghela nafas sejenak. “Hamil?”
“…”
“Baiklah, aku mengerti. Aku akan membicarakan hal ini dengannya secara baik-baik. Kumohon kau tidak memberitahunya jika aku sudah mengetahui hal ini.”
“…”
“Terima kasih, Hyun Kyung Noona.”
***
Kyuhyun’s home
05.39 pm
“Brak!”
Hea Ae yang baru saja keluar dari kamar mandi terkejut melihat Kyuhyun membanting pintu kamarnya dengan kasar.
Pria itu berjalan mendekati Hea Ae yang bergeming di depan pintu kamar mandi. Gadis itu masih mengenakan kimono mandinya dengan handuk yang tersampir dipundaknya. Tetesan air pun masih berjatuhan dari rambut panjang basahnya yang tergerai berantakan. Terlihat seksi. Jika saja Kyuhyun sedang tidak dalam kondisi menahan emosi pada gadis dihadapannya ini, pria itu pasti sudah tergoda dan bertekuk lutut di hadapan istrinya.
“Kau sudah pulang?” sapa gadis itu.
Kyuhyun tidak menjawab. Pria itu hanya menatap manik mata Hea Ae dengan intens. Ditariknya pinggang Hea Ae saat pria itu sudah berdiri di hadapannya. Kyuhyun melumat bibir Hea Ae sedikit kasar.
Hea Ae yang terkejut hanya membelalakkan mata dan mencengkram pundak Kyuhyun saat pria itu menariknya. Kyuhyun mendorong Hea Ae ke sisi tembok.
“Argh!!” gadis itu meringis kesakitan saat punggungnya membentur tembok.
Kyuhyun menggigit bibir Hea Ae dan mencengkram kedua sisi pinggul gadis itu. Hea Ae berusaha melepaskan diri dari Kyuhyun. Gadis itu mendorong Kyuhyun dengan kuat.
“Pelan-pelan, Kyu!” ujar gadis itu setengah berteriak saat tautan bibirnya akhirnya terlepas dari bibir Kyuhyun.
“Apa ada yang ingin kau bicarakan denganku?” tanya pria itu dengan nada datar dan dingin
“Harusnya aku yang bertanya padamu!” gadis itu tengah berusaha melepaskan cengkraman tangan Kyuhyun di kedua sisi pinggulnya saat pria itu kembali menciumnya dengan kasar. Kyuhyun menarik dan sedikit membanting tubuh istrinya ke atas ranjang.
“Cho Kyuhyun, hentikan! Sakit!” teriak gadis itu kehabisan kesabaran karena perlakuan kasar Kyuhyun secara tiba-tiba. Pria itu tidak pernah bersikap kasar padanya apalagi saat sedang bercinta. Tidak pernah sekalipun sampai saat kejadian Kyuhyun menampar dirinya tempo hari.
Kyuhyun menindih tubuh Hea Ae, memerangkap gadis itu dan menatap kedua manik matanya dengan intens. “Kenapa? Kenapa kau tidak mengatakannya padaku?”
“Apa yang kau bicarakan?”
“Kenapa, Cho Hea Ae? Demi Tuhan! Dia anakku, aku juga berhak mengetahuinya!”
Hea Ae terdiam. Seketika gadis itu menghentikan perlawanannya terhadap Kyuhyun. Gadis itu balas menatap Kyuhyun dengan tatapan nanar. Matanya berkaca-kaca. Gadis itu akhirnya mengerti kemana arah pembicaraan Kyuhyun dan kenapa sikap pria itu berubah dengan seketika saat ini.
“Jawab aku.” Suara Kyuhyun berubah parau. Pria itu menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Hea Ae.
“Kau pikir aku tidak khawatir saat melihatmu terbaring di rumah sakit? Apalagi jika aku tahu saat itu kau sedang mengandung, kau pikir apa yang akan aku lakukan? Demi Tuhan Cho Hea Ae, bahkan Changmin mengetahuinya! Kenapa kau membuatku terlihat seperti orang bodoh? Kenapa kau tidak memberitahuku hal sepenting ini?” lanjutnya.
Hea Ae bersikeras diam. Gadis itu memalingkan wajahnya ke samping, menghindari tatapan tajam Kyuhyun. Di tengah kesadarannya yang tinggal setengah karena ciuman panas Kyuhyun tadi, gadis itu masih berusaha mencoba menyembunyikan bulir-bulir air tanpa warna yang mulai berjatuhan dari sudut matanya. Gengsi gadis itu untuk tidak terlihat lemah dihadapan Kyuhyun memang sangat tinggi.
Kyuhyun menghela nafas perlahan. Pria itu mencium kening Hea Ae lembut. “Aku tidak akan dengan mudah memaafkanmu untuk masalah ini.” Ujar pria itu seraya bangkit berdiri dan keluar dari kamarnya. Gadis itu hanya menatap kosong ke arah Kyuhyun yang menghilang di balik pintu.
***
A Pub
10.55 pm
Suara dentuman musik super keras terdengar memenuhi seluruh ruangan. Lampu warna-warni yang tidak berhenti berpendar pun semakin membuat suasana dalam ruangan itu menjadi panas. Beberapa wanita dengan pakaian glamour dan seksi-nya terlihat sangat menikmati irama musik yang seolah tidak akan pernah berhenti.
Di salah satu sudut meja bar terlihat seorang pria sedang menikmati wine-nya. Entah itu adalah gelas wine keberapa yang sudah di habiskannya malam ini. Seolah tidak ingin kesadarannya kembali, pria itu terus menerus menuangkan isi dalam botol wine yang dipesannya ke dalam gelas yang tengah digenggamnya.
Pria itu sudah mulai kehilangan kesadarannya sejak beberapa menit yang lalu. Dia adalah tipe pria yang tidak akan dengan mudah kehilangan kesadarannya jika hanya menghabiskan satu atau dua botol wine. Jadi jika pria itu tengah terlihat dalam kondisi yang memalukan sebagai seorang CEO muda yang sukses di Korea saat ini, besar kemungkinan jika pria itu memang benar-benar ingin menghilangkan sebagian ingatannya esok hari saat terbangun dari tidur nyenyaknya.
Bicara soal tidur nyenyak, kapan terakhir kali pria itu dapat tertidur dengan nyenyak? Sejak masalah dalam rumah tangganya muncul, pria itu sama sekali tidak pernah dapat tertidur dengan nyenyak meskipun ranjang tempat perebahannya sudah pasti tidak dibelinya dengan harga yang murah.
Pria itu sedang kembali menuangkan isi wine ke dalam gelasnya saat gerakan tangan seseorang yang dengan cepat menyingkirkan gelasnya menginterupsi kegiatannya.
“Cho Kyuhyun! Apa yang kau lakukan di sini?”
“Lee Hyukjae? Ya! Hyukjae-ya! Berikan gelasnya padaku!”
“Tidak! Kau sudah cukup terlihat menyedihkan! Kuantar kau pulang, di mana kunci mobilmu?”
“Pulang? Hyukjae-ya, aku tidak ingin pulang! Aku sedang tidak ingin melihat wajahnya. Dia sama sekali tidak menghargaiku, jadi untuk apa aku pulang? Kau tahu, dia menyembunyikan kehamilannya dariku. Dia pikir dia siapa? Aku juga berhak mengetahuinya! Anak yang sedang dikandungnya juga anakku! Dia tidak memberitahuku tapi dia memberitahu Changmin! Cish! Pria itu, mendengar namanya saja sudah membuatku semakin membencinya. Benar-benar pria yang tidak tahu malu!” pria itu mulai meracau tidak jelas.
Hyukjae hanya menggelengkan kepalanya. Pria itu sedang menunggu seorang temannya saat matanya menangkap sosok Kyuhyun yang dalam keadaan menyedihkan karena menghabiskan entah berapa botol wine malam ini di sudut meja bar yang sedikit sepi.
Hyukjae mengeluarkan dompetnya dan menaruh beberapa lembar uang untuk membayar semua minuman yang dihabiskan Kyuhyun. Pria itu bergegas memapah Kyuhyun untuk keluar dari bar dan mengantarnya pulang. Meskipun Kyuhyun berkali-kali meracau tidak ingin pulang dan memaki Hyukjae yang sedikit menyeretnya karena beban tubuhnya lebih berat daripada beban tubuh Hyukjae sendiri.
***
Kyuhyun’s home
11.45 pm
“Sudah sampai. Ayo cepat turun!” ujar Hyukjae sembari mencoba memapah Kyuhyun turun dari mobilnya.
“Kubilang aku tidak ingin pulang, bodoh! Aish!” Kyuhyun masih menggerutu.
Hyukjae tetap tidak menghiraukan Kyuhyun. Pria itu hendak menekan bel untuk yang kedua kalinya saat pintu rumah Kyuhyun terbuka dan menampakkan Hea Ae yang terkejut mendapati keadaan Kyuhyun yang sudah tidak lagi rapi dengan bau alkohol yang begitu menyengat keluar dari nafasnya.
“Oppa?”
“Hea Ae-ya, aku menemukan Kyuhyun di bar tadi. Kurasa dia menghabiskan banyak sekali wine dan mulai tidak sadarkan diri, jadi kubawa saja dia pulang. Mobilnya kutinggal di bar, aku akan menyuruh seseorang untuk mengantarnya besok pagi. Maaf sudah mengganggu tidurmu.” Ujar Hyukjae sembari membawa Kyuhyun masuk ke dalam rumah.
“Tidak apa-apa, Oppa. Maaf merepotkanmu.” Jawab Hea Ae sembari dengan cekatan melepas jas dan sepatu Kyuhyun yang sudah tidak sadarkan diri di sofa ruang tamu.
“Baiklah. Kalau begitu, aku pulang dulu.”
“Terima kasih banyak, Oppa. Maaf aku tidak bisa mengantarmu sampai keluar.”
“Gwenchana. Kau urus saja Kyuhyun.” Ujar pria itu sembari tersenyum dan berlalu pergi.
Setelah selesai merapikan jas, tas dan sepatu kerja Kyuhyun, gadis itu segera berlari ke kamar mengambil baju santai Kyuhyun serta selimut dan bantal untuk pria itu. Gadis itu tidak mungkin memapah Kyuhyun hingga ke lantai atas, bukan? Jadi biar saja Kyuhyun tidur di sofa dan dia akan menemaninya tidur di ruang tamu juga.
Hea Ae dengan sigap segera melepas pakaian kerja yang Kyuhyun kenakan, menggantinya dengan baju santai yang di ambilnya dari lemari pakaian mereka di atas. Gadis itu kemudian sedikit berlari ke dapur, mengambil segelas air putih dan obat pereda hangover yang sudah pasti akan melanda Kyuhyun esok pagi. Tak lupa juga gadis itu mengambil sebaskom air dingin yang sudah dicampur dengan aroma maskulin pinus–aroma favorit Kyuhyun yang juga menjadi aroma favoritnya–dan handuk kecil untuk menghilangkan bau alkohol yang menguar dari wajah pria itu.
Gadis itu sedikit mengangkat kepala Kyuhyun. Memaksa pria itu untuk meminum obat pereda hangover ditengah ketidaksadarannya. Dengan perlahan Hea Ae membasuh wajah Kyuhyun hingga aroma alkohol yang tadi menyengat hilang berganti dengan aroma pinus yang menyegarkan. Setelah selesai, gadis itu membersihkan peralatan yang baru saja di pakainya untuk membersihkan Kyuhyun. Hea Ae kembali ke ruang tamu dan membentangkan selimut tebal ke tubuh Kyuhyun. Gadis itupun mulai merebahkan tubuhnya dan terlelap di seberang sofa yang Kyuhyun tempati.
***
07.18 am
Hae Ae menggeliat perlahan. Matanya terbuka lebar ketika merasakan sofa yang dijadikan pembaringannya semalam telah berubah menjadi ranjang king size nyaman miliknya–dan Kyuhyun dengan bedcover yang menutupi seluruh tubuhnya.
Apa Kyuhyun yang sudah memindahkannya ke kamar? Mengingat Siwon dan Hyun Kyung serta Rae Hwa sedang menghabiskan waktu minggu ini dengan menginap di rumah orang tua Kyuhyun. Hea Ae tidak ingin terlalu lama ambil pusing. Gadis itu dengan segera bangkit dan berjalan menuju ke kamar mandi. Banyak yang harus diselesaikannya di kantor hari ini. Dan juga pertemuan pentingnya dengan seseorang malam ini. Ya, pertemuannya dengan Shin Rye Mi yang tentu saja akan dilakukannya tanpa sepengetahuan Kyuhyun.
***
Kona Beans
06.59 pm
Hea Ae mengetuk-ngetukkan jemari lentiknya ke atas meja. Sesekali di seduhnya caramel macchiato favoritnya. Caramel macchiato. Menggumankan kata yang satu itu membuat ingatannya kembali melayang pada sosok Kyuhyun. Changmin seringkali mengatakan bahwa sosok Kyuhyun seperti caramel macchiato. Manis. Sangat manis. Setidaknya sebelum semua masalah yang sekarang muncul, Kyuhyun memang sosok pria dan suami yang manis baginya.
Gadis itu hendak meletakkan kembali cangkir yang dipegangnya saat sebuah suara angkuh datang menginterupsi.
“Akhirnya kita bertemu juga. Sudah lama aku menginginkah hal ini terjadi.” Ujar sebuah suara yang berasal dari belakang Hea Ae. Gadis itu menoleh dan mendapati sosok Rye Mi yang berdiri dengan wajah angkuhnya memandang sinis Hea Ae.
Rye Mi berjalan memutar dan duduk di kursi di hadapan Hea Ae. Gadis itu dengan anggun meletakkan tas tangannya dan memanggil salah satu pelayan untuk memesan minuman–yang entah apa, bahkan Hea Ae sangat enggan untuk mendengarkan setiap kata-kata yang keluar dari mulut gadis di hadapannya itu.
“Jadi, kau adalah istri Kyuhyun Oppa? Aku tidak menyangka kau adalah wanita yang tempo hari melihat kami di rumah sakit. Kau tahu, saat itu aku menanyakan pada Kyuhyun Oppa, apakah dia mengenal kau atau tidak. Dan kau tahu apa yang dikatakannya? Dia bilang, dia tidak mengenalmu. Ironis sekali. Suamimu sendiri bahkan tidak mengakuimu sebagai istrinya.” Ijar Rye Mi panjang lebar seakan memang berniat menceritakan setiap detail kejadian yang akan membuat Hea Ae semakin merasakan sakit.
Hea Ae mengepalkan tangannya kuat-kuat di bawah meja. Gadis itu sangat ingin menampar gadis dihadapannya itu. Tapi dia tahu, Kyuhyun tidak akan suka. Dan jika dia benar-benar melakukan hal bar-bar itu di hadapan umum, suaminya pasti akan kecewa dengan sikapnya.
“Sudah cukup basa-basimu? Bisa kau katakan langsung apa maksudmu ingin bertemu denganku?” tanya Hea Ae dengan ekspresi tak kalah angkuh. Mencoba menstabilkan suaranya agar tetap terdengar dingin dan datar.
“Kau memang tidak suka berbasa-basi. Baiklah. Aku hanya penasaran seperti apa wajah wanita yang sudah merebut Kyuhyun Oppa dariku. Dan ternyata–”
“Jaga bicaramu!” sela Hea Ae sembari menatap tajam Rye Mi.
Rye Mi terkekeh. “Kau tidak sopan Hea Ae Eonnie,” ujarnya menekankan kata terakhir pada kalimatnya. “Aku bahkan belum menyelesaikan kalimatku.” Lanjutnya.
Hea Ae bergeming. Hanya menatap sikap sok anggun gadis dihadapannya ini dengan pandangan jijik. Memperhatikan dengan tajam bagaimana gadis itu bersikap sok manis di hadapan pelayan yang mengantarkan minuman pesanannya dan menyeduhnya sedikit. Rye Mi meletakkan cangkir minumannya dan kembali menatap Hea Ae.
“Perlu kau tahu, aku tidak suka jika ada orang yang mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku. Terutama Kyuhyun Oppa. Dia milikku!”
Kini berganti Hea Ae yang tersenyum sinis. Gadis itu mengangkat tangan kirinya ke atas meja, seolah ingin dengan gamblang menunjukkan sebuah cincin pernikahan yang melingkar di jari manisnya. “Kau salah, Rye Mi-ssi. Kyuhyun Oppa-mu, sudah menjadi milikku. Seutuhnya.”
“Kau yang salah. Saat kubilang tidak ada yang bisa merebut semua hal yang seharusnya menjadi milikku, maka selama aku masih menginginkannya, hal tersebut akan tetap menjadi milikku. Termasuk Kyuhyun Oppa.”
“Bermimpi saja kau!”
Rye Mi mengeluarkan ponselnya dan menekan beberapa nomor. Matanya menatap manik mata Hea Ae saat panggilannya tersambung.
“Yoboseyo?”
“Kyuhyun Oppa! Apa kau sedang sibuk? Kau bilang kemarin jika kau ingin membicarakan hal penting denganku. Bisakah kau ke apartemenku, sekarang?”
“Kau sedang di apartemen?”
“Tidak. Aku di Kona Beans. Aku sedang bertemu dengan seorang teman.” jawab Rye Mi sembari melirik Hea Ae.
“Baiklah, aku akan menjemputmu sebentar lagi. Sampai nanti.”
“Sampai nanti, Oppa.”
Hea Ae mencengkram cangkir yang digenggamnya sangat erat hingga buku-buku jarinya memutih. Rye Mi hanya tersenyum dan mengendikkan dagunya ke arah ponsel Hea Ae yang tergeletak di atas meja.
Mengerti akan maksud Rye Mi, Hea Ae meraih ponselnya dan segera menghubungi seseorang.
“Kyu.” Ujar Hea Ae dengan suara sedikit parau. Gadis itu tidak tahu apa yang akan dikatakan Kyuhyun padanya saat ini. Bahkan kenyataan buruknya, saat ini Kyuhyun sedang marah padanya karena dia menyembunyikan kehamilannya dari pria itu.
“Hea Ae-ya?”
“Kau, sudah keluar kantor?”
“Belum. Ada apa?”
“Tidak. Aku hanya, aku sedang keluar dengan temanku. Bisakah kau menjemputku? Aku tidak membawa mobil.”
“Maaf, aku tidak bisa Hea Ae-ya. Aku sudah ada janji makan malam dengan salah satu CEO perusahaan yang akan di akuisisi oleh Appa. Kau bisa pulang dengan taksi, kan?”
Hea Ae terdiam. Hatinya merasa tertohok. Dia kalah. Hea Ae hanya menunduk. Gadis itu bahkan tidak punya kekuatan untuk sekedar menatap Rye Mi yang sedang tersenyum puas saat ini.
“Gwenchana. Aku bisa pulang dengan taksi.” Hea Ae menekan tombol end call dan meletakkan ponselnya kembali ke atas meja.
“Jadi, nyonya Cho Hea Ae. Sebaiknya kau mempersiapkan dirimu mulai dari sekarang. Mungkin kau harus sedikit berkaca, kau memang tidak pantas untuk Kyuhyun Oppa. Dan perlu kau ingat. Kyuhyun Oppa hanya milikku.”
Hea Ae tersenyum sinis dan kemudian dengan cepat meraih cangkir berisi caramel macchiato miliknya yang tinggal setengah dan menyiramkannya ke wajah Rye Mi.
“Yak!!” teriak Rye Mi murka.
“Kau harus menjaga ucapanmu, nona Shin Rye Mi. Baiklah jika kau memang tidak mau melepaskan Kyuhyun Oppa-mu. Kalau begitu, dengarkan ini baik-baik. Perlu kau tahu. Aku juga akan melakukan hal yang sama denganmu. Aku tidak akan pernah melepaskan Kyuhyun, suamiku. Dan terima kasih atas pertemuan memuakkan kita hari ini.”
Hea Ae bangkit dari duduknya, berjalan menghampiri kasir dan segera bergegas keluar dari cafe itu. Gadis itu sama sekali tidak menghiraukan tatapan murka Rye Mi dan tatapan aneh dari para pengunjung lainnya yang baru saja melihat kelakuan bar-barnya.
Hea Ae berjalan menuju ke jalan kecil yang terdapat di sisi kiri bangunan Kona Beans. Gadis itu berhenti dan langsung menumpahkan seluruh air matanya. Tubuhnya bersandar pada sisi dinding itu dan merosot jatuh ke bawah. Gadis itu menangis sejadi-jadinya. Hingga beberapa menit kemudian gadis itu mengeluarkan ponselnya lagi dan menghubungi seseorang.
“Changmin-ah, bisakah kau menjemputku di Kona Beans sekarang?”
“…”
“Tidak. Aku baik-baik saja. Sampai nanti.”
Hea Ae menutup sambungan teleponnya dan kembali menangis. Tidak. Gadis itu sedang tidak baik-baik saja. Hea Ae menghapus air matanya dan berdiri, mengingat seseorang yang sangat dikenalnya mungkin akan datang sebentar lagi, gadis itu mengamati pintu Kona Beans dari balik sisi tembok.
***
Benar saja. Beberapa menit kemudian sosok yang masih berpakaian lengkap dengan kemeja dan jas kerjanya terlihat memasuki Kona Beans dengan tergesa-gesa. Sosok yang sangat dikenalnya. Mata Hea Ae kembali memanas saat melihat Kyuhyun menggandeng tangan kiri Rye Mi yang terlihat sedang membersihkan bajunya dengan tissue menggunakan tangan kanannya. Kyuhyun membukakan pintu mobilnya untuk Rye Mi dan dengan segera melajukan mobilnya menjauh.
“Ini yang kau bilang baik-baik saja?” ujar seorang pria mengagetkan Hea Ae. Entah bagaimana caranya pria itu dapat dengan cepat sampai ke sana, mungkin sedang berada di daerah yang kebetulan dekat dengan lokasi Hea Ae. Gadis itu mendapati Changmin berdiri di belakangnya dan memandang ke arah yang sama dengannya–mobil Kyuhyun yang baru saja melaju pergi.
“Changmin-ah, bisakah kita mengikuti kemana mobil Kyuhyun pergi?”
“Hea Ae-ya, ini hanya akan semakin menyakitimu.”
“Kumohon.” Ujar Hea Ae dengan tatapan memohon yang terlihat nanar.
Changmin menghela nafas berat. “Baiklah, masuk ke mobil.”
Hea Ae memeluk Changmin sekilas dan dengan segera membuka pintu mobil Changmin untuk mengikuti kemana Kyuhyun pergi saat ini dengan Rye Mi.
***
Rye Mi’s Basement Apartment
08.03 pm
Changmin memarkirkan mobilnya berjarak tiga mobil dengan mobil Kyuhyun. Pria itu mematikan mesin mobilnya dan menatap pemandangan yang sudah pasti akan menyakiti perasaan gadis yang duduk di sampingnya ini, Hea Ae.
Hea Ae memperhatikan Kyuhyun keluar dari dalam mobil dan membukakan pintu untuk Rye Mi. Pria itu menggenggam tangan Rye Mi dan berjalan dengan santai menuju lift di basement.
Hea Ae melepaskan seat belt dan membuka pintu mobil. Gadis itu berjalan dengan pelan mengikuti Kyuhyun dan Rye Mi di belakang mereka. Changmin menggelengkan kepalanya dan bergegas menyusul Hea Ae.
Rye Mi berjalan lebih dulu memasuki lift dan sedikit melihat bayangan Hea Ae yang dengan sigap bersembunyi di balik salah satu pilar basement. Sedangkan Changmin hanya berjalan santai sembari menatap Rye Mi dengan tatapan tajam. Rye Mi sama sekali tidak menghiraukan keberadaan Changmin, karena gadis itu memang tidak mengetahui sosok Changmin dan tidak mengenal siapa Changmin. Changmin berjalan semakin dekat ke arah pilar tempat Hea Ae bersembunyi.
Kyuhyun berjalan masuk ke dalam lift dan terkejut saat berbalik, pria itu menemukan sosok Changmin. Mata Rye Mi hanya fokus menatap tajam pilar tempat Hea Ae bersembunyi, dan dengan tiba-tiba gadis itu menarik kerah kemeja Kyuhyun dan menempelkan bibirnya ke bibir Kyuhyun. Mencumbu pria itu dengan panas.
“Cho Kyu–” panggilan Changmin terhenti dengan ekspresi wajah shock saat melihat kejadian itu. Changmin segera berbalik menatap pilar tempat dimana seorang gadis terlihat tengah menyaksikan pemandangan yang sama dengannya. Gadis itu menganga lebar tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Changmin segera menghampiri gadis itu dan menariknya ke dalam pelukannya, menghalau pandangan gadis itu dari pemandangan menyakitkan yang tersaji tepat dihadapannya. Dan tepat saat Kyuhyun menyadari keberadaan gadis itu, pintu lift pun tertutup.
Hea Ae terisak sejadi-jadinya di pelukan Changmin. “Kita pulang. Sekarang!” ujar gadis itu serak.
Changmin mengangguk dan dengan segera menuntun Hea Ae kembali ke mobilnya dan bergegas pergi dari sana.
***
“Apa yang kau lakukan?” tanya Kyuhyun sedikit berteriak setelah tautan bibir mereka terlepas.
“Apa? Aku hanya menciummu. Memangnya kenapa?Ada yang salah?”
Kyuhyun menatap tajam Rye Mi. “Kau melihat– Kau melakukan hal tadi dengan sengaja?” bentak Kyuhyun.
“Apa maksudmu?”
“Kau bertemu dengan temanmu di Kona Beans? Siapa? Siapa namanya?”
Rye Mi terkekeh pelan. “Kau ini kenapa, Oppa?” tanya gadis itu berpura-pura tidak mengerti kemana arah pembicaraan Kyuyun. “Kau benar-benar ingin tahu siapa namanya? Lee Hea Ae. Namanya Lee Hea Ae. Ah tidak, setelah aku bertemu dengannya ternyata dia sudah menikah. Namanya Cho Hea Ae.”
Kyuhyun mengerang frustasi. “Kau. Tunggu. Aku. Di. Apartemen!” perintah Kyuhyun dengan penekanan di setiap kata-katanya.
Kyuhyun sedikit mendorong Rye Mi agar segera keluar dari lift yang sudah terbuka. Pria itu menekan tombol menuju ke basement dengan kasar. Saat lift sampai kembali di basement, pria itu dengan tergesa-gesa berlari keluar, mencari sosok Changmin dan Hea Ae yang tadi dilihatnya. Dia yakin, dia sangat yakin bahwa gadis yang tadi dipeluk oleh Changmin adalah sosok Hea Ae.
Kyuhyun sedang menyusuri deretan mobil yang ada. Sedikit berharap kalau-kalau mobil Changmin masih terparkir di sana. Kyuhyun berhenti berlari saat ponselnya bergetar tanda pesan masuk. Diambilnya ponsel itu dari saku celananya dan dibukanya pesan itu. Satu pesan masuk.
‘Game over. Cho Kyuhyun.’
***
TBC