Jae Hyun memperhatikan lelaki yang berada di depannya itu dengan Seksama. Matanya seperti sedang menerawang menembus tubuh Chanyeol yang saat ini juga masih terpaku karena terkejut dengan keberadaan Jae Hyun di kamar hotel Jin Ah.
"Jadi sebelumnya kau pernah kesini?" tanya Jae Hyun dengan nada menyelidik
Chanyeol terkejut dengan pertanyaan Jae Hyun. Dia sama sekali tidak menyangka jika Jae Hyun akan bertanya secara to the point padanya. Untung saja Chanyeol masih bisa mengontrol ekspresinya di hadapan Jae Hyun. Tidak lama kemudian, tatapannya berubah menjadi senyuman sinis.
"Jadi Jin Ah tidak bercerita padamu? Hmm sudah kuduga" jawab Chanyeol
Rahang Jae Hyun mengeras. Dia sangat tidak suka dengan perkataan Chanyeol barusan. Dia berusaha mengontrol emosinya sekuat mungkin walaupun hatinya sudah sangat dongkol dengan kehadiran Chanyeol untuk menemui Jin Ah. Ditambah lagi karena Jin Ah yang sepertinya berusah menutup-nutupi pertemuannya dengan Chanyeol.
"Untuk apa kau kemari?" selidik Jae Hyun lagi
"Aku hanya ingin mengambil koperku" jawab Chanyeol enteng dengan masih menunjukkan ekspresi menyebalkannya. Sepertinya dia sengaja menunjukkan ekspresi itu pada Jae Hyun
"Wae? Apa hatimu bertanya-tanya kenapa koperku ada Di kamar kekasihmu? Apa dia belum bercerita padamu?? Ahhh benar juga, dia bahkan tidak memberitahumu kalau dia bertemu denganku. Mana mungkin dia menceritakan tentangku" ujar Chanyeol lagi ketika dirasanya Jae Hyun mulai memandangnya dengan tatapan penasaran.
Jae Hyun terdiam mendengar peekataan Chanyeol. Hatinya sudah berkecamuk seakan tidak mampu lagi menahan emosinya. Telapak tangannya spontan terkepal seakan tidak tahan untuk dibenturkan ke wajah lelaki yang ada di hadapannya itu.
Jae Hyun dengan cepat berbalik badan sebelum amarahnya sampai ke puncak. Dia meraih engsel pintu kamar hotel Jin Ah Dan membukanya. Jae Hyun masuk ke dalam, membanting pintu dengan kasar sampai terdengar bunyi gebrakan. Dia meninggalkan Chanyeol yang saat ini berdiri mematung Di depan pintu menunggu reaksi Jae Hyun selanjutnya.
"Oppaaaaa..." panggil Jin Ah dengan parau ketika dilihatnya Jae Hyun masuk dengan ekspresi yang tidak baik. Jae Hyun tidak meresponnya, matanya saat ini sedang sibuk menyapu ruangan mencoba menemukan sesuatu.
"Oppaa, nan..."
"Aku Butuh penjelasanmu nanti. Sekarang, dimana koper lelaki itu?" Jae Hyun menyela perkataan Jin Ah dengan cepat. Jin Ah dengan khawatir segera menunjuk ke arah bawah tempat tidur.
"Ah, jadi kau menaruhnya Di bawah tempat tidur agar tidak terlihat olehku?" ucapan Jae Hyun terdengar menghakimi Jin Ah. Dia kemudian berjalan ke arah tempat tidur Dan menarik koper Chanyeol dari bawahnya.
Sebelum Jin Ah sempat mengatakan pembelaannya, Jae Hyun sudah menghilang Di balik pintu kamar dengan membawa koper milik Chanyeol dan lagi-lagi diiringi suara gebrakan pintu yang sudah berkali-kali Jin Ah dengarkan sejak pertemuannya dengan Chanyeol barusan.
Chanyeol masih berdiri di sana. Dia melihat Jae Hyun mendorong koper ke arahnya
"Kau sudah mendapatkan kembali kopermu. Bukankah sudah tidak ada lagi alasan untuk kau tetap disini?" ujar Jae Hyun dengan nada sinis
"Ehm, sepertinya begitu. Sebenarnya tujuan utamaku kesini bukan untuk mengambil koper saja, tapi juga untuk bertemu Jin Ah. Apa dia ada di dalam?" ekspresi Chanyeol seperti sama sekali tanpa rasa berdosa, padahal dia sudah tau jika lelaki yang berada di depannya itu adalah kekasih dari perempuan yang dicarinya.
Jae Hyun tampak geram. Emosinya sudah tidak bisa dibendung lagi. Dengan sekejap mata kerah baju Chanyeol sudah berada dalam cengkraman tangannya
"Apa sebenarnya maumu? Perempuan yang kau cari itu adalah kekasihku. Neon moella???!!!!" ujar Jae Hyun dengan suara agak berbisik. Dia masih terus berusaha menahan emosinya.
"Ara, Tapi aku mencintainya. Tidak bisakah kau hanya memberikannya padaku?" jawab Chanyeol santai. Jawabannya itu semakin membuat Jae Hyun mempererat cengkramannya. Wajahnya sudah sangat dekat dengan Chanyeol seakan siap menyerang lelaki itu.
"Apa kau tidak tau diri?? Aishhh aku sangat benci harus berdebat karena perempuan. Tapi kau sudah keterlaluan kau tau???"
"Wae? apa kau takut kalau Jin Ah berpaling padaku?" jawaban Chanyeol yang disertai dengan senyum sinis dan dengan tampang mengejek itu menghasilkan sebuah hantaman keras tangan Jae Hyun yang langsung mendarat di wajahnya. Darah segar langsung tampak dari ujung bibir Chanyeol.
***
"The number you are calling is not answer.."
Sam melihat ponselnya dengan wajah bertanya-tanya
"Where is he? Why is he not answering my phone?"
Sam kembali mencoba menghubungi Chanyeol yang masih belum mengangkat telephonenya. Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya Sam menyerah dan tampak berjalan menuju meja resepsionis.
"Where is Miss Jin Ah's room?" tanya Sam pada salah satu resepsionis disana
"Jin Ah?"
"Yes, she is a korean people. I think she is the only a korean people who stay in here" jelas Sam
"No sir, we have many korean tourist who stayed here" tegas resepsionist tersebut "She is at room number 305, sir"
"Thanks" Sam langsung bergegas melangkahkan kakiknya mencari kamar yang disebutkan resepsionis itu.
***
Chanyeol yang terhuyung ke belakang karena hantaman Jae Hyun terlihat segera membersihkan darah segar yang mengalir dari ujung bibirnya dengan punggung tangannya. Dia melihat ke arah Jae Hyun dengan tatapan mengejek.
"Ahh.. sepertinya kau benar-benar takut bersaing denganku. Jae Hyun-ssi. Apa kau benar-benar ingin melanjutkan ini?" tantang Chanyeol
Tanpa menunggu jawaban Jae Hyun, dia langsung mendaratkan pukulannya ke wajah Jae Hyun. Tidak hanya sekali, tapi berkali-kali. Jae Hyun yang tampak tidak menduga serangan dari Chanyeol akhirnya hanya bisa menahan serangan lelaki itu sampai dia memperoleh kesempatan untuk melawan.
"HEY! HEY! WHAT ARE U DOING GUYS!!" Sam tampak berlari dari kejauhan. Dia berlari di tengah-tengah lorong hotel menuju 2 lelaki yang sedang berkelahi.
"MARK! MARK! WHAT ARE U DOING? STOP IT! STOP IT!" Sam mencoba melerai perkelahian Chanyeol dan Jae Hyun dengan memeluk tubuh Chanyeol dan membawanya menjauh dari tangan Jae Hyun yang tampak mengepal.
"HEY YOU! STOP IT!" seru Sam pada Jae Hyun yang masih terus mencoba menyerang Chanyeol dengan kakinya.
Sam mengunci kedua tangan Chanyeol dan menariknya kebelakan. Berusaha menghentikan Chanyeol yang masih berusaha meronta meminta untuk dilepaskan.
***
Sehun tampak duduk sendirian di atas sofa, dengan tampang serius memperhatikan layar televisi yang tidak menyala. Tangannya memijat pelan bibir tipisnya seakan sedang berfikir tentang sesuatu. Akhir-akhir ini dia sering menghabiskan waktu di apartement Hyung-nya. Selain karena disana tidak ada pembantu yang selalu menanyakannya ini-itu ketika dia butuh sesuatu, dan tidak ada suara dering telephone rumah yang sangat mengganggu. Sehun betah duduk sendirian disana karena apartement Hyung-nya itu dekat dengan komplek perumahan Kai. Dia yang belakangan ini menjadi sangat penasaran dnegan kisah Kai dan Myeong Soo membuat dia selalu mengajak Kai untuk bertemu dengannya untuk sekedar membicarakan tentang Myeong Soo.
Tittt!
Pintu apartement Jae Hyun terbuka, Sehun langsung tersadar dari lamunannya. Dia segera bangkit dari sofa dan berjalan dengan cepat untuk melihat siapa yang datang.
Kai melepas sepatu sekolahnya dan memakai selop yang ada di dalam apartement. Dia berjalan dengan malas menuju dapur.
"Ya! ya! kenapa kau lama sekali??" Sapa Sehun yang langsung kembali duduk di sofa ketika mengetahui bahwa Kai yang datang kesana.
"Wae? wae? wae?" Kai menjawab pertanyaan Sehun tanpa menghentikan langkahnya menuju dapur. Dia kemudian membuka kulkas dan mengambil sebotol air mineral untuk menghilangkan rasa hausnya. Setelah itu dia langsung menghampiri Sehun yang sedari tadi tampak memperhatikan setiap gerak-geriknya tanpa berkedip.
"Wae?" tanya Kai lagi sambil menjatuhkan dirinya di sofa yang sama dengan Sehun. Sehun menggeser posisi duduknya dan menatap Kai penasaran seakan siap menyerangnya dengan beribu pertanyaan.
"Jadi, tadi Tao hyung mengajakmu kemana?"
"Cafe di dekat kampusnya"
"Lalu?"
"Lalu apa?" tanya Kai tidak mengerti
"Lalu dia bilang apa? bukankah kau tadi bilang kalau dia membicarakan sesuatu tentang Myeong Soo hyung?"
"Dia bilang ingin bertemu dengan Myeong Soo hyung untuk berbicara baik-baik. Dan, dia mengajakku"
"Apa kau mau?"
"Aku belum menjawab"
"Ahh.. begitu.." ujar Sehun, tampak ketidakpuasan tergurat di raut wajahnya.
"Ahh mattaa.. hyung itu bilang kalau noonaku adalah cinta pertaman Myeong Soo hyung" ujar Kai menambahkan.
"JINJJAAAAA?????"
"Ya! ya! suaramu bisa memecahkan gendang telingaku!" protes Kai sambil meniup-niup daun telingannya melalui kepalan tangannya.
"Ah mian hehe. jinjjayo? pantas saja dia meneror noonamu"
"Apa menurutmu begitu? tapi kenapa dia malah meneror noonaku? padahal kan dia menyukainya?" tanya Kai yang merasa tidak sependapat dengan Sehun.
"Ah benar juga.. hmm.." Sehun tampak berfikir sejenak "Apa mungkin dia juga dendam kepada noonamu karena lebih mementingkan kau daripada dia. Kalau tidak salah kau pernah bilang kalau noonamu sama sekali tidak menolongnya dan malah pergi sambil membawamu?" ujar Sehun berspekulasi.
Kai terdiam, matanya tampak menerawang ke seluruh ruangan. Sepertinya dia membenarkan perkataan Sehun.
"Kalau begitu, apa mungkin dia ingin membalas dendam pada noonaku juga?" raut wajah Kai seketika berubah ketika memikirkan hal itu. Kemungkinan-kemungkinan buruk tentang noona-nya seakan menari-nari di dalam fikirannya.
Tiiitt!
Pintu apartement kembali terbuka, Sehun dan Kai langsung beranjak dari sofa bersamaan untuk melihat siapa yang datang.
"Apa Jin Ah kemari??" Jae Hyun yang melihat Sehun dan Kai berada di sana langsung bertanya dengan menampakkan wajahnya yang lelah seperti habis berlarian.
***
*Flashback*
Semenjak perkelahiannya dengan Chanyeol, Jae Hyun masih belum terlalu banyak bicara pada Jin Ah. Hatinya yang masih dipenuhi emosi, memilihnya untuk tidak memperdebatkan masalah ini dulu pada kekasihnya itu. Dia berfikir masalah akan menjadi semakin besar jika fikirannya masih dipenuhi rasa marah.
Jin Ah yang sudah faham dengan sifat kekasihnya pun memaklumi jika kekasihnya itu masih belum mau mengajaknya membahas ini. Butuh waktu setidaknya 3 sampai 4 hari untuk menunggu emosi Jae Hyun mereda. Namun untuk masalah ini, mungkin membutuhkan waktu setidaknya 1 minggu atau lebih. Jae Hyun hanya berbicara seperlunya pada Jin Ah ketika mengantarnya ke pameran terakhirnya di Amerika, ataupun ketika di pesawat saat perjalannannya kembali menuju Korea.
"Kemarilah" Jae Hyun menggapai tangan Jin Ah sesampainya dia di gerbang kedatangan. Suasana yang ramai membuat Jin Ah tampak kesusahan berjalan sambil membawa kopernya. Beberapa kali dia tertinggal oleh langkah jenjang Jae Hyun sampai akhirnya kekasihnya itu menggandeng tangannya untuk melindunginya.
Drttt..!!
Jin Ah melepas genggaman tangan Jae Hyun untuk mengambil ponselnya di dalam tas. Dengan agak ragu dia mengangkat panggilan yang nomernya tidak terdaftar dalam kontak ponselnya itu.
"Yoboseyo.."
"..."
"Nee.. majayo. geundhae, nuguseyo?"
"..."
Jin Ah menelan ludah, matanya terbelalak lebar seperti tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
"..."
"Apa sudah bisa mengenalku?"
"..."
"Oediya?"
"..."
"Arasseo.. aku akan segera datang. Tunggu aku nee?? nee??"
Jin Ah buru-buru menutup telephonenya dan memasukkannya kembali ke dalam tas.
"Oppa.. bisakah aku pergi duluan? aku mau menemui seseorang"
"Nugu?"
"Cinggu.. Emm Lizzy.. Nee Lizzy mau menemuiku..Ahh, sebentar saja oppa, nanti aku akan langsung ke apartemenmu, nee??"
"Arasseo.. akan kubawakan kopermu" Jae Hyun mengambil koper dari tangan Jin Ah dan membiarkan Jin Ah pergi berlari menuju pintu keluar dengan cepat.
Jae Hyun sebenarnya mendengar percakapan Jin Ah barusan, Jae Hyun tau jika Jin Ah berbohong padanya. Dia juga tau jika yang menghubungi Jin Ah tadi adalah Myeong Soo. Tetapi dia membiarkannya karena dia ingin mengetahui apa yang akan dilakukkan lelaki itu.
"Wae? kenapa GPSnya mati? kenapa dia mematikan ponselnya?" Jae Hyun bertanya-tanya setelah dia mencoba mencari keberadaan Jin Ah melalui GPS.
***