# Previous Chapt
“aku akan pindah ke Korea”
“tugasku sudah selesai di London, sekarang saatnya kau yang kembali ke London, kau sudah menghabiskan banyak waktu untuk melakukan hal yang kau mau disini, kau sudah dewasa dan pantas untuk mengurus perusahaan keluargamu sendiri”
“sudah saatnya kau bertanggung jawab pada apa yang memang menjadi tanggung jawabmu” ucap Heechul.
-Trapped in Choi’s Charm-
Give me time to breathe – Kim Raya –
-Trapped in Choi’s Charm-
“kumohon Oppa, jangan membuatku memohon terus seperti ini, akukan adikmu bukan pengemis” ucapanku kembali meninggi karena sedari tadi yang kudapat hanya respon diam dari Heechul Oppa.
Heechul Oppa menghembuskan nafasnya panjang setelah mendengar semua usahaku untuk terus membuatnya tetap bertahan di London. Kemudian dia menarik tubuhku pelan, memelukku erat.
“entahlah, ini semakin sulit untukku Bell, aku sudah hampir menyerah berada disana, menghadapi berbagai tekanan seorang diri, Uncle Jab pun tak selamanya ada disampingku, sedangkan Song Samchon hanya orang luar, kesalahan sekecil apapun yang aku lakukan dijadikan senjata oleh mereka untuk terus menyerang dan menjatuhkanku” bisik Heechul Oppa ditelingaku, menyalurkan semua perasaan yang aku tau sudah lama ia pendam seorang diri.
“kumohon bersabarlah sedikit lagi Oppa, ku yakin kau bisa membawa perusahaan Mommy seorang diri tanpa bantuan dari mereka semua, kau kakakku yang hebat” aku mencoba membesarkan hatinya, mengusap punggungnya lembut menyalurkan kekuatan lebih padanya.
“entahlah bell” ucapnya putus asa sambil melepaskan pelukannya.
“oppaaa….” Balasku tak kalah putus asa.
“selama ini kau bilang kau menyayangiku, kau membutuhkanku” aku tak mengerti maksud ucapannya, “kau harus tau, bukan hanya kau yang membutuhkanku, tapi aku juga membutuhkanmu Bell, aku membutuhkan kekuatanmu untuk terus menyokongku menghadapi segala macam usaha yang mereka lakukan untuk menjatuhkanku” pinta Heechul Oppa pelan sambil menatap wajahku yang berada didepannya.
Aku tau selama ini aku membiarkan Heechul Oppa berjuang sendirian mempertahankan milikku dan miliknya di London sana. Selama ini aku sering meninggalkan Heechul Oppa dan asik sendiri dengan kehidupanku yang nyaman di Seoul, tanpa peduli dengan apapun yang terjadi disana.
“mianhae Oppa, maafkan aku karena sering meninggalkanmu, maafkan aku sering membuatmu kesusahan dengan sikap egois dan keras kepalaku, aku janji, mulai saat ini aku akan menjadi gadis yang lebih kuat dan bisa kau andalkan, aku akan menunjukkan pada mereka kekuatan seorang Annabelle Kim yang sesungguhnya” ucapku penuh keyakinan, dan hal itu menimbulkan senyum hangat diwajah Heechul Oppa.
“kau yang terbaik Annabelle” ucap Heechul Oppa kemudian mencium puncak kepalaku lembut. “berjanjilah satu hal lagi padaku, kau akan selalu mendukung dan percaya, bahwa semua yang aku lakukan adalah yang terbaik yang mampu aku berikan pada keluarga kita”
“tentu saja aku selalu percaya padamu, tapi kau takkan meninggalkan London kan??” tanyaku padanya penuh dengan nada permohonan. Aku bertanya untuk meyakinkan diriku sendiri.
“asal kau mau menepati janjimu” aku menggangguk cepat mendengar permintaannya. “kau juga harus berubah menjadi wanita yang lebih kuat dan tidak cengeng, tidak lagi manja dan kekanak-kanakkan, kurangi sifat egois dan keras kepalamu, dan berubahlah menjadi wanita yang benar-benar dapat kuandalkan”
“aku janji” ucapku sambil menganggukkan kepala penuh keyakinan mendengar semua permintaannya. Senyum lega terukir diwajah tampan kakakku, aku yang melihatnya tersenyum, ikut tersenyum hangat.
-Trapped in Choi’s Charm-
Malam ini Heechul Oppa mengundang Kyuhyun dan Siwon Oppa untuk makan malam bersama kami. Heechul Oppa bilang dia sangat merindukan masakan rumah khas Korea, dan didapurlah kini aku berakhir, sejak sore tadi aku menyiapkan beberapa makanan yang disukai kakakku.
Ketika aku sedang memasukkan gingseng ke dalam Samgyetang yang sudah mendidih, terdengar suara Heechul Oppa yang sedang menerima telepon mendekat kearahku.
“ne Eomma, aku akan segera menghubunginya, ne… ne… Arasso” ucap Heechul Oppa mengakhiri pembicaraannya di telepon, kini dia sudah berada disampingku.
“Wae Oppa? Bagaimana kabar Mi Gyong Eomma?” tanyaku pada Heechul Oppa setelah bisa menebak dengan siapa dia berbicara di telepon tadi.
“Eomma baik, beliau menanyakanmu” Heechul Oppa menjawabku tanpa mengalihkan pandangannya dari cordless phone yang sedari tadi ia genggam, Heechul Oppa kini terlihat seperti sedang kembali menghubungi seseorang.
“taukah kau Sungmin ada di Seoul?” tanya Heechul Oppa kali ini sambil meletakkan kembali digital cordless phone ditelinga kanannya.
“ne? Tidak, aku menghubunginya beberapa hari lalu dan dia bilang dia masih di Shanghai” jawabku bingung.
“tak diangkat, Eomma bilang dia sudah pulang dari Shanghai dan belum kembali lagi ke Busan, Sungmin bilang pada Eomma dia akan mengunjungimu terlebih dahulu sebelum kembali ke Busan” Heechul Oppa memberikan jawaban atas kebingunganku, dirinya masih sibuk mencoba menghubungi nomor Sungmin Oppa kembali.
“biar aku yang menghubunginya” kataku sambil meraih ponsel tipis dari kantong apron yang aku gunakan.
Ku sentuhkan jariku di layar ponsel tipisku, setelah menemukan namanya, ku sentuh tombol hijau yang berada di sisi kiri layar ponsel. Selagi aku mencoba menghubungi Lee Sungmin, Heechul Oppa memperhatikanku cukup serius, berharap sambungan teleponku terhubung dengan adiknya.
“Yoboseyo” terdengar suara Sungmin Oppa mengangkat panggilanku.
“Oppa, neo eodieseo?” tanyaku langsung pada suara yang terdengar diseberang sana.
“wae?” bukannya menjawab pertanyaanku, Sungmin Oppa malah balik bertanya.
“kau ada di Seoul?”tanyaku kembali.
“darimana kau tau?” Sungmin Oppa lagi-lagi malah balik bertanya kepadaku.
“Mi Gyong Eomma” jawabku singkat, kulihat Heechul Oppa memberikan isyarat agar menyerahkan ponsel yang kupegang kepadanya.
“Oppa, ada yang ingin bicara denganmu” ucapku pada Sungmin Oppa, tanpa menunggu jawaban Sungmin Oppa aku menyerahkan ponsel yang kupegang pada Heechul Oppa.
“Hya, Sungmin-ah, kau dimana?” ucapan Heechul Oppa terdengar cukup keras.
Kuperhatikan sepertinya Heechul Oppa sedang kesal pada adik laki-lakinya setelah menerima telepon dari Mi Gyong Eomma tadi. Pasti ada yang tidak beres. Aku menahan kekehanku melihat ekspresi kesal Kim Heechul.
“aku kakakmu! Hya! Apa yang kau katakan pada Eomma tentang diriku?!”
Bisa ku duga Sungmin Oppa pasti berkata yang tidak-tidak pada Mi Gyong Eomma mengenai Heechul Oppa. Yang ku tau bulan lalu Sungmin Oppa memang sempat mengunjungi Heechul Oppa di London. Entah apa yang terjadi saat itu. Aku mengeluarkan kekehanku melihat wajah Heechul Oppa yang terlihat frustasi mendengar penjelasan adiknya.
Masakanku sudah selesai, kurapikan dapur yang sedikit kotor, kemudian aku langkahkan kakiku menuju kamar untuk merapikan diri, meninggalkan Heechul Oppa yang masih berdiri kesal di dapur sambil berbicara ditelepon dengan adik laki-lakinya.
-Trapped in Choi’s Charm-
Karena makan malam kali ini dilakukan dirumah, kuputuskan untuk memakai house dress tanpa lengan berwarna biru muda dengan corak bunga-bunga putih kecil. Rambutku yang masih sedikit basah kubiarkan tergerai jatuh. Kusapukan bedak tabur di sekitar wajahku, agar wajah putih pucatku terlihat lebih segar kupoleskan lipbalm rasa apel dibibirku. Setelah kupastikan penampilanku cukup rapi, kuputuskan untuk keluar kamar.
Tadinya aku berniat untuk turun menuju dapur, namun ku urungkan begitu melihat kakak laki-lakiku duduk nyaman di ruang santai lantai dua, Heechul Oppa duduk di sofa putih panjang yang terletak di samping perapian yang padam. Kuhampiri dia yang sedang fokus menatap layar datar persegi panjang digenggaman tangannya.
“aku dijodohkan” ucapnya tiba-tiba begitu aku telah duduk disampingnya.
“MWO?!” pekikku kaget. “bagaimana bisa?!” tanyaku kemudian sambil menatapnya tak percaya.
“ini semua karena Lee Sungmin. Aish, anak itu benar-benar menyebalkan” Teriak Heechul Oppa frustasi.
“bagaimana bisa ini karena Sungmin Oppa? Memangnya apa yang terjadi? Apa yang dia katakan?”
“arrggh… molla!” Heechul Oppa mengacak rambutnya frustasi.
“Oppa, ceritakan padaku!”
“aku juga tidak tau apa yang di katakan bajingan kecil itu pada Eomma sebenarnya” sambar Heechul Oppa benar-benar terdengar frustasi. Aku yang melihat tingkahnya hanya mampu menahan tawa.
“aigoo.. Oppa, siapa Yeoja beruntung itu?” tanyaku lagi tanpa maksud mengejek. Namun Heechul Oppa menatapku tajam seperti tidak terima.
“Molla! sudah jangan dibahas, aku malas membicarakannya”
“hahaha… Lee Sungmin Daebak! Dia bisa membuatmu frustasi seperti ini” ucapku dengan tawa senang mengiringi.
“sudah kau diam, Jangan menggodaku lagi!” aku justru semakin tertawa keras mendengar nada kesal kakakku. Ini benar-benar menyenangkan melihat wajah sebal dan frustasi Kim Heechul karena ulah adik laki-lakinya.
Setelah tawaku berhenti, kulirik jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, tapi Siwon Oppa ataupun Kyuhyun belum juga datang, padahal jarak dari kantor mereka kerumahku yang berada dikawasan Yongsan-gu tidak begitu jauh, hanya menyebrangi Sungai Han. Kuputuskan untuk menghubungi salah satu dari mereka, ku ambil ponselku yang berada diatas meja.
“kudengar Choi Seunghyun berada di Seoul” ucap Heechul Oppa tiba-tiba ketika aku ingin menghubungi kekasihku.
“aku bertemu dengannya di kantor Siwon Oppa beberapa waktu lalu”
“mantan pacarmu datang ke kantor pacarmu?” Aku yang mendengar ucapannya entah kenapa merasa jengkel, ku layangkan tatapan tajam padanya, tak suka dengan pilihan kata yang dia gunakan.
“lalu apa yang terjadi?” tanyanya kini dan terlihat sekali Heechul Oppa begitu bersemangat membicarakan pertemuan dua orang pria yang pernah dan masih berarti dihidupku.
“memangnya apa yang kau harapkan terjadi?!” tanyaku sinis padanya, entah mengapa isu-isu mengenai kehidupan pribadiku selalu terasa begitu menarik di telinga Heechul Oppa.
“hahaha… bukan begitu, kau taukan Siwon selalu terlihat tidak nyaman berada di dekat Hyun, aku hanya merasa sedikit penasaran bagaimana situasinya saat itu” Heechul Oppa kemudian terdiam sambil menahan senyumnya, seolah membayangkan bagaimana situasi saat pertemuan Siwon Oppa dan Seunghyun Oppa.
“Oppa, sepertinya kau sangat akrab dengan Choi Seunghyun hingga kau memanggil namanya seperti teman lama” ucapanku masih terdengar sinis.
“tentu saja aku dekat dengannya, dia yang selalu membantuku jika sedang menghadapi masalah yang pelik di London, dan kau taukan, aku pernah berbagi kamar apartment saat dia mulai menetap di London beberapa waktu lalu, kami ini soulmate” ucap Heechul Oppa penuh rasa bangga.
Entah mengapa aku merasa sedikit risih mendengar pengakuan Heechul Oppa mengenai kedekatannya dengan Choi Seunghyun.
“Oppa, kenapa kau terdengar seperti anak gadis yang tengah membanggakan kekasihnya di depan gadis lain” aku berucap dengan nada jijik, sedikit menggodanya.
Pletakk…
“Hya, Jaga bicaramu!” Heechul Oppa berteriak keras sambil memukul kepalaku dengan I-pad yang dia pegang.
“Oppa, Appo!” rengekku sambil meringis mengusap kepalaku yang tadi dipukulnya.
“You moron!” cibirnya padaku yang masih meringis kesakitan. Sementara aku hanya bisa menatapnya dengan wajah cemberut tanpa bisa membalas perbuatannya.
“Oppa, jangan bahas mengenai masa lalu hubunganku dan Seunghyun Oppa di depan Siwon Oppa nanti okay!” ucapku masih sambil mengusap bagian kepalaku yang tadi menjadi sasaran pukulannya. Pintaku terdengar cukup tegas kali ini, karena kakakku yang cantik ini terkadang tidak bisa membaca keadaan yang tidak menyenangkan.
“memangnya kenapa? Apa kekasihmu masih belum bisa menerima kehadiran cinta pertamamu?”
“pokoknya jangan bahas saja” aku mengulangi perintahku padanya.
“Atau jangan-jangan kau yang sering berulah sehingga membuatnya tidak percaya padamu?” tanya Heechul Oppa lagi, yang entah mengapa aku merasa pertanyaannya tepat sasaran.
“Aish, bisakah kau hanya menuruti perintahku. Aku hanya tak ingin membuat Siwon Oppa tak nyaman, pokoknya jangan bahas saja okay, belakangan ini Siwon Oppa sedang banyak pikiran dan aku tak mau membuatnya semakin terbebani” pintaku lagi dengan sedikit nada tidak sabar.
“kalau dia benar-benar mencintaimu, seharusnya dia percaya padamu dan tidak perlu merasa terbebani dengan kehadiran mantan kekasihmu yang lain, toh sekarang kau miliknya” lagi-lagi ucapan Heechul Oppa menyindirku telak.
Aku seketika terdiam. Bukan Siwon Oppa tak percaya padaku, tapi aku yang telah mengkhianati kepercayaannya. Aku hanya tak ingin menambah bebannya, aku tak mau semakin menyakitinya. Aku jadi berpikir, Apa yang akan dilakukan oleh Heechul Oppa jika dia tau aku bermain api.
“Wae? Kenapa diam? Apa Choi Siwon tidak benar-benar mencintaimu?” kali ini nada penasaran terdengar dari mulutnya.
“tidak, dia sangat mencintaiku!” bantahku cepat menolak anggapannya.
“lalu kenapa wajahmu seperti itu? apa jangan-jangan, kau benar-benar kembali dekat dengan mantan kekasihmu?!” tanya Heechul Oppa dengan nada keras penuh selidik.
“Oppa! Hentikan omong kosongmu, aku tidak mungkin terjebak dengan kisah masa lalu” ucapku penuh keyakinan.
-Trapped in Choi Charm-
Selesai acara makan malam, kami menghabiskan waktu di ruang santai lantai atas. Aku menyiapkan beberapa camilan dan teh hangat untuk kami nikmati bersama. Siwon Oppa membantuku menyiapkan dan membawa semuanya ke lantai atas.
Kini kami sudah duduk dengan nyaman di sofa ruang santai. Aku duduk disebelah kiri Siwon Oppa, sedangkan Heechul Oppa dan Kyuhyun berada dihadapan kami.
“Siwon-ah, ku dengar proyekmu di Ulsan akan segera terlaksana?” tanya Heechul Oppa pada Siwon Oppa yang sedang memainkan jemariku.
“ne, benar Hyung, syukurlah segalanya berjalan sesuai rencanaku, dan jika tak ada halangan, minggu depan semuanya bisa dimulai”
“Wow! aku ikut senang mendengarnya, tadinya aku berniat untuk menanamkan investasiku disana, tapi kudengar dari sekretarisku peluang investasi sudah tertutup, sayang sekali, padahal kau tau, investasi pada setiap proyekmu adalah hal yang kami -para pengusaha luar Korea- tunggu-tunggu”
“kau kalah cepat Hyung” kali ini Kyuhyun ikut bersuara dengan diakhiri senyum miringnya.
Aku hanya mengikuti pembicaraan para pria ini dengan sedikit minat, entah kenapa para pria selalu bersemangat membicarakan hal-hal membosankan seperti ini.
“tapi aku tidak menyangka Mobile Price Group begitu berani menawarkan diri menjadi investor tunggal kalian. Bukankah itu mengandung terlalu banyak resiko? tapi tentu saja ini sangat menguntungkan kalian kan?” tanya Heechul Oppa lagi.
“menjadi pebisnis harus siap dengan segala resikonya Hyung, bukankah kau tadi sendiri yang bilang, para investor asing itu menunggu kesempatan berinvestasi dalam setiap mega proyekku, dan sepertinya Mobile Price Group tidak menyia-nyiakan kesempatan yang mereka miliki”
“tapi tidak dengan menjadi investor tunggal” ucap Heechul Oppa memotong pembicaraan Siwon Oppa.
“apa maksudmu Hyung?” tanya Kyuhyun kali ini dengan nada tak mengerti.
“aku hanya merasa sedikit heran, Mobile Price Group bisa dikatakan perusahaan di luar Korea, dan sama seperti perusahaanku, tipikal perusahaan asing seperti kami tak mungkin mengambil sebuah resiko besar untuk menjadi investor tunggal, sebesar apapun jaminan keberhasilan proyek itu” jawab Heechul Oppa sambil menghirup tehnya yang masih panas.
Aku yang semula tidak tertarik mengikuti pembicaraan mereka, ikut melebarkan telinga mendengar ucapan Heechul Oppa barusan. Apa sebenarnya maksud Heechul Oppa.
“aku juga sempat merasa penasaran Hyung, apa sebenarnya motif dibalik tawaran mereka. Tapi kau tau tabiatku, aku tak pernah bermain-main dengan semua rekan bisnisku. Aku tak mungkin menerima tawaran mereka jika aku tak yakin. Dan kali ini aku yakin tidak ada motif tersembunyi dibalik ini semua, aku sudah menyelidikinya” jawab Siwon Oppa mantap dengan wajah serius.
“aku hanya mengingatkanmu, aku kenal dengan baik pribadi seorang Choi Seunghyun, dia pria baik, dan recordnya dalam berbisnis bisa dikatakan bersih” ada jeda sebentar. “tapi dibalik Choi Seunghyun, ada Mobile Price Group yang bermarkas di Manhattan sana, kita tidak pernah tau apa yang sebenarnya ada dalam pikiran mereka” perkataan Heechul Oppa membuat suasana diruangan besar ini mendadak serius.
“Mobile Price Group, walaupun perusahaan ini milik keluarga Choi Seunghyun, tapi perusahaan ini bisa dikatakan perusahaan asing karena bermarkas di New York. Perusahaan asing ini adalah salah satu perusahaan yang memberikan pengaruh besar pada perekonomian Korea Selatan, apa yang ingin mereka lakukan pada perusahaan property seperti kami? jelas-jelas kami bukan saingan mereka dalam berbisnis” Kyuhyun mencoba beranalisis.
“kalian perusahaan property terbesar di Korea Selatan, dan yang ku tau kalian mulai menguasai pasar Shanghai, Singapura dan Jepangkan?” Kyuhyun menganggukkan kepala mendengar tebakan Heechul Oppa. “menurutmu apa yang akan mereka lakukan? tentunya bukan menjadikan kalian rival, mungkin mereka akan menjadikan kalian kawan baik” Siwon Oppa tampak seperti berpikir mendengar paparan Heechul Oppa barusan.
“pesanku hanya satu, berhati-hatilah dalam setiap kebijakan kalian yang berkaitan dengan mereka, pastikan itu tidak menimbulkan efek domino apapun nantinya, kalian tidak akan pernah tau apa yang benar-benar mereka inginkan dan apa yang dapat mereka lakukan” tepat setelah Heechul Oppa menyelesaikan nasihatnya, terdengar suara bel pintu berbunyi. Kami berempat yang sempat diselimuti keseriusan mendadak tersentak kaget.
“biar aku yang buka” jawabku seraya bangkit dari sofa nyaman yang kududuki.
“kau masih tidak memiliki pelayan Ray?” tanya Kyuhyun Yang melihatku bergegas turun.
“aku tidak butuh” Aku melangkahkan kakiku turun kelantai bawah.
“pasti dia sering melakukan hal aneh-aneh dimalam hari, oleh karena itu dia tidak pernah mengijinkan pelayannya menginap”
“aku mendengar ucapanmu Kyu!” teriakku keras pada Kyuhyun yang sepertinya sedang mencoba memprovokasi dua laki-laki lain di lantai atas. Kemudian terdengar tawa dari Heechul dan Siwon Oppa.
Aku berjalan sedikit bergegas karena tak ingin tamu yang berdiri di depan pintu lama menunggu. Tapi jujur saja, ucapan-ucapan Heechul Oppa dari obrolan serius barusan masih berputar-putar di kepalaku.
Sebelum membuka pintu kupandang layar intercom, kulihat wajah Sungmin Oppa tampak disana.
“eo, Sungmin Oppa” ucapku pada Sungmin Oppa melalui layar intercom.
“Annyeong Ray, bisa kau bukakan pintunya”
“tentu saja” ucapku sambil menekan tombol besar yang berada pada intercom.
Ceklek…
Pintu utama terbuka, aku melihat sosok Sungmin Oppa memasuki area ruang tamuku. “Heechul Oppa yang menyuruhmu datang?” tanyaku padanya begitu dia sudah berada disampingku.
“ne”
“kenapa wajahmu terlihat begitu kusut Oppa?”
“aku lelah Ray, aku baru selesai operasi dan kakakmu menyuruhku langsung datang kemari” jawaban Sungmin Oppa terdengar seperti rengekkan ditelingaku.
“kau melakukan operasi di Seoul?” tanyaku dengan nada heran karena setahuku dia bekerja di salah satu rumah sakit di Busan bukan di Seoul.
“ada pasienku yang di operasi disini” jawabnya terlihat sekali kalau dia kelelahan.
“oh begitu, Heechul Oppa ada di atas bersama Siwon Oppa dan juga Kyuhyun, kau naiklah lebih dulu Oppa, aku akan menyiapkan teh hangat untukmu” ucapku sambil mengusap lembut bahunya, mencoba berempati dengan keletihannya.
Aku membiarkan Sungmin Oppa naik ke lantai atas seorang diri, sedangkan aku melangkahkan kaki menuju dapur untuk menyiapkan secangkir teh hangat untuknya. Tak butuh waktu lama untukku membuat teh, kemudian aku membawanya ke ruang santai dilantai atas tempat para pria berkumpul.
Namun aku cukup terkejut melihat pemandangan di ruang santai saat ini, kulihat Sungmin Oppa berada pada posisi mengenaskan, tubuhnya tergelung diatas sofa berada dibawah tubuh Heechul Oppa.
“Hyung ampun, ampun Hyung!” terdengar suara Sungmin Oppa yang teredam karena tertindih tubuh Heechul Oppa.
“Hya, ada apa ini?!” tanyaku pada Siwon Oppa dan Kyuhyun yang bukannya melerai Sungmin dan Heechul Oppa, mereka justru tertawa terbahak melihat adegan didepannya seperti menyaksikan adegan sirkus.
Aku meletakkan cangkir teh yang kubawa di atas meja, kemudian aku bergerak mendekati dua laki-laki yang masih bergumul di atas sofa tersebut, berusaha memisahkan mereka berdua.
“Oppa! Lepaskan Sungmin Oppa, dia tidak bisa bernafas”
“biarkanlah mereka Ray, itu hanyalah cara saudara laki-laki saling menyapa dan melampiaskan rindu” Kyuhyun makin tertawa keras mendengar gurauannya sendiri, Siwon Oppa juga ikut tertawa. Tapi aku, justru semakin kesal melihat ulah kedua kakakku yang masih saling bergumul seperti anak kecil.
“aish, Hya! kalian berdua sudah tua! Berhentilah bertingkah kekanak-kanakkan!” ucapanku kini terdengar lebih keras, cenderung berteriak malah.
Dan ternyata teriakkanku berhasil, Sungmin Oppa langsung melepaskan diri dari kungkungan Heechul Oppa kemudian berlindung dibalik tubuhku, kini posisinya aku berada di antara Heechul dan Sungmin Oppa.
“aish berandalan, sini kau!” ucapan Heechul Oppa masih menyiratkan kekesalan dan berusaha meraih tangan Sungmin Oppa yang berada dipundakku, Sungmin Oppa mencoba berlindung di belakang tubuhku.
“Oppa! Stop! Duduk!” perintahku keras pada Heechul Oppa.
Heechul Oppa menuruti perintahku, dia langsung duduk sambil mengacak rambutnya kesal.
“aish!” gerutuan kesal terdengar dari mulut Heechul Oppa. Kemudian aku membalikkan badan menghadapi Sungmin Oppa.
“Oppa juga duduk!” perintahku tak kalah keras pada Sungmin Oppa.
Kini aku berdiri sambil bertolak pinggang di hadapan kedua kakakku yang duduk di sofa yang sama. Sementara itu Kyuhyun dan Siwon Oppa hanya terkikik menahan tawa mereka melihat wajah cemberut Heechul dan Sungmin Oppa yang dimarahi olehku.
Aku menatap tajam Kyuhyun dan Siwon Oppa bergantian, seketika mereka terdiam, tak ingin mendapat sasaran amarahku selanjutnya.
“kenapa kalian berdua bertingkah seperti anak kecil hah?!” tanyaku tegas pada kedua laki-laki yang berada dihadapanku.
“Heechul Hyung duluan yang mulai, aku baru sampai dan dia langsung menghajarku habis-habisan” ucapan Sungmin Oppa terdengar seperti rengekkan anak kecil yang sedang mengadu kepada ibunya.
“menghajar habis-habisan?! Hya, aku hanya menindih tubuhmu” Heechul Oppa protes, karena kata ‘menghajar habis-habisan’ memang terdengar terlalu berlebihan ditelingaku, nyatanya mereka hanya saling bergulat di atas sofa.
“mwo? Hyung memang menghajarku!”
“kau jangan berlebihan, kau itu menyebalkan tau!”
“Hyung yang lebih menyebalkan! Hyung menarik dan menindasku di atas sofa. Akan ku adukan semuanya pada Eomma”
“aish! Dasar Mommy Boy”
“Hya, hentikan!” teriakku lagi, langsung menghentikan aksi Heechul Oppa yang ingin memukul kepala Sungmin Oppa. “kalian baru bertemu setelah beberapa waktu, bisakah kalian berdua bertindak seperti dua orang kakak adik yang saling merindukan?!” pintaku pada mereka berdua dengan nada kesal.
“kau!” tunjukku pada Heechul Oppa tanpa sopan santun. “kenapa kau langsung menghajar adikmu?”
“dan kau!” tunjukku kali ini pada Sungmin Oppa, lagi-lagi tanpa sopan santun. “kenapa kakakmu langsung menghajarmu?”
“HYA! Kami berdua Kakakmu, mana sopan santunmu?!” kali ini Heechul dan Sungmin Oppa berteriak keras bersamaan kepadaku.
Kyuhyun dan Siwon Oppa yang sedari tadi hanya menjadi penonton pasif, sudah tak mampu menahan tawa mereka, hingga mereka berdua tertawa cukup keras saat ini.
“mianhae Heechul Oppa, mianhae Sungmin Oppa” ucapku sambil menundukkan kepala kepada mereka berdua. “kalau begitu bertindaklah seperti seorang kakak, sebenarnya ada apa diantara kalian berdua?” nada bicaraku terdengar lelah, seperti menghadapi dua orang anak kecil yang tak henti bertengkar.
“kau taukan Bell, Eomma menjodohkanku dan ini karena Sungmin” ucap Heechul Oppa terdengar frustasi.
“Mwo?! Kau dijodohkan Hyung?” tanya Kyuhyun kaget.
“diamlah dulu Kyu!” protesku terhadapnya.
“Hyung, kau harusnya berterima kasih padaku, aku adik yang sangat mempedulikan kakaknya, mana mungkin aku membiarkan kakakku terus seorang diri di usianya yang sudah pantas menikah” pembelaan diri Sungmin Oppa terdengar sangat manis ditelingaku.
“Hya, kau meminta Eomma mencarikan jodoh untukku hanya agar Eomma segera mengijinkanmu menikah dengan kekasihmu kan?! Bukan karena kau peduli padaku” ucapan Heechul Oppa mulai terdengar masuk akal. “dan kau tau, aku belum ingin menikah!” lanjut Heechul Oppa semakin frustasi.
“Hyung, kau tidak mengidap kelainankan?” tanya Sungmin Oppa penuh nada curiga.
Pletak…
Kali ini aku tak mampu menyelamatkan kepala Sungmin Oppa dari pukulan sadis Heechul Oppa. “Hyung, Appo” ucapnya sambil menahan sakit, aku hanya dapat meringis melihat ekspresi kesakitan Sungmin Oppa karena aku tau bagaimana rasanya pukulan itu.
“jaga bicaramu!” ucap Heechul Oppa kesal.
Aku yang masih berdiri dihadapan mereka berdua menghela nafas cukup panjang kemudian mencoba menengahi. “Oppa, Mi Gyong Eomma menjodohkanmu karena beliau juga pasti merasa khawatir, kau anak laki-laki pertamanya, usiamu sudah sangat pantas untuk membina rumah tangga, tapi jangankan calon istri, sampai sekarang kau bahkan belum pernah mengenalkan seorang wanita pun pada Eomma”
“Ray-chan benar Hyung, sampai sekarang kau belum pernah mengenalkan sekalipun pacarmu kepada kami” Sungmin Oppa membenarkan pernyataanku.
“aku tak mau dijodohkan! Wanita yang menjadi istriku nanti adalah wanita yang sangat aku cintai”
“kalau begitu carilah pacar Hyung, jangan hanya sibuk dengan pekerjaanmu di London sana, lalu kenalkan pacarmu pada Eomma, jika kau memperkenalkan wanitamu, Eomma pasti tak akan menjodohkanmu” saran Sungmin Oppa benar-benar terdengar tulus, walau dengan nada tidak sabar.
“Hyung, sabtu ini perusahaanku akan mengadakan Gala Dinner, kau datanglah, aku akan mengenalkanmu pada beberapa wanita rekan bisnisku, mungkin kau tertarik” Siwon Oppa mulai bersuara, mencoba membantu menyelesaikan masalah Heechul Oppa.
“Hyung itu ide bagus, akan sangat banyak wanita cantik di pesta sabtu nanti” Kyuhyun terdengar bersemangat.
“Gala dinner? Apa aku juga boleh datang?” Sungmin Oppa terdengar antusias begitu Kyuhyun mengucapkan wanita cantik. Sementara aku hanya memandang para pria dengan tatapan malas.
“tentu saja kau boleh datang juga Hyung” Siwon Oppa menjawab dengan senyuman lebar dibibirnya.
“Gala Dinner dalam rangka apa?” tanya Heechul Oppa terdengar mulai antusias.
“penandatanganan kontrak dan perayaan kerjasama antara Choi Group dengan Mobile Price Group” jawab Siwon Oppa mantap.
-to be continue-