# Previous Chapt
“Wae? Kenapa diam? Apa Choi Siwon tidak benar-benar mencintaimu?”
“tidak, dia sangat mencintaiku!” bantahku cepat menolak anggapan Heechul Oppa.
“lalu kenapa wajahmu seperti itu? apa jangan-jangan, kau benar-benar kembali dekat dengan mantan kekasihmu?!” tanya Heechul Oppa dengan nada keras penuh selidik.
“Oppa! Hentikan omong kosongmu, aku tidak mungkin terjebak dengan kisah masa lalu” ucapku penuh keyakinan.
-Trapped in Choi’s Charm-
Once again I tell you, it’s not about the past story, but it’s about present and future. – Kim Raya –
-Trapped in Choi’s Charm-
Aku berdiri di balkon kamar sambil memandangi langit malam yang berwarna hitam pekat tak berbintang, saat ini langit sedang mendung, entah kenapa malam terasa lebih kelam. Aku tenggelam dalam pekatnya malam hingga tanpa terasa hujan mulai turun.
Aroma air yang jatuh ketanah langsung menyeruak ke dalam indera penciumanku. Kupandangi kebun mawar tepat dibawahku, lampu yang bersinar di kebun cukup terang sehingga terlihat air hujan yang membasahi setiap daunnya. Kuhirup lagi udara dalam-dalam, menikmati aroma segar menenangkan.
Aku terlarut dalam curahan air yang jatuh ketanah, aku memandanginya tanpa niatan untuk berpaling. Aku sangat suka memandangi hujan, aku bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk memandangi hujan dari awal dia turun hingga dia berhenti membasahi bumi. Biasanya ketika aku mulai larut dengan kesenanganku yang satu ini, aku akan mulai melupakan segala masalah dan apapun yang terjadi di sekitarku, aku hanya akan asik dengan pikiranku sendiri, dengan ketenangan yang tercipta seperti saat ini.
Namun tiba-tiba sepasang tangan kekar merengkuh diriku dari belakang, melingkarkan tangannya di atas pundakku dan menarik diriku dalam dekapannya hingga punggungku merasakan dadanya yang hangat, menggangguku dari kesenangan sesaatku.
“kenapa kau meninggalkanku dengan mereka?” bisik Siwon Oppa terdengar lembut ditelingaku. Sepertinya dia tidak suka aku meninggalkannya bersama Kyuhyun dan kedua kakak laki-lakiku.
Setelah keributan kecil tentang perjodohan setelah makan malam tadi, Kyuhyun menantang para pria untuk bermain game dengannya, tapi sepertinya kekasihku ini tidak tertarik untuk bergabung bersama mereka, buktinya kini dia malah berada disini bersamaku.
“aku hanya memberikanmu kesempatan untuk bersenang-senang dengan mereka” jawabku tak kalah lembut sambil membelai halus kedua tangannya yang masih mengelilingi bagian atas tubuhku.
Siwon Oppa melepas salah satu tangannya, kemudian melingkarkannya di pinggangku, kini dia semakin dalam menarikku dalam dekapannya, sesekali dia menghirup aroma tubuhku melalui bahuku yang terbuka karena model gaun yang kugunakan.
Aku terpejam menikmati perlakuan mesranya, sesekali ciuman hangatnya pindah ke rambutku, menghirup aromanya dalam-dalam. “aku merindukanmu” bisiknya semakin lembut ditelingaku. Bibirku tersenyum lebar mendengar ucapannya, memang beberapa hari ini kami jarang bertemu dan hanya berkomunikasi lewat ponsel.
“tapi sepertinya kau tidak merindukanku, kau tau, kau terlihat sangat sibuk belakangan ini, bahkan sepertinya kau lebih sibuk dari pada aku, kau jarang sekali menghubungiku” protes Siwon Oppa terdengar jelas karena saat ini dia sudah menopangkan kepalanya dipundakku dan kedua tangannya sudah melingkar sempurna di pinggangku.
Belakangan ini aku memang menyibukkan diri dan pikiranku pada pekerjaan. Tujuan awalku adalah ingin melupakan segala masalah dan beban rasa bersalah di diriku, tapi sepertinya aku malah menelantarkan kekasihku ini.
“mianhae, sepertinya aku terlalu asik menikmati pekerjaanku akhir-akhir ini” aku menyuarakan permintaan maafku dengan tulus.
“sepertinya belakangan ini pekerjaanmu benar-benar berat, Ditambah lagi Cho Ahra yang sedang berada di Eropa. Ku dengar kau juga masih sering membantu Eommonim di Cafe, sebaiknya kau kurangi saja pekerjaanmu dan fokus dengan urusan di butik” nada posesif terdengar sangat jelas dalam telingaku.
“kau akan melarangku pergi ke Kona beans lagi?” pasalnya ini bukan pertama kalinya Siwon Oppa membatasi pekerjaanku.
“aku hanya tak ingin kau terlalu lelah dengan pekerjaanmu” lagi-lagi alasan ini yang dia gunakan.
“aku hanya ingin membantu Eommonim, lagi pula aku senang melakukannya” jelasku dengan sabar padanya, sejujurnya aku tak ingin berdebat dengannya malam ini, tapi sikapnya yang seperti ini terkadang membuatku jengah.
“sebenarnya untuk apa sih kau bekerja? kau kan bisa tetap memenuhi walk in closetmu dengan barang-barang bermerk kesukaanmu tanpa harus bekerja, kalau Heechul hyung tidak suka kau menghambur-hamburkan uangnya, aku tidak keberatan sama sekali memberikan semua hal yang kau inginkan”
Aku membalikkan badanku mendengar ucapan tulusnya barusan, melepaskan diri dari dekapannya. Tidakkah laki-laki dihadapanku ini mengerti kalau semuanya bukan hanya tentang uang. Kutangkupkan kedua tanganku di pipinya.
“ini bukan hanya tentang uang Oppa, tanpa kau dan Heechul Oppa membiayai hidupku-pun, aku bisa membiayai hidupku sendiri, aku tak akan tahan jika kau menyuruhku hanya untuk diam dirumah bertingkah laku seperti putri-putri manja konglomerat yang taunya hanya menghabiskan uang” aku membelai pipi Siwon Oppa lembut, berharap dia paham dengan apa yang kukatakan. “kumohon, jangan larang aku untuk melakukan pekerjaan apapun yang aku sukai” lanjutku padanya penuh harap.
“aku tak ingin melarangmu, aku hanya tak suka melihat kau kelelahan” ucap Siwon Oppa sambil menyisipkan helaian rambutku dibelakang telinga. “beberapa hari belakangan pekerjaanmu lebih banyak dari biasanya, saat ini wajahmu pun sangat pucat, kau terlihat seperti sedang memikirkan banyak hal, kau terlihat seperti mempunyai beban yang sangat berat” Siwon Oppa menatap mataku dalam, “ada yang ingin kau bagi denganku?” ucapan Siwon Oppa sepenuhnya diselimuti oleh rasa peduli.
Wajahku berubah sendu mendengar nada bicaranya. Dia benar, aku sedang mempunyai masalah yang sangat berat, aku sedang tertekan, tertekan oleh perasaan bersalah yang selalu menghimpitku setiap saat. Tapi mana mungkin aku jujur dengannya tentang perasaanku saat ini. Yang bisa kulakukan hanya mengelak.
“tidak ada, aku baik-baik saja” aku berusaha mengucapkannya dengan penuh keyakinan agar Siwon Oppa percaya ucapanku.
“aku kekasihmu, masih belum mengertikah kau kalau aku mengenalmu dengan cukup baik” ucapan Siwon Oppa mengisyaratkan dia tau ada yang aku sembunyikan dari dirinya.
Aku menatap manik matanya dalam, membalas tatapan khawatir dan pedulinya dengan tatapan senduku. Entah mengapa tindakanku justru membuatku merasa terluka, tiba-tiba aku ingin menangis dan bersungkur memohon maafnya. Memohon maaf atas semua kesalahan yang aku perbuat dibelakangnya.
Aku kembali membalikkan badan seolah-olah ingin menatap curahan air hujan, padahal yang sesungguhnya aku lakukan adalah mencoba menenangkan diriku sendiri dan melepaskan diri dari tatapannya yang menyiksa perasaanku.
Siwon Oppa kembali merangkulkan lengannya dipinggangku dengan erat, aku yang diperlakukan sedemikian hangat ikut memeluk lengannya yang berada di depan perutku. Kurasakan dia mencium dan menghirup aroma apel dari rambutku, kemudian dia meletakkan dagunya kembali dipundakku.
“apa masalah rencana kepindahan Heechul Hyung ke Seoul?” Siwon Oppa mencoba menebak apa yang masih menjadi bebanku hingga saat ini. Siwon Oppa tau mengenai Heechul Oppa yang sempat berencana pindah Ke Seoul karena kami sempat membahasnya saat makan malam tadi.
Ada jeda cukup lama sebelum aku menjawab pertanyaannya.
“kau benar” jawabku lemah, kubenarkan tebakkannya karena aku tak ingin dia mencoba menggali lebih dalam apa yang sedang menjadi masalahku.
“semuanya akan baik-baik saja, bukankah Heechul Hyung sudah membatalkan rencananya”Siwon Oppa mengecup pundakku singkat. “Heechul Hyung pasti akan melakukan yang terbaik untukmu” ucapnya sambil mengeratkan pelukannya dipinggangku. Senyum damai seketika terukir diwajahku, aku senang mendengar kalimat hiburan darinya, dia selalu mampu membuatku merasa nyaman dan terlindungi. Aku menganggukkan kepalaku lemah membenarkan ucapannya, tak ingin melanjutkan pembicaraan apapun malam ini.
Selanjutnya kami hanya saling diam sama-sama menikmati hujan yang turun cukup deras dimalam musim gugur ini.
Aku merasakan ketenangan yang amat nyaman, tak ada yang lebih indah dari ini, memandangi hujan yang turun dalam dekapan hangat Siwon Oppa, rasanya aku ingin menghentikan waktu, tak ingin malam ini segera berakhir.
Perlakuan mesranya terhadapku semakin meningkat. Kurasakan bibir hangatnya sesekali mengecupi pundak dan rambutku kemudian menghirup aromanya dalam-dalam, tak jarang kecupannya menjadi ciuman yang dalam dan menuntut di daerah tengkukku yang terpampang karena dia telah menggeser seluruh bagian rambutku kesebelah kiri.
Tak ada protes yang keluar dari bibirku seperti yang biasa aku lakukan jika dia bertindak terlalu jauh, karena aku juga menikmati moment ini, saat-saat kebersamaan kami.
“kau tau, aku sangat menyukai wangi vanilla yang melekat di tubuhmu dan wangi apel yang mendominasi rambutmu, kau seperti cupcake, cupcake yang sangat lezat” ucapannya terdengar sangat menggoda ditelingaku. Dan entah mengapa aku malah terkekeh geli mendengarnya.
“Oppa, kau mencoba merayuku malam ini? Kenapa kau menyamakanku dengan makanan?” protesku diiringi tawa renyah sambil mencoba melepaskan kecupannya dari pundakku.
“diamlah, jangan bergerak-gerak terus” perintahnya tak sabar, “kau itu seperti hidangan utama pesta yang hanya bisa aku hirup harumnya tanpa bisa ku sentuh apalagi memakannya sebelum pesta dimulai, jadi biarkan aku menikmati harummu, biarkan aku memenuhi seluruh isi kepalaku dengan harum dirimu” pintanya padaku.
“Oppa, kenapa ucapanmu terdengar seperti pria-pria Casanova ditelingaku” aku terkekeh mendengar rayuan gombalnya. Siwon Oppa tak menjawab protesku, yang kini dia lakukan adalah melanjutkan kembali kegiatannya menciumi bahuku yang sempat tertunda.
Kini aku menenangkan diriku dalam pelukan eratnya, seperti yang dia bilang, memberikan kesempatan padanya untuk menghirup dan menikmati aroma tubuhku. Tak dapat kusangkal kalau aku juga menikmati perlakuan lembutnya pada tubuhku.
Aku menikmati kecupan-kecupan hangatnya sambil memandangi hujan yang tak kunjung berakhir, ingatanku kini dipenuhi oleh memori-memori bahagia kebersamaan kami. Tak jarang ingatan yang muncul membuahkan senyum hangat dibibirku.
“kenapa kau tak bosan?” Tiba-tiba suara lembutnya kembali menginterupsi keasikanku dengan pikiranku sendiri.
“hm?” aku tak mengerti dengan pertanyaanya.
“kenapa kau tak pernah bosan memandangi hujan sambil tersenyum?” ini bukan pertama kali dia bertanya padaku.
“aku menyukainya, as simple as that” Aku merasakan dia tersenyum mendengar jawaban sederhana yang selalu keluar dari bibirku.
“malam semakin dingin, aku tak ingin kau sakit, apalagi kau memakai baju terbuka seperti ini, ayo kita masuk” ajaknya padaku yang enggan beranjak dari kondisi yang sangat nyaman ini.
“bisakah kita berada disini lebih lama? Lagipula aku tak merasa dingin, pelukanmu menghangatkanku” aku menolak ajakannya.
“ayolah, sudah malam, kau harus istirahat dan aku juga harus pulang” pintanya sedikit memaksa padaku.
Kali ini aku menurut, lagipula hujan sepertinya tak akan segera berakhir malam ini, aku masih bisa menikmatinya dari dalam kamar.
Siwon Oppa membawaku ke kamar dalam rangkulannya, kemudian dia mengunci pintu kaca yang menghubungkan kamarku dengan balkon tadi, memastikan aku tak akan kembali menyusup keluar kamar sepeninggalnya nanti.
-Trapped in Choi Charm-
Pesta penandatanganan kerja sama antara Choi Group dan Mobile Price Group berjalan sukses. Setelah prosesi penandatanganan berkas selesai, dilanjutkan dengan Gala Dinner antara staf penting dan para jajaran direksi dari kedua belah perusahaan yang terkait.
Kini acara dilanjutkan dengan ramah-tamah antara seluruh tamu yang hadir. Aku yang sejak tadi selalu berada disamping Siwon Oppa, kini bergabung bersama dengan Kyuhyun dan Heechul Oppa yang mengobrol seru.
Entah apa yang mereka obrolkan sejak tadi karena sebenarnya aku tidak mengikuti obrolan seru mereka, mataku sibuk memandang sekeliling aula COEX Convention & Exhibition Center yang megah ini, mencari seseorang yang kurindukan karena beberapa waktu ini kami tidak berjumpa. Tiba-tiba sebuah tangan besar merangkul bahuku yang terbuka karena model strapless dress yang kupakai.
“kenapa kau pergi dariku?” tanya Siwon Oppa ditelingaku, mengingat suasana cukup berisik.
“aku bosan, dari tadi hanya mendengarkan obrolan bisnismu” jawabku padanya, karena memang sejak tadi aku hanya berada disamping Siwon Oppa yang berkeliling menyapa semua rekan bisnisnya yang hadir.
“kau selalu saja bosan ketika berada dipesta”
“hanya pesta-pesta seperti ini yang membuatku bosan” jawabku lagi masih ditelinganya.
“pokoknya jangan jauh-jauh lagi dariku, jangan lepaskan genggaman tanganmu” ucap Siwon Oppa sambil menggenggam erat tanganku yang sudah menggelayut mesra di lengannya.
“oke” ucapku sambil tersenyum.
“dan satu hal lagi, ingatkan aku untuk memeriksa semua pesanan bajumu pada rumah mode langgananmu di Paris”
“waeyo?” tanyaku bingung tak mengerti maksud ucapannya.
Gaun yang aku kenakan kali ini memang merupakan salah satu koleksi dari rumah mode haute couture ternama di Paris.
Malam ini aku mencoba tampil lain dari biasanya, bisa dikatakan cukup berani dengan tampilan yang lebih seksi. Berada disamping Siwon Oppa yang merupakan sosok laki-laki tampan, cerdas, kaya -tentu saja karena dia pewaris Choi Group selanjutnya-, serta objek kekaguman para wanita, membuatku harus terlihat sempurna berada disampingnya.
Saat ini aku mengenakan short strapless pencil dress berwarna hitam yang membuat kulit putih susuku terlihat mencolok, aksen kerutan dibagian pinggang membuat tampilan lekuk tubuhku semakin tercetak jelas. Dressku diberi sparkly dibagian atas dan bawahnya, sehingga menampilkan kesan vintage namun tetap terlihat glamour dan elegan secara bersamaan.
Rambut panjang bergelombangku yang berwarna coklat, ditata sedemikian rupa kearah kanan, hingga tergerai jatuh dan menumpuk alami menutupi pundak serta atas dadaku disebelah kanan, sedangkan punggung serta bagian kirinya dibiarkan terekspos secara sempurna.
Tampilan sempurna tubuhku dilengkapi oleh Christian Louboutin Daffodils berkilau yang menghiasi kaki jenjangku, serta white Hermes Medor clutch yang berada dalam genggaman tanganku, semuanya benar-benar menambah kesempurnaanku malam ini. Walaupun Kyuhyun menjulukiku Brand item shop berjalan, aku tak peduli, toh aku menyukai apa yang aku kenakan.
“kau tau aku tak suka melihatmu menjadi pusat perhatian karena kau tampil begitu cantik dan menggoda seperti ini” ucap Siwon Oppa sambil menatap mata abu-abu mudaku, tangannya memainkan salah satu koleksi Graff Diamond yang melingkar menghiasi leherku.
“Oppa, aku melakukan semua ini untukmu, mana mungkin aku tampil biasa saja, apa kata mereka jika melihat kekasih seorang Choi Siwon hanya tampak biasa dan tidak menarik, harusnya kau bangga karena aku menjadi pusat perhatian”
“bukan begitu, aku hanya tidak suka melihat tatapan ‘lapar’ yang ditunjukkan oleh para pria yang secara terang-terangan memperhatikanmu sejak tadi” Aku mengedarkan pandangan keseluruh aula besar ini, memang kulihat ada beberapa pria yang menatapku intens secara terang-terangan, padahal saat ini aku sedang bergelayut mesra di lengan Siwon Oppa.
“ini peringatanku yang terakhir, jangan tampil terlalu seksi bila tak bersamaku, atau aku akan benar-benar membatalkan semua baju rancangan yang kau pesan” aku memutar kedua bola mataku mendengar ucapannya.
“dan juga jangan jauh-jauh dariku, jangan lepaskan tanganmu dari lenganku, mengerti!” perintahnya seperti seorang diktaktor.
“roger captain” ucapku dengan senyum menghiasi seluruh wajah.
“Wapresdir Choi” sebuah suara menginterupsi interaksiku dengan Siwon Oppa. Siwon Oppa memutar badannya kearah suara tinggi seorang pria yang memanggilnya.
“eo, Wapresdir Jung, Annyeong hasimnika” sapa Siwon Oppa ramah pada pria tampan yang tadi memanggilnya. Pria itu berdiri gagah, three piece suit membalut tubuh tegapnya. Pria yang disapa Wapresdir Jung oleh Siwon Oppa itu, ditemani oleh seorang wanita cantik yang mengenakan cocktail dress selutut, jelas sekali dress yang wanita itu kenakan adalah Red Valentino, terlihat dari warna merah dressnya yang lembut.
“Annyeong hasimnika Wapresdir Choi” balas pria itu ramah sambil mengulurkan tangannya, “saya mewakili JF Group mengucapkan selamat atas kerjasama serta pelaksanaan proyek yang akan anda lakukan bersama Mobile Price Group” lanjut pria tampan itu.
“gomapseumnida Wapresdir Jung” balas Siwon Oppa sambil menyambut uluran tangan Wapresdir Jung. “saya tidak melihat kehadiran Jung Sajangnim sejak tadi?”
“ah joesonghamnida Choi Siwon-ssi, Jung Sajangnim sedang berada di LA saat ini, oleh karena itu saya datang mewakili ayah saya. Beliau titip salam dan permohonan maaf kepada anda karena beliau tidak bisa menghadiri undangan anda malam ini”
“algesseumnida. Tolong sampaikan salam hormat saya kepada beliau, Jung Ilwoo-ssi” kata Siwon Oppa dengan senyum lebar menghias wajahnya.
“ne, tentu saja, pasti akan saya sampaikan” ada jeda sesaat. “Wapresdir Choi, perkenalkan ini adik perempuan saya, putri keluarga Jung satu-satunya” pria bernama Jung Ilwoo itu memperkenalkan wanita cantik yang sejak tadi berdiri disampingnya. Wanita itu memiliki rambut keriting panjang berwarna hitam pekat. Dia membiarkan rambut keritingnya jatuh tergerai ditambah dengan mata bulatnya yang dilengkapi iris mata berwarna coklat membuat siapa saja tak bosan untuk memandang wajahnya.
“annyeong hasimnika Wapresdir Choi, jeoneun Jung Jaehyun imnida, mannaseo bangapseumnida” sapa wanita itu ramah.
“annyeong hasimnika Jung Jaehyun-ssi, bangapseumnida. Aku tak tau kalau keluarga Jung mempunyai seorang putri cantik” puji Siwon Oppa pada wanita dihadapannya yang sontak membuatku mengeratkan pegangan tanganku pada lengannya, Siwon Oppa yang merasakan cengkraman tanganku menolehkan wajahnya menatap wajahku yang menunjukkan ekspresi tak suka mendengarnya memuji wanita lain dihadapanku.
“Dan oh iya, perkenalkan ini Kim Raya kekasih saya” ucap Siwon Oppa cepat setelah mendapat tatapan mematikan dariku.
“annyeong hasimnika, Kim Raya imnida, mannaseo bangapseumnida” kataku ramah pada dua anggota clan Jung yang masih berdiri dihadapanku.
“annyeong hasimnika Kim Raya-ssi, bangapseumnida” balas Wapresdir Jung dengan tatapan terkejut. “Kim Raya-ssi, are you Korean?” aku menganggukkan kepala menjawab pertanyaan Wapresdir Jung. “But, You don’t look like Korean people.” Seru Jung Ilwoo cukup kaget.
“a half British actually, my mom form UK. But I was born and grow up in Seoul” ini bukan pertama kalinya aku dianggap bukan orang Korea. Seseorang yang baru pertama kali melihatku pasti menganggapku warga Negara asing, mengingat tampangku yang tidak menunjukkan wajah orang Korea sama sekali ditambah lagi dengan mataku yang bulat dan iris yang berwarna abu-abu muda.
“wait a second, Kim Raya? Are you Annabelle Kim?!” kini raut penasaran dan antusias terlihat bercampur diwajah Jung Ilwoo. Belum sempat aku menjawab, suara seorang pria menginterupsiku.
“yes, she is Annabelle Kim, and she is my sister” ucap Heechul Oppa yang muncul tiba-tiba sambil merangkulkan lengan kanannya dipundak Wapresdir Jung, tingkah Heechul Oppa menunjukkan bahwa dia kenal baik dengan Wapresdir Jung.
“OMO! Casey Kim?!” seru Wapresdir Jung kaget mengenali pria yang merangkul bahunya akrab.
“annyeong haseyo Jung Busajang. Good to see you again” sapa Heechul Oppa penuh senyum kepada pria yang masih dirangkulnya.
“yes, it’s good to see you too. Aku pikir kau berada di The City. Kapan kau tiba di Seoul? Apa Square Mile mulai terasa membosankan untukmu?” tanya Wapresdir Jung, gaya bicara Wapresdir Jung benar-benar terlihat santai dan akrab, berbeda ketika berbicara dengan Siwon Oppa tadi yang terasa sangat formal.
“aku baru tiba dua hari lalu. tebakanmu tepat, tumpukan pekerjaan Di Square mile-lah yang mulai terasa sangat membosankan. And here I am, menghadiri pesta besar milik keluarga Choi, kau tau ini sangat menyenangkan, sudah lama aku tak berkumpul dengan para kerabatku disini” balas Heechul Oppa, “lagipula aku bertemu dengan beberapa wanita cantik tadi” Heechul Oppa mengakhiri kalimat terakhirnya dengan nada sedikit berbisik di telinga Wapresdir Jung, tapi tentu saja aku masih bisa mendengarnya.
“aish.. dasar Player! Kau tidak pernah berubah Tuan Kim” balas Wapresdir Jung sambil menyodokkan sikunya ke pinggang Heechul Oppa yang masih berdiri disebelahnya. Heechul Oppa tertawa cukup keras menanggapi ucapan dan perlakuan dari pria yang masih dirangkulnya.
“aku tak percaya bahwa wanita cantik yang berada dihadapanku ini adalah adikmu, Tuan Kim” lanjut Jung Ilwoo heran sambil menatap kearahku.
“aku juga tak percaya wanita cantik disebelahmu itu adalah adikmu Tuan Jung” balas Heechul Oppa tak mau kalah, yang kemudian menimbulkan tawa hangat dari kami semua.
“ah, Wapresdir Choi, kenapa anda harus bekerjasama dengan orang lain bila anda memiliki calon kakak ipar yang hampir menguasai perekonomian di Eropa Barat?” Siwon Oppa tersenyum lebar mendengar ucapan Wapresdir Jung.
“hya, kau berlebihan, lagipula itu namanya nepotisme, keluarga kami tak pernah mengajarkan hal itu” ucap Heechul Oppa dengan senyum lebarnya. ketiga pria yang berada didepanku semakin tertawa lebar, sementara aku tak mengerti dengan apa yang mereka katakan.
Ternyata selain aku, wanita yang sedari tadi berdiri disamping Wapresdir Jung juga terlihat tidak memperhatikan pembicaraan kakaknya dengan kakak dan kekasihku. Yang membuatku cukup heran adalah dia yang memandangku tajam, dan aku sama sekali tak mengerti maksud tatapannya. Untuk mengabaikannya, kucoba memfokuskan diriku kembali kepada tiga orang pria yang masih mengobrol seru disekitarku.
“oh iya Jung Ilwoo-ssi, anda terlihat sangat akrab dengan Tuan Kim, bagaimana ceritanya kalian berdua bisa saling mengenal?” tanya Siwon Oppa, mewakili diriku yang sebenarnya ingin bertanya hal yang sama.
“siapa yang tak mengenal Kim Heechul, atau jika di London kami memanggilnya Casey Kim, CEO muda asal Korea Selatan, yang merupakan shareholder terbesar hampir diseluruh hotel bintang lima dipesisir barat Eropa, satu-satunya CEO yang mampu membawa LLC menjadi salah satu perusahaan yang sangat diperhitungkan keberadaannya di kawasan Eropa Barat”
“Hya, kau benar-benar memujiku secara berlebihan woo-ya” balas Heechul Oppa tak enak hati mendapat pujian dari temannya, sementara Jung Ilwoo hanya menampakkan wajah tersenyumnya kepada Heechul Oppa. “kami bertemu saat business coaching di Canary Wharf beberapa tahun lalu” lanjut Jung Ilwoo yang menimbulkan anggukan mengerti dariku dan Siwon Oppa.
“Ilwoo-ya, bagaimana kalau kita take a table, aku ingin sekali menikmati wine sambil berbincang hangat denganmu” kemudian Heechul Oppa menengokkan wajahnya kearah adik Wapresdir Jung, “kau tidak keberatan bergabung dengan kamikan Jung Jaehyun-ssi?”
“tentu saja tidak” jawab wanita itu dengan senyuman menghias di bibirnya, dan harus kuakui senyuman yang terhias dibibirnya membuat wajah Jung Jaehyun seratus kali lebih manis.
“kalau begitu kupinjam partner bisnismu dulu ya Siwon-ah” ucap Heechul Oppa sambil melangkahkan kaki menjauhi aku dan Siwon Oppa, sementara Wapresdir Jung dan Jung Jaehyun mengikuti langkah Heechul Oppa sambil melempar senyum kearah kami. Aku dan Siwon Oppa membalas senyuman mereka ramah.
Sepeninggal Heechul Oppa, Wapresdir Jung dan Jung Jaehyun, aku kembali berdua dengan Siwon Oppa. Siwon Oppa menatap lembut ke dalam mataku. Kemudian senyumnya terkembang lebar.
“jangan menatapku seperti itu, kau menyebalkan” protesku padanya yang menatap wajahku.
“wae?” tanyanya bingung.
“berani-beraninya kau memuji wanita lain didepanku” jawabku dengan wajah cemberut.
“memuji wanita lain? Siapa?” tanyanya semakin bingung.
“jelas-jelas kau memuji Jung Jaehyun tadi, putri cantik!”
“Omo! Kau marah, aku hanya berusaha bersikap sopan tadi” jelas Siwon Oppa sambil menahan senyumnya yang saat ini tak kusukai.
“sikap sopanmu sangat menyebalkan” ucapku ketus, bukannya menenangkan hatiku Siwon Oppa malah tertawa geli mendengar ucapanku, aku yang merasa ditertawakan menatap tajam matanya dengan tatapan mematikan yang kupelajari dari Kyuhyun.
“Hyaa… La Belle, Mianhae eo, maafkan aku, aku tak bermaksud menertawaimu, sikapmu barusan hanya terlihat lucu dimataku” aku menatapnya kembali ketika kata ‘lucu’ meluncur dari mulutnya, “ah maksudku” Siwon Oppa kebingungan, “kenapa kau harus marah, kau taukan, bagiku kau adalah wanita yang paling cantik, sesuai dari julukan yang kuberikan padamu, La Belle, wanita tercantik” ucap Siwon Oppa dengan nada lembut yang sontak membuatku tersipu mendengar penuturannya, kurasakan wajahku mulai memerah akibat pujian darinya.
“aish… wajah tersipumu yang menggemaskan inilah yang memenjarakan hatiku padamu” ucap Siwon Oppa menyenangkan hatiku.
“dasar perayu ulung” ucapku padanya dengan nada memuji.
“Siwon Hyung” sebuah suara kembali menginterupsi kami. Aku dan siwon Oppa langsung membalikkan badan kearah suara yang begitu familiar. Kudapati Choi Minho mendekat kearah kami dengan senyum menawannya yang tak pernah lepas dari bibir. Dibelakang Minho, kudapati Seunghyun Oppa juga ikut bergerak bersamanya.
“Noona, kau terlihat sangat cantik malam ini” Minho mengeluarkan pujiannya ketika dia sudah berada dihadapanku dan Siwon Oppa.
“gomawo Minho-ya, kau juga terlihat sangat tampan, aku suka warna dasi yang kau kenakan” malam ini Choi Minho terlihat sangat tampan dalam balutan serba putih, white suit serta kemeja berwarna senada dilengkapi dasi berwarna gold, dasi yang dia kenakan membuatnya tampil berkilau.
“aku memang selalu terlihat tampan Noona” ucapnya membanggakan diri yang mendapat balasan senyuman lebar dariku dan Siwon Oppa.
“annyeong haseyo Wapresdir Choi” sapa Seunghyun Oppa pada Siwon Oppa yang masih berdiri disampingku. “annyeong Ray-chan” lanjut Seunghyun Oppa menyapaku ramah, Seunghyun Oppa menatapku dengan eye smile terukir diwajah indahnya.
“annyeong haseyo Choi Sajangnim, senang rasanya akhirnya kerjasama antara perusahaan kita dapat dilaksanakan” jawab Siwon Oppa cepat yang menginterupsiku dari pesona Eye smile Choi Seunghyun.
“ne, begitupun dengan saya Wapresdir Choi, saya harap semuanya dapat berjalan dengan lancar” Seunghyun Oppa menyahut ramah.
“persiapan pelaksanaan proyek akan dilakukan mulai besok, Choi Minho dan Cho Kyuhyun akan bertemu dengan Kerl Yoo dari pihak iArc untuk final design, selanjutnya mereka akan memimpin rapat dengan pengembang, setelah itu pelaksanaan proyek di Ulsan langsung bisa dikerjakan”
Selanjutnya aku tidak tertarik mendengarkan apa yang dibicarakan Siwon Oppa dengan Seunghyun Oppa.
Ku alihkan pandanganku kearah Choi Minho, dia memandangiku penuh tanya, sepertinya dia menyadari keterpakuan-ku tadi. Aku menatap Minho balik, tatapanku mengisyaratkan ‘jangan memandangiku seperti itu’, Minho hanya menahan tawa melihat tatapan tajamku.
Aku mengedarkan pandangan mataku ke seluruh tempat pesta, kulihat Heechul Oppa sedang mengobrol santai dengan Wapresdir Jung disalah satu meja, sedangkan adik Wapresdir Jung, Jung Jaehyun, duduk manis di samping kakak laki-lakinya sambil menikmati orange juicenya. Tak jauh dari tempatku kulihat Kyuhyun yang berjalan mendekat ke arahku bersama Sungmin Oppa.
Kemudian ku edarkan pandanganku lagi, kali ini kulihat beberapa pria mengobrol santai tak jauh dari tempatku berdiri, dua diantaranya kukenali sebagai rekan bisnis Siwon Oppa. Tak jauh dari sekumpulan eksekutif muda tersebut, kulihat beberapa wanita cantik sedang asik bercengkrama, entah kenapa dari tempatku berdiri, aku melihat senyum-senyum kepalsuan dari para wanita itu.
Hidup dikalangan jetset yang menjadi pusat sorotan, sering kali menuntut orang-orang yang berada didalamnya untuk tampil sesempurna mungkin, tak jarang mereka yang berada dalam lingkup high sosial tersebut melakukan apapun untuk mempertahankan eksistensi mereka, seperti obrolan dan senyum-senyum penuh kepalsuan yang kurasakan disekitarku saat ini.
Tapi dengan sangat menyesal harus kuakui, akupun termasuk salah satu dari mereka.
“Tuan Choi” aku terpaku.
Panggilan itu menarikku dari lamunan sesaat yang menyitaku tadi. Tubuhku kaku, bukan karena suara orang yang memanggilnya yang bisa kutebak itu adalah Sungmin Oppa, tapi dari sapaan panggilannya, Tuan Choi, tiga pria bermarga Choi dikanan kiriku menengokkan kepala mereka serentak kearah sumber suara.
“eo, kenapa kalian semua memandangku?” tanya Sungmin Oppa dengan wajah kebingungan.
“ey Hyung, siapa yang kau panggil? Mereka semua adalah tuan Choi, Choi Siwon, Choi Minho dan Choi Seunghyun” jelas Kyuhyun sambil menepuk pundak Sungmin Oppa.
Aku masih terpaku, ada perasaan aneh dalam dadaku, sapaan itu seperti menyentakkanku, Tuan Choi, hanya aku yang memanggilnya seperti itu, seolah refleks, aku memalingkan wajahku ke arahnya, ternyata dia juga sedang memandangi wajahku, seolah mengerti kalau aku tak nyaman dengan panggilan yang biasa kulontarkan untuknya kini dilontarkan oleh Sungmin Oppa.
“ah mianhae, aku sebenarnya ingin mengucapkan selamat kepada kalian untuk pembangunan resort di Ulsan” ucap Sungmin Oppa dengan tampang polosnya. Kedua laki-laki bermarga Choi lain tersenyum ramah kearah Sungmin Oppa, tapi tidak dengannya, matanya masih terpaku menatapku.
-to be continue-