A Restaurant
10.02 am
“Hea Ae-ya.” Sapa seorang laki-laki yang berjalan menghampiri Hea Ae dan mengambil tempat duduk di hadapan gadis itu.
“Oppa, maaf merepotkanmu. Kau sedang tidak sibuk, kan?”
“Aniyo.. Aish! Kau ini, kau pikir aku ini siapa? Kenapa harus minta maaf?”
Hea Ae terkekeh. Sudah lama gadis itu tidak bertemu dengan pria ini–Lee Hyukjae. Hea Ae menelepon Hyukjae dan meminta untuk bertemu dengan sahabat dekat Kyuhyun ini ditengah rasa bosan yang membuatnya hampir mati karena Kyuhyun masih saja tidak memperbolehkannya untuk bekerja. Padahal sudah lewat satu minggu sejak gadis itu dirawat di rumah sakit, sedangkan gadis ini merasa sudah sangat sehat jika hanya untuk berangkat ke kantor.
“Kau sudah sehat? Maaf aku tidak sempat menjengukmu kemarin.” Ujar pria itu lagi.
“Hmm, seperti yang kau lihat. ”
“Kau mau minum? Champagne?” tawar Hyukjae.
“Ahh tidak. Aku pesan lemon tea saja.”
“Kenapa? Tidak biasanya kau menolak champagne.” Hyukjae tertawa menggoda Hea Ae.
“Tidak apa-apa. Kukira seorang wanita yang sedang hamil tidak boleh meminum sesuatu yang mengandung alkohol.” Ujar Hea Ae sembari mengulum senyum.
“Hamil? Tunggu dulu, apa kau?”
“Hmm...” Hea Ae menganggukkan kepalanya penuh antusias.
“Chukhae, Hea Ae-ya! Aish, tapi kenapa Kyuhyun tidak memberitahuku kabar gembira ini?”
Hea Ae berhenti tertawa seketika. Ekspresi wajahnya berubah serius. “Oppa, aku ingin kau membantuku.” Gadis itu mengetuk-ngetukkan jemarinya yang lentik di atas meja sembari menunggu reaksi apa yang akan ditunjukkan Hyukjae.
“Apa?” Hyukjae menaikkan sebelah alisnya.
“Bisakah kau merahasiakan hal ini dari Kyuhyun?”
“Maksudmu? Kau belum memberitahu Kyuhyun tentang kehamilanmu? Kenapa?”
“Aku… Kau tahu, belakangan ini aku merasa Kyuhyun berubah. Dia selalu pulang larut, bahkan pernah sekali dia tidak pulang ke rumah. Dan parahnya, saat itu dia menghilangkan cincin pernikahan kami. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengannya. Dia benar-benar berbeda, Oppa. Aku hanya takut, aku takut jika semua pikiran burukku tentangnya benar-benar terjadi.”
Hyukjae membeku di tempatnya. Dia tahu apa maksud dari semua keluhan gadis dihadapannya ini. Dan pria itu tahu dengan benar apa yang sebenarnya terjadi. Kyuhyun tidak pernah bercerita kepada Hyukjae tentang hubungannya dengan Rye Mi sekembalinya gadis itu dari Jerman, tetapi Hyukjae tahu, Kyuhyun memang kembali berhubungan dengan Rye Mi. Siwon bahkan meminta bantuannya untuk mencari informasi tentang hubungan mereka saat ini. Dan pria ini juga tahu, masalah ini bukan lagi masalah kecil. Masalah ini sudah menjadi masalah rumit yang sebenarnya semua penyelesaiannya hanya berpusat pada satu orang, Cho Kyuhyun. Pria itu yang seharusnya mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah ini sebelum semuanya terlambat.
“Baiklah, aku tidak akan memberitahukan Kyuhyun mengenai hal ini.” Ujar Hyukjae setelah berhasil menguasai pikirannya kembali. “Dan mungkin aku akan mencoba membantumu sedikit dengan Kyuhyun.” Lanjut pria itu.
“Benarkah? Terima kasih, Oppa!” Hea Ae menyunggingkan senyumnya. “Tapi, apa Kyuhyun benar-benar sama sekali tidak mengatakan apapun padamu tentang hal ini?”
“Hmm? Ah, tidak. Kyuhyun dan aku juga sudah jarang bertemu. Hea Ae-ya, aku minta maaf, tapi aku harus pergi, aku harus menemui seseorang sekarang. Kau tak apa? Mau kuantar pulang?”
“Ne? Oh, tidak perlu, Oppa. Aku membawa mobil sendiri.”
“Baiklah. Sampai ketemu lain kali.” Hyukjae tersenyum dan segera berlalu keluar dari restaurant.
***
Hyukjae membuka pintu mobilnya yang terparkir di seberang jalan restaurant tempatnya tadi bertemu dengan Hea Ae. Pria itu masuk dan mengeluarkan ponselnya dari dalam saku, menghubungi seseorang.
“Yoboseyo? Kau ada waktu?”
…
“Arraseo, aku ke apartemen mu sekarang.”
Pria itu segera menyalakan mesin mobil dan melaju menuju ke tempat pertemuan mendadaknya dengan seseorang saat ini.
***
Rye Mi’s apartment
11.48 am
“Oppa, kau memang keterlaluan. Sudah hampir satu bulan aku kembali ke Korea dan baru sekarang kau berkunjung ke apartemenku?”
Hyukjae terkekeh. “Mianhe, aku terlalu sibuk.”
“Bagaimana kabarmu, Rye Mi-ah?”
“Aku baik. Oppa bagaimana?” tanya gadis itu sembari meletakkan segelas jus strawberry–jus favorit Hyukjae di atas meja.
“Lebih dari baik. Ohya, bagaimana hubunganmu dengan Kyuhyun?”
“Kyuhyun Oppa? Kami baik-baik saja, bahkan hampir setiap hari dia berkunjung kesini.” Gadis itu semakin tersenyum lebar.
“Rye Mi-ah, sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”
“Apa?” gadis itu meletakkan gelas minumannya ke atas meja dan memfokuskan perhatiannya pada Hyukjae.
“Bagaimana kalau sebenarnya, ternyata Kyuhyun sudah menikah?”
Senyuman di wajah gadis cantik itu menghilang. Keningnya berkerut mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Hyukjae. “Kau sedang bercanda kan, Oppa?”
“Rye Mi-ah, sebenarnya Kyuhyun sudah menikah. Maaf aku tidak memberitahumu saat pernikahan Kyuhyun berlangsung, dan maaf aku juga tidak memberitahumu saat kau baru kembali ke sini.”
“Omong kosong. Apa maksudmu, Oppa? Katakan kalau kau hanya bercanda.”
“Aku sedang tidak bercanda.”
“Itu tidak mungkin! Aku tidak pernah melihatnya memakai cincin apapun di jarinya. Dan kau tahu sendiri bagaimana hubungan kami, kan? Sejak aku kembali ke Korea, dia menerimaku dan kami kembali menjalin hubungan. Lalu apa yang kau maksud dengan dia-sudah-menikah?”
“Rye Mi-ah, Kyuhyun benar-benar sudah menikah. Dua tahun yang lalu. Sebaiknya kau tanyakan langsung pada Kyuhyun. Dan setelah itu, aku sangat berharap kau menjauh dari Kyuhyun, berhentilah menjalin hubungan dengannya.”
“Apa? Kau memintaku menjauhi Kyuhyun Oppa? Bertahun-tahun aku kehilangan sosoknya, dan setelah kini dia kembali padaku, kau memintaku untuk menjauhinya? Aku mencintainya Oppa, dan kau tahu itu!”
“Dia sudah menikah, Rye Mi-ah!” Hyukjae mulai kehilangan kesabarannya menghadapi teman kecilnya yang keras kepala ini.
“Tidak! Aku tetap tidak akan melepaskannya. Kalau memang benar Kyuhyun Oppa sudah menikah, salahkan saja istrinya, kenapa dia tidak bisa menjadi istri yang baik untuknya? Kau harusnya berfikir, kenapa Kyuhyun Oppa bisa sampai kembali padaku dan tidak peduli lagi dengan istrinya? Karena pasti aku jauh lebih baik dari istrinya. Mungkin saja memang karena istrinya itu yang tidak bisa memuaskannya. Jadi jangan salahkan aku jika Kyuhyun Oppa meninggalkan istrinya dan lebih memilih untuk bersamaku!”
“Rye Mi-ah, cukup! Jaga bicaramu!”
“Satu yang perlu kau ketahui, aku tidak peduli walaupun Kyuhyun Oppa sudah menikah, karena Kyuhyun Oppa milikku sejak dulu dan akan selamanya begitu. Kalau kau sudah tidak punya kepentingan yang lain, silahkan kau pergi, Oppa. Maaf, aku masih punya banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan.”
Rye Mi berdiri dan berjalan masuk ke dalam kamar, membanting pintunya keras. Hyukjae memijat pelipisnya dan segera keluar dari apartemen Rye Mi.
***
Kyuhyun’s home
06.03 pm
“Hei, apa yang kau lakukan disana?”
Kyuhyun baru saja pulang dan menemukan istrinya sedang berdiri di balkon kamarnya, menatap langit Seoul yang mulai menghitam. Kyuhyun melangkahkan kakinya ke balkon kamar, menyusul Hea Ae. Pria itu memeluk pinggang Hea Ae dari belakang.
Hea Ae menoleh dan tersenyum. “Kau sudah pulang?”
“Hmm.. Baru saja sampai. Masuklah. Anginnya besar, nanti kau sakit.” Ujar Kyuhyun sembari mencium pundak Hea Ae yang terbuka karena gadis itu hanya menggunakan tank top.
“Sebentar lagi. Biarkan seperti ini sebentar saja.” Hea Ae menggenggam tangan Kyuhyun yang melingkar di pinggangnya dan memejamkan mata. Menghirup aroma maskulin yang selalu menguar dari tubuh Kyuhyun. Hal yang sangat Hea Ae sukai.
Kyuhyun menghela nafas pelan. Perasaan itu kembali lagi, perasaan bersalahnya yang tiba-tiba menjalar di setiap saraf-saraf tubuhnya. Pria itu ikut memejamkan mata, mencium puncak kepala Hea Ae dan mempererat pelukannya.
Mianhe, Hea Ae-ya…
***
06.32 am
Hea Ae masuk ke dalam kamarnya dan meletakkan sebuah nampan berisi segelas kopi panas yang harum di atas nakas. Gadis itu mengeratkan baju tidurnya dan duduk di tepi ranjang.
“Kyu, bangun. Kau harus berangkat ke kantor.”
Hea Ae menepuk-nepuk pelan pipi Kyuhyun, tapi pria itu sama sekali tidak bergerak sedikitpun.
“Kyu, kau harus ba- KYAA!”
Hea Ae berteriak kaget saat dengan tiba-tiba Kyuhyun menarik pinggangnya hingga gadis itu terjatuh di atas tubuh Kyuhyun.
“Selamat pagi!” sapa Kyuhyun sembari tersenyum jahil. Pria itu mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Hea Ae lembut. “Morning kiss.” lanjutnya saat tautan bibir mereka terlepas.
Hea Ae tersenyum dan kembali memajukan wajahnya, mencium bibir Kyuhyun. Kyuhyun semakin merapatkan tubuhnya dengan tubuh Hea Ae. Gadis itu mendorong pelan tubuh Kyuhyun saat ciuman pria itu berubah semakin menuntut.
“Cukup! Kita sudah melakukannya semalaman dan kau masih mau melanjutkannya?” Hea Ae terkekeh saat Kyuhyun melepaskan pelukannya dengan wajah kecewa.
“Kenapa? Aku rasa tidak ada masalah.” jawab Kyuhyun sembari tersenyum seduktif.
“Tidak ada masalah, tapi kau terancam tidak akan pergi ke kantor hari ini? Kalau seperti ini terus kau bisa di pecat, tuan Cho.”
“Hei.. Tidak ada yang bisa memecatku, aku pemilik perusahaannya kalau kau lupa.” Kyuhyun terkekeh sembari duduk bersandar di kepala ranjang.
“Abeoji masih bisa. Dan kalau itu sampai terjadi, bagaimana nasibku? Bagaimana kau akan memenuhi semua keinginanku? Bagaimana nanti nasib anak-anak kita kelak? Bagaimana ka-”
Kyuhyun mengecup bibir Hea Ae sekilas. “Kau terlalu cerewet, nyonya Cho.”
“Ck! Sudahlah, cepat bangun dan mandi. Aku sudah membuatkan kopi kesukaanmu.” Hea Ae melangkah ke sudut ruangan dan membuka lemari pakaian. Gadis itu menyiapkan pakaian yang akan dikenakan Kyuhyun untuk ke kantor hari ini.
Kyuhyun turun dari ranjang tanpa mengenakan apapun dan berjalan mendekati pakaian-pakaian mereka yang tergeletak di lantai. Pria itu meraih celana pendeknya lalu memakainya dengan asal.
“Hari ini kau berencana pergi kemana lagi, nyonya Cho? Security melapor padaku kalau kemarin siang kau meninggalkan rumah dan menyetir mobil mu sendirian. Apa kau lupa kalau aku menyuruhmu untuk beristirahat?”
“Ya Tuhan! Aku hanya keluar sebentar, Kyu. Kau tahu aku hampir mati bosan berada di dalam rumah terus menerus, apalagi jika Siwon Oppa, Hyun Kyung Eonni dan Rae Hwa pergi keluar. Dan tidak, aku tidak akan kemana-kemana hari ini. Kau puas?”
Kyuhyun tersenyum dan mendekat ke arah gadis itu yang sedang berdiri memilih dasi apa yang akan digunakan oleh suaminya hari ini. Kyuhyun memeluk pinggang Hea Ae dari belakang.
“Aku tahu kau sangat bosan. Dan karena aku memang suami yang baik hati, jadi bagaimana jika mulai hari ini kau kuijinkan kembali bekerja?”
Hea Ae menolehkan kepalanya cepat dengan raut wajah berbinar. “Benarkah?”
“Hmm...” Kyuhyun mengangguk.
“Gomawo.” Gadis itu memutar tubuhnya dan memeluk Kyuhyun. Kyuhyun mengecup puncak kepala Hea Ae dan mengeratkan pelukannya.
***
Shim Enterprise
08.13 am
“Aku akan menjemputmu sore nanti. Dan ingat, kalau terjadi sesuatu, kau harus segera menghubugiku, arraseo?”
“Arraseo, tuan Cho!”
Hea Ae segera melangkah keluar dari mobil Kyuhyun. Gadis itu berjalan sembari melambaikan tangannya dan melihat mobil Kyuhyun keluar menjauh dari halaman kantor Shim Enterprise.
“Selamat pagi!” sapa gadis itu riang pada setiap karyawan yang ditemuinya
Hea Ae tidak langsung masuk ke ruangan kerjanya melainkan menuju ruangan kerja Changmin. Gadis itu melangkah dengan tidak sabar sembari tersenyum riang.
“Changmin-ah!” gadis itu membuka pintu ruangan kerja Changmin tanpa mengetuknya dan langsung melangkah masuk.
Changmin mengangkat wajahnya dan tersenyum lebar melihat gadis itu. “Jadi, suamimu sudah berbaik hati mengijinkanmu kembali bekerja?”
“Hm...,” gadis itu mengangguk penuh semangat.
Changmin berdiri, mendekati Hea Ae dan memeluk gadis itu. “Selamat datang kembali. Dan Cho Hea Ae, kuharap kau tidak jatuh pingsan lagi dan membuatku panik.”
Hea Ae tertawa sembari memukul lengan Changmin. “Gomawo.”
***
Kyuhyun’s home
08.12 pm
“Siwon Hyung yang menjemputmu?”
Hea Ae menganggukkan kepalanya dan kembali berkutat dengan laptop di meja kerjanya. Kyuhyun meletakkan tas, jas dan dasi kerjanya di sofa lalu mendekat ke arah Hea Ae.
“Maaf aku tidak bisa menjemputmu. Tiba-tiba ada rapat mendadak tadi.” Pria itu mengacak lembut rambut Hea Ae. Kyuhyun mengeluarkan ponsel dan dompetnya dari saku celana dan meletakkannya di meja.
“Aku mandi dulu. Kalau kau lelah, tidurlah lebih dulu. Ok?”
“Sekarang kau yang terlalu cerewet.”
Kyuhyun tertawa mendengar jawaban dari gadisnya. Pria itu melepas kancing kemejanya dan mengecup puncak kepala Hea Ae lalu bergegas menuju ke kamar mandi.
Hea Ae menyesap coffee latte nya dan hendak kembali mengetik saat layar ponsel Kyuhyun berkedip menandakan pesan masuk. Gadis itu melirik layarnya sekilas, mencoba membaca siapa yang mengirim pesan ke ponsel suaminya dan detik itu juga tubuhnya membeku setelah membaca nama si pengirim pesan.
Hea Ae menyandarkan tubuhnya ke kursi sembari tetap menatap ponsel Kyuhyun. Suara air dari dalam kamar mandi masih terdengar dengan jelas, menandakan Kyuhyun masih sibuk dengan kegiatan mandinya. Gadis itu kembali memajukan tubuhnya dan meraih ponsel Kyuhyun. Dengan cepat dibukanya pesan masuk itu.
‘Oppa, terima kasih untuk makan malamnya. Kau hanya milikku. Aku mencintaimu.’
Hea Ae terbelalak kaget dan segera menutup mulut dengan tangannya, menahan tangisannya agar tidak mengeras. Air matanya tumpah begitu saja. Diletakkannya kembali ponsel Kyuhyun seperti semula dan gadis itu segera membereskan meja kerjanya.
Hea Ae berbaring di atas ranjang dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya hingga ke kepala. Matanya terpejam, tetapi bayangan sebuah foto yang baru saja dilihatnya membuat air matanya yang jatuh tak kunjung berhenti juga. Foto Kyuhyun? Tentu saja. Dan dengan seorang gadis cantik–Rye Mi di sebelahnya yang sedang mencium pipi kanan Kyuhyun. Foto itu di ambil dari sudut sebelah kanan Rye Mi, jadi pasti gadis itu yang dengan sengaja mengabadikan foto mereka berdua. Dan yang terpenting dari semuanya, kemeja yang Kyuhyun gunakan dalam foto itu adalah kemeja yang hari ini dipakainya ke kantor. Dengan kata lain, sebenarnya tidak ada rapat mendadak? Jadi, pria itu membatalkan janji untuk menjemputnya hanya untuk makan malam bersama Rye Mi?
Hea Ae tengah menenggelamkan wajahnya ke dalam bantal, menahan isakan tangisnya yang semakin menjadi saat dirasakannya tangan Kyuhyun menarik tubuhnya mendekat ke tubuh pria itu, menenggelamkan wajah cantik Hea Ae ke dada pria itu hingga mereka terlelap.
***
07.11 am
“Kyuhyun-ah! Hea Ae-ya!”
Hea Ae yang sedang menata rambutnya di depan meja rias segera berlari keluar dari kamarnya saat mendengar suara keributan yang terjadi di luar. Gadis itu menuruni tangga dengan cepat dan terkejut melihat kedua mertuanya yang datang berkunjung ke rumahnya sepagi ini.
“Abeoji, Eommonim.” Hea Ae menghampiri kedua orang tua Kyuhyun dan membungkukkan tubuhnya sopan.
“Hea Ae-ya, Siwon bilang seminggu yang lalu kau sakit? Kenapa tidak memberitahu kami? Aish… Kau ini! Kami kan bisa menemani dan menjagamu selama di rumah sakit. Dimana Kyuhyun?” ayah Kyuhyun langsung memberondong gadis itu dengan semua pertanyaannya.
“Mianhamnida. Kami hanya tidak mau kalian cemas. Lagipula, aku hanya kelelahan, kalian tidak perlu khawatir. Kyuhyun sedang mandi Abeoji.” Gadis itu kembali membungkukkan tubuhnya.
Ibu Kyuhyun berjalan mendekati Hea Ae dan memeluk gadis itu. “Hea Ae-ya, kau juga anak kami. Apapun yang terjadi padamu, sudah seharusnya kami mencemaskannya. Kedua orang tuamu tinggal di Amsterdam, jadi kalau bukan kami, siapa lagi yang akan memperhatikanmu sebagai orang tua disini, hmm? Kau harus berjanji, apapun yang terjadi denganmu atau Kyuhyun, kalian harus memberitahukannya pada kami dan Ahra. Kau mengerti?” ujar ibu Kyuhyun membelai lembut punggung Hea Ae.
Hea Ae menitikkan air matanya. “Ne, Eommonim.”
“Eomma? Appa?”
Kyuhyun yang baru saja selesai mandi dan bersiap-siap, segera turun untuk mencari istrinya karena mendapati gadis itu tidak ada di kamar. Sejak Hea Ae dan Kyuhyun bangun pagi ini, pria itu merasa bahwa Hea Ae seperti menghindarinya. Gadis itu bangun lebih pagi, lalu mandi dan bersiap-siap. Tidak ada morning kiss, tidak ada kopi kesukaan Kyuhyun. Saat Kyuhyun beranjak dari kasur dan berjalan mendekati Hea Ae, gadis itu melangkah pergi, berdalih ingin memilih high heels apa yang akan dikenakannya hari ini. Tidak ada satu patah katapun yang dilontarkan gadis itu sejak mereka bangun pagi ini.
“Apa yang kalian lakukan disini sepagi ini? Lalu–Hea Ae-ya, kau menangis? Ada apa ini?” Kyuhyun meraih lengan Hea Ae yang kemudian ditepis oleh gadis itu.
Hea Ae mempererat pelukannya pada ibu Kyuhyun. Gadis itu menenggelamkan wajahnya di pundak ibu mertuanya saat isak tangisnya semakin menjadi-jadi. Gadis itu menangis bukan hanya karena terharu akan perkataan ibu Kyuhyun tadi, gadis itu juga menangis karena dia mengingat apa yang dilihatnya tadi malam. Foto itu, gadis itu mengingat dengan jelas foto dan pesan itu. Gadis itu ingin meluapkan segalanya tapi tidak mungkin dia mengatakan apa yang dia lihat di ponsel Kyuhyun pada kedua mertuanya. Tanpa Kyuhyun dan kedua orang tuanya sadari, Hea Ae meraba perutnya dan mengelusnya perlahan.
***
Kyuhyun’s car
08.09 am
Hea Ae menatap nanar keluar jendela mobil. Cuaca yang tidak terlalu cerah sepertinya mendukung suasana hatinya saat ini. Sejak mereka keluar dari rumah, meninggalkan orang tua Kyuhyun dengan Siwon dan Hyun Kyung di rumah, gadis itu hanya diam. Dia sama sekali tidak menoleh ke arah Kyuhyun yang berada di kursi pengemudi. Gadis itu juga sama sekali tidak mengajak Kyuhyun bicara.
Kyuhyun sesekali melirik Hea Ae dengan ekor matanya. Kyuhyun masih tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada Hea Ae. Pria itu memilih diam, dia tahu gadis itu sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja, tapi rasanya enggan untuk bertanya, karena bertanya pun tidak akan dijawab oleh Hea Ae. Saat berhenti di lampu merah, Kyuhyun melirik Hea Ae sekali lagi, dipandanginya mata Hea Ae yang sembab dan sedikit bengkak seperti menangis semalaman.
“Sudah sampai.” Kyuhyun memarkirkan mobilnya dan berkata pelan membuyarkan lamunan Hea Ae. Kyuhyun hendak mengenggam tangan Hea Ae tapi gadis itu langsung membuka pintu dan melangkahkan kakinya keluar mobil.
“Apa yang terjadi denganmu, Hea Ae-ya?” gumam Kyuhyun sembari memandangi punggung Hea Ae yang mulai menjauh.
***
Shim Enterprise
08.23 am
Hea Ae berjalan lurus dengan tatapan kosong tanpa menghiraukan suara-suara karyawan lain yang sejak tadi menyapanya. Gadis itu langsung berbelok menuju ke ruangan pribadinya, tidak seperti biasanya yang akan langsung menuju ke ruangan Changmin untuk sekedar menyapa pria itu.
Hea Ae meletakkan tas kerja di meja dan mendudukkan tubuhnya di atas kursi. Gadis itu menopangkan kedua tangannya di atas meja, menahan berat kepalanya yang seperti ingin meledak.
“Hea Ae-ya?” Changmin membuka pintu ruangan kerja Hea Ae dan melangkah masuk. “Kau sakit lagi?”
Hea Ae mengangkat kepalanya dan menggeleng pelan.
“Baiklah, aku akan mengadakan rapat lima belas menit lagi. Siapkan semuanya, ok? Aku menunggu laporanmu di ruang rapat.”
***
10.03 am
“Bagaimana pendapatmu tentang proyek ini, Hea Ae-ssi?”
“Hea Ae-ssi?”
Seluruh karyawan yang mengikuti rapat menolehkan kepalanya ke satu titik–Hea Ae. Gadis itu hanya menatap kosong kertas di hadapannya sembari memainkan pulpen.
“Ehem… Hea Ae-ssi?”
Karyawan yang duduk di sebelah kursi Hea Ae menyenggol pelan lengan Hea Ae. Gadis itu menoleh dengan alis yang terangkat satu. Park Kyung Soo, karyawan wanita yang menyenggol lengan Hea Ae tadi mengedikkan kepalanya ke arah Changmin yang berdiri memperhatikan gadis itu. Hea Ae mengerjapkan matanya berkali-kali, mengembalikan fokusnya yang entah sudah melayang kemana.
“Ne, Sajangnim… Bagaimana?”
“Hea Ae-ssi, kau tidak mendengarkan rapat ini sejak tadi?”
“Ne? Ah… Maaf, Sajangnim.”
Changmin memijat pelipisnya sebentar dan berdeham. “Baiklah, rapat kali ini cukup sampai disini saja. Silahkan kembali ke ruangan masing-masing.” Pria itu menutup rapat dan segera merapikan semua berkas-berkasnya.
Hea Ae hendak berdiri dan keluar dari ruangan rapat saat suara Changmin menginterupsi. “Hea Ae-ya, aku ingin bicara denganmu sebentar.”
***
Han River
11.57 am
“Untukmu.” Changmin menyodorkan sekaleng coffee latte dingin ke arah Hea Ae.
Gadis itu tersenyum dan meraih kaleng itu. “Gomawo.”
“Jadi, apa yang terjadi padamu, nyonya Cho? Tidak biasanya kau tidak fokus pada pekerjaanmu seperti tadi.”
“Maaf, aku tidak seharusnya bersikap seperti tadi. Aku tahu, aku sudah menghancurkan rapatmu hari ini.”
“Aku akan memaafkanmu jika kau memberiku satu alasan yang bagus tentang kejadian tadi.” Changmin meneguk minumannya dan kembali memandang sungai tenang yang ada di hadapannya.
“Dia… Dia melakukannya.” Suara Hea Ae terdengar parau. Gadis itu sebisa mungkin menahan air matanya agar tidak jatuh saat itu juga.
“Hmm?” Changmin yang tidak mengerti maksud Hea Ae langsung menolehkan kepalanya menatap gadis itu.
“Dia benar-benar mengkhianatiku. Dia kembali berhubungan dengan gadis masa lalunya.” Hea Ae menundukkan kepalanya dan menumpahkan air matanya. Untuk kesekian kalinya dia gagal, gagal untuk menahan air mata kesakitannya.
Changmin menatap nanar gadis itu. Gadis yang dicintainya, menangis terisak dihadapannya, merasakan sakit yang bahkan mungkin lebih parah dari sakit yang dia sendiri rasakan karena tidak bisa memiliki gadis itu. Changmin membuang kaleng minumannya dan merengkuh pundak Hea Ae, menariknya kedalam pelukannya. Hea Ae menangis semakin kuat.
“Rasanya sakit, Changmin-ah. Disini… rasanya sakit sekali.” Ujar Hea Ae sembari memegangi dadanya.
***
Kyuhyun’s home
06.18 pm
“Kau seharusnya tidak perlu melakukan ini.”
“Tidak apa-apa. Lagipula aku tidak mungkin membiarkanmu pulang sendirian dalam keadaan seperti ini, kan?”
Hea Ae tersenyum. “Terima kasih. Aku masuk dulu.” Gadis itu segera melangkah keluar dan berbalik arah melambaikan tangan pada mobil Changmin yang melaju pergi.
Hea Ae membuka pintu rumah dan mendapati Kyuhyun sedang berdiri di ruang tamu. Gadis itu menutup pintu dan sesegera mungkin berjalan menghindari Kyuhyun.
“Kau pulang dengan Changmin?” tanya Kyuhyun retoris.
Hea Ae tetap berjalan tanpa menghiraukan Kyuhyun.
“Aku bertanya padamu, Cho Hea Ae!”
Hea Ae menghentikan langkahnya. “Iya, aku memang pulang dengan Changmin. Kau keberatan?” gadis itu mati-matian menahan air matanya yang ingin berjatuhan. Gadis itu tidak mau terlihat rapuh di hadapan Kyuhyun. Gadis itu tidak boleh menangis sekarang. Tidak di hadapan Kyuhyun.
“Apa?” Kyuhyun berjalan cepat menghampiri Hea Ae dan menarik lengan gadis itu sedikit kasar. “Apa maksudmu?”
“Apa pedulimu?”
Kyuhyun mengeratkan cengkraman tangannya di lengan Hea Ae. “Lepaskan! Sakit, Kyu!” Hea Ae sedikit meronta.
“Sebenarnya apa yang terjadi denganmu? Kenapa kau menghindariku sejak tadi pagi?”
“Kau bisa bertanya pada dirimu sendiri, Cho Kyuhyun!”
Kyuhyun melepaskan cengkramannya. Tangannya merogoh saku celana dan mengangkat panggilan yang masuk ke ponselnya tanpa melihat layar.
“Yoboseyo?”
…
“Ne? Foto? Kemarin? Tidak, aku– aku akan menghubungimu lagi nanti.” Kyuhyun memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celananya.
“Asap dari kobaran api mu sudah terlalu besar, Cho Kyuhyun.”
Kyuhyun menatap Hea Ae yang tersenyum sinis dan berbalik pergi. Jantung Kyuhyun meronta-ronta ingin segera lepas dari tempatnya. Rye Mi baru saja menghubunginya dan mengatakan bahwa dia mengirimkan pesan dan foto mereka kemarin malam saat Kyuhyun pulang dari apartemen gadis itu. Pria itu merasa tidak pernah menerima pesan tersebut, dan sikap Hea Ae yang tiba-tiba berubah membuatnya semakin takut. Takut semua kebohongan yang dipikirnya sudah tersimpan dengan baik akan segera terbongkar. Apakah gadis itu sudah mengetahuinya? Apakah gadis itu yang menerima dan membuka pesan berisi foto itu? Kaki Kyuhyun bahkan terasa berat untuk di gerakkan. Pria itu tidak lagi memanggil nama Hea Ae apalagi berteriak seperti tadi. Dan keterkejutannya bahkan tidak berhenti sampai disitu saat Hea Ae berbalik dan menatapnya.
“Aku pernah bertanya padamu, bagaimana kalau suatu saat nanti kau meninggalkanku? Kau bilang, itu tidak akan pernah terjadi, sampai kapanpun kau tidak akan meninggalkanku. Sekarang, bagaimana jika pertanyaannya ku ubah? Bagaimana jika aku yang memintamu pergi untuk meninggalkanku? Apa kau akan tetap memilih berada di sisiku? Atau kau bahkan akan dengan senang hati pergi dan merasa bahagia dengan masa lalumu?”
Skak mat! Tubuh Kyuhyun menegang. Pria itu sekarang sadar, topengnya sudah terbuka. Kyuhyun terdiam, rasanya sangat sulit untuk menjawab pertanyaan yang bahkan pria itu sendiri masih tidak tahu jawabannya. Apakah dia benar-benar merasa bahagia bersama Rye Mi? Apakah dia sudah benar-benar sanggup kehilangan sosok Hea Ae untuk selamanya? Suara pria itu bahkan menghilang entah kemana, seolah pita suaranya tak berfungsi. Kyuhyun hanya memandang sosok Hea Ae yang berbalik dan segera berlari ke atas–kamar tidur mereka. Hati Kyuhyun memanas ketika matanya menangkap butiran-butiran bening yang turun dari mata Hea Ae tepat sebelum gadis itu berbalik pergi.
Hea Ae-ya, kau terlihat begitu terluka. Apa aku sudah menyakitimu terlalu banyak?
***
02.38 am
Kyuhyun menatap wajah Hea Ae dalam diam. Ya, pria itu belum juga memejamkan matanya hingga saat ini. Kyuhyun memilih untuk berpura-pura tidur saat Hea Ae masih sibuk berkutat dengan pekerjaannya, dan langsung bangun saat Hea Ae sudah terlelap. Kyuhyun duduk bersandar pada dinding ranjang. Pria itu mengulurkan tangannya menyentuh wajah Hea Ae. Wajah yang baru disadarinya kini telah banyak berubah, pucat dan tirus.
Kyuhyun menurunkan tangannya ke arah lengan Hea Ae. Dirabanya sedikit warna merah memar akibat cengkraman tangannya yang terlalu kuat pada lengan gadis itu saat dia menariknya tadi. Pria itu memejamkan mata, perlahan butiran air tanpa warna itupun jatuh di kedua sisi pipi mulusnya.
Kyuhyun merasa sakit hanya dengan melihat gadis dihadapannya ini menangis. Apa dia benar-benar akan merasa bahagia dengan masa lalunya? Apa dia benar-benar sudah siap untuk kehilangan sosok gadis di hadapannya ini? Kyuhyun menghela nafas. Pria itu tidak siap, tidak akan pernah siap jika dia harus kehilangan sosok Hea Ae. Tapi apa pria itu mampu lepas dari bayang-bayang gadis masa lalunya yang belakangan ini selalu membuatnya nyaman?
Kyuhyun meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas. Jarinya dengan lincah mencari sebuah nama di kontak dan dengan cepat mengetik pesan.
‘Aku akan menjemputmu besok. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu, Rye Mi-ah.’
Kyuhyun menekan tombol send. Setelah memastikan bahwa pesannya terkirim, Kyuhyun kembali meletakkan ponselnya di atas nakas. Pria itu berbaring dan menarik Hea Ae mendekat ke arahnya. Kyuhyun mengecup singkat puncak kepala Hea Ae, mempererat pelukannya dan mulai terlelap.
***
TBC