home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Right There

Right There

Share:
Author : astituidt
Published : 11 Sep 2014, Updated : 19 Nov 2015
Cast : Im Jin AH (Nana Orange Caramel), Park Chanyeol (EXO) Kim Myeong Soo (L Infinite) Lizzy (Orange Caram
Tags :
Status : Ongoing
5 Subscribes |222119 Views |22 Loves
Right There
CHAPTER 26 : Chapter 26

 “HYUNG! KENAPA KAU MEMBIARKAN NOONA KU MENEMUI LELAKI ITU?? WAE??!!” Kai mencengkram kerah baju Jae Hyun untuk meminta penjelasan. Sesampainya di apartemennya dan belum juga menemukan Jin Ah disana, lelaki itu menceritakan pada Kai dan Sehun yang ditemuinya di dalam sana dan meminta mereka memikirkan cara untuk mencari keberadaan Jin Ah.

“Mianhae Kai-ah, aku cuma ingin tau apa yang akan mereka bicarakan. Aku benar-benar berniat untuk mengikuti mereka karena aku sudah melacak GPS di ponsel Noonamu. Tapi aku tidak menyangka kalau Noonamu akan mematikan poselnya” jelas Jae Hyun panjang lebar mencoba menenangkan Kai.

“NEON MICHOSSEO?? Cuma ingin tau??? Hyung bilang Cuma ingin tau?? apa Hyung lupa dengan apa yang dilakukan Lelaki gila itu padaku?? Dia bilang padaku kalau dia ingin membalas dendam padaku untuk kejadian 4 tahun yang lalu. ARA????” Gertak Kai lagi dengan masih belum melepaskan cengkraman tangannya dari kerah baju Jae Hyun.

“MOELLA!! AKU TIDAK TAU KARENA KAU BELUM PERNAH BERCERITA PADAKU!!” Jae Hyun menepis dengan kasar tangan Kai dari kerah bajunya. Memang sebenarnya Kai dan Sehun tidak pernah bercerita pada Jae Hyun tentang Myeong Soo hyung. Bahkan pada kejadian terakhir saat Kai, Sehun, dan Tao babak belur di lapangan basket, Jae Hyun masih belum tau jika Myeong Soo yang melakukan penyerangan itu.

Sehun tampak berjalan mondar-mandir sambil mengerutkan keningnya. Tangan kanannya mengusap bibir tipisnya pelan mencoba untuk berfikir tentang cara menemukan Jin Ah. Sesekali ujung matanya melirik ke arah Kai dan Hyung-nya yang masih belum berhenti beradu argumen.

“Tao Hyung bilang jika Jin Ah noona adalah cinta pertama Myeong Soo hyung, begitupun sebaliknya” ucap Sehun di tengah adu argumen sengit yang masih di lakukan Kai dan Jae Hyun.

“Tao nugu (siapa)?”

“Lelaki yang babak belur bersama kami di lapangan basket” jelas Sehun pada Hyung-nya

 

Jae Hyun terdiam, dia mencoba mencerna penjelasan Sehun. Dia sudah tau jika Myeong Soo dan Jin Ah mempunyai kisah masa lalu mereka. Jin Ah sedikit banyak sudah bercerita pada Jae Hyun tentang lelaki itu. Tetapi dia baru tau jika Myeong Soo juga mempunyai kisah masa lalu dengan Kai. Dengan kata-kata Kai yang menyebutkan jika Myeong Soo berniat membalas dendam, sudah bisa dipastikan jika kisah masa lalu mereka sangat suram.

Jae Hyun merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya. Matanya berusaha mencari sesuatu pada layar ponsel yang dengan intens di sentuhnya cepat.  Jae Hyun mencoba menghubungi seseorang dari kontak ponselnya.

 

“SHITTTT!!!” Jae Hyun mengayunkan tangannya keras seakan ingin melemparkan ponsel yang di pegangnya.

“Wae hyung?” tanya Sehun yang sejak tadi mengamati Hyung-nya.

“Myeong Soo tidak mengaktifkan ponselnya. Apa nomor ponsel Myeong Soo yang kau berikan padaku saat itu nomor yang benar Sehun-ah?”

“Oh, majayoo. Aku beberapa kali menelfonnya saat itu”

“Arasseo, sepertinya kita benar-benar tidak memiliki petunjuk apa-apa. Kita berpencar mencari Jin Ah. Kai dan Sehun, kalian pergilah ke rumah. Periksa buku diary Noonamu, barangkali dia menulis suatu tempat yang sering dikunjunginya dengan Myeong Soo dulu. Aku akan mencoba bertanya pada Lizzy dan teman-teman Noonamu. Hubungi aku jika kau menemukan sesuatu”

"Hyung, kenapa kita tidak melaporkan pada polisi saja?”usul Kai yang saat ini tampak sangat cemas dengan keberadaan Noona-nya.

“Andhwae, percuma saja. Kita baru beberapa jam kehilangan Noona-mu. Polisi tidak akan mau memproses pengaduan kita jika kita belum kehilangan dia selama 1 x 24 jam”

“Hyung, apa noonaku akan baik-baik saja?” tanya Kai lagi mencoba mendapat kepastian dari Jae Hyun. Kali ini suaranya terdengar lirih. Lelaki yang bahkan belum genap berusia 17 tahun itu seperti sedang kalut.

“Wae? kau takut Myeong Soo melukai noonamu? Geogjong hajima (jangan khawatir) Myeong Soo tidak akan melakukan hal gila pada noona-mu. Usianya masih terlalu muda untuk memikirkan hal semacam itu. Sebaiknya kau cepat pergi sekarang arasseo?”

 

Kai menangguk dengan mantap. Kata-kata Jae Hyun setidaknya menghilangkan sedikit kekhawatirannya. Kai dan Sehun pergi keluar dari apartement Jae Hyun dengan langkah tergesa, meninggalkan Jae Hyun yang masih terus mencoba mengutik ponselnya untuk mendapatkan suatu petunjuk.

 

“SHIT!! Kenapa semua orang di masa lalumu harus muncul kembali Jin Ah-ya..” Jae Hyun menjambak rambutnya yang sudah sejak tadi terlihat acak-acakan. Dirasanya kepalanya berdenyut kencang seperti semua fikiran yang ada di kepalanya meronta, meminta untuk segera dikeluarkan.

 

***

 

 

“Kai-ah”

“Hmm?” Kai mengarahkan pandangannya pada Sehun yang tengan mengemudikan mobil.

“Apa kau tidak berfikir kalau kita memerlukan bantuan Tao Hyung?” ujar Sehun tanpa memandang ke arah Kai, bocah SMA itu masih belum terlalu berani untuk membagi konsentrasi matanya pada jalan yang dilalui.

“Apa mungkin Tao Hyung tau dimana Jin Ah noona?”

“Moella, kita coba saja. Lagipula dia bilang kalau dia adalah teman dari adik Myeong Soo hyung. Aku rasa dia bisa membantu kita”

 

Tanpa menjawab kata-kata Sehun Lagi, Kai langsung saja merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel dan segera menghubungi Tao.

 

“Wae?”

“Hyung kau dimana? Apa kau bisa membantuku?”

“Aku masih di café dekat sekolahmu. Wae?  Mwosun iriya (apa yang terjadi)?”

“Uri noona, Myeong Soo hyung pergi bersamanya. Bisakah kau menghubungi adik Myeong Soo hyung? Aku perlu tau keberadaan noonaku” Kai dengan gamblang langsung menceritakan semua pada Tao

“Chanyeol masih di Amerika saat ini. Aku rasa tidak mungkin dia tau dimana hyung-nya sekarang”

“Bisakah kau menghubunginya hyung? Ponsel Myeong Soo hyung dan Noonaku sama-sama tidak aktif”

“Arasseo, aku akan coba menghubungi Chanyeol, siapa tau dia bisa menghubungi Hyungnya”

“Nee, gomawo hyung. Pastikan untuk segera menghubungiku. Butakkhae (aku mohon)”

“Oh, kennno (aku tutup)”

 

Kai mengakhiri panggilannya, dia kembali menatap jalanan dengan tatapan kosong. Menggigit jari tangannya mencoba mengalihkan perasaan khawatirnya dengan rasa sakit yang diperolehnya dari gigitan tersebut.

 

***

 

*Flashback*

 

“Kau sebaiknya pergi Chanyeol-ah”

“Wae? neon miwo (benci)?” Chanyeol mencengkram pergelangan tangan Jin Ah, mencegah perempuan itu membalikkan tubuhnya.

“Ania, geunyaang...... (hanya saja)” Jin Ah tidak bisa meneruskan kata-katanya. Lidahnya seperti tercekat, dia sangat takut kata-katanya akan melukai namja di depannya ini.

“Aku masih menyukaimu, aku punya alasan kenapa ketika itu aku meninggalkanmu. Aku ingin kau mendengarkan alasanku” mohon Chanyeol dengan masih memegang pergelangan tangan Jin Ah.

“Ara, aku tau kau pasti punya alasan untuk semua. Tapi kau harus tau kalau aku sudah punya Jae Hyun. Aku tidak bisa memungkirinya”

“Apa kau mencintai lelaki itu?”

 

Jin Ah tertegun mendengar pertanyaan Chanyeol. Perempuan itu menundukkan wajahnya mencoba menghindari tatapan mata Chanyeol yang seperti tidak sabar menunggu jawaban darinya.

 

“Wae? kenapa kau tidak bisa menjawab? Apa kau masih ragu dengan perasaanmu?” Chanyeol terus mencercanya dengan beribu pertanyaan

“Nan chowayo (aku menyukaimu) Chanyeol-ah. Geundhae (tetapi) apa kau fikir aku akan lebih menyukai orang yang sudah memilih pergi dariku beberapa tahun lalu daripada dia yang selalu besamaku ketika aku masih terus memikirkan orang lain yang pergi meninggalkanku? Aku bahkan tidak tau jika lelaki yang ku fikirkan itu juga memikirkanku atau tidak”

 

Chanyeol melepas pergelangan tangan Jin Ah. Lelaki itu amat terkejut dengan jawaban Jin Ah.

 

“Aku selalu memikirkanmu, aku sudah katakan padamu kalau aku punya alasan untuk semuanya. Apa kau tau kalau aku yang selalu mengirimkan bunga padamu setiap tanggal 6? Aku masih ingat hari ketika aku memintamu menjadi pacarku. Aku juga sama tersiksanya denganmu”

“Kau sungguh egois” Jin Ah kembali membalikkan badannya, langkahnya sudah bersiap-siap untuk meninggalkan lelaki di depannya.

 

 

“Noona... kajima (jangan pergi)” Chanyeol berusaha menghentikan langkah Jin Ah dengan suaranya yang mulai parau. Jin Ah menghentikan langkahnya, dia terpaku disana memikirkan apa yang seharusnya dia perbuat. Hatinya begitu sakit ketika mendengar lelaki kembali memanggilnya ‘Noona’. Panggilan yang Chanyeol ucapkan saat ini seperti membuka luka lama Jin Ah.

“Noona, nan chowayo. Tidak bisakah kau kembali padaku?” Chanyeol memandangi punggung perempuan di di depannya.

 

“Andhwae” jawab Jin Ah singkat dan kembali bersiap melanjutkan langkahnya.

 

“Noona...kajima, jebal” belum sempat Jin Ah melangkahkan kakinya, lelaki itu kembali memanggilnya. Hatinya semakin sakit ketika disadarinya suara Chanyeol sudah mulai berubah. Suara parau itu seakan menggugah hatinya untuk membalikkan tubuhnya dan mendekap tubuh lelaki itu mencoba menenangkannya.

 

“Aku akan melakukan apapun untukmu, aku akan melakukan apapun untuk menebus kesalahanku. Tidak bisakah noona tetap berada di sisiku?”

 

Suara parau itu rasanya akan membuat hati Jin Ah meledak. Jin Ah mengusap air mata yang sudah mulai mendarat mulus di pipinya. Ia dengan cepat kembali meneruskan langkahnya. Perempuan itu masih berusaha menguatkan hatinya sendiri yang seperti mengomandoi tubuhnya untuk kembali ke arah Chanyeol.

Jin Ah berusaha meyakinkan hatinya jika saat ini, jika perasaannya pada Chanyeol hanyalah perasaan yang ketika itu masih sangat menggebu tanpa bisa diluapkan karena lelaki itu tiba-tiba pergi dari hidupnya. Jin Ah sudah terbiasa tanpa lelaki itu, jadi dia berfikir bahwa dia pasti bisa menghindarinya  walaupun rindunya pada Chanyeol saat ini masih sangat terasa.

*Flashback end*

 

Chanyeol masih memikirkan kejadian beberapa hari yang lalu. Ketika Jin Ah benar-benar menolaknya. Jin Ah yang benar-benar memintanya untuk berhenti menyukainya. Lamunannya kemudian terusik ketika terdengar sebuah langkah kaki mendekati kamarnya.

 

“Hei mark, what are u doin here? Bukankah kau harus pulang hari ini? Apa kau tidak bersiap-siap?” suara berat Sam langsung menyeruak ke dalam ruang kamar Chanyeol yang tidak terlalu lebar itu.

“I Think I can’t go back to Korea”

“Why? How about your collage?”

“I don’t know, i’m not thinking about it yet”

“Why? Apa karena gadis itu?”

 

Drtttt!!!

 

Baru saja Chanyeol akan membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan Sam, Ponsel di sakunya tiba-tiba bergetar.

 

“Wae Tao-ya?”

“Hyungmu sedang bersama Jin Ah noona. Adiknya tadi menghubungiku karena ponsel keduanya tidak aktif” jelas Tao langsung menceritakan pada Chanyeol tanpa berbasa-basi.

“Mwo? Wae? kenapa dia menemui Jin Ah noona” Chanyeol bergumam pelan, hati kecilnya merasakan sesuatu yang tidak beres. “Oh, sepertinya ingatan Myeong Soo hyung sudah membaik” ujarnya melanjutkan.

“Ya, Chanyeol-ah. Apa kau fikir ini tidak aneh?”

“Wae issange (kenapa aneh?) wajar saja kan kalau hyungku menemui orang yang dulu pernah di cintainya. Lagipula Jin Ah noona sudah menolak cintaku” suara Chanyeol kembali melemah. Sepertinya ingatannya kembali memikirkan kejadian beberapa hari yang lalu.

“Mwo? Menolak cintamu? Mwoesun suriya (apa maksudmu)?”

“Aku akan menceritakan padamu nanti. Goekjonghajima (jangan khawatir) Tao-ah. Hyungku mungkin hanya ingin menemui cinta pertamanya” Chanyeol berusaha menjawab Tao setenang mungkin, padahal di dalam hati kecilnya dia merasakan kekhawatiran yang teramat sangat.

"Ya! sampai kapan kau mau menyepelekan masalah hyungmu ini? Kau bodoh atau bagaimana? Hyungmu sudah jelas-jelas menyerangku dan mengatakan jika akan membalas dendam! Dia ingat semua! Dia masih mengingat kejadian 4 tahun yang lalu pabo!!! Apa kau ingin perempuan yang kau cintai itu juga akan jadi target balas dendam Hyungmu???!!"

"Tao-ah, apa kau akan terus mencurigai Hyungku? Nan ara!! aku tau hyungku? aku selalu bersamanya sejak dia sadar dari koma. Aku tau kalau hyungku tidak akan melakukan apa-apa padamu, Kai dan Jin Ah noona. Arasseo?!!"

"Geumanhae!!! berhenti bersikap seolah kau benar-benar yakin jika Hyung-mu itu kehilangan ingatannya. Aku tau jika sebenarnya kau juga khawatir dengan sikap hyungmu hah??! Berhentilah merasa bersalah pada hyungmu!! Rasa bersalahmu hanya akan mejadikan dukungan untuk hyungmu terus meneror orang-orang dimasa lalunya!!"

Chanyeol kehilangan kata-katanya, dia sudah tidak bisa lagi mengelak dari Tao.

"Ania, aku yakin kalau hyungku tidak akan melakukan hal yang buruk padamu, Kai ataupun Jin Ah noona. Geumanhae Tao-ah. Berhenti mencampuri kehidupan Myeong Soo hyung. Kau sudah terlalu jauh"

 

Chanyeol mengakhiri penggilannya. Lelaki itu dengan cepat mengambil kopernya dan memasukkan seluruh pakaiannya ke dalam sana.

 

"Aku akan pulang Sam, please take me to the airport"

 

***

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK