The Real Side Of You – Part 27
Sunhwa POV
Hari ini berjalan seperti hari-hari biasanya sejak aku tiba di Seoul beberapa minggu yang lalu, mengurus anak kembar ku, lalu pergi ke beberapa acara untuk menemani eoma atau mewakili perusahaan. Biasanya aku hanya akan menetap paling lama dua minggu di seoul, tapi seperti nya kali ini appa membutuhkan yon jae oppa-suami ku lebih lama dari biasanya. Tentu saja aku merasa senang karna bisa menghabiskan waktu bersama keluarga ku dan membuat chanyoung serta chaerin lebih lama bisa mengenal Korea, tinggal di luar negri membuat ku membiasakan mereka berbicara menggunakan bahasa inggris untuk kemudahan berkomunikasi sehingga perbendaharaan kata korea mereka tidak begitu banyak. Tapi disini dengan ada nya eoma appa, beserta sunggyu dan sunhee membuat kedua buah hati ku bisa belajar lebih banyak. Pertemuan amal hari ini berjalan dengan baik membuat aku dan eoma memutuskan untuk mampir sebentar ke supermarket untuk berbelanja makan malam bersama, aku hendak menghubungi sunggyu untuk memaksa nya pulang ke rumah ketika menyadari keberadaan sebuah van hitam berkaca hitam pekat yang terparkir manis tidak jauh dari pagar rumah ku. Mau tidak mau aku memperhatikan van itu dengan seksama, dan begitu supir pribadi keluarga kami menghentikan mobil di halaman depan aku bisa melihat adik bungsu ku, sunhee yang sedang berdiri di depan pintu bersama seorang pria.
“oh eoma, eoni” ucapnya teresenyum, aku sempat terhenyak ketika melihat bagaimana senyuman manis itu sudah kembali di wajah cantik nya. tapi begitu menyadari siapa pria yang ada di samping nya aku merasa pertanyaan ku terjawab sudah. Pria itu tersenyum dan membungkuk dengan hormat
“kenapa tamu mu tidak di ajak masuk sunhee-yaa? Ataukah sudah mau pulang?” tanya eoma
“anyyeonghaseyo onew-ssi” sapa ku ramah
“kau kenal dengan tamu sunhee?” eoma bertanya lagi
“nde eoma, ini onew leader dari SHINee yang juga merupakan teman dari sunggyu”
“ah teman sunggyu? Whuaa kebetulan sekali”
Onew hendak buka suara ketika sunhee mencegah pria itu dengan menahan tangan nya “nde eoma onew oppa adalah teman dari sunggyu oppa, tapi maaf kalau terkesan tidak sopan hanya saja onew oppa belum di perbolehkan untuk berbicara karna habis menjalankan operasi”
Aku mengangguk dan tersenyum, aku memang pernah membaca berita tersebut beberapa hari yang lalu “gwencana onew-ssi, bukan kah kita juga sudah pernah bertukar sapa sebelum nya?”
‘nde noona’ ucap nya tanpa suara
Tanpa ku duga eoma maju selangkah lebih ke depan dan memegang pundak onew “apa benar kau sudah baik-baik saja? Masuk lah ke dalam, udara malam tidak baik untuk seseorang yang baru saja menjalankan operasi” lalu eoma menoleh pada sunhee yang juga ikut tercengang “kenapa membiarkan tamu mu berdiam di depan? Dasar tidak sopan”
Bisa ku rasakan wajah onew yang juga shock akibat perhatian yang eoma berikan tapi secepat kilat ia mengetikan sesuatu di tablet yang di genggam nya
‘anyeonghaseo eomonim, naenun Lee Jin Ki imidha. Teman sunggyu dan juga sunhee, maaf harus memperkenalkan diri seperti ini dan terkesan tidak sopan, tapi tidak apa-apa saya juga sudah akan kembali ke perusahaan’
Eoma ku tersenyum “sayang sekali kau sudah mau pulang, padahal aku berniat untuk memasak makan malam. Baiklah ini sudah malam, hati-hati di jalan dan mampir lagi kesini kalau kondisi mu sudah lebih baik, aku kan juga mau mendengar suara leader shinee yang merdu ini” ucap nya lembut seraya menepuk bahu onew sekali lagi dengan penuh kasih lalu kemudian masuk ke dalam rumah
“aku masuk juga kalau begitu?” pamit ku
‘nde noona’ sekali lagi onew tersenyum dan membungkuk sopan
Aku masih bisa mendengar ocehan sunhee di depan sana, yang meminta onew untuk lebih memperhatikan makanan dan tidak terlalu memaksakan dirinya. Aku tidak tahu sejak kapan dan bagaimana, tapi sunhee terlihat begitu bahagia saat bersama dengan onew, pribadi nya yang lain terlihat lebih santai dan nyaman. aku hanya bisa tersenyum sambil bersyukur, entah nanti siapa pun yang ia pilih dan berada di sisinya semoga pria itu adalah yang terbaik yang tuhan kirimkan untuk nya
*******
Makan malam keluarga Kim di mulai pukul 8 karna harus menunggu sunggyu yang baru saja menyelesaikan take vokal untuk album repacked terbaru nya Infinite. Obrolan santai di luar pekerjaan – karna nyonya Kim melarang keras pekerjaan di bahas di meja makan sama sekali tak mengurangi atmosfir kekeluargaan yang ada disana, keberadaan chanyoung dan chaerin benar-benar menjadi sumber kebahagiaan untuk keluarga tersebut, ke dua nya hadir untuk menambah berkah dan suka cita yang memang sudah sejak dulu tercipta. Selesai makan semua anggota keluarga Kim berkumpul di ruang tengah sambil menonton acara televisi, sunhee sedari tadi sibuk dengan ponsel nya hal itu juga di sadari oleh sunggyu yang kemudian menatap nya dengan curiga
“kenapa kau memandang adik mu seperti itu Kim sunggyu?” tanya sunhwa usil
Mendengar pertanyaan sunhwa membuat sunhee langsung tersadar dan menoleh ke arah sunggyu “oppa memperhatikan ku?” tanya nya polos
“eoh, habisnya kau terlihat sibuk sekali dengan ponsel mu” jawab sunggyu gemas
“memang kenapa kalau aku sibuk dengan ponsel ku? Tidak boleh?”
“anio, boleh saja. Hanya aku merasa sedikit di abaikan disini”
“eiys oppa merasa aku mengabaikan mu?” dengan manja sunhee menggandeng lengan sunggyu dan merebahkan kepala nya di bahu sang kaka
“ya ya ya kau berat kim sunhee” sekuat tenaga sunggyu menghalau kepala sang adik yang justru semakin menempel padanya tapi dengan senyum
“aku juga mau” tiba-tiba saja sunhwa pindah posisi dan menggandeng lengan kanan sunggyu yang bebas
“astaga noona kau juga salah makan?”
“eoh? Anio, aku hanya ingin beramanja-manja saja dengan mu, memang nya tidak boleh?”
“ck, bukan nya tidak boleh hanya saja kenapa tiba-tiba sekali”
‘”karna kalau ada Minji oppa jadi sok keren, geutchi eoni?” tanya sunhee pada sunhwa
“majja, kau menyebalkan kalau ada Minji” sunhwa dan sunhee pun melakukan high five
“tentu saja, aku tidak mungkin menunjukan sisi ku yang ini pada Minji”
“tapi nanti kalau menikah juga minji pasti tau” celetuk sunhee
“nah ngomong-ngomong soal pernikahan, kapan kau berencana menikahi Minji adeul?” Ucapan Mr.Kim membuat sunggyu melongo di tempat nya
“appaaa” rengeknya nya
“wae? Kau memang nya tidak berencana menikahi Minji?” tanya sang ayah
“bukan begitu, hanya saja sekarang belum saat yang tepat” jawab sunggyu
“eonje? Aku sudah merasa tidak enak saat bertemu dengan Tuan Han kemarin, beruntung saja ia memahami karir mu sebagai idol, kalau tidak ia pasti sudah menjodohkan Minji dengan yang lain”
“benar itu, aku lihat Minji punya kemampuan sebagai seorang penerus dan banyak CEO muda yang mengincarnya” komentar Yoon Jae
“hyung jangan ikut-ikutan juga” seru sunggyu “aku berencana akan menikahi Minji okay? Hanya saja tidak dalam waktu dekat, mungkin 4 atau 5 tahun lagi aku sendiri belum yakin, lagi pula kenapa jadi membahas pernikahan sih?” wajah hamster itu terlihat sudah lumayan kesal
“kau sudah 26 tahun sunggyu-yaa” nyonya Kim yang sedari tadi hanya memperhatikan akhirnya ikut bersuara “sudah waktu nya memperhatikan hal-hal seperti pernikahan” wanita cantik itu memandang sang anak tengah dengan tatapan pengertian
“lagi pula kau sudah bertemu dengan calon yang tepat, jadi tunggu apa lagi?” ucap sunhwa seraya mencubiti lengan sunggyu yang punya otot lumayan besar
“aow noona appo, kenapa sih kau senang sekali mencubiti ku?”
“karna ku kan gendut” balas sunhwa asal, membuat sunggyu geram tapi menimbulkan tawa bagi yang lain
“astaga tuhan kenapa tidak ada satu pun saudara kandung ku yang normal” keluhnya sambil menutup mata dengan kedua tangan “ah benar” tiba-tiba saja sunggyu membuka matanya “aku akan menikah nanti setelah memastikan sunhee juga sudah bertemu dengan orang yang tepat” seru nya lagi
“kenapa harus tunggu aku? Kalau oppa mau menikah yaa menikah saja”
“kan sunhee juga sudah punya myungsoo” ucap Mr.Kim, membuat sunhee yang hendak berniat mengambil minum nya jadi berhenti seketika “jadi jangan menjadikan adik mu sebagai alasan terus”
“ah iyaa tadi teman mu kesini sunggyu-yaa” Mrs.Kim mengubah topik pembicaraan, sebelum nama myungsoo kembali di sebut. Secara tidak sengaja ia memang sudah mengetahui kandas nya hubungan sang anak bungsu dengan visual infinite tersebut, informasi yang ia dapat dari sunhwa tentu saja.
“nugu?” tanya sunggyu penasaran
“onew”
Dan begitu nama onew di sebut, wajah sunhee langsung berubah jadi ceria, satu hal yang juga tak luput dari pemantauan nyonya Kim.
“onew? Bukankah ia harusnya masih dalam tahap pemulihan?” tanya sunggyu lagi seraya memandang ke arah sunhee “ah benar, untuk meminta maaf?”
“kau memang aneh kim sunggyu-ssi, kau bertanya tapi juga kau jawab sendiri” komentar sunhwa lucu
“karna aku terlalu jenius noona”
Sunhee dan sunhwa kompak memasang wajah malas dan memutar boa mata mereka saat mendengar jawaban sunggyu, sementara nyonya dan tuan kim beserta yoon jae hanya bisa tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat tiga bersaudara itu. Pertengkaran dan perebatan antar saudara adalah hal yang tidak bisa kau pisahkan dari pertemuan sebuah keluarga.
Sementara itu di waktu yang bersamaan di belakang gedung dormitory infinite
Perasaan penat dan jengah yang di alami nya karena kondisi kaki yang tidak menunjukan tanda-tanda lebih baik membuat pria itu memutuskan untuk mengambil jumper nya dan berlari, mengelilingi kawasan apartement beberapa kali di rasanya jadi pilihan yang lebih baik dari pada hanya terkurung tembok dormitory. Keputusan yang sudah pasti akan di tentang seluruh member nya, terlebih sang adik kesayangan yang sudah sangat cerewet memperingatkan nya, tapi ia merasa penat itu sudah sangat menyiksa nya secara emosi dan psikis jadi ia memutuskan untuk mencari sedikit angin segar. Ia sudah memasuki putaran ke empatnya saat menangkap sesosok tubuh berbalut jaket hitam dengan aksen warna ungu beserta masker yang baru saja turun dari sebuah sedan berwarna hitam. Di tajamkan nya pandangan untuk memastikan sosok tersebut, dan begitu ia mendapat kepastian bahwa dugaan nya benar ia hanya bisa mencebik. Bagaimana mungkin ia tidak mengenali pria dengan jaket hitam itu, karna jaket yang pria itu gunakan adalah milik nya.
“yaa!” teriak nya seraya bergegas menghampiri “ya ya ya ya nam woohyun”
Dengan sigap woohyun yang baru turun dari mobil langsung mengetahui siapa yang memanggil nya membekap mulut orang tersebut “pelankan suara mu lee Howon”
Hoya, memberontak dari bekapan woohyun seraya berdecih kesal “kau! kenapa kau memakai jaket ku hah?” tanya nya marah
“ooh?” woohyun memandang jaket yang ia kenakan “bukan kah ini punya ku?” tanya nya balik”
“kepala mu, coba liat itu punya ku. Segala sesuatu di dorm yang berwarna ungu itu punya ku, kau tahu?”
“tidak, aku tidak tahu” jawab woohyun polos
“ya!”
“wae? Eiys pelankan suara mu, nanti kalau ada sesaeng yang mengetahui kita bagaimana?”
“tidak akan, kau menutupi wajah mu dengan baik begitu”
“masa? Tapi kau bisa mengetahui ini aku”
“tentu saja karna hanya kau yang suka memakai pakaian orang lain”
Peredebatan itu pun terus berlanjut seiring dengan perjalanan keduanya menuju dorm, dan berhenti seketika saat hoya tidak membalas perkataan woohyun sama sekali karena sibuk memperhatikan sesuatu
“kau dengar aku tidak sih lee howon?” umpat woohyun kesal karna sedari tadi hanya suaranya yang berbunyi nyaring tanpa sautan
Hoya tetap diam di tempatnya dan menunjuk ke arah belakang woohyun “itu..bukan kah itu...”
“bicara yang benar aku tidak mengerti maksud mu”
Dengan paksa hoya membalikan badan woohyun agar mengetahui objek yang di maksud yang telah berhasil membuatnya bertingkah seperti ini, dan ketika pria bermarga Nam itu dapat melihat dengan mata kepala nya sendiri alasan kenapa hoya membeku di tempatnya, mau tidak mau ikut tercengang lah dia.
Tidak jauh dari mereka, ada sebuah audy yang cukup kedua nya kenali karna dahulu kala sering mereka lihat mengantar seseorang. Dan yang paling membuat kaget adalah disisi pengemudi keluar sosok pria yang sudah mereka hafal gerak-gerik dan bahasa tubuh nya, pria pecinta warna hitam, visual mereka, Kim Myungsoo.
“apa yang mereka lakukan?” tanya hoya penasaran
Kalau tadi dirinya lah yang terpaku, maka kali ini woohyun yang hanya bisa diam sambil memandang penuh dendam. Ia tak mengerti kenapa myungsoo masih mau menemui orang itu, apakah alasan nya putus dengan sunhee juga karna ini? Karna lagi-lagi ia kembali ke dalam pelukan wanita itu?
“yaa nam woohyun” panggil hoya lagi sedikit lebih keras, baru kemudian woohyun merespon
“ayo kita naik saja, terserah apa pun yang mereka lakukan. Tapi kalau sampai hal ini menyakiti sunhee, ku jamin myungsoo tidak akan selamat”
Hoya bergedik ngeri mendengar perkataan woohyun, karna teman bertengkar nya itu bukan tipe yang suka menggunakan kekerasan sebagai pilihan.
Ke dua nya pun memilih untuk naik terlebih dahulu meninggalkan myungsoo dan daeyon yang tidak menyadari kehadiran mereka, dan begitu sampai di dorm hoya memutuskan untuk langsung mandi karna keringat yang mengucur deras sementara woohyun memilih untuk menunggu di kamar sang visual. Ada banyak hal yang perlu ia ketahui jawaban nya saat ini juga, banyak hal yang sebenarnya sudah cukup lama ia tahan selama ini tapi selalu saja ia urungkan kembali. Tak ada niatan untuk mencampuri cerita sunhee dan myungsoo sama sekali, selama sunhee bahagia dan baik-baik saja ia akan selalu mendukung pilihan gadis itu karna toh yang dipikirkan nya adalah kebahagiaan sunhee. Tapi rasanya membiarkan gadis itu harus merasakan sakit yang sama karna alasan klasik yang juga sama secara dua kali berturut-turut terasa amat sangat tidak adil, dan ia merasa telah gagal menjadi seorang oppa. sunhee memang tidak sekacau dulu, gadis itu jauh lebih tenang sekarang membuatnya dan jinhee sepakat untuk memilih hanya jadi penonton saja tapi pemandangan yang ia lihat malam ini membuatnya memutuskan untuk merubah semua rencana.
20 menit berlalu dan myungsoo belum juga tiba, lalu woohyun merasakan getaran di saku celana nya, ponsel nya. pria itu merogoh benda tersebut dan menemukan 2 pesan masuk. Satu dari gadis nya dan satu lagi dari sunhee, di balasnya pesan jinhee yang menanyakan apakah ia sudah sampai di dorm atau belum karna saat hoya melihatnya tadi ia memang baru saja tiba dari rumah jinhee dan di antar sopir keluarga gadis itu, lalu kemudian di pandang nya sebentar pesan dari sunhee. Pesan itu berisi sebuah foto dengan latar belakang sebuah parkiran teater film yang logo nya tertangkap kamera entah sengaja atau tidak, objek foto itu tak perlu di perbesar pun woohyun sudah mengetahuinya meski dengan masker yang menutupi hampir seluruh muka dan jaket hitam tebal yang menutupi postur tubuh objek tersebut, tak lama satu pesan lagi masuk. Dari sunhee
From : Sunhee
Apa yang harus ku lakukan oppa?
Membaca pesan tersebut membuat woohyun semakin tidak tega, dan ketika ia hendak menghubungi sunhee pintu kamar pun terbuka. Myungsoo masuk dan kaget bukan main saat melihat keberadaan woohyun di kamar nya
“oh hyung” ucap nya, tak ada balasan woohyun hanya memandang nya dengan tatapan marah yang cukup membuat myungsoo bergidik
“dari mana saja kau?” tanya woohyun datar
“eoh? Aku ada urusan hyung” jawab myungsoo seraya memasuki kamar dan menaruh tas nya di kasur
“dengan daeyon?”
Lontaran pertanyaan dengan nada yang kelewat datar itu berhasil membekukan myungsoo di tempat nya, pria tampan itu mengatur nafas dan ekspresi nya terlebih dahulu sebelum berbalik dan menghadap woohyun “nde hyung”
Lalu tanpa aba-aba woohyun maju menerjang myungsoo, mencengkram jaket yang sang visual gunakan dengan ekspresi marah yang bukan hanya terlihat di wajahnya tapi juga di kedua tangan yang mencengkram dengan teramat kuat.
“apa kau tidak pernah mengganggap perkataan ku myungsoo-yaa?” tegur woohyun “apa kau hanya menganggap sunhee sebagai mainan? Apa ini lucu bagi mu?”
“hyung aku tidak mengerti” jawab myungsoo tanpa usaha untuk memberontak sama sekali
“kau meninggalkan sunhee untuk kembali pada daeyon? Lagi? Dua kali?”
“hyung harus dengar penjelasan ku dulu”
Cengkraman itu semakin kuat dan membuat myungsoo hampir tak bisa bernafas dengan benar “hyung jangan begini”
“bicara lah dan jika alasan mu bisa ku terima maka aku akan melepaskan mu” sembur woohyun di antara gemeretuk gigi nya
“aku..” iris hitam itu memandang dua pasang mata di hadapan nya dengan sorot kebingungan “aku tidak tahu harus mulai dari mana, dan merasa bukan sekarang waktu yang tepat untuk mejelaskan nya”
“wae?”
“beri aku lebih banyak waktu hyung”
“untuk apa? Kenapa aku harus memberikan mu waktu untuk menyakiti adik ku lebih?” cecar woohyun
“aku mencintai sunhee hyung, dan melakukan ini untuknya”
BUGH
Begitu myungsoo menyelesaikan perkataan nya tinju woohyun sudah melayang pada wajah tampan itu, meninggalkan bercak darah yang terlihat jelas di sekitaran sudut bibir nya, karna woohyun benar-benar melakukan hal itu dari dasar hati nya
“sudah ku bilang bicara yang benar, kalau alasan mu bisa ku terima maka aku akan melepaskan mu, tapi perkataan yang baru saja kau jelaskan sama sekali tidak bisa aku maklumi”
Di berinya myungsoo pukulan di tempat yang berbeda sekali lagi “mencintai nya? melakukan ini untuk nya? cih kau pasti bercanda kim myungsoo”
satu pukulan lagi melayang
“jangan bicara pada ku tentang cinta kalau kau tidak mengerti arti nya”
Satu pukulan terakhir yang ia keluarkan dengan segenap kewarasan yang masih ia punya
Di pandang nya tubuh yang sudah tersungkur di sudut kamar itu tanpa tatapan iba sama sekali, kemarahan dan perasaan ingin melindungi sudah membuatnya gelap mata. Ia merasa sudah menahan nya sekian lama demi sunhee, dan tidak mampu bersikap semua baik-baik saja ketika ia ingin melayangkan tinju nya sejak dahulu kala
“kembali lah pada daeyon sesuai dengan keinginan mu, dan lepaskan sunhee, kim myungsoo-ssi” di teriakan nya kata-kata tersebut dengan nada tinggi yang bisa di dengar dari luar kamar, dan benar saja karena tidak lama sunggyu muncul di depan pintu sesaat setelah woohyun berhenti berbicara. Sang leader tidak bisa menyembunyikaan kekagetan nya begitu melihat myungsoo tersungkur dengan darah di sudut bibir dan memar yang sudah mulai nampak di sebagian wajah nya
“yaa ada apa ini? Apa kalian bertengkar?” di hampiri nya myungsoo dan mengecek keadaan pria itu “gwencana myungoo-ya?” myungsoo hanya mengangguk sebagai jawaban, di tatap nya lagi woohyun yang dada nya sudah naik turun menahan kesal “ndo waire nam woohyun? sejak kapan kau menggunakan kekerasan?”
“hyung” sungjong muncul dan menatap kekacauan yang terjadi dengan tatapan bingung “hyung waegurae?” di sentuh nya woohyun dengan hati-hati tapi tangan nya langsung di tepis begitu saja dan woohyun pun lantas pergi meninggalkan kamar
Tinggalah sunggyu dan sungjong yang sambil bertanya ada apa gerangan lewat sorot mata bersama myungsoo yang masih terduduk lemas, ia tidak mau membalas karna tak ingin memperpanjang masalah, karna usaha nya untuk mencari tahu baru berjalan setengah nya. biarlah nanti woohyun mengetahui semua ini setelah ia mendapat kepastian, meski sekujur tubuh nya saat ini terasa sakit.
Keeseokan pagi nya
Tidak seperti pagi-pagi lain nya yang selalu di isi dengan canda tawa dan atmosfir menyenangkan, suasana sarapan pagi member infinite kali ini terasa mencengkam. Siapa pun bisa merasakan aura saling tolak menolak yang terjadi di antara woohyun dan myungsoo, keduanya duduk saling berjauhan tapi entah bagaimana aliran listrik itu terasa sangat nyata. Bahkan dongwoo dan sungyeol yang biasanya senang sekali membuat keributan pun makan dengan tenang, tak ada yang berani mengeluarkan suara. Selesai makan woohyun langsung bangkit dan pergi meninggalkan dorm, begitu juga dengan myungsoo yang mendapat memar di wajahnya. Sepeninggal kedua orang itu, sisa member langsung berkumpul dan memberondong sunggyu dengan pertanyaan
“hyung, apa yang sebenar nya terjadi?” tanya sungyeol penasaran, ini pertama kali nya ia melihat woohyun sedingin itu dan memar di wajah myungsoo membuatnya khawatir karna ketika di tanya alasan di balik memar tersebut, myungsoo hanya menjawab jatuh
“apakah ia bertengkar dengan jinhee?” kali ini dongwoo yang bertanya
“woohyun hyung bukan tipe yang seperti itu, lagi pula mereka kan jarang bertengkar. Tidak seperti sunhee noona dengan myungsoo hyung” sang maknae berpendapat
“ah benar, sunhee. Apa ada hubungan nya dengan sunhee?” sungyeol bertanya lagi
“seperti nya begitu, karna woohyun tidak akan seemosi itu dengan myungsoo sampai memukul nya segala kalau tidak berhubungan dengan sesuatu yang sangat penting, dan sunhee sudah jadi penjelasan yang komplit” terang dongwoo
“Mwo? Memukul myungsoo? Nam woohyun?” sungyeol terlihat sangat kaget, karna hampir 6 tahun tinggal bersama pria itu tak pernah terbayangkan oleh nya woohyun akan melakukan kekerasan, pada myungsoo pula. Terjawab sudah pertanyaan nya
Tidak seperti member nya yang sibuk mendiskusikan pertengkaran antara woohyun dan myungsoo, hoya justru terlihat lebih tenang dan berfikir. Ia mengingat tentang peristiwa semalam, ketika ia dan woohyun melihat myungsoo baru saja turun dari mobil daeyon, tanpa perlu berdiskusi pun hoya juga sudah tau bahwa itu adalah penyebab perang dingin kedua nya. hanya ia tak menyangka woohyun sampai bertindak sebegitu tak terkendali nya
Selesai berdiskusi dan menyempatkan diri untuk membantu sungjong mencuci piring sehabis sarapan sunggyu memilih untuk masuk ke dalam kamar nya, tidak bergabung dengan sungyeol dan dongwoo yang sedang bermain game di depan, sementara hoya dan sungjong sudah di jemput manager untuk melakukan kegiatan solo mereka jadi di dorm hanya ada dirinya beserta dua orang yang sedang bermain game di depan. Bukan nya ia tak menyadari bahwa sunhee ada sangkut paut nya dengan hubungan woohyun dan myungsoo yang memburuk, hanya saja ia tidak mengetahui persis alasan nya kenapa. Apa karna sesaeng yang mengikuti sunhee? Tapi kalau tentang itu, kenapa juga woohyun harus marah pada myungsoo? Sampai melayangkan tinju nya pula? Kan myungsoo juga di rugikan dengan kehadiran sesaeng itu. Cukup lama sang leader bergelut dengan pemikiran nya sendiri, menganalisa beberapa kejadian dan mencari tahu ada apa kah gerangan, tapi ketika tak di dapati nya juga benang merah di antara semua kekacauan tersebut ia memutuskan untuk menyerah dan meraih ponsel nya yang ada di meja kecil samping tempat tidur dan menghubungi seseorang.
*******
Onew POV
Senyum bahagia itu tak bisa berhenti aku keluarkan sejak semalam tadi, mengetahui bahwa sunhee bersedia menemani ku untuk melakukan control ke rumah sakit karena ketidakhadiran hyura dan yang lain nya akibat konser di Jakarta Indonesia membuat ku sedikit merasa bersyukur. Baru kali ini aku pergi ke rumah sakit dengan perasaan sebahagia ini, kami baru saja menjemput sunhee dan gadis itu sedang melakukan sambungan telfon dengan sang kaka yang juga merupakan sahabat dekat ku, sunggyu. Aku memperhaatikan ekspesi wajahnya yang ceria saat berbicara dengan sunggyu dan mengaggumi kemiripan di antara mereka, sunhee ini benar-benar versi perempuan dari sunggyu hanya saja dengan tambahan kecantikan yang juga di miliki oleh sunhwa noona. Entah apa yang mereka bicarakan tapi sunhee berkali-kali menjelaskan bahwa ia tidak apa-apa dan sunggyu tidak perlu merasa khawatir
“aku? Aku sedang dalam perjalan ke rumah sakit”
Bisa ku dengar sunggyu yang langsung melontarkan banyak pertanyaan karna ucapan sunhee barusan, sampai-sampai membuat gadis itu harus menjauhkan ponsel nya sedikit
“eiys oppa jangan berlebihan, aku hanya menemani onew oppa” hening sebentar, seperti nya sunggyu merasa kaget mengetahui bahwa sunhee sedang pergi bersama dengan ku “mangkanya jangan langsung memotong ucapan seseorang, aku belum selesai bicara tahu” sungut nya lagi
Merasa harus menjelaskan sesuatu membuat ku memberikan gesture untuk meminta telfon, seperti nya aku harus berbicara dengan sunggyu.
“oppa mau apa?” tanya sunhee, ku tunjuk ponsel nya dan bergumam ‘sunggyu’ tanpa suara
“oppa mau bicara dengan sunggyu oppa?” tanya nya lagi dan aku pun mengangguk
“andwe, oppa kan belum boleh berbicara” larang gadis itu “tuh oppa dengar, karna kau cerewet sekali sampai membuat onew oppa ingin berbicara dengan mu padahal ia masih belum boleh berbicara”
Aku tersenyum melihat bagaiamana sunhee benar-benar merawat dan mengurus ku dengan baik,ia dan hyura benar-benar bekerja sama dengan baik untuk melarang ku berbicara dan banyak beraktifitas. Sampai terkadang aku bingung mereka ini jangan-jangan ada bakat jadi dokter dan suster karna sangat telaten sekali, dan yang lebih membuat ku kagum adalah keduanya kompak jadi galak dan tegas seperti seorang leader pada membernya. Kalau sunhee aku memang tahu gadis itu galak, tapi kalau hyura aku tidak menyangka ia bisa ketularan sunhee begitu
“sunggyu oppa meminta maaf karna sudah membuat mu merasa tidak enak, dan mengucapkan semoga lekas sembuh” ucap sunhee tiba-tiba
‘an nde, aku jadi tidak enak sudah membuat nya khawatir karna tidak mengabari perihal kau menemani ku’ ketik ku di tablet
Sunhee mengibaskan tangan nya santai “dweso, sunggyu oppa kadang memang suka seperti itu”
Aku tersenyum ‘kalau punya adik perempuan memang harus seperti itu’
Sunhee telihat mencebik dan memutar bola mata nya kesal, aku hanya bisa tertawa melihat nya seperti itu. Tidak lama kemudian kami sudah sampai di rumah sakit yang menjadi langganan keluarga besar ku, setelah melakukan operasi kemarin orang tua ku meminta ijin pada perusahaan untuk memindahkan tempat teraphy ku dan mempercayakan nya pada salah satu dokter rekanan appa. Sunhee membantu ku mempersiapkan hal-hal yang ku butuhkan untuk check up terlebih dahulu, setelah memastikan pada bagian administrasi kami memilih duduk di bangku yang ada di sudut ruangan untuk menunggu
‘ku dengar minji sudah bekerja?’
Ia mengangguk lemah “eoh, minji bekerja dan jinhee sudah mulai aktif melakukan kegiatan amal bersama ibu nya, hanya aku yang masih belum jelas mau kemana dan jadi apa” jawab nya
‘tidak terfikirkan bekerja di dunia entertaint?’
Ia terlihat berfikir sebentar kemudian menjawab “molla, aku belum tau oppa. eoni menawarkan untuk bekerja di woollim dan membantu jungyeop oppa, entah pada infinite atau girl group yang akan mereka debutkan”
‘woollim? Ku rasa itu bukan ide yang buruk’ memikirkan sunhee akan jadi salah satu staff woollim membuat ku tersenyum, itu berarti ada banyak kesempatan aku bisa bertemu dengan nya dalam urusan pekerjaan di masa depan, memikirkan nya saja sudah membuat ku senang
“aku menikmati waktu dimana aku menjadi coordi cabutan infinite, dan merasa dunia entetaint memang bidang ku. Meski sunggyu oppa menjadi idol tapi masih ada hongpu yang akan mengurus perusahaan dan membantu appa, aku tidak ingin jadi dokter seperti eoni dan tidak bisa menjadi artis seperti oppa juga”
Ada nada sedih dan penyesalan dalam ekspresi nya yang membuat ku terenyuh, aku tahu cerita kecelakaan yang di alami sunhee dan merenggut mimpi nya, tapi tidak tahu bahwa luka dan trauma itu ternyata masih membekas, karna seluruh hidup nya memang di habiskan untuk menari dan menyanyi membuat gadis ini belum menemukan alternatif lain untuk mimpinya
‘lakukan apa yang membuat mu bahagia dan nyaman, mulailah dengan mencari tahu apa yang kau mau dan apa yang kau suka, lalu berkarier lah disana, pilihlah dengan bijaksana dan bertanggung jawab lah dengan pilihan mu’ ketik ku seraya tersenyum
Perlahan senyum manis itu terukir kembali di wajahnya, membuat ku mau tidak mau juga ikut tersenyum
“ooh, sunhee-ssi?”
Suara panggilan itu membuat kami berdua menoleh, siapa yang bisa mengenali sunhee dengan masker yang menutupi wajah nya seperti itu? Seorang gadis berambut coklat panjang juga dengan masker dan topi lah yang memanggil sunhee, di sekitarnya banyak pengawal berpakaian jas rapih yang mengeliliingi nya dan juga seorang pria dengan kaus putih yang ku kenali, itu myungsoo.
Aku menoleh dan melihat sunhee yang langsung berubah jadi kaku, tangan nya terlipat di sisi tubuhnya dan ekspresi wajahnya berubah sendu. Apakah ini......
“ooh, daeyon-ssi”
Terjawab sudah pertanyaan ku, myungsoo dengan daeyon? Di rumah sakit? Untuk apa? Aku bangkit dari duduk ku dan begitu juga sunhee, pertemuan seperti di lotte world itu pun kembali terulang, dengan sigap aku memegangi tubuh sunhee berjaga-jaga kalau gadis ini kembali tumbang. Merasakan tangan ku yang memegangi tubuh nya membuat sunhee menatap ke arah ku dan berucap ‘gwencana’ tanpa suara, bisa ku rasakan juga bagaimana tatapan myungsoo terasa panas menghujam ke arah ku
“apa kalian sedang melakukan pemeriksaan juga?” tanya gadis bernama daeyon tersebut
Aku tersenyum dan melambai pada myungsoo yang masih berusaha keras mengatur ekspresi wajah nya, karna meski tertutup masker tapi matanya berkedut sedih, sepertinya satu lantai rumah sakit ini sudah di sterilkan terlihat dari lengang nya koridor dan sedikit nya orang yang berlalu-lalang, apakah ini alasan nya? karna myungsoo dan daeyon akan datang kesini maka rumah sakit ini di kosongkan?
“nde, onew oppa memiliki jadwal therapy disini” jawab sunhee tenang “kalian sendiri?”
“ah aku juga memiliki jadwal therapy disini, oh iya bagaimana keadaan mu oppa? seperti nya polip pita suara cukup menyeramkan? Apa dokter Park kurang bagus?”
Meski sempat merasa kaget karna ia mengetahui nama dokter di perusahaan aku hanya menjawab dengan tersenyum dan sunhee yang lagi-lagi mengambil alih dan menjawab pertanyaan
“mian, tapi onew oppa belum di perbolehkan untuk berbicara”
“aah begitu rupanya, semoga cepat sembuh oppa” ucapnya lagi yang ku jawab dengan anggukan kepala dan senyum manis terbaik ku
Tidak lama nama ku di panggil dan kami pun masuk lebih dulu ke ruangan pemeriksaan meninggalkan myungsoo dan daeyon, sepanjang itu pula aku menyadari bahwa fokus sunhee sudah tak disana, ia hanya duduk termenung tanpa memperhatikan ku sama sekali. Therapy dan pemeriksaan kali ini memang hanya bersifat ringan saja, hanya mengecek bagaimana proses pemulihan ku dan memberikan beberapa obat yang sudah mulai habis. Aku dan sunhee mengucapkan terimakasih pada dokter ku dan melangkah keluar ruangan, tak jauh dari tempat kami berdiri ada myungsoo dan daeyon yang masih mengobrol. Aku melihat myungsoo yang sedang meminum minuman nya, dan ketika itu lah masker nya ia buka menunjukan wajah nya yang di hiasi memar di sudut bibir sebelah kanan dan dibeberapa tempat lain, membuat daeyon yang berada di sebelah kirinya tak bisa melihat karna terhalang masker yang menggantung hanya sebagian wajah sepereti di sengaja. hanya orang dari arah depan dan yang berada di samping kanan saja yang bisa melihat memar itu, aku menoleh dan melihat sunhee sama tercengang nya dengan ku
“apa yang terjadi?” gumam nya “apa ia bertengkar dengan seseorang?”
Aku memperhatikan tatapan sedih yang langsung berubah jadi khawatir itu, aku menyentuh pundak nya dan bertanya tanpa suara ‘ingin kesana?’
“eoh?” sunhe tersentak dan menggeleng kuat-kuat “dweso, kita pulang saja oppa” di genggam nya tangan ku dan mulai melangkah meninggalkan koridor rumah sakit. Satu fakta yang bisa tertangkap mata ku dari pertemuan ini adalah bahwa meski di sangkal nya berulang kali, sunhee masih sangat memperdulikan keadaan myungsoo.
*******
Daeyon menoleh saat menyadari onew dan sunhee yang sudah keluar dari ruangan dokter dan langsung berlalu tanpa berniat pamit atau menyapa mereka balik, gadis itu menolehkan kepala ke arah pria yang duduk dengan wajah datar di sampingnya.
“sunhee sudah pulang” ucap gadis itu
“nan arra” balas myungsoo kaku
“ooh? yasudah kalau begitu”
Dan gadis itu pun mulai membuka obrolan untuk mengisi kekosongan yang semakin di rasakan nya sejak tiba di rumah sakit dan bertemu dengan sunhee, Kim myungsoo yang memang jarang berbicara jadi semakin pendiam, dan daeyon tidak menyukai kenyataan itu. Biasanya myungsoo akan menanyakan nya banyak hal jika mereka bertemu, tentang kondisi kesehatan nya, makanan apa yang ia makan dan kegiatan apa saja yang ia lakukan ketika mereka tidak bertemu. Kim daeyon tidak menyadari bahwa myungsoo sedang tenggelam dalam pikiran nya sendiri, pria itu belum siap mental untuk melihat sunhee bersama dengan pria lain dan bersikap sebegitu intim nya, terlebih jika pria itu adalah onew.
“kenapa dokter nya lama sekali” dumal myungsoo sebal
“sudah ku bilang kalau rumah sakit ini tidak terlalu bagus, kan kau yang memaksa aku untuk check up disini” balas daeyon
“tapi aku sudah melakukan riset dan dokter spesialis disini adalah yang terbaik untuk penyakit mu”
“kau melakukan riset untuk penyakit ku?” tanya daeyon kaget
“eoh, karna aku mau kau sehat kembali seperti dulu” jawab myungsoo mantap
Setelah itu tak ada lagi pembicaraan yang tercipta di antara ke duanya, sampai suster memanggil nama daeyon karna dokter yang mereka tunggu sudah tiba. “aku akan menunggu disini saja” seru myungsoo yang di tanggapi daeyon dengan anggukan kepala meski dengan kening yang sedikit berkerut bingung, karna pasalnya pria itu lah yang meminta nya untuk pindah rumah sakit karna alasan rumah sakit yang mereka datangi ini adalah yang terbaik tapi malahan ia tidak mau menemani nya masuk dan berkonsultasi. Permintaan yang sempat membuat gadis itu panik, terlebih myungsoo yang menggunakan masker hari ini membuat nya bingung, ketika ditanya kenapa pria itu hanya menjawab sedag flu tapi suara dan fisik nya tidak terlihat seperti sedang flu.
Merasa mengantuk karna tidur yang kurang membuat visual nya infinite itu melangkahkan kaki nya menuju coffe shop yang ada di lantai dasar rumah sakit, pengawal yang sengaja di bawanya dari perusahaan sempat menawarkan untuk membeli kopi tapi myungsoo menolak nya dengan alasan sekalian ingin berjalan-jalan. Yep ia menyewa beberapa pengawal dari perusahaan dan mengosongkan satu lantai rumah sakit demi kenyamanan kunjungan nya dengan daeyon hari ini. Wajahnya terasa sakit, terlebih lagi di bagian perut karna memang itu lah sasaran kemarahan woohyun semalam. ia tidak memiliki niat untuk membalas apa lagi mendendam, karna ia bisa memahami seberapa besar rasa kecewa woohyun pada nya.
‘tunggulah sebentar lagi hyung, aku akan menyelesaikan ini semua’ batin nya tapi ketika bayangan bagaimana tadi gadis yang belum lama di lepasnya terlihat sangat bahagia berputar kembali di pikiran nya, seketika saja niatan untuk menjadikan dirinya pantas bersaing dengan onew buyar. Karna meski semua teka-teki ini berhasil ia pecahkan, apa iya gadis itu masih akan tetap memilihnya? Dan meski ia tak menyukai kenyataan onew adalah rivalnya, jauh di dalam sudut hati terdalam ia paham tak ada yang bisa ia percayai lebih selain onew untuk menjaga sunhee
Dentingan lift menyadarkan nya dari lamunan, baru di lantai 5 dan sosok orang yang berdiri di depan pintu lift kemudian membuatnya menelan ludah dengan susah payah. Itu sunhee, gadis itu hanya sendiri dan terlihat sama kagetnya seperti dirinya sendiri. Di tangan gadis itu ada beberapa plastik yang myungsoo ketahui berisikan obat, seperti nya ia habis menebus obat punya onew. Ke dua nya berdiri saling berjauhan dan sunhee yang berdiri sedikit lebih di depan berusaha mengusir canggung yang mendera, tapi ketika berada dilantai 3 ada begitu banyak orang yang masuk ke dalam lift mau tidak mau membuat sunhee harus mundur dan terdesak sampai ke sudut lift, berdiri rapat di sebelah myungsoo. Entah ini hanya sebuah kebetulan atau memang takdir tuhan, dua anak manusia itu tidak bisa menahan debaran jantung yang seketika saja langsung naik dan menggila, rasa rindu yang menggebu dalam dada dan perasaan yang sebenarnya sedang kedua nya bunuh secara paksa langsung menyelinap dan memunculkan dirinya, hampir mengambil alih kesadaran. Betapa Kim Myungsoo sangat ingin meraih gadis yang ada disamping nya ini ke dalam pelukan dan tidak akan melepas nya lagi, menumpahkan segala kerinduan yang menyiksa nya.
Terjadi guncangan yang cukup hebat membuat beberapa wanita yang ada disana berteriak panik tak terkecuali sunhee, dengan sigap myungsoo meraih tangan gadis itu dan berusaha menenangkan nya sembari memberikan pelukan sebagai tanda melindungi. Sunhee menatap nya dengan mata yang memulat maksimal dan mulut yang terbuka saking tak percayanya, toh tak ada kata-kata protes yang ia keluarkan karena otaknya menolak bekerja. Betapa ia merindukan sentuhan hangat ini, betapa ia merindukan wangi tubh di depan nya ini. tapi meski keadaan lift sudah kembali normal dan keributan di dalam sirna myungsoo menolak untuk melepaskan genggaman nya dan sunhee pun tak berusaha untuk memberontak. Ketika indikator menunjukan mereka sudah tiba di lantai 1 dengan berat hati tautan dan dekapan itu harus juga myungsoo lepaskan, sembari berujar dengan lirih pada gadisnya “jaga diri mu baik-baik” dan kemudian melangkah keluar lift terlebih dahulu.
Meninggalkan sunhee yang masih mematung di sudut lift, dengan perasaan berkecamuk yang membuat lutut nya terasa lemas. Waktu singkat yang ia alami di dalam lift tadi terasa seperti mimpi untuk nya, mimpi yang kalau saja boleh ia harapkan untuk jadi kenyataan atau setidak nya tidak akan berakhir. Sudah lama mereka tidak berdiri dalam jarak sedekat itu dengan intensitas seintim itu, banyak yang sudah terjadi, luka dan perasaan sakit yang mewarnai. Tapi apa penjelasan untuk debaran jantung yang masih berdetak sebegitu menggila nya hanya dengan melihat wajah satu sama lain? Asa untuk mendekap dan tidak melepaskan nya kembali? Keinginan untuk merengkuh dan bersandar disana selama nya, tempat untuk melepaskan beban dan kekhawatiran yang sedang di alami, tempat ternyaman untuk melepas lelah dan semua realita yang ada, tempatnya untuk pulang.