The Real Side Of You – Part 29
Di suatu ruang kamar pribadi yang berada di lantai paling atas gedung tak terpakai yang terselip di antara bangunan mewah seoul, ada dua orang pria tampan yang sedang duduk saling berhadapan seraya memfokuskan pandangan pada sebuah layar berukuran besar. Pria dengan kaus putih dan jeans hitam itu adalah myungsoo, yang hanya bisa teremenung tak percaya begitu orang di hadapan nya melampirkan semua hal temuan dan bukti yang di peroleh nya dengan susah payah. Sementara pria yang tak kalah tampan yang sedang duduk manis di depan myungsoo yang berpakaian serba hitam sehingga kesan misterius nya semakin nampak adalah orang yang selalu myungsoo panggil dengan sebutan “hyung” orang yang selalu di cari nya pertama kali saat menghadapi sejumlah teror dan ancaman.
“ini sudah di rencanakan sejak lama, dan matang” ucap pria tersebut dengan hati-hati, mencoba membaca ekspresi orang yang sudah di anggap nya adik ini, yang di kenal nya berkat koneksi beberapa teman
“aku merasa sangat bodoh hyung” myungsoo menggeleng, masih merasa shock dengan informasi yang di terima nya beberapa puluh menit yang lalu
“itu lah manusia, ketika berhadapan dengan yang namanya keinginan untuk berbahagia apa lagi untuk kebahagiaan diri sendiri pasti akan menjadi egois dan bersedia melakukan apa pun”
Pria berpakaian serba hitam itu bangkit dari duduk nya dan melangkahkan kaki menuju dapur sederhana milik nya, membuatkan sebuah teh manis hangat untuk tamu nya ini. Berbeda dengan penampilan luar gudang bekas tersebut yang terlihat sangat kumuh dan berantakan sehingga membuat banyak orang enggan menginjakan kaki disana, isi dari kamar pria tampan yang di kenal myungsoo dengan sebutan “healer” tersebut sangat lah mewah. Banyak nya peralatan berteknologi tinggi dan canggih yang ada untuk mensupport pekerjaan nya beserta beberapa teknologi game juga senjata-senjata tersaji disana.
“kita lakukan sesuai pembicaraan kita tadi hyung”
Putus myungsoo akhirnya, kesungguhan dan niat bulat yang sudah tertera jelas bukan hanya di keseluruhan ekspresi wajah tapi juga pancaran ke dua bola mata hitam nya.
Sementara healer hanya mengganguk paham dan tersenyum mengerti bersedia melakukan apa pun untuk mendukung keputusan myungsoo.
*******
‘SHINee Minho and F(X) Krystal was had a relationship'
“mwoooo?” pekikan tertahan milik sunhee membuat semua orang yang sedang bersiap dan melakukan persiapan terakhir mereka untuk berangkat berlibur terhenti seketika
“noona waeyo?” sungjong yang berada di samping sunhee ikut mengintip ke arah ponsel sunhee yang sedang membuka link sebuah forum berita online “omo!” teriak nya ikut kaget
Gemas dengan tingkah laku keduanya, minji dan jinhee beserta hoya pun menghampiri sunhee dan sungjong lalu berebut mengambil spot terbaik untuk mengetahui alasan di balik tercenung nya ke dua orang tersebut.
“minho dan krystal? Daebak”
Respon hoya memberikan jawaban atas pertanyaan tak terlontar milik member infinite minus myungsoo dan ji ae yang ada di ruang tengah dirmitory infinite, terpaksa aktifitas mengecek barang bawaan terakhir kali sebelum dibawa masuk kedalam mobil itu harus berhenti sementara.
“jinja?” kali ini ganti woohyun, dongwoo dan sunggyu yang heboh.
Hanya sungyeol dan ji ae yang terdiam di tempat nya masing-masing, ji ae karena ketidakperdulian nya sementara sungyeol sedang memikirkan satu orang yang yang sudah pasti terluka jika mengetahui berita tersebut, gadis yang sedang berusaha di jangkau nya, yang begitu identik dengan nama pria yang sedang ada dalam fokus berita, Im Hyura.
“aku harus menelfon kibum” ucap woohyun lantas bergegas mengambil ponsel nya, melakukan sambungan telfon dengan key
“berita ini sudah di lansir sejak semalam” komentar jinhee, ia sunhee dan minji berpandang-pandangan
“apakah hyura sudah mengetahui nya? bukan kah ia sudah mengenal minho oppa sejak lama?” tanya minji
“mola, ia tidak pernah memberitahuku mengenai hal ini dan kalau aku tidak salah ingat ia sangat dekat dengan member f(x) karna sikap vic eoni yang sangat keibuan. Aku tak bisa membayangkan bagaimana perasan hyura” sunhee menggelengkan kepalanya karena merasa iba
”sudahlah mereka sudah dewasa, terlepas hyura sudah mengetahui masalah ini atau belum kita harus berhasil membuat nya bersenang-senang dan berbahagia beberapa hari ke depan” sunggyu buka suara setelah keributan yang terjadi dan penundaan proses loading barang bawaan mereka. Semua yang ada disana pun mengangguk setuju dengan perkataan sang leader
“ayo kita berangkat” seru nya bersemangat seraya menggandeng tangan gadis nya
Hari ini member infinite minus myungsoo beserta sunhee, minji, jinhee, hyura dan ji ae akan pergi berlibur menuju pantai di daerah busan yang memang menjadi tempat langganan mereka ketika akan menunjungi pantai. Liburan singkat yang di hadiahkan oleh manajemen berkat sukses nya album season 2 sekaligus sebagai suntikan semangat sebelum ke tujuhnya memulai promosi album repacked mereka yang bertajuk ‘be back’. Sayang sekali myungsoo tidak dapat turut serta karna sudah memulai proses syuting untuk drama terbaru yang akan di bintangi nya bersama ehem krystal fx. Baru member infinite saja yang mengetahui siapa lawan main myungsoo, dan mereka tidak merasa mempunyai kepentingan untuk memberitahukan hal itu lebih dulu pada sunhee biar saja gadis itu mengetahui nya ketika berita nya sudah di rilis nanti, dan kejadian hari ini semakin meyakinkan ke 6 member infinite bahwa keputusan mereka menyembunyikan informasi itu dari sunhee adalah benar.
Perjalanan kali ini di tempuh dengan van besar yang khusus disewa oleh manajemen, dan dengan alasan ingin menjemput hyura secara pribadi sungyeol meminjam mobil sunhee dengan alasan keamanan. Dan atas perintah sunggyu pula, sunhee di utus untuk menemani sungyeol dan hyura. Bmw merah itu meluncur menuju sebuah kafe di daerah hongdae dimana hyura sudah menunggu dan datang lebih dulu
"Annyeong eonni.." Sapa Hyura ketika memasuki mobil sementara sunhee sudah duduk manis di kursi sebelah driver.
"Annyeong, Hyura-ya.." Balas Sunhee ramah.
"Kita langsung berangkat?" Tanya Sungyeol.
"Nde, kajja. Tuan hamster leadermu itu udah membombardirku dengan pesan masuk." Ujar Sunhee.
"Eiys, itu kan oppamu." Balas Sungyeol.
"Tapi itu leadermu. Entah darimana sifat cerewetnya itu muncul?" Decak Sunhee.
Satu kebahagiaan bagi Hyura sudah bisa melihat Sunhee kembali tersenyum dan kembali pada dirinya yang dulu. Kim Sunhee, yeoja ceria yang Hyura kenal dulu. Membuat Hyura sedikit tenang, karena hubungannya dengan Sunhee sudah kembali normal, tidak terhalang dengan jarak yang sempat tercipta kerena masalah beberapa waktu yang lalu.
"Hyura-ya, kau sudah dengar rumor mengenai Minho dan Krystal F(X) yang muncul semalam?" Tanya Sunhee spontan murni karena rasa penasaran yang sudah menggerogoti nya sedari tadi.
"Eoh?" Balas Hyura. Mata sipit nya mengerjap bingung
Sungyeol refleks menepuk tangan Sunhee. Memberi kode untuk tidak membahas mengenai Minho, terlebih rumor yang memang sedang beredar sejak semalam dan membuat kehebohan di dorm pagi tadi. Woohyun sudah berpesan padanya untuk tidak sampai membahas hal tersebut. Key yang memintanya. Walaupun Hyura meminta kepada para member Infinite untuk tidak memberitahukan keberadaannya, tapi Woohyun tetap memberitahu mengenai Hyura kepada Key. Hanya Key yang menyimpan informasi itu sendiri, karena sesungguhnya ia khawatir dengan keadaan Hyura yang menghilang dari mereka saat ini.
"Lupakan apa yang Sunhee katakan, Hyura-ya. Kita bersenang-senang saja hari ini." Ujar Sungyeol.
"Geurae, gwenchana oppa." Balas Hyura.
Sisa perjalanan itu pun berlanjut dengan berbagai macam bahasan yang menjauhi topik shinee, fx, dan rumor kencan. Karna baik hyura dan sunhee sedang dalam keadaan emosi yang tidak baik saat ini, bagi sunhee bercerita tentang shinee berarti menyangkut onew dan menyangkut onew berarti mengingatkan nya atas perasaan bimbang yang ia rasa. Karna meski ia masih mengirimkan pesan pada lelaki tersebut, tapi ia menjaga sedikit jaraknya akibat sisa-sisa perasaan yang ia rasakan untuk sang mantan pacar kim myungsoo.
Begitu ketiga nya sampai di sebuah villa yang dimiliki oleh CEO Woollim Lee Joeng Yup, member infnite yang lain terlihat sedang merebahkan diri di ruang tengah mencoba menikmati suasana pantai yang tenang dan menyenangkan.
Hanya dongwoo yang sudah menceburkan dirinya ke dalam air bersama ji ae yang juga senang bermain dengan air, sementara para gadis mulai membongkar persediaan bahan makanan. Ketika pendar matahari jingga menyorot ke dalam ruangan melalui celah jendela yang terbuka baru satu persatu tubuh yang ada disana bangkit berdiri dan melangkah menyongsong pantai, hyura dan sungyeol sudah menghilang entah kemana sementara jinhee dan woohyun memilih untuk mempersiapkan makan malam lebih dulu. Derai tawa dan canda itu keluar dengan sangat mulus dari bibir sunggyu, minji, dongwoo, hoya, ji ae, sunhee dan sungjong ke tujuhnya berlarian mengelilingi pantai sambil mencipratkan air, pasir atau apa pun yang mereka temui dan bisa di jadikan senjata untuk melempar ke sembarang arah. Kondisi villa yang langsung berubungan dengan pantai tanpa ada akses dari orang luar bisa masuk membuat ke tujuhnya sangat menikmati liburan ini, karena tidak perlu terlalu memusingkan masalah kemanan dan keselamatan.
Puas berlarian dongwoo kemudian tiduran dan rela tubuhnya di kubur di dalam pasir atas permintaan sunhee dan ji ae, permintaan kekanakan yang tapi di ikuti juga oleh hoya dan sunggyu beserta minji untuk membantu menimbun tubuh sang rapper dengan pasir. Tak lama kemudian datang woohyun dan jinhee yang langsung bergabung lalu mengubur tubuh dongwoo bersama, hoya bahkan sempat membantu ji ae membangun istana pasir kecil yang indah, yang kemudian di hancurkan dengan sangat sengaja oleh woohyun.
“yaa oppa”
teriak ji ae kesal begitu mendapati istana pasir nya hancur “apa kau tau betapa banyak usaha yang sudah aku kerahkan untuk membangun istana pasir tersebut?”
Woohyun kaget bukan main “loh, kau juga membuatnya ji ae yaa?”
Yang di tanya berkacak pinggang dengan marah “apa menurut mu lee howon ini bisa membuat nya sendiri?” yang lain mulai tertawa tanpa suara mendengar jawaban lugas milik ji ae
“yaa kenapa kau malah menghina ku?” hoya terpancing “sudahlah buat yang baru saja tidak usah berdebat” putusnya
“oppa tidak marah?” tanya sunhee penasaran
“untuk apa marah? Toh kalau marah pun istana pasir nya tidak akan berdiri lagi”
Tanggapan hoya yang teramat santai tersebut membuat semua yang ada disana tercenung bukan main, sejak kapan Lee Howon jadi sepemaaf ini? Jadi sesabar ini? Dan hoya membuktikan ucapan nya untuk kembali membangun istana pasir yang sudah hancur jadi reruntuhan tersebut
“yedeuraaaa ayuk kita maiiiiin”
Suara teriakan yang di lakukan meski dari jarak jauh dan sang pemilik suara belum kelihatan wajahnya membuat sembilan orang yang ada disana menoleh pada satu titik, sungyeol dan hyura sedang berlari kecil ke arah mereka dengan wajah yang terlihat amat sangat bahagia.
“hyung coba lihat wajahnya, bahagia sekali” komentar woohyun yang di balas anggukan kepala oleh sunggyu
“ada apa dengan choding itu?” tanya dongwoo
“setidak nya hyura sudah tersenyum kembali, tidak semurung tadi” komentar sunhee
Sungyeol dan hyura sampai dengan nafas yang sedikit terengah lalu kedua nya tertawa secara bersamaan membuat para penonton nya juga ikut menaikan sebelah alis secara bersamaan.
“ayuk kita main” ajak sungyeol lagi
“main apa hyung?”
“adu kekuatan” jawab sungyeol sambil nyengir lebar pada sungjong
“adu kekuatan apa? gulat?” tanya sunggyu
“anio, gulat sudah biasa kita cari yang luar biasa hyung”
“berenang?”
Lagi sungyeol menggelengkan kepalanya
“lalu apa lee sungyeol? bicara yang benar” hoya mulai kesal
“lalu apa oppa?” minji juga jadi ikut penasaran
“bagaimana kalau kita para pria lomba lari?”
“eiys itu sih biasa, sudah pasti aku pemenangnya” ucap hoya bangga
“cih percaya diri sekali” cebik ji ae yang di hadiahi pelototan galak oleh hoya
“ania ini bukan lomba lari biasa, kita lomba lari tapi dengan para gadis masing-masing di gendongan. Tidak usah bridal style cukup piggy back saja, hentikan imajinasi mu Nam Woohyun” jelas nya sambil mencebik ke arah woohyun yang tertangkap jelas sudah membayangkan hal yang tidak jelas
“yaa memang siapa yang membayangkan bridal style hah?” balas woohyun tak mau kalah
“itu sudah tercetak jelas di wajah mu nam woohyun” ucap sungyeol
“kalau ‘beserta para gadis nya’ berarti hanya sunggyu hyung dan woohyun yang bisa ikut” komentar hoya seraya memberikan aksen tanda kutip dengan kedua tangan nya ketika menyebut kata para gadisnya
Sungyeol nyengir lebar seraya menggaruk bagian belakang kepalanya “kan ada hyura, sunhee dan ji ae juga”
“loh? Hyura aku dan ji ae kan single oppa” ucap sunhe jujur, polos, dan telak. Membuat sunggyu yang mengerti kemana arah pembicaraan ini langsung tertawa keras-keras
“apa kalian tidak mengerti? Yeolie sudah menganggap hyura sebagai ‘gadisnya’” jelas sunggyu sambil ikut membuat gesture tanda kutip dengan kedua tangan ketika menyebut kata gadisnya persis seperti apa yang hoya lakukan, yang langsung membuat semua nya kaget dan bengong
“oppa” cicit hyura seraya menundukan kepala
“eiys Lee Sungyeol jinja” seru dongwoo meledek begitu menangkap maksud sang leader
Tidak usah di tanya seperti apa wajah sungyeol dan hyura, kedua nya merona dengan semburat merah yang menghiasi keseluruhan wajah sehingga membuat mereka nampak seperti tomat dan kepiting rebus. Bersamaan dengan itu timbul lah ledekan-ledekan jail dan tawa-tawa histeris yang kebanyakan keluar dari bibir hoya dan woohyun yang semakin memeriahkan suasana, sementara ji ae hanya bisa tersenyum simpul setelah mengetahui bahwa dibalik kharisma dan kesempurnaan penampilan member infinite di atas panggung sana ketujuhnya tetap lah manusia biasa, pria di usia 20-an yang bisa jatuh cinta dan merona, bahkan ia pernah melihat salah satunya memohon dan melirih dengan teramat sangat.
“lalu aku dengan siapa?” tanya sunhee bingung “ji ae juga dengan siapa?”
“kalau melihat ukuran badan” ucap minji yang langsung membuat sunhee melotot ke arahnya karena merasa ia memang sedang menggendut akhir-akhit ini “kau dengan dongwoo oppa dan ji ae dengan sungjong saja hee-yaa”
Pendapat minji di sambut anggukan kepala yang kompak oleh semua nya terkecuali hoya
“lalu aku tidak ikut bertanding?” tanya nya seraya menaikan sebelah alis nya yang tebal
“kau kan tidak punya pacar lee howon” balas woohyun tanpa ampun
“cih bilang saja kalian takut kalah dari ku” cecar hoya
“yasudah kalau gitu kau gendong sunhee sana” putus sunggyu
“tidak mau ah, sunhee berat”
“yaa howon oppa” teriak sunhee marah seraya berkacak pinggang tak terima dengan perkataan hoya barusan yang jelas-jelas menghina nya
“lalu kau mau menggendong siapa lee howon?” tanya dongwoo gemas ia sudah terlalu bersemangat dengan lomba yang sungyeol cetuskan, dengan ragu hoya memandang ke arah gadis yang berdiri persis di samping jinhee yang sedang menatap balik ke arahnya dengan tatapan bingung
“apa? Kau mau gendong ji ae?” tanya sunggyu
Hoya tidak membalas, melainkan hanya menggaruk kepala nya yang di pahami semua membernya sebagai jawaban iya atas pertanyaan sunggyu.
“yaa jangan macam-macam Lee Howon, kau mulai tertarik dengan ji ae eoh?” protes woohyun tak terima “andwe hyung, hoya tidak usah ikut saja”
Sunggyu kelihatan menimbang sebentar, menganalisa apa yang terjadi di depan nya sekarang ini, kaki hoya belum terlalu sembuh dan dijamin ia tidak akan tahan dan tidak akan mau diam saja disaat yang lain sedang berlomba. Mengangkat sunhee hanya akan jadi bencana karena dari tinggi badan pun kedua nya tidak terlalu jauh berbeda, sementara jiae, postur tubuhnya adalah padanan sempurna untuk hoya.
“yasudah dongwoo dengan sunhee, kau dengan ji ae howon-ah”
Sebuah senyum senang dan bangga tercetak jelas di wajah tampan nan mulus milik hoya, merasakan euforia karena keinginan nya terwujud. Ia ingin ikut bertanding tapi menyadari bahwa kaki nya memang belum sembuh benar, tapi ia butuh pengakuan, butuh ajang untuk membuktikan bahwa ada sedikit saja kemajuan dan perbaikan dari cidera pergelangan kaki yang di alami nya. sementara ji ae hanya bisa berdebar tak karuan begitu mengetahui bahwa ia akan di gendong oleh hoya meski hanya untuk perlombaan singkat, menolak pun tak ada guna nya karena ia sangat menghormati sunggyu.
Setelah menjelaskan peraturan lomba yaitu tdak ada peraturan which is mean you can do everything untuk menang even dengan menggunakan cara paling barbar sekali pun, para peserta mulai berbaris di posisi yang sudah di tentukan oleh sungjong selaku wasit dan penegak keadilan. Di posisi paling kiri ada sungyeol-hyura, disebelah nya ada hoya-ji ae, di susul dongwoo-sunhee, lalu sunggyu-minji dan di paling kanan ada woohyun-jinhee. Sesaat setelah sungjong meniupkan peluit nya para gadis yang memang berdiri agak dibelakang langsung berlarian dan melompat naik ke punggung pasangan masing-masing lalu para pria pun mulai berlari. Di posisi paling depan ada woohyun, hoya dan sungyeol sementara sunggyu tertinggal cukup jauh di belakang dan dongwoo sedang mencoba memperkecil jaraknya
“oppa kita tertinggal jauh” suara teriakan minji bisa di dengar oleh siapa pun disana
“chang.....changkam minjinie” balas sunggyu terengah, ia memang tidak suka olahraga tapi karena konteksnya untuk bersenang-senang maka mau tidak mau ia terima saja tawaran sungyeol tadi
“hee-yaa kau....kau berat” dongwoo mulai terengah karena bobot tubuh sunhee yang cukup mempersulit gerakan larinya sehingga semakin melambat
“eiys oppa jinja, aku akan diet nanti oppa” seru sunhee seraya menyemangati dongwoo
Sementara di depan sana woohyun mulai ketinggalan, speed nya semakin melambat “sudah oppa tidak perlu di paksakan” ucap jinhee lembut seraya mengelap bulir-bulir keringat yang bercucuran di dahi sang namja chinggu
“apa tidak apa-apa jika kita kalah?” tanya woohyun balik
Jinhee pun mengangguk “gwencana, aku menikmati permainan ini bisa melihat yang lain nya tertawa begitu lepas dan gembira aku turut senang”
Respon yang sudah woohyun duga karena memang sangat khas gadisnya sekali, maka woohyun pun melambatkan gerakan lari nya. alih-alih mengejar hoya dan sungyeol yang terlihat masih sangat ngotot memperebutkan juara 1 sebagai pemenang woohyun memilih untuk berlari dengan santai, menikmati semilir angin dan pemandangan pantai yang indah dengan jinhee nya di gendongan.
Sungjong menajamkan pandangan nya begitu dua orang yang sedang berlari ke arah nya dengan kecepatan tinggi itu semakin jelas terlihat, dengan cermat sang maknae menajamkan pandangan karena jarak yang tercipta antara sungyeol dan hoya teramat tipis bahkan kedua mata indah nya sampai harus menyipit tajam, begitu kedua nya melewati garis finish sang maknae pun lantas meniupkan peluitnya sebagai tanda race yang sudah berakhir.
“pemenang nya adalah, howon hyung dan ji ae” gelegar sungjong seraya mengangkat sebelah tangan hoya ke udara dan mendapatkan tepuk tangan yang meriah dari para peserta lain nya
Entah karena atmosfir bahagia yang terasa amat sangat nyata, atau sinar matahari sore yang begitu hangat, hoya dan ji ae kedua nya lantas bepelukan sesaat setelah hoya di nobatkan sebagai pemenang dari lomba ini. Di iringi tatapan marah dari woohyun yang berusaha menerjang tapi di tahan jin hee di gendongan, beserta tatapan usil dari yang lain nya kedua nya pun tersdar dan sibuk melepaskan diri dari rengkuhan masing-masing.
“kenapa aku mencium aroma benih cinta disini” ucap sungyeol jahil
“bukan aroma cinta punya mu kan yeolie-ya?”
Mengabaikan sindiran yang dongwoo keluarkan sungyeol melirik jahil ke hoya “aroma yang baru muncul belum lama ini hyung”
“yaa apa yang kalian bicarakan” protes hoya
“loh? Kenapa oppa merasa marah?” tembak minji tepat sararan
“eiys nooona” rengek nya pada minji yang langsung di hadiahi jitakan di kepala oleh woohyun
“jangan macam-macam Lee Howon”
“memang aku kenapa? Yang berkomentar kan sungyeol”
“dwesso ayo kita kembali ke villa, bersih-bersih lalu mempesiapkan makan malam” teriak sunggyu seraya berlari sambil memegang tangan minji nya, gadisnya. Di iringi dengan sinar matahari sore yang kembali ke peraduan nya mereka pun bergegas menuju vila dengan canda tawa yang tak kunjung berhenti.
Sungyeol dan hyura berjalan paling belakang dan saling bersisian
“mian, kita kalah” ucap sungyeol merasa tidak enak
Hyura pun tersenyum manis, sangat manis sampai membuat choding prince nya infiite tersebut membeku di tempatnya “gwencana oppa sudah berusaha sebaik mungkin, lagi pula hoya oppa terlihat benar-benar ingin menang”
Untuk menghilangkan gugup nya sungyeol pun berdehem “yeah itu lah lee howon”
Keduanya kembali terdiam, sibuk dengan isi kepala masing-masing ada keinginan untuk menggapai dua tangan halus yang berada tidak jauh dari nya tersebut, tapi sungyeol takut dikira lancang dan tidak tahu diri. Ketika di dapati nya keberanian untuk melakukan itu...
“yaa lee sungyeol cepat sedikit jalannya” teriak sunggyu menggelegar
“nde oppa” balas hyura seraya mulai berlari kecil karena menyadari bahwa mereka sudah tertinggal jauh dari yang lain
“kim sunggyu daebak, dasar perusak suasana” maki sungyeol seraya berkomat-kamit, karena sunggyu sudah berhasil merusak moodnya.
*******
myungsoo sedang tercenung di balik kemudinya melamunkan waktu kosong yang ia dapat setelah melakukan syuting pertama nya untuk drama terbaru yang ia perankan dan kegiatan apa yang akan ia lakukan untuk mengisi waktu kosong nya ini, waktu kosong yang membuatnya tidak bisa turut serta dalam acara liburan bersama membernya ke pantai kemarin. suara ketukan di kaca jendela membuat nya tersadar dari lamunan, di kembangkan nya senyum manis pada gadis yang langsung menduduki kursi di sisi penumpang, persis di sebelahnya.
“apa rencana kita hari ini myungie-yaa?”
Tanya nya dengan penuh semangat, seraya memakai sabuk pengaman. Tapi memang kondisi tangan nya yang kelewat lemah atau ada sesuatu yang rusak, sabuk pengaman itu tak terpasang dengan benar.
Daeyon tak bisa menahan semburat merah di sekitar wajahnya saat mendapati ada tangan terulur yang membantu nya mengenakan sabuk pengaman, jemari putih nan halus yang penah ia genggam dulu sekali, jemari tangan milik myungsoo. Posisi mereka yang teramat dekat membuat daeyon harus menahan nafasnya karna debaran jantung yang menggila, justru berbanding terbalik dengan myungsoo yang kelewat santai dan tindakan nya sangat natural.
“kemana pun kau mau dae-ah”
Jawab myungsoo lembut, dengan posisi yang masih berbahaya dan pria itu mengerlingkan sebelah matanya dengan dramatis ke wajah kepiting rebus di depan nya.
“mwoyaa” seru daeyon sembari memukuli lengan myungsoo karna merasa gemas dan malu
“baiklah, pokonya kau harus membuat ku bahagia hari ini” seru daeyon yang dibalas myungsoo dengan anggukan kepala.
*******
“noona anyeong”
Lee sungjong, melambaikan tangan nya melalui kaca jendela depan mobil yang masih di buka, mengucapkan selamat tinggal pada sang pemilik mobil yang baru saja turun didepan gerbang rumah yang berpagar coklat, bukan putih seperti seharusnya. Hari ini sunhee dan member infinite menyelesaikan acara berlibur mereka di pantai busan sesuai jadwal, dan karna sunhee membawa mobil sendiri maka sunggyu mengutus sungyeol dan sungjong untuk mengantarkan adik nya setelah mengantarkan hyura lebih dulu, harus selamat sampai di depan pintu rumah tanpa kurang sesuatu apa pun begitu pesan sunggyu tadi. Dan berhubung jalan menuju rumah sunhee sedang ada perbaikan sehingga beberapa mobil harus mengantri jika ingin melintasi nya dan menyebabkan kemacetan sunhee memutuskan untuk minta di turunkan di depan gang besar saja, sekalian ingin jalan-jalan begitu dalih nya waktu sungjong memaksa untuk memaksa mengantarkan sampai depan pintu rumah sesuai titah leader nya. sunhee tau mereka capek, apa lagi besok pagi mereka sudah harus beraktifitas normal sehingga membuatnya merasa tidak perlu samapi merepotkan ke dua nya lebih lagi, maka perdebatan alot itu pun di menangkan sunhee dengan mutlak tanpa pembelaan yang bisa sungjong keluarkan lagi.
Setelah membalas lembaian tangan sungjong dan sungyeol, gadis bermarga Kim itu pun menggeret koper nya dan melanjutkan perjalanan yang tinggal sebentar lagi. Baik sungjong dan sungyeol tak mengetahui bahwa keinginan sunhee untuk berjalan sendiri terlebih karena ia ingin mencari udara segar, mentrentamkan hati yang sedikit agak limbung sebelum memakai kembali topeng ‘aku baik-baik nya itu’ . oh sunhee tidak perlu terlalu berusaha keras sebenernya, karna seiring dengan kedekatan nya dengan Onew peran itu semakin mudah ia jalan kan, hanya saja jauh di relung hati terdalam sana seluruh bagian gadis itu tau siapa sosok yang sebenarnya di inginkan untuk hadir dan memberikan sedikit ketenangan. Malam itu di pantai ia berbicara banyak dengan Hyura, gadis yang juga kurang lebih punya masalah serupa dengan dirinya, ia mengatakan bahwa sekarang bersama onew segala nya memang lebih mudah dan ia sudah tidak mau bersikap saling bermusuhan dengan myungsoo, sunhee menasehati Hyura untuk juga kuat dan tidak terlalu keras pada Minho, hanya saja sikap myungsoo yang terkadang pendiam juga berubah jadi lebih diam dan sunhee tak bisa berbuat apa-apa karena nya.
“ah molla molla, kenapa aku mulai lagi sih” ia menggelengkan kepala nya untuk mencegah diri sendiri berfikir yang bukan-bukan, tapi sekuat apa pun ia berusaha menyangkal nya sunhee tau ia tidak akan menang. Sesekali langkah nya tersendat, hanya untuk berhenti kemudian menarik nafas panjang atau melamunkan jalanan yang sebenernya terasa sangat sepi dan mencekam. Ia baru tersadar kenapa jalanan jadi kelewat lengang begini. Beberapa kali kepala nya menoleh ke belakang untuk melihat keadaan, karna ia merasa bahwa dirinya sedang di ikuti, dan ternyata benar saja.
Terpaut beberapa langkah di belakang nya, ada dua orang pria yang sedang mengobrol santai tapi sesekali memandang ke arah nya dengan tatapan mencurigakan.
“mereka tidak mengikuti ku, mereka tidak mengikuti ku” gadis itu berusaha mensugesti dirinya sendiri, tapi tanpa sadar langkah kaki nya jadi semakin cepat malahan sudah setengah berlari “sebentar lagi sampai sebentar lagi sampai” ulang nya lagi sambil gemetar.
Keadaan di sekitar mulai mencekam karna sudah beranjak sore dan jalanan sial nya sepi, sunhee tidak suka perasaan seperti ini perasaan yang membuat perut nya terasa seperti di aduk-aduk, ia juga merutuki kebodohannya karna tidak minta di antar sungyeol sampai depan pintu rumah saja. Tapi rumahnya kawasan elit jadi tidak mungkin orang tersebut berniat untuk cari gara-gara apa lagi sampai mencelakakan nya hanya saja kawasan di situ juga sunhee ketahui sangat lah sepi, tepat ketika akan di lihatnya belokan terakhir menuju rumah nya sebuah sedan hitam berenti tepat di samping sunhee, otomatis gadis itu juga berenti untuk menengok ke arah sedan hitam tersebut. Tidak butuh waktu lama saat tiba-tiba saja mulutnya di bekap oleh seseorang dari belakang, sunhee meronta sekuat ia bisa tapi yang di ingatnya hanya teriakan terakhir yang tidak bisa tersampaikan dengan baik dan semuanya berubah gelap.
*******
Sunhee POV
Sakit di bagian kepala, adalah hal yang pertama kali ku rasakan ketika mata ku mulai bisa membuka meski masih terasa sangat berat. Semua nya gelap dan rungan ini terasa pengap, hawa disini juga sangat lah dingin terbukti dari badan ku yang mulai menggigil dan tarikan nafas yang terasa agak sulit. Beruntung aku memakai kaus lengan panjang beserta celana jeans panjang dan bukan nya summer dress seperti yang ku rencanakan pada awalnya, mata ku mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan di sekitar dan mencoba mencari petunjuk dimana aku berada saat ini. Yang bisa ku sadari adalah bahwa aku sedang berada di tengah ruangan, duduk dengan tangan dan kaki terikat beserta mulut yang di sumpal sesuatu, di samping kiri ku ada sebuah konter panjang seperti etalase? Dan agak jauh di sebelah kanan ada meja rendah dengan beberapa sofa? Dimana aku saat ini? Dan yang paling penting adalah siapa yang melakukan ini? Ketika otak ku sedang berusaha mencari jawaban untuk setiap pertanyaan yang terlontar sedetik kemudian lampu di ruangan menyala, mata ku sampai harus mengerjap beberapa kali saking silau nya.
“well well well, tuan putri kita sudah sadar ternyata”
Seorang gadis memasuki ruangan dengan langkah lambat, butuh waktu bagi ku untuk menyadari bahwa ia adalah sesaeng yang bertemu dengan ku di cube cafe tempo hari. Seketika saja perasaan dingin menjelari tulang belakang ku, dingin yang melebihi dingin yang ku rasakan di sekujur tubuh saat ini.
Sesaeng itu tiba persis di hadapan ku, mengamati dengan senyum keji yang terpampang jelas dari ekspresi nya. “bagaimana liburan mu? Apakah menyenangkan?” tanya nya lagi
Aku tak bisa bergerak saking takutnya, maka jawaban ku hanya lah memandang nya balik dengan sorot ketakutan yang pasti sangat terlihat jelas. Tiba-tiba saja sorot wajahnya jadi melembut
“apakah kau ketakutan? Tenang aku tidak akan berbuat yang aneh-aneh terhadap mu” ia tersenyum kepada ku, lalu sedetik kemudian senyum nya berubah jadi menyeramkan
“tidak kalau kau menuruti kemauan ku”
Ikatan di mulut ku dilepaskan, dan aku langsung megap-megap menghirup udara sebanyak aku bisa. “apa yang sedang kau lakukan?’ sembur ku “apa yang kau inginkan?”
Ia tertawa, suara tawa yang membuat bulu kuduk ku meremang “aku kesini untuk menghukum mu”
“Menghukum? Memang nya apa yang sudah ku lakukan? Dan apa hak mu untuk melakukan itu?”
Ia menarik rambut ku yang sudah di kuncir ekor kuda dan berbicara dengan tatapan langsung ke bola mata ku “kau sudah melanggar kesepakatan kita”
Sekuat tenaga aku menghalau rasa nyeri yang di akibatkan genggaman tangan nya di rambut ku, kemudian sesaeng itu berbisik tepat di telinga ku “kau melanggar nya bahkan tidak lama sejak kita membuat kesepakatan itu”
“memang apa yang ku lakukan?” ulang ku lagi
Ia melepaskan cengkraman nya dan berdiri beberapa meter dari tempat ku duduk sambil bersidekap “sudah ku bilang aku akan mengawasi mu, melihat apa kah kau benar-benar bersikap mengikuti kesepakatan yang kita buat. Tapi baru sebentar ku berikan kelonggaran waktu kau sudah berbuat macam-macam” ia menggelengkan kepala nya belagak kecewa tapi ketika ia mulai berbicara lagi api kebencian itu berkobar di kedua bola mata hitamnya
“aku mengetahui apa yang terjadi saat kalian di brazil, lalu elevator rumah sakit, apa lagi saat myungsoo oppa menggendong mu dari basement dormitory menuju kamar nya ketika kau mabuk. Aku melihat nya, melihat semua yang terjadi di antara kalian.”
Aku ternganga seiring penjelasan yang sesaeng itu berikan, mengerti ketika ia menyebutkan peritiwa brazil dan elevator rumah sakit, tapi menggendong dari dormitory sampai kamar myungso ketika aku mabuk? Kapan itu terjadi? ku rasa ia keliru.
“myung-apa? Menggendong ku? Kapan?”
“oh yang benar saja lah Kim Sunhee, tidak perlu berlagak bodoh begitu atau aku akan semakin membenci mu”
Ku tatap sesaeng itu tepat di manik mata dan menekankan setiap kata yang ku ucapkan “myungsoo tidak pernah menggendong ku ketika aku mabuk, tidak pernah, dan tidak dalam waktu dekat ini”
Plak! Tamparan itu di arahkan ke pipi kanan ku, suara nya nyaring memenuhi seisi ruangan. Sakit. Setetes air mata terbit di ujung mata ku, sama sekali bukan karna perasaan sedih tapi karna perasaan marah yang mendera ku. Di culik, di tuduh dan di tampar sudah sangat keterlaluan dan aku tak bisa menerima perlakuan yang lebih lagi dari ini.
“myungsoo.tidak.pernah.menggendong.ku” sembur ku dari sela gigi yang terkatup rapat, mencoba menahan amarah yang mulai menggelegak
Plak! Sekali lagi di tampar nya pipi ku, kali ini bagian kiri.
“yaa!” aku berteriak marah
“apa? Kau mau membalas ku?” tantang nya “jangan macam-macam kim sunhee, nasib mu ada di tangan ku kali ini. Dan sudah ku bilang untuk tidak berlagak bodoh, aku punya buti kalau kau mau tahu” ia merogoh saku celana jeans nya dan mengeluarkan sebuah ponsel dan di hadapkan layar ponsel itu pada ku. Disitu terpampang foto myungsoo yang sedang memandang cemas ke arah seorang gadis yang berada di balik punggung nya, di dalam gendongan nya. aku mengenal mini dres dan sepatu berwarna hitam itu, high heels setinggi 9cm berawarna hitam pemberian myungsoo sendiri ketika menghadiri acara di jepang.
“kapan....bagaimana ini bisa terjadi?” ucap ku terbata benar-benar merasa kaget, jadi yang menggendong ku waktu malam itu adalah myungsoo? Bukan nya woohyun oppa? tapi kenapa ia tidak ada saat aku membuka mata? Lalu apakah soup penghilang mabuk yang sudah tersedia pagi itu juga buatan nya? tapi kenapa tidak ada satu pun member infinite yang bercerita? Apa yang terjadi
“oh sudahlah merasa terharu nya, itu tidak akan mengubah keadaan” sesaeng itu menginterupsi pikiran ku, senyuman picik itu keluar lagi dan kali ini disertai dengan sebuah pisau lipat di tangan nya.
Mata ku memandang nanar ke arah benda itu, sekaligus bergidik ngeri karna seperti nya bisa menduga apa yang akan ia lakukan menggunakan benda tajam tersebut.
“well, dae benar kau memang keras kepala dan harus di berikan pelajaran.”
Apa katanya tadi? Dae? Dae siapa?
Ia melangkah menuju belakang kursi ku, mengadahkan telapak tangan kuyang terikat sehingga menghadap ke atas dan dengan perlahan menggoreskan mata pisau ke atasnya membuat goresan dengan pola acak tapi rasa nya tetap sama.
Sakit. Perih.
*******
“terimakasih untuk hari ini”
Ucap Kim daeyon pada pria tampan yang ada di hadapan nya, gadis itu juga tak lupa memberikan senyum paling manis yang di milikinya
“sama-sama dae-yah, kan sudah lama kita tidak pernah pergi seperti ini”
“eoh, itu semua karna kau terlalu sibuk Myungie-yaa cobalah luangkan waktu mu sedikit untuk beristirahat, kan kita bisa sering-sering kencan seperti ini”
Tanpa gadis itu ketahui myungsoo meringis ketika mendengar kata-kata yang di lontarkan nya “boleh aku masuk?” tanya myungsoo lembut, mata daeyon langsung membesar skaing girang nya. tentu saja dia senang, hari ini myungsoo menjempunya di apartement mengajak nya jalan-jalan menemani nya berbelanja dan mengajak nya makan malam di restoran favorite mereka, hal-hal yang biasa mereka lakukan ketika menjadi sepasang kekasih dulu. Dan sekarang pria ini berminat untuk main ke apartement nya bagaimana mungkin ia tega untuk menolak?
“ah biasanya kau juga langsung masuk myungie-yaa” kilah daeyon untuk menutupi rasa bahagia nya
“eiys itu kan lain, kali ini ada alasan khusus yang membuat ku ingin mampir. Ada alasan resmi nya” myungsoo mengatakan itu dengan senyum menawan yang mampu memululuhkan hati wanita mana pun beserta tatapan setajam elang yang menjadi andalan nya, tatapan yang sayang nya tidak mampu meluluhkan hati seseorang
“geurae kalau begitu masuk lah” ajak daeyon
Dengan perlahan gadis itu mendahului myungsoo masuk ke dalam apartement meletakan barang belanjaan nya di kamar dan berganti baju, cukup lama ia menguurng diri di kamar mendebatkan hendak memakai baju apa yang jelas harus rapih karna kalau myungsoo well ingin mengajak nya untuk kembali berkencan ia harus terlihat rapih dan cantik. Setelah yakin dengan pilihan nya gadis itu melangkah dengan santai, langkah nya ringan bahkan seperti nyaris terbang, membuat dua gelas minuman untuk nya dan untuk myungsoo lalu membawakan nya ke ruang tengah. Ia mengambil tempat persiis di sebelah kanan myungsoo, arah yang berlainan dengan yang biasa di ambil gadis bermarga Kim lain.
“nah apa yang akan kita lakukan?” tanya daeyon bersemangat
“mungkin maksud mu apa yang akan aku lakukan” koreksi myungsoo
Tanpa bisa di cegah debaran jantung daeyon langsung bergemuruh, apakah benar dugaan dan asumsi nya sepanjang hari ini? Bahwa myungsoo akan menyatakan cinta pada nya lagi? Karna sikap pria itu seharian ini sangatlah manis, menjaga nya, memperhatikan nya dan yang paling penting begitu lembutnya seperti sedang memperlakukan kekasihnya.
“uhm...memang nya apa yang akan kau lakukan?” tanya daeyon dengan pipi yang bersemu merah
“aku eh ingin mengatakan sesuatu” myungsoo menggaruk bagian bekakang kepalanya dengan sikap linglung mmebuat daeyon gemas dan akhirnya memegang kedua tangan pria itu
“katakan saja myungie-yaa aku siap”
Myungsoo tersenyum lagi, lebih menawan dan lebih lama jangka waktu nya lalu dengan hati-hati di berikan nya daeyon sebuah amplop coklat berukuran besar yang selama ini tersembunyi di belakang punggung nya
“apa ini myungie-ya?” tanya daeyon penasaran
“buka saja dae-ya, dan kita akan mendiskusikan nya”
Ketika myungsoo menyebut kata diskusi itu lah perasaan daeyon langsung berubah jadi tidak enak, kenapa myungsoo menyebut nya jadi diskusi? Kenapa tidak menyatakan atau pilihan kata lain nya? seakan-akan mereka sedang terlibat suatu hal penting yang harus di diskusikan, dengan ragu di buka nya amplop tersebut dan di keluarkan isi nya dengan perlahan. Amplop itu berisi foto-foto, surat pernyataan, tape recorder dan kertas-kertas pendukung lain nya.
“myung...myungie-ya?”
********
xoxo
@tanianatashia