"Jadi, sekarang kita mau kemana?"
MyungSoo memasukkan kedua tangan ke dalam saku celananya dan terus berjalan seakan tidak mendengar perkataan Jin Ah.
"Mwoyaa.. kau tidak mendengarkanku?" Jin Ah menghentikan langkahnya, membuat siswa lain yang berjalan di belakangnya terpaksa menabrak tubuh kecilnya. "Upss, mian mian" katanya meminta maaf pada siswa lelaki yang tengah menatap sebal ke arahnya.
"YA!! KIM MYUNG SOO" teriak Jin Ah ketika melihat MyungSoo sama sekali tidak menghentikan langkahnya. Jin Ah berlari ke arah lelaki itu dan menyamai langkahnya.
"Mwo? Wae?" jawab MyungSoo tanpa mengalihkan pandangannya pada perempuan yang saat ini sedang berusaha mengatur nafasnya yang terengah-engah.
"Kau berjanji mengajakku ke jalan-jalan hari ini. An-giyeoge? (Tidak ingat?)"
"Ne, An-giyeoge (Ya, aku tidak ingat)"
"Aissshhhhhhhh..." Jin Ah menghentikan langkahnya lagi, kali ini dia menghentak-hentakkan kakinya berkali-kali karena merasa sangat sebal dengan jawaban MyungSoo barusan. Jin Ah menatap sebal ke arah punggung MyungSoo yang masih saja belum menghiraukannya.
"JINJJA MIWOOOO (aku benar-benar membencimu)" rengek Jin Ah lagi sambil berjongkok di tempatnya tadi, memeluk kedua lututnya dan menenggelamkan kepalanya. Dia juga mengeluarkan suara rengekan seakan dia sedang menangis.
Sudah 10 menit dia melakukan aksi 'ngambek'nya itu, tetapi dia belum mendengar MyungSoo datang untuk menenangkannya atau setidaknya membuatnya berdiri. Tidak biasanya MyungSoo seperti itu. "Apa dia meninggalkanku?" tanya Jin Ah dalam hati karena dia sama sekali tidak mendengar langkah MyungSoo yang berjalan mendekatinya.
Setelah lelah menerka-nerka mengapa MyungSoo tidak menghampirinya, akhirnya Jin Ah mencoba mengintip dengan mengangkat kepalanya untuk memastikan jika MyungSoo benar-benar sudah pergi.
"BOOO!!"
"AKKKK!! kamcagiyaa" tubuh Jin Ah terduduk ke belakang ketika di kagetkan oleh MyungSoo yang ternyata sejak tadi ikut berjongkok di hadapannya.
"Yak! kau menipuku kan? wajahmu sama sekali tidak tampak seperti habis menangis?" MyungSoo mencubit pipi tirus Jin Ah sebagai hukuman karena telah menipunya.
"Heheh.. tapi sudah impas karena kau sudah membuatku kaget"
MyungSoo meraih tangan Jin Ah dan menepuk-nepuk telapak tangan perempuan itu dengan pelan, mencoba membersihkan kotoran yang menempel di tangannya karena Jin Ah menggunakannya untuk menopang tubuhnya ketika kaget tadi.
"Kajja, ayo kita pulang"
"Shireo, kau berjanji mau mengajakku jalan-jalan hari ini"
"Andhwae, aku batalkan janjiku"
"Waeeee?????" rengek Jin Ah lagi.
"cheo-beonjjae (yang pertama) kau membuatku mendapat hukuman dari Ahn Ssaem karena ketahuan membantu mengerjakan tugas matematikamu"
"Yak! siapa suruh kau berisik saat aku sedang menyalinnya? lagipula aku juga ikut dihukum kan" protes Jin Ah
"Itu karena aku tidak tahan melihat kesalahan rumus yang kau tulis. Du-beonjjae (yang kedua) celanaku sedang kotor karena kau menabrakku 'LAGI', di depan kelas tadi"
"Kau harusnya menyalahkan genangan air yang ada disana, kenapa aku?" sewot Jin Ah lagi sambil mempoutkan bibirnya.
"Berhentilah protes. Kau mau mendengarkan alasanku lagi atau tidak?" kali ini giliran MyungSoo yang protes, Jin Ah hanya menganggukkan kepalanya pelan dengan masih tetap mempoutkan bibirnya.
"Se-beonjjae (yang ketiga), besok kita ada kuis matetika dan kita harus belajar hari ini. Arasseo?" MyungSoo menatap Jin Ah meminta jawaban. Setelah dilihatnya perempuan itu mengnggukkan kepalanya, MyungSoo langsung menarik pelan tangan Jin Ah dan mengajaknya berdiri dan berjalan pulang.
Perempuan yang sedang duduk sendirian di sebuah cafe itu tampak tersenyum ketika memori tentang masa lalunya tiba-tiba terputar saat dia sedang menunggu lelaki yang sangat ingin di temuinya. Ketika lagu LeeSsang yang selalu menjadi kenangan tersendiri untuknya kali ini menyelimuti seluruh ruangan yang hangat itu. Sekan menemaninnya yang sejak tadi tampak gelisah menunggu lelaki yang belum terlihat dari balik pintu cafe yang transparan.
***
"Aissshh jinjja! siapa juga yang mau mengurusi Hyungnya yang sungguh brengsek itu. Anak itu tidak pernah mau mendengarkanku" Tao menatap ke arah ponselnya seraya memakinya setelah Chanyeol dengan sepihak mengakhiri percakapan mereka.
Tao menyilangkan kakinya, mencoba menenangkan hatinya sendiri. Menghiraukan beberapa pasang mata yang jelas-jelas sedang memperhatikannya. Lelaki tinggi dengan wajah yang sangat misterius itu sepertinya membuat banyak pengunjung wanita tertarik dan penasaran padanya. Apalagi karena Tao juga beberapa kali tampak berbicara dengan nada tinggi saat berbicara dengan seseorang dari balik ponselnya.
Tao kemudian kembali meraih ponselnya
"Ne, Kai-ah"
"...."
"Aku rasa aku tidak bisa membujuk adiknya, lelaki itu benar-benar keras kepala"
"...."
"Ani, dia pastinya tidak tau keberadaan Hyung-nya"
"...."
"Kau sudah mencarinya kemana?"
"...."
"Arasseo, semoga berhasil menemukannya.. Mian Kai-ah"
"...."
"Ania, gwanchana. Aku..."
Kata-kata Tao terhenti ketika dilihatnya seorang lelaki dengan rambut gold yang baru saja membuka pintu cafe dan masuk kedalamnya. Kepalanya tampak celingukan seperti mencari seseorang di dalam sana. Lelaki itu juga tampak berkali kali melihat layar ponselnya. Tao cepat-cepat membenarkan posisi duduknya agar tidak terlihat oleh lelaki itu.
"MyungSoo disini, di cafe dekat sekolahmu" Tao melanjutkan percakapannya dengan Kai kemudian memutus panggilannya.
***
"Andwae, tunggu aku di apartemen, arasseo?"
JaeHyun langsung mengakhiri panggilannya dengan Kai setelah Kai memberitahunya tentang keberadaan Jin Ah. Lelaki itu langsung memutar arah mobilnya menuju tempat yang di maksud Kai.
Sesampai disana, JaeHyun langsung memarkir mobilnya dengan asal, membanting pintu mobil dan berlari dengan tergesa mencari letak cafe yang dimaksud Kai. JaeHyun kemudian berhenti di sebuah Cafe dengan kaca transparan yang mengelilingnya. Dia melihat Jin Ah duduk bersama seorang lelaki dengan rambut berwarna pirang dan bermata lembut sedang duduk di depannya. Ya, Jae Hyun memang pernah bertemu dengan lelaki itu sekali di taman bermain, dan dapat dipastikan bahwa lelaki yang duduk bersama Jin Ah adalah MyungSoo.
Jae Hyun memperlambat langkahnya ketika melihat Jin Ah tidak dalam posisi yang bisa dengan mudah diserang oleh MyungSoo seperti dugaan Kai dan Sehun tadi. Dengan langkah yang wajar dia memasuki cafe itu.
"Mian, karena aku tidak mengenalimu saat itu"
Kata-kata itulah yang pertama di dengan JaeHyun ketika dia baru saja duduk di sofa yang letaknya tidak jauh dari tempat MyungSoo dan Jin Ah duduk.
"Gwaenchana MyungSoo-ya, aku sudah lega karena kau sudah bisa mengenaliku sekarang" Suara Jin Ah terdengar jelas oleh JaeHyun. Entah apa yang dirasakan JaeHyun karena dia hanya diam saja dan terus mencoba mendengarkan percakapan mereka.
"Ani, aku belum bisa sepenuhnya mengingatmu"
"Apa itu berarti ingatanmu belum sepenuhnya pulih?"
"Oh..sepertinya begitu, aku masih sedang dalam masa pemulihan sekarang. Kau tau? itu sangat menyulitkan" MyungSoo tertawa renyah seakan kata-katanya barusan adalah sebuah lelucon baginya. Tidak bagi Jin Ah, perempuan itu menatap MyungSoo dengan tatapan bersalah.
"Mianhae, nademunae (ini salahku)"
"Karenamu? apa maksudmu? apa kau melakukan hal yang salah?" tanya MyungSoo dengan nada menyelidik. "Mian, ingatanku masih belum sepenuhnya pulih" lanjutnya lagi.
JinAh mengambil cangkir kopinya dan meminumnya dengan pelan sembari memikirkan jawaban yang akan di lontarkannya pada MyungSoo. Jin Ah melihat lelaki di depannya sedang menatapnya lembut, mencoba bersabar mendengar jawaban dari Jin Ah.
"Apa kau bisa membantuku memulihkan ingatanku?" ujar MyungSoo lagi,
"Oh..?" JinAh yang terkejut dengan permintaan MyungSoo segera meletakkan cangkir kopinya.
"Aku cuma ingin tau masa laluku. Aku ingin tau mengapa aku bisa mengalami kecelakaan itu, aku ingin tau apa yang terjadi sebelum aku mengalami kecelakaan itu, aku ingin tau siapa yang bertanggung jawab atas hilangnya ingatanku ini" jelas MyungSoo lembut, masih seperti dahulu. "Apa kau mau membantuku?" lanjutnya lagi.
***
Chanyeol mengatupkan bibirnya. Sejak tadi dia tidak sempat memperhatikan ekspresinya yang sangat terkejut dengan kata-kata yang didengarnya dari balik ponselnya. Suara sama yang masih bisa didengarnya walaupun kadang kalah oleh suara musik yang menyeruak di dalam cafe itu, tapi Chanyeol bisa mendengarnya. Dia bisa mendengar percakapan Hyung-nya dan Jin Ah dari balik ponselnya.
Tao yang duduk tepat di belakang sofa MyungSoo mendekatkan ponselnya ke tubuh MyungSoo. Membiarkan Chanyeol mendengarkan semua percapakan itu dengan leluasa.
"Sebaiknya kau jangan memberitahu siapapun tentang ini Jin Ah-ya"
Kata-kata terakhir yang didengarnya dari balik telephone sebelum ponselnya itu mati karena kehabisan baterai.
"SHITTT!!!!!" Chanyeol menjejakkan kakiknya keras ke tubuh mobil. Membuat Sam yang sedang berkonsentrasi menyetir hampir saja menabrak palang jalan yang mereka lewati
***