The Real Side Of You – Part 30
“myung...myungie-ya?”
Dua bola mata berwarna hitam itu memandang ke arah nya dengan sorot kaget dan yang terlebih lagi adalah shock, tapi wajah Kim Myungsoo justru tetap tenang, setenang permukaaan danau ketika angin sedang malas bertiup
“apa maksud semua ini?” tanya nya lagi, ada sengatan perasaan panik yang nyata sekarang, tapi wajah tampan itu lagi-lagi tetap tenang.
“oh ayo lah dae-ya, kau lebih baik dari ini” olok nya masam
sengaja di berinya jeda waktu dan ketika myungsoo memperhatikan wajah cantik itu masih tetap saja berkelit di hembuskan nya nafas panjang sebagai bentuk rasa frustasi
“harus kah aku yang memulai duluan?” tanya nya lagi
tapi daeyon yang berada di hadapan nya tetap bungkam
“baiklah, kita buang saja semua sikap pura-pura ini” ketika myungsoo mulai berbicara postur tubuhnya jadi defensif tapi air muka nya tetap tak terusik
“kau yang membocorkan berita kencan sunggyu hyung”
Harusnya perkataan itu menimbulkan reaksi kaget tapi ternyata hening, tak ada bantahan yang keluar maka visual infinite itu melanjutkan ucapan nya
“kau memberikan foto-foto yang di ambil sendiri kepada media lalu mulai menampilkan saksi-saksi palsu, seolah-olah itu adalah pelaporan dari berbagi sumber mencari informan secara acak dan tentu saja media sangat menyukai informasi yang kau berikan, kapan lagi bisa menangkap basah seorang leader boyband terkenal sedang berkencan? Pasti akan jadi sesuatu yang spektakuler. tapi rencana mu gagal karna campur tangan keluarga Minji, kau lupa memperhitungkan bahwa Minji dan keluarga nya punya power yang jauh lebih kuat di bandingkan dengan keluarga mu.”
Kali ini ada secercah ketidak nyamanan yang muncul di mata daeyon membuat myungsoo tersenyum kecut
“lalu kau merubah sasaran mu, niatan awal mu adalah Jinhee tapi kita sama-sama tau latar belakang keluarga nya dan mungkin keluarga dari keluarga nya Jinhee tak tercela sama sekali. kau belajar dari pengalaman bahwa keluarga Jinhee juga memiliki pengaruh yang meskipun tidak sebesar keluarga Minji tapi tetap mengancam akan menggagalkan semua rencana yang sudah kau susun. Kau tau kami semua sudah curiga, bahwa Minji tidak akan tinggal diam kalau suatu hal mencurigakan kembali terjadi dalam interval yanag sangat dekat.”
Jeda sebentar, myungsoo memberi peringatan tersurat melalui tatapan intimidasi pada gadis di hadapannya untuk mengingatkan bahwa ia sudah tidak bisa pura-pura lagi
“lalu kemudian target mu berubah ke Sunhee”
Ketika menyebut nama Sunhee, topeng tanpa emosi myungsoo seketika saja terlepas. Sedari tadi ketika ia menjelaskan perlakuan daeyon pada teman-temannya hanya ada ekspresi marah dan tidak terima disana, tapi ketika nama Sunhee terlontar ada perasaan sakit dan protektif yang siapa pun bisa lihat dengan mudah.
“kau menggunakan kelebihan mu untuk menilai sikap nya dan harus ku akui bahwa kau berhasil” lesung pipi itu muncul seiring dengan wajah tampan nya yang meringis “kau tau betapa sunhee sangat melindungi teman dan keluarga nya, betapa ia sangat tidak menyukai sorotan dan keramaian yang akan ditimbulkan jika itu menyangkut dengan keluarga dan orang-orang yan ia cintai, lalu kau menggunakan kelemahan nya, memanfaatkan nya untuk mensukseskan rencana mu.”
Di beri nya daeyon sebuah tatapan mematikan, satu peringatan lain untuk wajah di depannya ini bahwa semua perbuatan nya sudah sangat kelewatan.
“kau mempengaruhi salah seorang wanita yang juga punya obsesi terhadap ku untuk membantu usaha mu, membujuknya untuk bertemu dengan sunhee dan kemudian mengancam nya dengan foto-foto kami. ia setuju dan kau malah menabrak nya dengan sepeda motor bukan?” suara myungsoo naik satu oktaf saking tak percaya nya “Berharap cidera kaki nya akan muncul kembali, tapi lagi-lagi ternyata kau salah perhitungan karna ada Taemin disana” myungsoo mengertakan gigi nya ketika menyebut nama taemin, meski ia sangat berterimakasih pada maknae shinee tersebut tapi perasaan tidak suka itu masih tetap ada.
“kau juga menggunakan kelemahan ku dengan datang ke rumah orang tua ku dan melakukan jebakan murahan itu, menangis tersedu-sedu lalu mencium ku begitu saja. Harusnya aku sadar bahwa kau memang nekat tapi keinginan untuk melanjutkan persahabatan dengan mu membuat ku mengabaikan insting ku itu.”
Wajahnya berkerut sedih, menggeleng lambat-lambat karena merasa sangat bodoh sudah di tipu mentah-mentah. Sementara daeyon tetap tenang dalam duduk nya seperti mempersilahkan myungsoo untuk membongkar semua perbuatan yang telah ia lakukan tanpa ada rasa takut sama sekali.
“kau membututi sunhee waktu ia datang mengunjungi ku di dorm, dan sialnya kau sangat beruntung karna tepat saat itu ibu ku menelfon. lalu kau mengirimi nya foto ketika kau mencium ku, kau memang sutradara yang baik dae-ya tapi sayang aktris yang sangat payah. Karena beberapa kali kau terpeleset ucapan mu sendiri dan sangat mudah terprovokasi”
Myungsoo mengambil nafas lebih lama, mempelajari lawan bicaranya yang berubah jadi lebih tenang dibanding ketika mereka bicara di awal tadi. Ia sempat heran karna daeyon tak takut sama sekali, tidak takut bahwa dirinya sudah mengetahui semua perbuatan jahat gadis itu, tapi kemudian ia mengerti gadis ini sudah tak punya perasaan lagi.
Di tunggu nya gadis itu untuk berbicara dengan sebelah alis terangkat tinggi
“aku sakit” ucap daeyon tenang
“dan aku harus memanfaatkan apa yang bisa ku manfaatkan untuk menarik mu kembali”
“hah” dengus myungsoo kasar
matanya berubah jadi lebih mengerikan “bukankah kita sudah sepakat untuk menyudahi semua kepura-puraan ini?” ada kemarahan tertahan di dua bola mata sehitam jelaga itu
“apa? Aku sakit myungie-yaa? Tidak kah kau mempercayai itu? Kau sudah mengetahui penyakit ku sedari dulu, tidak kah itu semua cukup bagi mu?”
Kali ini myungsoo sudah tak bisa menutupi perasaan kecewa dan tak percaya nya, ia memandang daeyon dengan mata yang sudah menyipit saking marah nya “kau memang sakit, tapi itu dulu penyakit mu suddah sembuh dan karna dokter memvonis mu sembuh 100% sedangkan kau berharap sebaliknya maka dari situ lah semua ide untuk sandiwara itu muncul. Bukankah begitu nona Kim daeyon?”
Suara myungsoo sudah bergetar saking kesal nya, kalau tidak ingat ia pernah mencintai gadis ini dengan teramat sangat mungkin sudah ia bentak habis-habisan daeyon sedari tadi dan lagi pula ia memegang teguh prinsip untuk tidak mengasari perempuan seberapa pun menyebalkan nya perempuan itu. Ia melipat tangan nya di atas perut bersidekap dengan wajah yang kembali berubah jadi mengejek dan menampilkan lesung pipi nya. ini akan terlihat sangat menggemaskan kalau saja konteks nya tidak sedang membuka hasil perbuatan jahat seseorang seperti sekarang ini.
“kau membayar dokter palsu untuk memberikan vonis sakit sedari awal pun kau sudah membohongi kami semua, sengaja mencari rumah sakit yang sama dengan jinki hyung. Membayar orang dalam SM untuk mengetahui semua jadwal teraphy nya, membututi hyura untuk mengorek informasi tentang gadis itu, dan bodohnya aku mengikuti permainan mu dengan logika yang ku tendang jauh-jauh dan hanya mengikuti kata hati dan perasaan kasihan sesaat”
Myungsoo maju selangkah, membungkuk sedikit untuk menyetarakan wajahnya dengan wajah daeyon agar bisa menyampaikan maksudnya dengan lebih tepat
“sampai beberapa hari yang lalu kita masih mengikuti cara mu, tapi sekarang kau lihat? Kita akhiri ini semua dengan cara ku”
Di kiranya daeyon akan ketakutan atau bahkan akan membantah dengan tegas, tapi yang justru terjadi adalah gadis itu justru tersenyum, senyum manis yang menampilkan keangkuhan dan kemenangan yang menyebalkan. Myungsoo tersentak ia kembali berdiri tegak dan mundur menjauh
“anio, ini semua masih berjalan dengan cara ku” jawab daeyon mantap “apa aku boleh tau dari mana kau mengetahui semua nya?”
Desisan pelan terlontar dari sela bibir myungsoo, tapi otak nya segera bekerja lebih cepat dari pada amarah itu sendiri. Di ketuk-ketuk nya daerah pelipis nya dengan perlahan dan tersenyum mengejek sebagai jawaban, daeyon memang hanya bertanya bagaimana dan satu jawaban dari myungsoo bisa membuat daeyon mengkalkulasi rencana-rencana yang sudah di buat nya dan tidak ada yang akan bisa menjamin bahwa daeyon kapok dengan perbuatan nya ini.
“baiklah tidak masalah kalau kau tidak ingin memberitahu ku” daeyon kembali tersenyum manis “kalau begitu sekarang giliran ku?”
Satu alis myungsoo terangkat tinggi sebagai jawaban
“well giliran ku untuk menjelaskan, kita kan sedang berdiskusi bukan?” tanya nya basa-basi “yah benar, apa yang sudah kau lakukan semua nya benar. Penyakit ku sudah sembuh dan aku memang merencanakan ini semua, ya kau benar bahwa gadis bernama Han Minji itu benar-benar mengacaukan semua rencana ku, membuat ku harus kembali berfikir dan merencanakan semua dari awal. Kau benar bahwa ini semua ku lakukan agar kau mau kembali pada ku, karna sedari awal aku tak pernah setuju untuk melepaskan mu. Ku kira semua harus benar-benar mulai dari awal. Tapi aku beruntung bahwa Sunhee itu ternyata sangat bodoh, bodoh dan naif. Pikirnya ia bisa melindungi semua orang atau bagaimana? Sangat lucu”
“dan aku heran kenapa semua orang sangat menempel erat padanya, seperti maknae mu dan makane shinee Lee taemin yang bodoh itu mereka semua menempeli nya. para member mu sangat menyayangi nya pun begitu dengan member shinee yang lain, bahkan kau” ia melambai pada myungsoo “kau membela nya sampai seperti ini, rela jika hidup mu kacau karna dia, rela karier mu di pertaruhkan hanya demi dia. Bahkan kau dulu menjadikan karier mu sebagai alasan untuk berpisah dengan ku, tapi coba lihat sekarang? Kau rela membuang itu semua hanya demi Sunhee”
Kecewa dan sakit hati adalah gambaran yang terlihat jelas di mata daeyon, membuat myungsoo juga sebenarnya sedikit tersentak, heran juga dengan kelakuan nya sendiri sampai merubah semua prinsip dan aturan dalam hidup nya hanya demi sunhee.
“apakah ini tidak keterlaluan?” ucapan putus asa itu menyentakan myungsoo kembali ke realita “kenapa semua orang seakan rela mengusung tombak untuk berperang dan mati hanya demi dia? Hanya demi seorang anak yang bahkan sempat tak di inginkan oleh orang tua nya.”
“Yaa Kim Daeyon” teriak myungsoo menggelegar, kedua mata hitam nya sampai melebar saking marah nya “geuman, kau tidak tahu apa yang sedang kau ucapkan”
Daeyon cemberut tapi sorot kemenangan itu masih ada “aku tau dengan sangat pasti apa yang ku bicarakan Kim Myungsoo, anak ketiga keluarga Kim yang sempat tak di inginkan kelahiran nya karna kondisi keuangan yang sedang tidak baik pada waktu itu, yang hampir di gugurkan jika saja leader mu tidak menangis dan memohon agar memiliki seorang adik. Aku tahu hal itu lebih baik dari pada kau, sama baik nya dengan yang leader mu ketahui”
Ganti myungsoo terperangah, dadanya naik turun seiring dengan amarah yang menggelegak dan bersiap di keluarkan.
“well aku memang pernah denger bahwa anak yang tak di inginkan biasanya memang memiliki karisma untuk memikat orang banyak tapi tak ku sangka bahwa mitos itu benar.” Ia tersenyum sendiri tapi matanya kembali menajam untuk memandang myungsoo seraya bangkit berdiri
“apa yang kau lihat dari nya? apa yang membuat mu mau memperjuangkan nya melebihi waktu kau memperjuangkan aku dulu?”
Mereka berpandangan dengan bara yang sama-sama meletup di manik mata, dan saling bertekad untuk tidak menyerah lebih dulu. Tapi lesung pipi myungsoo yang muncul dan senyum mengejek nya yang kelewat menawan membuat daeyon tidak tahan untuk tidak berkedip
“kau sudah tahu jawaban nya” godanya “dengan mata tertutup pun aku tetap memilih sunhee dari pada kau”
“apa hanya karna ia anak dari keluarga Kim?” tanya daeyon sengit
“kau kan juga dari keluarga Kim” jawab myungsoo tenang
“maksud ku karna kedudukan keluarga nya? karna posisi mu akan aman kalau kau bersama dengan nya? hanya karna keluarga nya jauh lebih baik dari pada keluarga ku?” tanya daeyon retoris
“apa hanya sedangkal itu pemikiran mu tentang aku? Apa kau pkir aku tidak akan hidup layak jika tidak menjadi artis atau menikahi salah seorang anak chaebol seperti kalian? Well itu penghinaan namanya”
“jadi apa? Beritahu aku apa yang membuat mu memlih nya myungie-yaa apa yang ia miliki dan aku tidak? Apa? Hah? Apa?”
Daeyon mulai histeris, gadis itu menerjang myungsoo dan mengenggam tangan nya dengan erat, agak menjengkelkan sebenarnya tapi myungsoo toh tetap diam tak bergerak.
“dia punya hati dan kau tidak, ia baik dan kau tidak, ia perduli dengan kebahagiaan orang lain dan kau tidak, ia melindungi orang yang dicintai nya sementara kau well kau menghancurkan mereka jika kebahagiaan yang mereka miliki tak sesuai dengan kriteria mu. Tadi kau sendiri yang bilang bahwa banyak orang yang ingin melindungi nya, itu benar karna ia juga akan melakukan hal yang sebaliknya jika ia bisa, sungjong taemin member ku dan member shinee lah yang mendekati nya yang ingin berada di dekatnya. Dan sunhee hanya perlu jadi dirinya untuk mendapatkan itu, tanpa perlu repot-repot memerankan peran konyol dan merancang sebuah skenario menjijikan seperti kau”
Kata-kata itu menghunus tepat di hati daeyon, menorehkan luka teramat dalam yang seumur hidup nya akan ia ingat, di pandang nya myungsoo dengan tatapan tak percaya bahwa pria tampan itu lah yang telah mengucapkan kalimat menyakitkan barusan, pria yang di kejarnya sekuat ia bisa tapi justru mencela nya dan menyakiti hatinya.
“tidak mengerti juga kah kau? Bahwa alasan kenapa aku mempertahankan sunhee sekuat aku bisa adalah karna ia ingin melepas ku pergi, ia memberiku alasan untuk menjauh tapi aku yang tidak bisa menjauh dari nya. sedangkan dengan mu, saat bersama mu kau tidak memberi ku plihan, kau memaksa ku untuk mengikuti semua keinginan mu, memaksa ku untuk mempertahankan mu. Kau egois dan kau tahu itu”
Daeyon mengerjap seiring dengan kesadaran yang mulai kembali, melepaskan genggaman nya pada tangan myungsoo, mundur selangkah lalu kemudian tertawa keras-keras. Tertawa dengan heboh sampai terbungkuk-bungkuk, tapi sejurus kemudian berhenti tertawa dan memandang meremehkan ke arah myungsoo
“something’s funny?” tanya myungsoo skeptis
“ini sangat lucu myungie-yaa, lucuu bahwa kau bisa sebegini bodohnya hanya untuk membela gadis sialan itu”
Myungsoo maju menerjang daeyon dan mencengkram kedua bahu daeyon “jaga bicara mu” semburnya marah
Ditentang nya pandangan marah myungsoo dengan berani “wae? Apa aku salah?”
“sangat salah, kau tidak punya hak untuk berbicara seperti itu tentang dia”
“masa? Baiklah mari kita lupakan Kim Sunhee sejenak dan bebricara tentang kita” cara bicara daeyon kembali lembut
“kita? Memang ada apa di antara kita?” tanya myungsoo telak
“apakah kau akan mengungkapkan perasaan mu terhadap ku? Atau aku harus membuat mu memilih?”
Air muka myungsoo berubah jadi lembut, membuat daeyon mau tidak mau luluh karenanya. Terserah lah bagaimana nanti ia akan menjelaskan pada myungsoo tentang sunhee asalkan myungsoo kembali kepelukan nya
“aku akan mengaku” ucap myungsoo tenang
“haruskah aku merasa gugup?”
“harus, kau harus merasa sangat gugup. Karna kau” di gantung nya ucapan nya untuk melirik nakal ke arah dayeon “tidak lebih menarik dari sunhee, kau menjijikan, tidak tau malu dan tidak punya harga diri”
Plak!
Daeyon menampar myungsoo dengan mengerahkan semua tenaga yang dimilikinya dan memandang pria itu dengan tatapan marah dan kebencian “jaga bicara mu”
“apa? Memang nya aku salah?”
Tiba-tiba saja daeyon mengamuk, membanting semua barang yang ada di dekatnya memecahkan beberapa vas bunga dan hiasan-hiasan meja yang terbuat dari kristal dan kaca “aku mencintai mu, aku sangat mencintai mu tidak kah kau menyadari itu?”
“aku menyadari nya tapi maaf aku tidak mencintai mu”
“wae? Waeeeeeee?” gadis itu mulai berteriak sampai myungsoo harus menghentikan nya dengan memegangi kedua tangan nya
Gadis itu tiba-tiba saja menangis sampai tersedu-sedu, mencoba memegang pecahan beling yang berserakan di sekitarnya untuk bisa melukai diri tapi myungsoo melompat dan memeluk nya agar ia tidak bisa melakukan hal tersebut.
“geuman kim daeyon, kita hanya tidak bisa bersama” ucapnya jujur dan menyesal karna harus mengucapkan hal tersebut
“tidak tidak, kau harus memilih ku, aku harus bersama mu, kita harus bersatu”
“dae-ya mian, tapi itu benar-benar tidak bisa”
“jangan, ku mohon jangan meminta maaf, kau hanya harus bersama ku myungsoo-yaa” teriak daeyon kalut
“daeyon-ah jebal, aku tidak bisa melakukan ini”
“kau harus bisa, kau harus bisa bersama ku, kalau tidak Kim Sunhee akan ada dalam bahaya”
Secepat kilat ia membalik tubuh daeyon sehingga mereka berhadapan tapi tetap tak melepaskan cengkraman nya di bahu daeyon
“sunhee akan apa?” ulang myungsoo panik
“Kim Sunhee akan ada dalam bahaya” terang daeyon lagi
“apa yang kau rencanakan hah?” satu tangan myungsoo merogoh ponsel di saku celana jeans nya dan memencet speed dial no.8 yang mana adalah kontak sunhee tapi yang menjawab nya adalah suara operator wanita, lagi di coba nya untuk menghubungi nomor sunhee tapi tetap suara operator lah yang menjawab.
“yaa!” cengkraman nya semakin menguat “apa yang sedang kau rencanakan? Apa yang terjadi dengan sunhee???”
Daeyon menggeleng, melemparkan senyum mengejek nya
“KIM DAEYON MARHEEEEE” teriak myungsoo menggelegar
“myungie-yaa sakit, kau menyakiti ku” rintih daeyon, tapi myungsoo seperti tak mendengar rintihan gadis yang berada dalam cengkraman nya. bukan nya melepas tangan nya malah semakin kuat dan dijamin bisa membuat aliran darah gadis itu berenti seketika, daeyon pun menjerit sekencang-kencang nya berharap ada orang yang bisa mendengar jeritan tersebut atau paling tidak menyadarkan myungsoo secepatnya
Dan bertepatan dengan itu, empat sosok tubuh keluar dari tempat persembunyian dan langsung melepaskan daeyon dari jangkauan myungsoo. Kim Sunggyu, Han Minji, Nam Woohyun langsung memegangi tubuh myungsoo yang sedang di kendalikan amarah yang semakin ingin melakukan hal buruk pada daeyon atau apa pun agar gadis itu memberitahu dimana keberadaan sunhee, sementara daeyon langsung di serahkan pada sang kaka Kim Daehyun.
“myungsoo-yaa, myungsoo-yaa jongshin charyo” teriak sunggyu pada tubuh yang sedang meronta-ronta dalam pelukan nya
“kau harus bisa mengendalikan diri mu myungsoo-yaa kita harus cari sunhee”
Begitu woohyun menyebut nama sunhee mata myungsoo langsung terfokus padanya, pria itu mengerjap dan tatapan nya berubah sendu. Ponsel di sakunya bergetar dan nama yang muncul disana benar-benar terasa seperti oase di padang pasair
“hyung” sambar myungsoo, ia ingin berbicara tapi orang di sebrang sana langsung memotong ucapan nya begitu saja “hyung tau dimana sunhee?”
Semua mata tertuju pada myungsoo dan ponsel nya, siapa pun yang menelfon sudah mengetahui keberadaan sunhee itu berarti kabar baik.
“araso hyung aku akan kesana dan membawa beberapa pengawal, kau harus melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan nya hyung. Jebal”
“siapa? Dia tau dimana sunhee?” berondong Minji
“eoh dia tau, Minji –yaa bisa minta tolong beberapa pengawal mu untuk ikut dengan kami?”
“nde tentu aku akan mengirim mereka, berapa banyak jumlah yang kau butuhkan?”
“sebanyak mungkin” sunggyu yang menjawab, ia sudah cukup paham apa yang terjadi ini sangatlah berbahaya dan mereka butuh bantuan. “kita kesana, kirim pengawal mu secepatnya minjinie dan tunggu lah di rumaah ku, ku mohon”
“mwo? Andwe oppa aku akan ikut dengan mu” tolak minji, ia sudah cukup menahan dirinya selama mereka bersembunyi tadi, dan sejujurnya kalau myungsoo ingin melakukan sesuatu pada daeyon ia setuju saja tidak akan merelai apa lagi menghalangi
“harus ada seseorang yang mengabarkan pada eoma dan noona ku, untuk saat ini hanya kau yang bisa menjaga mereka tetap tenang. Ajak jinhee sekalian dan tunggu aku kembali, jebal minjinie jebal dengarkan aku”
Minji menatap sang kekasih dengan pandangan tidak setuju tapi ia tau jika nanti ia ikut kesana dan terjadi perkelahian dirinya tak akan bisa membantu, bisa jadi malah ia memperlambat gerak sunggyu
“andwe, kalian tidak boleh pergi. Kau tidak akan bisa menyelamatkan nya myungie-yaa” giliran daeyon yang mulai meronta-ronta dalam dekapan daehyun, berusaha keras meraih ponsel nya yang tergeletak di meja untuk menghubungi orang yang sedang menyandera sunhee.
Myungsoo melirik nya sekilas “kau urus dia saja minji-yaa, pastikan dia tidak memperburuk suasana atau enyahkan saja sekalian”
Sunggyu, woohyun dan bahkan minji hanya bisa tercenung mendengar perkataan myungso yang sangat kasar tidak menyangka pria itu akan berbicara sebegitu tajam nya. tapi daehyun tidak merasa marah atau kesal, ia tau adik nya salah dan sudah sangat keterlaluan, ia tahu myungsoo pantas marah bahkan sunggyu yang sedari tadi tetap tenang pun pantas marah, dan ia tidak bisa melarang hal itu.
“myungie-yaa andwe, kalau kau kesana kau bisa terbunuh myungie-yaa” teriak daeyon histeris
“jika aku mati, itu akan jauh lebih baik di bandingkan jika terjadi hal buruk pada sunhee.” Tatapan myungsoo beralih pada minji “ingat sebanyak yang kau bisa, dan urus orang ini” ditunjuk nya daeyon dengan angkuh “lalu kembali ke kediaman Kim, bawa jinhee dan jelaskan mereka apa yang terjadi. buat mereka tetap tenang dan tunggu kami”
Nada otoritas yang tak pernah minji kenali dari suara myungsoo membuat gadis itu patuh tanpa sadar, dan ketiga orang itu pun berlalu pergi. Setelah menghubungi pengawal pribadi nya, meminta kira-kira 30 orang untuk ikut menyelamatkan sang sahabat, minji meminta 5 orang lain nya untuk datang ke apartement daeyon dan mengawal kepergian gadis itu bersama sang kaka menuju satu tempat yang sudah daehyun tunjuk untuk menenangkan nya.
*******
Sementara di tempat lain, di waktu yang sama
Sunhee POV
Aku tak tahu ini jam berapa atau berapa lama sudah berlalu sejak kekerasan fisik petama itu ku terima, yang aku sadari adalah rasa sakit yang bisa ku rasakan di sekujur tubuh lalu kemudian entah di tamparan yang ke berapa tubuh ku sendiri sudah tak bisa menampung rasa sakit itu lagi dan kemudian berubah menjadi kebas. Yaa sesaeng ini siapa pun yang menyuruh nya atau entah karna dia bertindak atas nama pribadi sering kali melayangkan tamparan pada aku sandera nya yang tidak berdaya jika aku tak menjawab pertanyaan yang dia ajukan dengan benar. Menggoreskan pisau lipat yang ada di genggaman tangan nya kesekujur permukaan tubuh ku yang tidak terhalang pakaian yang ku gunakan. Bagaimana mungkin aku bisa menjawab ketika pertanyaan atau tepat nya tuntutan yang ia ajukan adalah agar aku menjauhi myungsoo, pindah ke luar negri dan tidak pernah lagi bertemu dengan pria itu. Aku tidak mungkin menjawab iya atau pun setuju dan ganti nya mata pisau lipat itu akan mengiris kulit ku di setiap jengkal yang bisa di temukan nya. lalu lain waktu jika sayatan itu sudah terlampau dalam maka aku akan menjawab iya untuk menghentikan siksaan tersebut, dan siksaan itu memang berhenti. Tapi hanya sesaat, di iringi dengan desahan nafas kecewa dan tamparan itu di layangkan untuk mengganti kerja si mata pisau. Sesaeng wanita itu akan menuduh ku berbohong sampai-sampai ia harus berteriak seraya mengeluarkan makian beserta sumpah serapah yang membuat nyeri itu berganti jadi melanda hati dan perasaan ku, kata-kata nya benar-benar tidak pantas di ucapkan oleh seorang wanita.
Setengah mati aku berusaha untuk menahan teriakan ku, menahan diri untuk tidak menjerit atau pun mengelurkan suara sebagai bentuk kesakitan, ganti nya aku hanya akan meringis atau pun menangis tanpa suara untuk meredam sakit dan perih yang sedang ku rasakan. Tidak, aku tidak akan pernah berteriak menjerit atau pun mengiba, karna memang variasi tindakan itu lah yang sesaeng ini inginkan dari ku. Ia mengatakan nya sejak pertama kali menyiksa ku, berharap aku berteriak hingga paru-paru ku jebol lalu ia akan menjadikan suara teriakan ku itu sebagai nada ringtone ponsel nya. sinting bukan?
Aku membuka mata saat melihat pintu yang jadi satu-satu nya akses untuk keluar masuk ruangan ini terbuka, muncul satu orang pria dengan badan yang sangat besar, yang tadi bertugas untuk membekap mulut ketika menculik ku masuk dan berjalan dengan snatai. Mata nya membeliak mleihat keadaan ku yang pasti lah sangat mengerikan
“yaa apa yang kau lakukan? Ndo micheoso?” tanya nya panik
“wae? Memang apa yang sudah aku lakukan?”
“Soo ah-yaa, tidak kah ini keterlaluan? Kau bilang tidak berniat untuk menyiksa nya, hanya memberi nya sedikit pelajaran saja. Kalau keluarga nya tahu dan mencari kita bagaimana?”
“habis mau bagaiman alagi, ia terlalu tenang. Tidak berteriak atau menjerit oppa, dan itu membuat ku frustasi”
Sebuah sayatan di arahkan ke punggung tangan ku, mengeluarkan tetesan darah yang lumayan banyak. Aku merasa kepala ku pening, bukan karna habis mengeluarkan darah tapi karena mencium bau darah itu sendiri.
“lihat, dia bahkan tidakmencoba melawan. Tidak seru sama sekali”
Pria itu memperhatikan wajah ku yang entah sudah seperti apa dan menatap ke arah sesaeng dengan nama soo ah tersebut “pakai cara lain saja soo ah-yaa”
“oppa punya ide lain?” tanya nya malas
“well aku punya”
Seru satu buah suara berat dari arah pintu, pria dengan badan yang paling kecil tapi wajahnya sangat penuh kebengisan dan tatapan matanya begitu melecehkan wanita.
“apa?” tanya soo ah menatap nya datar
“kita buat dia cacat”
Tanpa sadar bulu kuduk ku meremang saat mendengar cara bicara pria yang baru masuk itu
“dari tadi juga aku sudah melakukan nya, tapi tidak seru sama sekali.”
“tentu, perbuatan mu dari tadi kan hanya membuat nya cacat secara fisik dan mental. Aku punya cara yang lebih ampuh” tahan nya seraya menyeringai nakal “cacat yang paling di takuti peempuan”
Aku terkesiap, dengan suara keras yang sangat memalukan. Dan tiga pasang mata yang ada disana langsung menatap ku dengan penuh minat, bahkan pria berbadan besar yang sempat menentang perbuatan soo ah langsung di penuhi kegembiraan.
“panggil hyunseung, dia akan kecewa jika tidak menyaksikan ini semua” seru si pria berbadan besar. Dan pria kecil itu pun berlari sambil berteriak menangil teman nya, begitu empat orang itu sudah berkumpul dalam ruangan, pria bernama hyunseung mengunci pintu nya sampai terdengar bunyi klik yang nyaring dan itu mengagetkan aku.
Suasana sunyi senyap, seiring dengan langkah kaki soo ah yang semakin mantap ke arah ku. Hanya dalam beberapa langkah panjang ia sudah menjulang tepat di hadapan ku, memamerkan senyum manis nya. dan dalam sekali sentak ia sudah merobek kaus berbahan tipis yang aku gunakan, merobek nya di bagian kerah dan terus memanjang di bagian pundak sampai ke pangkal lengan. Lalu dengan pisau nya, ia merobek bagian perut sebelah kanan ku mengekspos kulit yang berada di balik nya, juga bagian lengan sampai ke pinggang. Hawanya dingin menusuk tulang, tanpa pakaian compang-camping ini pun aku sudah sangat kedinginan, dan aku bergetar hebat saking dingin nya.
“nah kalau begini kan bagus”
Soo ah berseru bangga lalu menoleh ke arah teman-temannya yang berada di belakang, yang mata nya sudah nagat jelalatan dan benar-benar membuat ku muak.
“selesaikan dia oppa, aku tunggu di luar”
Dan soo ah pun berlalu, meninggalkan ku dengan tiga pria yang memandang nyalang ke arah ku dengan penuh hawa nafsu dan sorot pensaran seolah-olah aku adalah hadiah
“apa yang kalian lakukan?”
Meski sudah bisa mengira apa yang sedang berkeliaran di dalam kepala mereka tapi toh aku tetap juga bertanya, berharap meskipun tidak mungkin bahwa mereka akan merasa iba dan menghentikan semua kegilaan ini
“kami hanya ingin bersenang-senang” jawab hyunseung seraya mengerling nakal
Perasaan panik itu menyengat ku, membuat ku lumpuh, dan perasaan takut yang teramat sangat itu memuat ku lebih gemetar bahkan terasa sampai ke tulang belakang ku. “tolong jangan lakukan itu” pinta ku mengiba
Tidak bisa ku pungkiri bahwa aku takut, teramat sangat takut hingga membuat pandangan ku seketika saja buram. Dan aku kembali menangis, menangis membayangkan apa yang akan menimpa ku dalam waktu dekat ini “jebal” pinta ku lagi
Tapi mereka terus saja maju, tersenyum menenangkan tapi tak bisa di pungkiri ada tatapan puas dan berkuasa di setiap bola mata mereka.
“tenang manis, ini tidak akan lama” pria berbadan kecil yang melontarkan ide nya lah yang menjawab sambil membelai-belai pundak telanjang ku
“benar, kau hanya perlu menutup mata dan tidak bersura. Persis seperti yang tadi kau lakukan saat bersama soo ah” si badan besar ikut menjawab
Aku memejamkan mata, tidak sanggup melihat apa pun yang mereka perbuat. Dan serentak tiga pasang tangan menjamah tubuh ku di tempat berbeda, sepasang tangan membelai pundak ku, lalu pipi, dan sepasang tangan lain mengelus perut ku sampai ke batas pinggang. Air mata ku terus mengalir dan aku merasa kotor, ketakutan itu benar-benar mencekik tenggorokan dan mematikan syaraf motorik yang ku punya. Tubuh ku kebas dan aku membenci diri ku teramat sangat.
‘tuhan’ liih ku dalam hati ‘mohon ambil saja nyawa ku tuhan, aku tidak sanggup’ dan aku benar-bnar menahan nafas ku agar sensor penciuman itu juga ikut mati sehingga tidak dapat mencium bau kebejatan yang berasal dari tiga orang di sekitar ku. Sedikit demi sedikit bisa ku rasakan kesadaran itu lenyap ‘eoma, appa, eoni, oppa mianne, geurigo sarranghae’ dan muncul lah wajah tampan yang sangat ku dambakan, yang meskipun jadi penyebab kenapa kemalangan ini terjadi tetap aku harapkan kehadiran nya ‘myungsoo-yaa sarranghae’
BRAKKKKKK
Suara pintu yang menjeblak terbuka dengan satu sentakan itu sempat membuat ku merasa kaget tapi tetap berniat untuk tidak bernafas meski tubuh ku mulai merasakan efek kekurangan oksigen apa lagi membuka mata, aku sadar mungkin itu hanya kawanan mereka dan sama sekali bukan penolong ku.
Sentuhan tangan dingin itu menghilang, terdengar suara-suara menyeramkan seperti patahan tulang dan hancur nya benda-benda yang cukup memekakan telinga mungkin ini yang namanya tanda bahwa kematian ku sudah tiba.
“hee yaa bernafas lah” suara familiar itu menelusup indera pendengaran ku “jebal hee-yaa buka mata mu dan bernafas lah” pinta suara itu lagi
Apa kah ini surga? Kenapa aku mendengar suara malaikat?? Pikir ku
aku bisa merasakan nya, dekapan hangat yang sangat menenangkan hingga setiap sel tubuh ku merasakan kelegaan teramat sangat. Lengannya yang hangat mendekap ku sangat erat ia juga membelai-belai punggung ku untuk menenangkan “hee yaa ini aku myungsoo”
dan satu nama itu berhasil membebaskan ku dari cengkraman kematian, ku paksa diri ku untuk bernafas dan membuka mata. Tidak jauh dari wajah ku, terdapat wajah tampan yang memandang ku dengan penuh penyesalan, ada noda darah di sudut mulutnya tapi itu sama sekali tak mengurangi kadar ketampanan nya, mukjizat pribadi ku, Kim Myungsoo.
*******
Myungsoo POV
Perlahan tapi pasti, dua manik mata berwarna coklat itu sedikit demi sedikit mulai membuka. Ada bias ketakutan yang nyata disana, kebingungan dan rasa tak percaya, serta yang paling membuat hati ku nyeri adalah bias yang memancarkan kekuatan untuk menahan rasa sakit atas entah penyiksaan macam apa yang di terima nya.
“myung..myungsoo?”
Suaranya serak, bibirnya pucat, ada robekan besar di baju nya yang tipis, sehingga bisa membuat ku melihat banyak nya luka yang ia terima ada noda darah juga disana. Kepala ku langsung mendidih begitu melihat betapa kacaunya keadaan sunhee, membuat ku merasakan hasrat baru yang tak pernah ku rasakan sebelumnya, hasrat untuk menghancurkan atau bahkan membunuh siapa pun yang telah menyakiti gadis dalam dekapan ku ini.
“nde, ini aku. Bertahan lah hee-yaa” pinta ku lirih
“aku lelah myungsoo-yaa” balasnya
“nde, tidurlah. Aku akan menjaga mu” ucap ku
Ia tersenyum dan sejurus kemudian matanya menggeletar pelan sebelum kembali menutup. Aku sempat panik tapi ketika merasakan deru nafasnya yang teratur dan semua tidak terlihat semakin memburuk, seperti nya ia hanya terlelap karena kelelahan.
Aku menoleh ke sekitar untuk memperhatikan keadaan yang jadi sangat tenang setelah aku memaksa mendobrak masuk tanpa perlindungan beberapa saat yang lalu, ada beberapa bodyguard suruhan minji yang meskipun telat datang tapi tetap sangat berguna. Sesaeng wanita itu sedang berteriak dan meronta-ronta dengan liar di tangan 3 bodyguard berbadan kekar, dan tiga orang pria dengan wajah bengis yang ikut membantu nya nya juga sudah di tangani dengan baik. Sunggyu hyung dan woohyun hyung yang sama kecewa dan marah nya dengan ku sedang melakukan pembalasan dendam mereka sendiri, memberikan pukulan, tinju, bahkan sampai menendangi ketiga orang pria tersebut.
“aku akan membunuh mu, akan ku pastikan kau mati di tangan ku”
Itu suara sunggyu hyung, aku menoleh dan tercengang begitu mendapati keadaan nya. ia kacau, mata nya merah, seluruh otot di tubuh nya terlihat menonjol akibat perasaan marah yang ia rasakan, sunggyu hyung tak berhenti mengeluarkan makian dan mengarahkan tendangan serta pukulan nya ke hadapan pria yang berbadan paling kecil itu dengan amat sangat brutal. Tapi pria itu malahan tersenyum semakin lebar dan bergumam
“aku sudah menjamah tubuh adik mu”
“yaa sekiaaa” teriak sunggyu hyung menggelegar
“hyung geuman” woohyun hyung memegangi pundak leader kami itu
“tidak ada guna nya kau melakukan ini, hanya membuang-buang waktu saja. Lebih baik cepat serahkan dia ke polisi dan obati luka sunhee serta myungsoo hyung”
“tidak woohyun-ah, akan ku pastikan bedebah ini mati lebih dulu”
Aku tersentak dengan perkataan nya, leader ku, hyung ku, oppa dari gadis yang paling ku cintai itu tak pernah sama sekali bertindak sekasar ini, mengeluarkan makian dan kata-kata yang menusuk kuping seperti ini. Biasanya kalau ia marah pada kami pun kata-katanya masih bisa diterima dan masih sopan, tak pernah sekali pun aku melihat hyung seperti ini. Begitu menyeramkan begitu penuh dengan hasrat membunuh, tapi aku paham perasaan terluka dan tidak terima akibat perlakuan yang di terima sang adik pasti bukan hanya menyakiti nya, itu membunuh nya. karna aku pun merasakan hal yang sama, merasakan sebagian diri ku mati begitu melihat keadaan sunhee.
“hyung”
Panggil ku lemah, ku putuskan untuk bangkit dengan sunhee di gendongan meski rasa nyeri itu kini mulai terasa di bagian perut dan pinggang. Berharap sunggyu hyung akan berhenti dan tersadar, dan berhasil. Ia menoleh ke belakang, melihat aku yang tertatih berjalan sambil menggendong sunhee yang kembali tak sadarkan diri. Seperti nya ia shock, dan terlelap sebentar adalah respon yang wajar.
Kedua nya menoleh dan buru-buru menghampiri ku, sunggyu hyung mengulurkan tangan nya meminta ku untuk menyerahkan sunhee padanya. “biar aku saja yang menggendong nya myungsoo-yaa” pinta nya, Dibantu woohyun hyung aku pun menyerahkan sunhee pada sang oppa
“bertahan lah sanegie, tidur lah yang nyenyak, sekarang kau aman. Oppa disini, oppa di samping mu” bisik nya pada sunhee dan aku tidak tega melihat pemandangan itu
“bawa sunhee pulang hyung, biar aku saja yang mengurus bajingan ini” usul ku
Ia menatap ku sangsi, mempelajari sebesar apa luka yang ku terima akibat pemberontakan pria berbadan besar itu dan wajah was-was nya menatap sunhee yang terlihat sangat pucat.
“tapi kau terluka myungsoo-yaa” ucapnya prihatin
“aku tidak apa-apa hyung, ada orang-orang minji disini lebih baik cepat obati sunhee”
Bisa ku lihat ia menghela nafas nya dengan berat dan kemudian mengangguk “baiklah aku pergi dulu” dan sunggyu pun berlalu bersama sunhee dan 3 orang penjaga
“kau juga ikut pulang dengan sunggyu hyung sana myungsoo-yaa biar aku saja yang mengurus ini semua” woohyun hyung buka suara “kau kan juga terluka” ia menatap ke arah perut ku
Aku ingin membantah tapi nyeri di perut ku semakin menjadi-jadi, bajingan itu berhasil menendang ku dengan kekuatan penuh.
“sudah-sudah biar aku yang urus ini semua” putus woohyun hyung
“andwe hyung, aku harus menemui seseorang” pinta ku
“nugu?”
“seseorang yang harus bertanggung jawab atas ini semua.”
*******
Rumah besar itu kini ramai dengan pengunjung, bergantian datang untuk melihat keadaan anak bungsu keluarga Kim yang hingga saat ini masih belum sadarkan diri. Para tamu itu juga datang untuk menanyakan kronologis kejadian penyekapan itu, langsung dari dua saksi mata yang terlibat, yang harus dengan sabar mengulangi penjelasan nya setiap kali ada yang bertanya. Pertama kali menjelaskan, kata-kata yang keluar dari mulut sunggyu dan woohyun tidak terlalu jelas dan berantakan, akibat perasaan marah yang menggelora setiap kali mengingat keadaan sunhee ketika mereka temukan pertama kali. Minji dan jinhee sampai harus memeluk kekasih masing-masing untuk menenangkan dan meredam emosi kedua pria itu, yang paling merasa bersalah jelas sungyeol dan sungjong karena tidak mengantarkan sunhe tepat di pintu ruma persis seperti instruksi leader nya. Keduanya sampai berlutut untuk meminta maaf pada tuan dan nyonya kim sebagai bentuk penyesalan, dengan lembut pasangan suami istri itu menjelaskan bahwa itu bukan salah mereka dan semua yang terjadi pada sunhee saat ini adalah musibah.
Yoon Jae dan sunhwa beserta minji langsung bergerak cepat untuk melaporkan masalah ini kepihak berwajib dan bekerja sama dengan agency agar jangan ampai ada rumor apalagi berita yang menyebar ke khalayak ramai mengenai kejadian ini. Semua sudah di bereskan dan di pastikan kejadian ini tertutup untuk pihak luar, hanya saja sudah 2 hari berlalu dan sunhee masih belum sadarkan diri. Dokter bilang selain luka di sekujur tubuhnya tidak ada hal yang begitu mengkhawatirkan, hanya saja shock yang sunhee alami sangatlah hebat. Ditambah suhu udara tempat penyekapan yang lumayan rendah, perut yang kosong dan kelelahan membuat dokter memutuskan untuk membiarkan gadis berambut merah itu istirahat lebih lama lagi.
“ia akan sadarkan diri jika ia sudah siap” begitu penjelasan dokter jung
Penjelasan yang membuat sunggyu mengeluarkan rintihan frustasi nya, ia ingin sunhee bangun, ingin berbicara banyak dengan adik nya tersebut, ingin memeluk nya dan berjanji akan selalu melindungi gadis itu.
“bangun lah nak, kami semua merindukan mu” ucap nyonya Kim di kamar sunhee suatu sore, saat itu hanya ada sunggyu beserta minji yang datang berkunjung sementara tamu yang lain sudah kembali ke aktifitas mereka masing-masing. Sang ibu memandangi wajah putri nya dengan perasaan bersalah dan sedih yang teramat sangat, setelah memastikan selang infus sunhee terpasang dengan benar, menyelimuti tubuh gadis itu semakin rapat, wanita paruh baya itu pun bergegas bangkit. Tapi ketika ia membuka pintu kamar, tercenunglah ia akan sesosok tubuh yang sudah berdiri disana dan terlihat ragu-ragu.
“oh myungsoo-yaa?” ucap nya ramah
“annyeonghasseyo eomonim”
“sudah lama disana?” tanya nyonya kim
“nde, lumayan. Aku tidak ingin menganggu waktu anda bersama dengan sunhee” jawab myungsoo jujur
Nyonya kim tersenyum dan menepuk lembut bahu myungsoo “masuk lah, ia sedang menunggu mu”
Ucapan bernada tulus itu membuat myungsoo kaget bukan main “nde?”
“ia belum sadarkan diri sejak di bawa pulang 2 hari yang lalu, dokter jung bilang ia akan sadar jika sudah siap. Menurut ku ia sedang menunggu kehadiran mu myungsoo-ya”
Setelah mengatakan kalimat tak terduga itu, nyonya kim pun berlalu. Meninggalkan myungsoo yang hanya bisa melongo menatap kepergian nya, setelah berperang dengan dirinya sendiri akhirnya myungsoo memutuskan untuk masuk kekamar sunhee. Dengan amat sangat perlahan duduk di tepi tempat tidur gadis itu, memandangi wajahnya yang lelap untuk waktu yang tak terhitung. Hanya menatap. Tidak mengeluarkan suara apa lagi bertindak. Sampai kemudian hatinya memerintahkan ia untuk melakukan sesuatu.
“hee-yaa” panggil nya lemah
“apa kau tidak lelah tidur terus? Kepala mu tidak pusing?”
Myungsoo memulai monolog nya
“ah iya aku lupa, kau kan sangat suka tidur”
Suasana ruangan kamar tidur itu sunyi senyap, hanya ada suara kicauan tak jelas milik visual infinite itu.
“bangun lah sunhee-yaa, memangnya kau kira kau siapa? Sleeping beauty?”
Myungsoo tertawa mengejek
“terus sedang apa? Menunggu pangeran? Siapa memang pangeran mu? Onew hyung heh?” begitu menyadari nama onew yang ia sebut myungsoo langsung cemberut “ku harap bukan dia” tambahnya ketus
Dan myungsoo pun terus berbicara tanpa henti, menceritakan tentang pengalaman reading naskah pertama drama yang akan di bintangi nya tanpa menyebut nama siapa lawan main nya nanti. Masih menduga apakah sunhee akan bersikap biasa saja atau sedikit merasa terganggu dengan nama aktris lawan main nya itu. Ketika akhirnya myungsoo berhenti, ia memandang dengan tatapan penuh sayang ke arah wajah dengan mata tertutup itu, tersenyum lembut dan bergerak maju, menempelkan bibirnya ke dahi sunhee yang terasa dingin.
“bangunlah, aku merindukan mu” bisiknya parau, begitu menyentuh, penuh rindu
Tepat ketika myungsoo menarik kecupan nya dan berniat untuk pulang, tubuh sunhee sedikit bergerak. Kepalanya bergerak ke kiri dan kanan, tubuh nya menggeliat dan dengan sangat perlahan mata coklatnya mulai membuka.
“myung-myungsoo?” tanya nya shock
Tanpa banyak kata dan berfikir, myungsoo meraih tubuh sunhee dalam dekapan nya. memeluk gadis itu bukan hanya dengan keseluruhan raganya tapi juga hati dan pikirannya
“kau sadar, kau sadar hee-yaa, terimakasih sudah sadar” gumam nya di bahu sunhee
*******
PS : akan ada double update yah hehehe