home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > The Real Side Of You

The Real Side Of You

Share:
Author : Tanianatashia
Published : 13 Aug 2014, Updated : 11 Jan 2017
Cast : Kim Sun Hee, Kim Myungsoo, Lee Jin Ki
Tags :
Status : Ongoing
8 Subscribes |393307 Views |24 Loves
The Real Side Of You
CHAPTER 28 : Part 28

The Real Side Of You – Part 28

Jarum jam di dinding sudah menunjukan pukul 2 tengah malam, banyak orang yang sudah meringkuk di dalam kasur hangat mereka dan beristirahat karena aktifitas yang sudah berakhir sejak tadi, ada juga sebagian orang yang baru saja menyelesaikan aktifitas nya, pun ada juga sebagian orang yang justru baru saja mulai beraktifitas.

Suara musik yang berdentum kencang dengan banyak makanan dan minuman yang di hidangkan beserta tubuh-tubuh yang bergoyang sesuai irama musik adalah pemandangan yang tersaji di sebuah klub malam terkenal di daerah hongdae, seorang anak chaebol yang juga merupakan designer ternama di dunia hiburan korea sedang merayakan ulang tahun nya yang ke 25. Satu klub sudah di sewa untuk teman-teman dan relasi yang di undang agar bisa berpesta dengan bebas dan nyaman sesuka hati, ada banyak nama penting dan terkenal yang datang kesana, termasuk dancing machine nya infinite yang memang suka bergaul dan memiliki banyak rekanan, Lee Howon atau yang lebih di kenal dengan nama panggung Hoya.

Hoya duduk di salah satu sudut ruangan bersama dengan beberapa kenalan nya dan juga seorang gadis berambut merah yang duduk rapat di sebelah pria itu, sunhee. Yep hoya memutuskan untuk menghadiri pesta ini dan sedikit bersenang-senang karena depresi berkepanjangan yang mulai di rasa akibat kondisi kaki nya, lalu ia teringat adik kesayangan yang juga di ketahui sedang berada dalam mood yang tidak baik dan memutuskan untuk mengajak sunhee meski sempat merasa ragu, karena pasalnya meski tidak terlalu alim dan terkesan agak bandel gadis itu jarang mengunjungi klub malam apa lagi party. Tapi siapa sangka ternyata gayung pun bersambut, dengan mantap sunhee menerima ajakan hoya bahkan sampai heboh mencari gaun yang akan ia kenakan mengingat gengsi dari acara party tersebut. Maka disini lah mereka berdua sejak satu jam yang lalu, berbaur dan mengobrol dengan teman hoya yang lain untuk sebentar saja menghilangkan perasaan penat di hati masing-masing.

Dress pendek berwarna hitam dan bermodel tube yang hanya menutupi tubuh nya sampai ke atas paha beserta rambut merah menyala yang sudah di tata sedemikian indah membuat sunhee yang memang sudah cantik jadi semakin cantik, banyak pasang mata yang melihat ke arah nya dengan tatapan tertarik tetapi aura sedingin es yang melingkupi gadis itu membuat banyak orang enggan untuk mendekat ke arah nya. terlebih begitu melihat bahwa sunhee di  dampingi pria berkemeja hitam dengan badan atletis yang terlihat sangat misterius makin kecil saja nyali laki-laki disana. yaa sunhee memang sedang pusing bukan main dengan perasaan nya sendiri, baru beberapa saat yang lalu ia merasakan nyaman luar biasa saat bertemu dengan onew, berbagi cerita dan banyak berkomunikasi dengan leader shinee tersebut membuat pembawaan nya sedikit jadi lebih tenang. Tetapi pertemuan tanpa di sengaja dengan sang mantan pacar yang justru sedang bersama dengan mantan pacar nya juga, membuat gadis itu kalut bukan main. Terlebih kejadian saat mereka berdua bisa di bilang terjebak dalam lift dengan posisi saling menempel dan detak jantung yang menggila tanpa siapa pun bisa cegah. Terbilang wajar, mengingat kisah cinta yang di harus di putus secara tiba-tiba, hubungan seumur jagung yang harus kandas begitu saja, ego yang saat itu menang di antara segalanya perlahan mulai di kalahkan oleh logika. Keduanya masih sama-sama saling membutuhkan tapi terlalu takut untuk berucap, terlalu malu untuk mengakui, lalu kalau begini salah siapa? Sang pria memilih jalan nya sendiri dengan membuat dirinya sibuk bukan main jadi tak punya waktu untuk memikirkan hal lain sementara si wanita yang adalah sunhee hanya bisa mensyukuri orang-orang yang masih menyayangi nya. tapi ketika tangis itu sudah lelah ia keluarkan, ketika harapan itu sudah lelah ia genggam maka hanya sisa-sisa kenikmatan dunia yang bisa ia coba untuk jadikan sandaran.

Puas meminum alkohol dan mengobrol sebentar ke dua nya pun turun ke lantai dansa, heels setinggi 9 cm yang sunhee gunakan tak menghalangi gerakan nya sama sekali. Bersama dengan hoya yang memang kemampuan menari nya sudah tidak perlu di ragukan lagi, dua orang itu pun menarik atensi para tamu yang ada disana. Lampu yang memang di biarkan remang-remang dan kredibilitas sang pemilik acara membuat hoya bisa lebih rileks sedikit karna tak perlu ketakukan apa bila ada yang mengetahui identitas nya. menit demi menit berlalu bahkan hampir satu jam lebih hoya dan sunhee melampiaskan keruwetan yang ada di kepala masing-masing dengan gerakan tubuh yang terlihat indah, tidak erotis atau bagaimana karena kedua nya hanya menari dengan sedikit konyol benar-benar terlihat tanpa beban. Puas menari ke duanya pun mulai merasa lelah, oh hanya sunhee sebenar nya tapi begitu melihat adik dari leader nya mulai kewalahan hoya pun memutuskan untuk berhenti dan membawa sunhee duduk didekat meja barista.

Tak jauh dari tempat mereka duduk ada segerombolan anak muda yang dengan sekali tatap bisa sunhee dan hoya ketahui masih siswa dan siswi sekolah menengah, ada seorang gadis yang entah bagaimana terasa familiar bagi ke dua nya sedang berdiri di tengah-tengah. Di hadapan gadis itu ada lelaki dan perempuan yang seperti nya adalah sepasang kekasih sedang berangkulan

“kau tentu tidak menyangka bahwa min jae mengajak mu kesini karna ia akan membalas perasaan mu kan ji ae-yaa?”

Sayup-sayup sunhee dan hoya bisa mendengar pembicaraan di antara kumpulan itu

“ji ae?” tanya sunhee ragu seraya memandang ke arah hoya “seolma...”

“jadi benar, kau mengira min jae itu menyukai mu?” gadis yang sedang berangkulan itu tertawa terbahak dan memandang keseliling nya dengan jumawa, suara tawanya membuat sunhee jengkel dan memutuskan untuk bangkit agar bisa melihat dengan lebih jelas

Disana, sedang berdiri mematung gadis berambut hitam panjang yang tangan nya terlihat mengepal. Gadis dengan garis wajah mengeras yang menandakan bahwa ia sedang marah, gadis yang memiliki nama dan wajah hampir serupa dengan kaka perempuan nya yang juga merupakan sahabat dekat sunhee. Shim Ji Ae.

*******

Shim Ji Ae hanya bisa memandang dengan penuh dendam ke arah dua orang manusia yang saat ini sedang berada didepan matanya. Song Min jae pria yang sudah di sukai nya sejak kelas 10 sekolah menengah atas, pria yang berhasil merebut hati nya dan ia kejar sekuat tenaga, pria yang ia kira membalas perasaan nya karna bersikap sangat baik dan ramah terhadap nya, pria yang ternyata adalah seorang bajingan penipu kelas kakap. Di sebelah Min Jae ada So Jin, orang yang ia juga kira adalah teman baik nya, yang selalu jadi tempat nya bercerita tentang Min Jae, yang sudah bersama nya juga sejak awal masuk sekolah menengah, yang ternyata menusuk nya dari belakang dan menipu nya mentah-mentah.

Beberapa hari yang lalu sebelum detik-detik menjelang ujian akhir sekolah Ji Ae memutuskan untuk mengungkapkan perasaan nya pada min jae, sifat nya yang jauh dari kata pemalu seperti sang kak mebuat gadis itu merasa percaya diri dan menyatakan perasaan nya dengan lantang. Status Ji ae yang bukan hanya cantik tapi juga pintar, supel dan berasal dari keluarga terpandang membuat gadis itu menyandang predikat siswi paling berpengaruh disekolah banyak yang menyanjung nya dan mau berteman baik dengan nya. min jae tidak secara langsung menolak perasaan ji ae atau pun menjawab nya, diminta nya ji ae untuk datang menemani ke acara pesta ulang tahun kaka sepupunya, bukan jawaban atas pengakuan perasaan  yang ji ae dapat melainkan kenyataan bahwa sebenarnya min jae dan so jin sudah berpacaran sejak dahulu kala. Ditempat ini lah semua nya terbongkar, tentang sojin yang ternyata sakit hati karena selalu kalah dalam hal pelajaran dan peringkat kelas dari ji ae, tentang sojin yang sudah muak jadi teman dekat ji ae, tentang sojin yang harus berat hati berpura-pura tidak mengenal min jae karna memikirkan perasaan ji ae dan tentang so jin yang sudah merencanakan pembalasan dendam ini sejak lama.

Tepat ketika air mata ji ae akan tumpah ada sesosok tubuh kekar yang memeluk nya dan menghalangi nya dari pandangan banyak mata yang memandang dengan iba ke arah nya

“jangan menangis, kalau air mata mu tumpah berarti kau kalah”

Orang itu membantu ji ae menghapus air matanya tanpa kentara, setelah memastikan bahwa gadis di hadapan nya cukup kuat untuk menelan tangis nya, pria tersebut pun membalik badan nya.

“jangan terlalu senang dulu, kalian kira hanya kalian yang punya rencana?” ucap nya mantap

Sontak min jae dan so jin hanya bisa terperangah dengan kemunculan orang ini yang jelas secara tiba-tiba, mereka sudah menyusun rencana sedemikian rupa agar berhasil mempermalukan ji ae tanpa ada satu pun teman sekolah mereka yang mengetahui nya

“sudah sejak lama ji ae nengetahui rencana kalian dan berpura-pura bodoh agar kalian senang” orang itu berbicara dengan nada profokasi yang nyata “kalian pikir kaian yang akan menang? Pemikiran yang salah besar, memilih tempat yang tidak di kenali untuk membuka semua rencana agar tidak ada yang mengetahui rencana busuk ini?” di tatap nya so jin dan min jae dengan kedua alis terangkat tinggi seraya meremehkan “apa kau sudah merekam nya saeng?”

Gadis dengan gaun hitam dan rambut merah yang ji ae kenali sebagai teman kaka nya menangguk mantap “ne oppa, aku sudah merekam semua perkataan mereka dan rekaman ini sudah siap di sebar luaskan” sunhee tersenyum mengejek, masa sekolah menengah nya memang sudah berlalu tapi kalau urusan seperti ini sih bukan hal asing bagi nya

Ji ae memandang sunhee dengan pandangan berterimakasih sekaligus haru dan berujar eoni tanpa suara, sunhee maju lantas memberikan ponsel nya pada hoya yang masih saja menggenggam tangan ji ae, sementara sunhee memegang bahu gadis itu dengan penuh sayang.

Hoya maju selangkah “akan ku pastikan rekaman ini tersebar luas di sekolah kalian” baru saja hoya ingin melanjutkan kata-katanya ketika minjae maju menerjang pria itu dengan kalap, hoya yang secara fisik dan kemampuan jelas berada jauh di atas min jae berhasil menghindar dari serangan tersebut dan menangkap pergelangan tangan min jae sebelum tinju remaja labil itu berhasil mengenai nya hanya dengan satu tangan.

“orang yang sedang emosi sangat gampang sekali di baca jalan pikiran nya. orang yang bodoh biasanya akan nekat, dan kau, kau adalah kombinasi ke dua nya”

Di mentahkan tinju lemah itu dengan sedikit tenaga yang membuat si empunya sampai tersungkur ke bawah, so jin refleks bergegas ke arah min jae dan membantu nya berdiri.

“kau akan menerima balasan nya Shim ji ae” teriak nya menggelegar

Gemas dengan kelakuan anak perempuan di depan nya ini membuat sunhee kemudian maju menghampiri so jin dan mencengkram ke dua pipi nya. “dengarkan aku gadis manis, kau tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa. Ji ae saat ini memang diam tapi itu tak berarti ia akan tetap diam dengan perlakuan mu, tidak usah mengancam karna ku pastikan kau yang akan membayar semua nya sampai tuntas”

Puas dengan wajah penuh ketakutan yang sedang memandang nya dengan gemetar sunhee pun kembali ke sisi ji ae dan berkata lantang “kabari aku kalau ia berani macam-macam pada mu ji ae-yaa”

Baru ji ae hendak menjawab perkataan sunhee ketika muncul seseorang yang menjadi pusat perhatian dari acara party ini, birthday boy yang merupakan teman dekat hoya dan kaka sepupu dari min jae.

“what’s up bro?” tanya nya kaget melihat lingkaran manusia yang menyemut dan kegaduhan yang tercipta

Hoya tersenyum dan menyambut jabat tangan teman nya “tolong ajari adik sepupu mu untuk bertingkah lebih baik sedikit man, ia mencari urusan dengan orang yang salah. Pesta mu luar biasa tapi maaf aku harus pergi, gadis ku tidak tahan dengan kehadiran adik sepupu mu itu” ucap hoya seraya menarik sunhee dan ji ae untuk berlalu meninggalkan birthday boy dengan tatapan bingung yang juga becampur malu.

Sepeninggal hoya anak buah nya datang menghampiri dan membisikan kronologis kejadian yang membuat ia melotot seketika, murka dan malu adalah ekspresi yang paling kentara saat ini, dengan sangat benci di tatap nya dua bocah ingusan yang membuat acara pesta nya berantakan dan di usir nya mereka secara tidak hormat. Persetan dengan hubungan keluarga toh min jae hanya sepupu tiri nya karna ia adalah anak haram dari paman nya.

*******

Hoya hanya bisa menggeleng tak percaya pada dua gadis yang saat ini sedang berada di depan matanya, dua gadis yang sedang berangkulan dengan derai tawa yang sesekali tercipta lalu secepat  kilat berganti jadi air mata. Ia tak paham dan tak mengerti apa semua kelakuan gadis yang sedang patah hati memang seperti ini semua?

“hey hey geuman” tegurnya pada sunhee dan ji ae yang masih asik bernyanyi lagu blue nya bigbang

Mereka bertiga memang sedang ada di sebuah restoran ayam sederhana milik kenalan hoya, menyewa tempat rahasia yang biasanya juga jadi tempat pelarian nya saat sedang ingin minum alkohol tanpa perlu takut-takut di kenali.

“eoni kenapa pria itu brengsek sekali” ucap ji ae gemas

Sunhee menengguk minuman nya sekali lagi sebelum menjawab “ah majja, memangnya kita kurang apa? Kenapa pria seperti myungsoo dan siapa itu teman mu malah memilih wanita lain”

Hoya tergelak mendengar perkataan sunhee

“oppa kenapa tertawa?” sembur sunhee marah, karna maski kesadaran nya sudah menurun tetapi tidak dengan pendengaran gadis itu

“anio anio, kau tidak perlu memperdulikan ku saeng anggap saja aku tidak ada” balas nya yang memang tidak mau pusing dan terlalu ikut campur tentang hal itu, ia memang menyayangi sunhee sebagai adik nya tapi juga menghormati keputusan myungsoo sebagai sesama pria dan adik sekaligus rekan kerja nya.

Sunhee masih saja mengoceh panjang lebar, kebiasan mabuk yang tidak jauh dengan sang kaka. Hoya mengalihkan pandangan nya pada gadis yang sedang merebahkan kepalanya di pundak sunhee, gadis dengan wajah yang sebenarnya tidak kalah cantik dengan sang kaka tapi memiliki aura dan kharisma nya sendiri. Kalau saja dulu bukan gadis ini yang merusak mobil kesayangan nya sudah pasti hoya memiliki niat untuk mendekati gadis ini gadis yang...

“apa kau lihat-lihat?” sentak ji ae galak, membuyarkan segala kata-kata pujian yang hampir saja hoya lontarkan pada gadis ini

“cih memang siapa yang memandangi mu” balasnya tak mau kalah

Tangan mungil itu berniat mengambil gelas berisi minuman yang ada di depan nya untuk menghilangkan sedikit perasaan gugup yang ia rasa tapi ada tangan kekar lain yang menahan nya dengan paksa, ji ae memandang hoya dengan  bingung

“jangan minum lagi, sunhee sudah cukup mabuk aku tidak tahu akan jadi apa kalau kau sampai mabuk juga” ucapnya lembut

Ji ae hanya bisa ternganga tak percaya seraya menatap hoya yang memandang nya dengan lembut, tak menyangka bahwa pria yang pernah di anggap nya mengesalkan, yang pernah ia kerjai, yang pernah ia berikan sumpah serapahnya adalah pria yang juga punya sisi lembut seperti ini, yang telah membela nya, menolong nya dan menghapus tangisnya. Untuk dua kali dalam malam ini, Lee Howon sudah berhasil membuat dada ji ae berdegup kencang tak normal, sudah berhasil membuat gadis remaja itu mengubah pandangan buruk nya dan menghapus lukanya.

Menit demi menit berlalu dan hampir menunjukan pukul 5 pagi ketika hoya dan ji ae dengan paksa harus menarik sunhee keluar dari kedai ayam goreng itu, perlakuan hoya yang lembut membuat ji ae menurut dengan suka rela dan tak melanjutkan acara minum-minum nya. berbeda dengan sunhee yang meski sudah hoya larang sampai berteriak saking kesalnya tetap saja minum dengan santai.

“aku bisa dibunuh sunggyu hyung kalau begini caranya” dumal hoya dalam perjalanan pulang “kau mau aku antar ke rumah?” tanya nya pada ji ae yang duduk di sisi penumpang sementara sunhee ia letakan di kursi belakang

Ji ae melirik sebentar seraya berfikir kalau ia di antar pulang jam segini apa yang akan gadis itu katakan pada eoma dan appa nya, terlebih pada sang eoni yang bisa jadi sangat cerewet kalau sudah mulai mengintrogasi. Di lihat-lihat juga hoya bukan tipe yang akan ikut turun untuk membantu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada kedua orang tua nya

“yaa kenapa diam saja? Aku bertanya, kau bukan nya menjawab malah menggerutu sendiri” ucapnya sebal karna bibir ji ae memang sedang menggerutu

“ya ya ya kau terus saja memangiil ku dengan ‘ya’ aku punya nama Lee Howon” teriak gadis itu sebal karna telinga nya sudah gatal mendengar hoya memanggil nya tanpa sebutan seperti itu, sementara sunhee bisa ia panggil ‘saeng’ dengan nada manis

Ganti hoya yang terkesima, baru kali ini ada gadis lebih muda yang memanggilnya dengan nama asli tanpa embel-embel ‘oppa’ jelas membuatnya murka

“yaa shim ji ae, aku ini lebih tua dari mu” protes nya lagi “setidak nya panggil aku oppa”

“loh, kau juga sedari tadi memanggil ku tanpa nama. Masih bagus aku memanggil nama mu dan tidak melakukan hal yang sama seperti kau”

‘gadis ini!’ keluh hoya dalam hati, kenapa berbeda sekali sih dengan jinhee? Keras kepala dan tidak mau kalah persis sunhee dan minji yang di gabung jadi satu, di tarik nya nafas dengan lebih panjang dan berat untuk mengatur emosi yang mulai sedikit bergolak

“aku akan mengantar sunhee ke dorm karna tidak mungkin mengantarkan nya pulang ke rumah jam segini, lalu bagaimana dengan mu? Kalau mau ikut ke dorm boleh, kalau mau pulang ke rumah ya aku antarkan tapi maaf aku akan langsung pulang” kata-kata itu di ucapkan dengan nada yang lebih halus dan lembut membuat ji ae juga ikut memilih nada bicaranya

“sunhee eoni akan tidur dimana?” tanya nya penasaran

“ia bisa tidur di kamar sunggyu hyung, atau myungsoo kalau ia mau. Dikamar ku juga boleh, pada dasarnya sunhee bisa bisa tidur dimana saja. Waeyo?” tanya hoya balik

“uhmm...” ji ae menggigit bibir bawahnya ragu “kalau aku ikut ke dorm, aku akan tidur dimana?”

Sang dancing machine terlihat berfikir sebentar “bersama dengan sunhee juga boleh, kau tau kalau sunggyu dan woohyun hyung berbagi kamar?” ji ae mengangguk menggemaskan membuat hoya tersentak dengan keluguan itu. Ia berdehem untuk menutupi gugup nya kemudian berujar “yasudah ku antar kau ke dorm juga, tidurlah bersama dengan sunhee dimana pun ia mau nanti. Disana ada woohyun jadi kau bisa meminta bantuan padanya untuk mejelaskan pada jinhee nanti”

Ucapan hoya tepat sasaran, ji ae memang sudah berniat untuk meminta bantuan woohyun dalam hal meyakinkan orang tua dan eoni nya tapi ia tak menyangka bahwa dancing machine infinite ini juga memikirkan keadaan nya. sisa perjalanan itu pun di tempuh kedua nya dalam diam, ji ae sudah sedikit mengantuk jadi memilih untuk memejamkan matanya dari pada terjebak suasana canggung dengan hoya, sementara hoya pria itu sedang memikirkan sejuta rencana untuk memberitahukan perihal mabuknya sunhee pada sang kaka yang dijamin akan mencincang nya hidup-hidup. Ada satu nama yang ia yakin akan membela nya, satu nama yang sudah ia mintakkan bantuan untuk menunggu di basement dormitory, nama yang ia tahu kalau sunhee bangun dan menyadari siapa yang membantu nya pasti akan mengamuk hebat, satu nama yang jadi penyebab sekaligus penawar untuk sakit yang di derita gadis itu, Kim Myungsoo.

*******

Myungsoo POV

Aku sedang terlelap dalam tidur ku ketika nada dering ponsel ku berbunyi tanpa putus sama sekali, gigih sekali orang ini karna terus menelfon tanpa henti dan sudah tak terhitung keberapa kali. dengan malas aku membuka mata dan meraba meja kecil disamping tempat tidur untuk meraih ponsel yang ku letakan disana. Sambil memincingkan mata aku melihat nama howon hyung tertera di daftar panggilan tak terjawab, aku hendak tidur kembali ketika ponsel itu kembali menjeritkan nada dering panggilan masuk.

“waeyo hyung?” tanya ku dengan suara serak khas bangun tidur

“myungsoo-yaa tolong aku”

Nada suara panik itu membuat ku langsung terduduk di tempat tidur dan bertanya dengan heboh “ada apa hyung? Kau dimana?”

“sunhee... sunhee mabuk myungsoo-yaa”

“mwo?” jerit ku tak percaya “astaga kim sunhee, jangan bilang kalau sunhee sedang bersama dengan mu hyung?” tanya ku curiga

Suara kekehan bisa dengan jelas aku dengar di sebrang sana “kami sedang meluncur kembali ke dorm, ku mohon bantu aku myungsoo-yaa”

Ku hembuskan nafas berat dan panjang menyadari kemana semua ini akan bermuara “arasso, aku tunggu di basement” ucap ku seraya memutus panggilan

Kenapa gadis itu senang sekali mabuk kalau sedang ada masalah? Kenapa juga mabuk nya harus bersama howon hyung? Dumal ku tanpa henti seraya memasuki kamar mandi untuk mencuci muka, kepala ku sedikit pening karna bangun secara tiba-tiba seperti tadi tapi dengan paksa aku mengambil jaket dan masker ku. Begitu keluar kamar aku menyempatkan diri untuk mengintip ke dalam kamar sunggyu dan woohyun hyung, hanya ada woohyun hyung disana sedang tertidur pulas sementara sungggyu hyung seperti nya tidak pulang. Aku melirik jam di ruang tengah dan kaget bukan main begitu melihat sudah hampir pukul 6 pagi

“Kim Sunhee daebak” hanya kata-kata itu yang terlintas di pikiran ku, tak lama ada stau pesan yang masuk ke ponsel dari howon hyung dan mengabari bahwa mereka sudah akan tiba di basement. Sekuat tenaga aku berlari menuju basement, beruntung tak lama kemudian benz hitam itu kemudian muncul dan howon hyung langsung melesat keluar dari sisi pengemudi. Aku baru akan memulai aksi protes ku saat itu tapi sosok gadis yang keluar dari sisi penumpang membuat kata-kata ku menguap begitu saja.

“oh? Ji ae-ya?”

“anyyeonghasseyo oppa” ji ae membungkuk sopan dan tersenyum kikuk

“bagaimana kau bisa pergi bersama mereka?” tanya ku bingung

“cerita nya panjang myungsoo-yaa nanti saja aku jelaskan, sekarang bantu aku membawa sunhee masuk” ucap howon hyung seraya membuka pintu bagian belakang mobilnya

Dengan patuh aku mengikuti apa yang ia katakan dan meledak bukan main begitu melihat sunhee tergeletak di kursi belakang

“hyung kenapa tidak menyelimuti nya? kau membiarkan nya berkeliaran dengan pakaian seperti ini?” sembur ku pada pria yang hanya berjarak satu tahun usia dengan ku tersebut

Secepat kilat aku menyambar tubuh sunhee dengan memakaikan jaket yang aku gunakan ke tubuhnya, jelas aja aku murka karna dress hitam yang sunhee gunakan itu benar-benar mengekspos tubuh indah nya, membayangkan sudah berapa banyak mata yang melihatnya jelas menaikan emosi ku kembali. “hyung kau memang tidak menyadari nya apa?” dumal ku lagi pada howon hyung ketika ia membantu menaikan sunhee ke punggung ku

“loh memang kenapa dengan pakaian sunhee?” tanya nya bodoh seraya memperhatikan

“jangan lihat-lihat hyung” bentak ku marah “beruntung sunggyu hyung juga sedang tidak ada di dorm, kalau tidak sudah tamat riwayat mu”

“Loh memang kenapa dengan sunggyu hyung?” tanya hoya lagi

“sudahlah oppa dia memang bodoh” komentar ji ae gemas karena kelemotan howon hyung, yang mau tidak mau membuat ku tersenyum karna ji ae memang lucu

“yaa masih untung aku mau membantu mu, masih saja kau menghina ku seperti tadi hah? Dasar anak kecil”

Sementara howon hyung dan ji ae berdebat aku merasakan sunhee yang ada di punggung ku bergerak dengan gelisah “myungsoo-yaa” panggil nya lemah, panggilan yang seketika saja membuat hati ku menghangat tapi juga terasa sakit

Apa yang sudah ku lakukan sampai membuat mu harus menjalani ini semua hee-yaa? Batin ku, “ne aku disini” jawab ku

“myungsoo-yaa” panggil nya lagi

“ne aku disini kim sunhee, tunggu sebentar lagi kita akan segera sampai di dorm” jelas ku, dan seketika saja sunhee kembali tenang tak ada suara yang gadis itu keluarkan, hanya deru nafas nya yang teratur yang bisa kita dengar.

Begitu sampai di dorm aku langsung bergegas menuju kamar sunggyu hyung, membuat woohyun hyung yang tadinya sudah pulas tertidur jadi bangun saking gaduhnya suasana. Mata sipit itu mengerjap bingung ketika mendapati ku masuk dengan sunhee di gendongan, lalu seketika saja berubah jadi melebar kaget begitu melihat orang yang berdiri di belakang ku.

“ji ae-yaa, apa yang kau lakukan diisni?” tanya nya panik “kenapa kau bisa ada disini?” ulangnya lagi karna ji ae tak merespon pertanyaan itu “lalu kenapa sunhee bisa begini?” tanya woohyun hyung lagi

“santai saja nam woohyun jangan panik begitu” seloroh howon hyung

Aku memilih untuk menidurkan sunhee di kasur sunggyu hyung, melepas sepatu nya dan menyelimuti tubuh itu dengan selimut tebal milik sang oppa.

“sunhee kenapa myungsoo-yaa?” tanya woohyun hyung yang sudah sadar sepenuhya, ini pertanyaan pertama yang ia ajukan pada ku setelah kejadian tempo hari, dalam hati aku bersorak setidak nya ini awalan yang baik

“ia mabuk hyung”

“ma – apa? Mabuk? Yaa Lee Howon!”

Aku sudah tidak begitu memperdulikan apa yang terjadi selanjutnya karna bisa aku dengar suara ribut-ribut yang terjadi kemudian adalah suara woohyun hyung yang berlari mengejar howon hyung untuk meminta penjelasan kenapa sunhee bisa mabuk. Bisa ku rasakan ji ae yang masih mematung di depan pintu kamar dan tidak tahu harus berbuat apa

“masuk saja ji ae-ya” ucap ku lembut “kau bisa tidur dikasur woohyun hyung, tidak apa kan?”

Gadis manis itu tersenyum “nde oppa” balas nya “apakah kalian memang selalu seperti ini?”

“seperti apa?” tanya ku bingung

“itu woohyun dan hoya oppa”

Aku pun tergelak begitu menyadari kedua hyung ku yang masih melanjutkan acara kejar-kejaran mereka sembari berteriak kekanakan “yaa begini lah keadaan kami, eoni mu sudah sangat hafal dengan kebiasaan kami. jadi harap maklum” ucap ku setengah malu

“aku pamit ke kamar mandi dulu oppa”

“baiklah, akan ku suruh woohyun hyung menyiapkan baju nya untuk mu”

Dan ji ae pun berlalu, meninggalkan ku bersama dengan gadis yang sedang tertidur pulas, gadis yang dengan berat hati harus ku lepaskan, gadis yang terlihat jauh lebih bahagia saat tak disisi ku. Tangan nya bergerak menggapai-gapai, dan aku pun lantas memegang tangan putih itu. Sudah berapa lama? Kapan terakhir kali aku bisa memegang nya seperti ini?

“myungsoo-yaa” gumaman itu keluar lagi “myungsoo-yaa”

“aku disini nona Kim” jawab ku seraya mendekatkan wajah untuk memeriksa kondisinya. Tapi tiba-tiba saja mata coklat itu terbuka meski dengan sinar kebingungan, kami berpandangan dalam jarak dekat yang membuat waktu seakan berhenti begitu saja.

Sunhee menatap ku, kemudian jemari nya meraba beberapa memar yang masih menghiasi wajah ku meski samar. “kau tidak apa-apa.... myungsoo tidak apa-apa” itu pernyataan bukan pertanyaan, pernyataan yang menorehkan kesakitan yang sama seperti yang gadis ini alami, karena kalimat pertama yang di ucapkan nya bukan pertanyaan macam-macam melainkan murni karna ia bersyukur aku baik-baik saja.

“apa yang terjadi dengan mu? Siapa yang melakukan hal ini?” tanya nya lemah “apa kau tahu bahwa aku sangat mengkhawatirkan mu?” tanya nya lagi

Pikiran ku sedang sibuk memilih jawaban untuk pertanyaan tulus itu, hati ku bergetar dan tiba-tiba saja mata itu kembali menutup. Kalau deru nafas teratur tak mengikuti terpejamnya mata itu aku pasti akan langsung panik dan mengira sesuatu hal terjadi, tapi senyum manis dan wajah damai bak malaikat yang tersaji di depan mataku membuat ku urung untuk bergerak bahkan seinci saja.

“apa kau bahagia dengan onew hyung, hee-yaa?” lirih ku, tidak ada jawaban. Tentu saja karena sunhee sudah kembali tertidur pulas “apa kau bahagia? Bersama dengan nya?”

Hening

“ia bias mu, pria yang kau idolakan selain oppa mu.” Aku berhenti bermonolog “melihat bagaiamana tawa itu bisa muncul dengan indah nya di wajah mu saat bersama dengan nya membuat ku bimbang. Karna meski bisa dengan lantang aku katakan bahwa aku mencintai mu, tapi apakah kau bahagia ketika bersama ku?”

Lagi, ku hembuskan nafas berat “Kalau kau bahagia, kalau memang kau merasa bahagia saat bersama nya aku akan melepaskan mu hee-yaa”

Perasaan kosong dan sesak itu menghantam ku telak, aku baru berniat untuk melepas saja tapi perasaan sakitnya sudah sebegini hebat apa lagi kalau niat ini sudah aku jalan kan? Mampukah aku menghadapi ini semua?

“tunggu lah sebentar lagi he-yaa, tahan lah sebentar lagi, setelah semua terungkap aku akan mengijinkan mu untuk memilih. Tapi tolong untuk beberapa saat ini bertahan lah” pinta ku lirih seraya mengecup bibir mungil yang sedang tersenyum manis itu, melantunkan doa-doa yang tak terucapkan.

*******

Permintaan yang di ucapkan dengan suara melirih dan bahasa tubuh yang terlihat jelas sedang memohon membekukan ji ae di posisi berdiri nya, ia tidak tahu apa yang terjadi pada dua orang yang menurutnya sangat cocok bila bersama tersebut. Sepengetahuan nya mereka adalah sepasang kekasih yang meski tidak romantis tapi bahagia, yang meski sering bertengkar tapi saling mencintai satu sama lain. Tapi melihat bagaimana myungsoo bersikap saat ini anak ingusan macam ji ae pun tau bahwa hubungan ke dua nya pastilah sudah kandas

Di belakang ji ae yang membeku ada woohyun dan hoya yang juga ikut sama tercenung nya, mereka mendengar semua perkataan myungsoo, dan permohonan dalam diam nya. ketika melihat myungsoo yang mencium sunhee dalam keadaan tertidur woohyun ingin maju dan menerjang nya, tetapi dengan sigap hoya menahan nya.

“biarkan mereka seperti itu, selama ini mereka sudah banyak menderita”

Lagi, Lee Howon berhasil membuat Ji ae tercenung dan terkagum-kagum

*******

Muka-muka tegang dengan perasaan bersalah adalah pemandangan yang tersaji di ruang tengah dormitory infinite, sang leader yang baru kembali dari perusahaan dan harus bermalam disana kaget bukan main ketika menemukan adiknya sedang tidur nyenyak di kasurnya. Tidak ada yang berani mengganti pakaian sunhee dan bau alkohol yang menyengat sudah berhasil membuat sunggyu meledak saat itu juga, tersebutlah satu nama yang menjadi biang kerok dari ini semua, Lee Howon.

Hoya duduk di apit dongwoo dan woohyun yang juga memiliki hasrat untuk mencekik nya, dengan ji ae yang duduk di sebrang mereka bersama sunhee, sungjong dan sungyeol. Sementara sunggyu tidak sudi untuk duduk melainkan hanya berdiri sambil berkacak pinggang, myungsoo tidak ada disana karena memiliki urusan jadi beruntung tak menjadi sasaran amarah leader mereka.

“jadi siapa yang akan bertanggung jawab atas semua ini?” sembur sunggyu dari sela-sela giginya

Dengan takut-takut sunhee pun mengangkat tangan nya sambil menundukan kepala “ini semua salah ku oppa” cicit gadis itu

“oh sudah jelas, kau memang bersalah kim sunhee” semprot sunggyu, matanya memandang ke semua yang ada disana dengan sebal “lalu siapa yang berminat untuk menanggung nya bersama sunhee?”

Mau tidak mau hoya mengangkat tangan nya meski enggan, karna ia menyadari ini semua akibat ajakan nya. sebagai salah satu oppa sunhee maka dengan besar hati ia mengakui kesalahan nya

“sudah berapa kali aku bilang untuk menjauhi alkohol Kim Sunhee? Lee Howon?” oceh sunggyu lagi “dan mengajak ji ae pula? Apa kalian gila?”

Sungguh sunggyu tak habis pikir dengan kelakuan dua adik nya ini, apa yang harus ia katakan pada jinhee dan orangtua nya tentang anak mereka yang tidak pulang karena mabuk? Meski ji ae tidak sehangover sunhee tapi tetap saja gadis itu sudah minum alkohol. Dengan tenang woohyun memotong omelan panjang milik leader nya dan berusaha menenangkan seraya memberi penjelasan. Bahwa pertemuan sunhee hoya dengan ji ae adalah ketidaksengajaan, bahwa justru dua orang tersebut lah yang menyelamatkan calon adik ipar nya tersebut. Dengan lantang ji ae pun buka suara, mencoba menyelamatkan hoya sebisanya karna kejadian semalam memang bukan sebuah kesalahan kecuali peristiwa mabuk dan tumbang nya sunhee. Berbekal penjelasan panjang lebar dari woohyun, sunggyu pun menghentikan omelan nya yang tak kalah panjang dan tak lupa memberikan tatapan tajam pada dua orang yang di anggap nya biang onar dalam masalah ini sunhee dan hoya.

“istirahatlah hari ini, besok kita akan syuting MV” ucap sunggyu lantang

“boleh aku ajak hyura?”

Satu pertanyaan sungyeol sedikit berhasil merubah atmosfir yang ada, tatapan sebal sunggyu itu seketika saja berubah jadi senyum geli sarat ledekan yang nyata. Dan suasana pun langsung berubah 180 derajat, ganti choding prince nya infinite yang di jadikan bahan ledekan oleh para member termasuk sunhee dan ji ae meski hoya harus setengah mati menahan omongan nya karena tau sunggyu masih menatap penuh dendam ke arah nya.

 

MV Back Recording Vennue, keesokan hari nya

Sunhee memperhatikan pengambilan gambar yang tersaji di depan matanya seraya melipat kedua tangan di depan dada, menyimak dengan sangat khidmat adegan demi adegan perkelahian yang sedang di lakoni maknae kesayangan nya, Lee Sungjong. Senyum bangga dan kagum itu melekat sangat pas di wajah cantik nya, menggambarkan bahwa sunhee memang sangat menikmati adegan yang sungjong suguhkan padanya, merasa bersyukur karna sang kaka mengajak nya untuk ikut serta dalam proses recording kali ini meksi alasan sebenarnya adalah karna sungyeol yang meminta nya untuk mengajak hyura turut serta.

Kemudian sunhee menolehkan kepala ke arah dua anak manusia yang sedang bercengkrama dengan teramat santai dan dekat, chemistry yang terjalin bisa di lihat oleh siapa pun yang memandang, hyura dan sungyeol sedang mengobrol dengan seru di sudut ruangan yang kontan membuat sunheee tersenyum tipis. Usaha nya bangun sangat pagi untuk mengajak hyura pergi secara tiba-tiba ternyata tidak percuma, karna satu senyum bahagia itu bisa di pastikan bukan hanya milik nya tapi juga milik pria dengan nama lengkap Lee Sungyeol di ujung sana. Sejak kemarin terbangun dengan kondisi kacau dan hangover parah di dorm sang kaka, disidang secara tiba-tiba dan kena semprot sunggyu sunhee memang merasa sedikit bersalah, terlebih pada ji ae yang harus dibuat nya ikut mabuk. Lalu sungyeol datang dan merengek padanya untuk mengajak hyura ikut ke vennue syuting mv back ini, permintaan yang mau tidak mau harus gadis itu turuti karena choding prince nya infinite itu telah membela nya dari amukan sunggyu.

Ketika sunhee mengalihkan pandangan dari hyura dan sungyeol lalu ingin kembali menatap sungjong itu lah tatapan nya beradu dengan manik sehitam jelaga yang terlihat sangat kesepian, yang memandangnya dengan sejuta tanya dan perasaan rindu yang nyata, yang membuat hati nya terenyuh dan berdenyut sakit. Tepat ketika kedua nya saling menatap jendela jiwa masing-masing terngianglah lagu andalan milik inifite di album repacked mereka yang seakan menemani jadi backsound adegan saling tatap ke duanya

Dorawajo..

I want you back back back back back

Back back back back back

Gidarilge na yeogi namgyeojin chae doraseon chae

I say save me

“noonaaa”

Pekikan senang yang sungjong teriakan disertai tindakan pria itu yang langsung menubruk sunhee dan memeluk nya dengan lembut berhasil membuat adegan yang tercipta di antara sunhee dan myungsoo rusak seketika. Detik itu juga sumpah serapah keluar dari mulut myungsoo.

“noona bagaimana akting ku tadi? Apa kau menyukai nya?”

Rengek sungjong pada sunhee, gadis itu tersenyum, mengacungkan ke dua jempol nya dan berkomentar pajang lebar tentang kharisma sang maknae.

Kembali, myungsoo mendecih dan berkomat-kamit tak karuan melihat kejadian yang ada di depan matanya

Sungjong merangkul tubuh sunhee lalu kemudian bermanja-manja disana, dan sunhee sama sekali tak terlihat keberatan apa lagi berniat untuk protes karna sudah sama sekali sejak ia memanjakan sungjong. Mereka berjalan beriringan menuju sofa yang di sediakan oleh kru produksi dan saling bercanda, sungong tak malu untuk bergelayutan manja dan menempel erat pada sunhee.

“cih memang nya dia jelly apa”

Lagi, umpatan itu myungsoo keluarkan.

“ini minum mu, minumlah yang banyak dan beristirahat masih ada take berkelahian bersama-sama dengan yang lain” ucap sunhee seraya menyeka keringat sungjong dan mengipasinya

“fiuh panas sekali hawa disini panas”

“yaa kim myungsoo”

Hoya yang sebenarnya sejak tadi sudah mendengar dengan sangat jelas setiap umpatan dan makian yang myungsoo keluarkan mulai merasa gerah dan sebal, telinga nya sakit dan ia merasa iritasi dengan segala perbuatan kenakan yang visual nya keluarkan.

“kalau sebal, kalau merasa cemburu yasudah sana katakan saja pada mereka jangan mengumpat disini”

Sontak semua mata terarah pada hoya dan myungsoo yang langsung memasang topeng nya kembali “waeyo?” tanya sunggyu lantang

“ini hyung myung-“

Belum sempat hoya menyelesaikan ucapan nya, tangan myungsoo sudah lebih dulu membekap mulut sang dancing machine. “tidak apa-apa hyung, hoya hyung sedang labil” jawab nya enteng. Dan semua mata pun kembali pada aktifitas nya masing-masing

“tunjukan rasa terimakasih mu semalam dengan tidak banyak bicara lah hyung” bisik myungsoo tajam pada hoya, bisikan yang mau tidak mau membuat hoya harus menelan segala kekesalan yang di rasanya. Karna myungsoo memang sudah membantu nya semalam, meski pria itu langsung pergi begitu saja setelah membuatkan semangkuk sup untuk sunhee dan ji ae, tidak untuknya.

“ah iya, kemarin pagi kau pergi kemana myungsoo-yaa? Pas aku bangun kau sudah tidak ada” tanya hoya santai

Myungsoo yang masih merasakan kesal akibat tingkah laku hoya sejak semalam serta sunhee dan sungjong yang semakin menempel erat hanya melirik singkat ke arah hoya kemudian menjawab “ada urusan”

“galak sekali, kalau sedang cemburu memang orang bisa segalak ini yah?”

Di pandangi nya sekali lagi hoya dengan death glare mematikan “coba kau rasakan sendiri saja lah hyung nanti” ujarnya seraya bangkit berdiri, karena sehabis ini adalah giliran nya untuk mengambil gambar

Bukan nya sungjong tak melihat kejadian tersebut, bukan nya ia juga tak menyadari death glare mematikan beserta percikan kemarahan yang tertuju hanya untuk nya, hanya saja ia menikmati waktu nya bersama dengan sunhee dan ingin memancing sampai mana myungsoo akan membuang jauh ego nya. karena sejak dari brazil pun ia sudah menyadari, ikatan antara myungsoo dan sunhee tak bisa semudah itu di hancurkan begitu saja, meski saat ini ada tembok teramat tinggi yang membentang tapi perasaan cinta dan sayang ke dua nya masih tertuju untuk satu sama lain. Tanpa ada yang mengetahui bahwa kemarin saat di brazil pun sungjong mendengar permintaan yang myungsoo sampaikan lewat bungee jumping nya, kekhawatiran yang sunhee sampaikan ketika mereka akan kembali menuju korea, dan curi-curi pandang yang keduanya kerap kali lakukan. Tapi sang maknae mengerti, teramat sangat mengerti bahwa noona dan hyung nya memiliki ego teramat tinggi serta sifat keras kepala yang mengakar dan meski ia dengan sangat berapi-api menyampaikan hasil pengamatan nya dua orang tersebut akan membantah dengan serta merta.

Proses pengambilan gambar pun kembali berlanjut, di mulai dengan adegan ke tujuh nya memasuki sebuah gudang yang di jadikan tempat berkumpul musuh mereka, musuh yang sudah menculik adik perempuan dari sang leader sunggyu, yang juga merupakan gadis yang memiliki hubungan dekat dengan visual mereka. Penyerangan balik ini berdasarkan dua kepentingan, persaudaraan milik sunggyu dan hati milik myungsoo, kedua kelompok berkelahi dengan berbagai macam peralatan dan senjata perang yang mereka punya untuk menghancurkan satu sama lain. Setiap member mendapatkan adegan bertarung sendiri dengan para penjahat, banyak luka dan darah yang bercucuran karena mereka bertekad akan bertarung sampai akhir. Meski pada akhirnya ketujuh member infinite itu harus tumbang, dan sang gadis tetap tak teraih lalu di bawa pergi paksa oleh sang lawan.

Han Minji, Kim Sunhee, Shim Jin Hee dan Im Hyura, hanya bisa menatap terkesima pada tujuh pria didepan sana, yang sedang melakoni beberapa adegan dance memukau. Konsep back seperti berlawanan sekali dengan last romeo yang ceria dan penuh warna, dalam ‘back’ semua tampak semu, abu-abu, misterius dan tak terbaca. Betapa minji dan jinhee sangat menikmati sisi lain yang di tampilkan para kekasih mereka, beserta hyura yang juga terkesima dengan sisi lain yang di tampilkan oleh pria yang mungkin akan menjadi kekasih nya kelak. Sementara sunhee hanya bisa terdiam

Dalam diam nya ada banyak emosi yang melingkupi gadis itu, dalam diam nya sunhee ada sebentuk rasa sakit dan pengharapan yang gadis itu ingin sekali dapat terwujud. Melihat bagaimana akting sang mantan kekasih yang bersedia menolong gadis yang punya posisi sama dengan nya sendiri dalam cerita begitu mati-matian, begitu ngotot, dan begitu amat sangat berjuang membuatnya nelangsa dan di landa nestapa. Apa akting myungsoo sebegitu bagusnya? Sebegitu meyakinkan nya sehingga membuatnya di rundung derita seperti ini? Kenapa saat dengan nya, ketika memperjuangkan nya,  myungsoo menyerah semudah itu. Begitu saja.

Di gelengkan nya kepala untuk menjernihkan pikiran macam-macam yang mulai mengambil alih perasaan nya, membangkitkan penyesalan bahwa seandai nya ia mau menunggu sebentar saja jalan ceritanya tidak akan berakhir seperti ini.

“eoni gwencana?” tanya hyura khawatir, karena sedari tadi sunhee memang hanya diam saja

“nan gwencana” jawab sunhee seraya tersenyum

“kenapa diam saja? Terkesima?” tanya minji jahil

“eoh, sungjong sangat tampan”

“sungjong yah? Bukan myungsoo?” kali ini jinhee

Sunhee tersenyum kikuk dan nyengir bodoh, tepat ketika itu lah sang sutradara meneriakan kata cut yang menandai selesai nya pengambilan gambar yang sudah berlangsung selama satu hari penuh. Member infiite beserta para gadis dan manager mereka tidak bisa beristirahat terlalu lama di tempat syuting karna memiliki jadwal lain, myungsoo malah sudah melesat pergi dulu untuk jadwal reading drama terbaru nya, drama yang ketika beritanya keluar dijamin akan menggemparkan.

Dari kaca jendela van nya myungsoo masih bisa melihat para member nya yang sedang bersantai setelah proses syuting yang panjang dan melelahkan, masih bisa dilihat nya gadis berambut merah yang sedang duduk termenung sambil berpangku tangan. Melihat bagaimana sang oppa menempelkan minuman dingin ke pipi gadis itu yang kemudian terlonjak membuat nya gemas, betapa ia sangat merindukan untuk mencubit pipi tembam itu.

Meski merasa tak rela toh ia tetap harus pergi dari sana untuk melanjutkan jadwal nya, bertemu dengan para pemain dan crew yang akan menjadi keluarga nya untuk beberapa bulan ke depan. Meski kerinduan pada gadis yang sedang di tatap nya kini sama sekali belum terobati, bagaimana bisa terobati jika seharian ini sunhee malah sibuk dengan sungjong tanpa berniat menatap nya sama sekali. Dihembuskan nya nafas berat begitu mengingat kerumitan yang tercipta antara ia dan gadis bermarga Kim tersebut.

Ponsel nya berbunyi, dan nama yang tertera disana membuat nya bersikap siaga seketika.

“nde hyung” sapanya ramah pada sang penelfon

“aku sudah mendapatkan apa yang kau minta”

Kilatan senang itu terpampang nyata dikedua manik hitam milik myungsoo “arasso aku berangkat kesana kalau begitu” ucapnya sebelum mengakhiri sambungan telfon

Pria tampan itu tersenyum, akhirnya semua hal yang telah ia susun selama beberapa waktu terakhir dengan orang yang ia panggil hyung siap sudah, semua fakta pendukung dan keterangan yang ia butuhkan sudah di kantungi nya, hanya tinggal butuh restu dari pencipta dan dukungan dewi fortuna maka semua nestapa ini berakhir sudah

 

halohaa part 28 is up yah genks

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK