home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Similar & Different

Similar & Different

Share:
Author : IkaaWulandari
Published : 09 Aug 2014, Updated : 18 May 2018
Cast : Park Ra Chel (OC), Cho Kyuhyun SJ, Puteri Ri (OC), Jung Yonghwa CNBlue, Yoochun JYJ, Hoya Infinite
Tags :
Status : Ongoing
15 Subscribes |21722 Views |27 Loves
Similar & Different
CHAPTER 14 : Return

tuhkan masih pada jadi silent readers. ah bete nih Miss J jadinya. mana commentnya? biasanya kalian pada rajin ngasih comment. apa gara-gara kemaren miss J vakumnya lama? btw aku mau ganti castnya Savier nih jadi member IKON. menurut kalian gimana? kira kira siapa yang cocok? Chanwoo kali ya?

 

 

“Ayo Ra Chel, one… two…. three… four…. Tanganmu kurang lebar….”

Ri merentangkan tangannya lebih lebar sesuai instruksi Miss Jenn lalu menarikan gerakan selanjutnya. Miss Jenn mengangguk-anggukan kepalanya memperhatikan gerakan Ri, tanganya bertepuk tangan sesuai ketukan hitungan gerakan.

“Enam…tujuh…delapan..”Ri memutar tangannya lalu mengibaskan rambut.

“Oke, kita break dulu”Ucap Miss Jenn lalu mengambil sebotol mineral dan berjalan mendekat ke Ri.

Ri mengatur napasnya, peluhnya membasai wajahnya, bahkan bajunya sedikit basah karena keringatnya. Sudah 3 jam ia latihan hari ini, tapi Miss Jenn belom menginstruksikan bahwa latihan ini telah berakhir. Wanita yang nampak berumur 25 tahun diusianya yang 35 itu masih merasa tarian Ri hari ini kurang bagus. Jelas saja, aku kan bukan Ra Chel.

Ri terus menggerutu dalam hati mengenai kegiatan Ra Chel yang sangat menyebalkan ini. Ia ingat saat di Istana, Ri selalu kabur saat ingin dilatih Dansa Waltz dan memilih berkuda atau berlatih pedang. Ia tersenyum jika mengingatnya.

“Gomawoeyo Miss”Ucap Ri setelah mengambil botol mineral dari tangan Miss Jenn tersebut.

Ri menegaknya hingga tandas setengah, menandakan ia benar-benar kehabisan cairan. Tangan kanannya menggapai handuk kecil dan membasuh peluh di daerah wajahnya.

“Ah ya Ra Chel, tadi Ho Won memberi kabar dia akan datang hari ini. Kuharap kau menemuinya untuk membicarakan Kompetisi”Ri menatap Miss Jenn yang berbicara padanya, sedikit tidak menyukai bahasan yang dibicarakan Miss Jenn.

Ri bisa melihat smookie eyes yang selalu menjadi andalan Miss Jenn, sepatu boots hitam dan rambutnya yang di kuncir kuda tinggi-tinggi.

“Aku tahu hubunganmu dan Ho Won tidak baik, tapi kuharap kau bisa lebih professional”Ucap Miss Jenn sambil membereskan tasnya.

“Baiklah akan kuusahakan”Jawab Ri, tangannya menutup botol tersebut dengan tutupnya.

“Okay, latihan hari ini cukup sampai di sini. Aku pergi dulu”Balas Miss Jenn lalu berlalu.

“Ehmm Miss Jenn”Panggil Ri ketika Miss Jenn hendak membuka pintu.

“Ne?”Jawab Miss Jenn, suara terdengar ketus atau memang seperti itu dari dulu, entahlah itu tak penting bagi Ri.

“Jika aku membatalkan Kompetisi, menurutmu bagaimana?”Tanya Ri hati-hati.

Miss jenn menatap Ri tajam. Ri bukannya takut dengan Ho Won, tapi ia yakin dirinya tidak akan tahan untuk tidak menghabisi lelaki yang belum ia temui itu jika mengingat apa yag telah ia lakukan pada Ra Chel. Mengingatnya saja sudah membuat tangan Ri mengepal.

“Ku harap kau tidak bertindak bodoh Ra Chel. Ini impianmu”Jawab Miss Jenn, suaranya terdengar emosi namun ia tahan. Setelah itu Miss Jenn keluar dari ruangan Tari.

“Huh ia benar-benar mengingatkanku pada seorang penyihir wanita kekeke”Gumam Ri pelan.

Lalu ia memasukkan handuknya kedalam tas dan bersiap untuk mengganti pakaiannya. Dikepalanya terus berpikir, haruskah ia mundur dan memilih menjadi partner Yonghwa yang jelas-jelas sudah mempermalukan dirinya. Atau memilih maju dan berkerja sama dengan orang yang mungkin saat ini masuk ke dalam daftar orang yang paling dibenci.

 

********

 

Ra Chel merenggut menatap hamparan dandelion di depannya.ia sungguh kesal pada Tunangannya itu saat ini. Ah, sangat menyebalkan memanggilnya sebagai Tunanganku.

“Seenaknya saja dia membawaku ke Istananya tapi ia sibuk sendiri”Gerutu Ra Chel yang bisa di dengar Dayang Ros yang setia menemaninya.

Ros hanya bisa tersenyum mendengarnya. Nonanya ini lebih muda darinya, dan ia sungguh menganggapnya seperti adiknya sendiri. Ah salah, Nonanya lah yang menganggapnya sebagai kakaknya sendiri dan meminta untuk tidak bersikap terlalu formal jika taka da siapa-siapa diantara mereka. Ia sungguh mengenal Nonanya ini, sejak Nonanya berumur 15 ia sudah menemaninya, menggantikan posisi Ibunya yang sudah harus pension dari posisinya. Maka dari itu ia sangat tahu bagaimana Nonanya ini, termasuk Nonanya yang sedikit aneh dan berbeda belakangan ini.

“Dasar kau Pangeran Edgar!”Geram Ra Chel yang menyadarkan lamunan Ros.

Ra Chel ingat tadi pagi Edgar membawanya ke Kerajaan Fightern untuk memperkenalkan Ra Chel pada penghuni Istana Edgar. Edgar membawa Ra Chel berkeliling Istana untuk memperlihatkan keadaan istananya. Namun baru setengah perjalanan, salah satu penasihat Kerajaan memanggil Edgar untuk menghadiri pertemuan dadakan. Dan disinilah Ra Chel berakhir, tentu saja ia membiarkan Edgar pergi, lalu ia memilih keluar istana untuk berjalan-jalan.

“Nona, apa kau yakin tidak apa-apa tanpa Pengawal?”Tanya Ros hati-hati.

Ra Chel menoleh, menghebuskan napasnya karena sebal. Entah sudah berapa kali Ros menanyakan hal yang sama.

“Maafkan saya, tapi daerah ini tidak kita kenal Nona, saya khawatir kalau……….”

“Ros, kumohon tidak perlu tertalu berlebihan, kita tak pergi jauh dari istana lagipula”Potong Ra Chel menenangkan.

Ra Chel melangkahkan kakinya ke tengah-tengah hamparan dandelion. Tangannya menyapu bunga-bunga dandelion itu, membuat dandelion berterbangan. Terdengar suara gemericik air yang terdengar jauh. Ra Chel menajamkan telinganya dan melangkahkan kakinya, bermaksud mempertajam suara itu.

“Nona kau mau kemana?”Tanya Ros yang masih setia mengikutinya di belakang, kali ini dengan raut cemas.

“Kau dengar tidak? Ada suara air?”Tanya Ra Chel lalu menoleh pada Ros.

Ros mendengarnya, ia tahu suara apa itu. Tapi ia ragu untuk memberi tahunya.

“I…itu…”

“Apa Ros? Kau tahu sesuatu ya?”Tanya Ra Chel menyelidik.

“Air terjun dekat hutan hitam Nona”Jawab Ros takut-takut.

“Air terjun? Kau serius?”Tanya Ra Chel, wajahnya terlihat berbinar seperti mendapatmainan baru yang belum pernah ia lihat.

Ros mengangguk ragu.

“Aku ingin kesana”Ucap Ra Chel.

“Tidak bisa Nona”Jawab Ros.

“Ayolah Dayang Ros”Ra Chel memohon, memperlihatkan tatapan memelasnya.

Ros menimbang-menimbang, ia bingung karena ia tidak tahu dimana tepatnya air terjun itu. Ia hanya mengetahui dari Pengetahuan dan dasas-desus yang ia dengar, bahwa Kerajaan Fightern memiliki air terjun yang sangat indah yang dekat dengan hutan hitam. Hutan hitam yang tak boleh dimasuki siapa pun. Ia tahu, ia salah sudah memberi tahu Nonanya, karena apa yang ia takuti terjadi. Ra Chel tertarik untuk pergi kesana. Ia melarang tapi ia tak tega melihat Ra Chel.

“Baiklah, tapi saya akan memanggil Pengawal terlebih dahulu, karena saya tidak tahu dimana letak air terjun itu”Ucap Ros yang dibalas anggukan semangat oleh Ra Chel.

“Cepat Dayang Ros panggil Pengawal”Ucap Ra Chel semangat.

Ros pun mohon undur diri dan berlari kembali ke istana untuk memanggil beberapa Pengawal dan menemani  Nonanya dan dirinya menuju Air Terjun.

Ra Chel memainkan dandelion dengan tangannya, jarinya memetik setangkai dandelion. Lalu mengibas-ngibaskan ke udara, tetapi tak berhasil menerbangkan bulu-bulu bunga dandelion. Ia pun membawa tangkai itu mendekat ke wajahnya kemudian meniupnya, membuat bulu-bulu itu berterbangan ke udara. Seulas senyuman melengkung dibibir Ra Chel. Lalu ia menoleh ke arah istana. Ia tahu dirinya itu mudah bosan dan tidak suka menunggu.

“Lama sekali Dayang Ros”Kesalnya.

Ra Chel sungguh sudah tak sabar ingin melangkahkan kakinya menuju Air Terjun itu. Apalagi suara derasnya air seperti menggodanya untuk cepat-cepat datang. Apa aku ke sana saja?

 “Ah tidak nanti aku bisa dimarahi”Gumamnya, bibirnya mengerucut nampak menimbang-nimbang apa yang harus ia lakukan.

Sampai akhirnya kakinya melangkah menjauh, lebih menjauh dari Istana dan mengikuti suara deras air. Soal dimarahi urusan nant.i 

 

*********

 

Ri mengetuk-ngetukkan sepatunya di lantai, begitu pun tangan kananya yang ia tepuk-tepuk ke lututnya. Wajahnya terlihat berpikir, dan sibuk mengatur napas agas lebih tenang dan bisa berpikir jernih. Datang atau tidak ya?..... aku bingung.

Ri menghembuskan napas dan menepuk kedua tangannya, aku harus mendatanginya. Ia bangkit dan berjalan, melangkah meninggalkan gedung Seni Tari dan melangkah mendekat ke Gedung Seni Musik. Ia udah meyakinkan dirinya, ia tidak akan melanjutkan kompetisinya bersama Ho Won. Ri tidak akan mau mengacaukan kompetisi yang sudah pasti tidak akan ia menangi. Bukannya ia pengecut karena kalah sebelum berperang. Ia sudah mengatakan bahwa ia tidak akan tahan untuk meninju Ho Won jika dalam situasi dimana ia akan berduet menari bersama berdua. Ri menyeringai, memikirkannya saja sudah membuatnya jijik dan mengepalkan tangannya gemas.

Saat ini kakinya sudah melangkah menuju Ruang Senat Seni Musik, tempat dimana Yonghwa berada. Sebentar lagi ia sampai di depan ruangan Yonghwa. Tetapi seseorang menarik tangannya dan membenturkan punggungnya ke tembok. Ri terkejut melihat seorang lelaki dengan wajah yang terlihat seram karena matanya menusuk tajam ke dalam mata Ri. Ri menatap wajah orang yang kini mengurung Ri dengan kedua tangannya di sisi bahu Ri. Wajah lelaki ini terlihat lebih muda dari umur lelaki ini.

Siapa lelaki ini?

Ri menatap sekelilingnya, lorong ini selalu sepi jika tidak ada pertemuan antar anggota Senat. Tapi Ri tak mau gegabah, ia harus  membiarkan lawannya bicara dan memberi tahu jati dirinya. Tidak mungkin Ri bertanya dia siapa, karena Ri tahu lelaki ini mengenal Ra Chel. Atau dia?

“Aku tidak akan membiarkanmu mundur dari kompetisi begitu saja”Ucap lelaki itu dengan geram.

Ri menyeringai, ternyata benar dia

“Memangnya kenapa Ho Won?”Tanya Ri, ia menatap Ho Won dengan tatapan yang sama tajamnya.

Ho Won tertawa meremehkan, untuk pertama kalinya gadis dihadapannya ini balas menatapnya dengan berani. Dia berubah mungkin, pikirnya.

“Kau sudah menyetujuinya, dan kau tidak bisa mundur begitu saja. Aku kira kau tidak akan mau kalau dibilang pengecut”Jawab Ho Won, matanya kembali menatap Ri tajam.

Ri tertawa, balik meremehkan Ho Won.

“Pengecut atau bukan itu urusanku. Kau tidak berhak menahanku”Balas Ri.

Ho Won mencoba mencengkeram tembok. Mencoba mencari cara untuk mematikan lawannya. Seketika alisnya terangkat, ia mendapatkan.

“Lalu, apa urusanmu datang kemari? Apa kau berubah pikiran dengan menjadi Ketua Acara Night of Art dengan mantan kekasihmu itu?”Tanya Ho Won, bibirnya menyeringai melihat Ri terkejut.

Ri baru menyadari langkahnya kemari, jika ia ingin mengundurkan diri harusnya ia bertemu Miss Jenn tau Kepala Jurusan. Bukannya menuju ruang Senat Seni Musik dan tujuannya bertemu Yonghwa.

“Apa maksudnya? Apa kau berubah pikiran Ra Chel?”Ri menoleh, menuju sumber suara itu dan membuatnya terkejut.

 

**********

 

Ra Chel menatap takjub Air yang turun dengan derasnya dari atas bukit yang tingginya mencapai 5 meter. Ia tersenyum lebar, memejamkan matanya, merasakan suara deras air yang meluncur dan bertabrakan dengan genangan air di danau kecil di bawahnya.

Ra Chel memandangi air jernih yang ada di danau itu, air yang sangat menyegarkan pikirnya. Ra Chel melepaskan sepatu kacanya dengan tergesa. Tangannya sibuk mengangkat gaun bewarna merah jambunya. Kemudian ia mendekat ke Danau, untuk merasakan dinginnya air dari atas bukit.  Ia menyapukan kakinya di permukaan air, senyumnya merekah merasakan sensai dingin air terjun yang pertama kali baginya. Ah jika ia bukan seorang-yang sedang menyamar sebagai- Puteri , ia akan langsung berenang di danau ini dan merasakan air yang turun dari atas bukit secara langsung.

Kemudian ia menarik kakinya lagi mengingat hal itu. Menjadi Puteri itu tidak enak, apalagi tingkah lakumu harus dijaga.

“Mengapa tidak jadi turun?”

Ra Chel tersentak terkejut dan kehilangan keseimbangannya karena satu kakinya belum menapak ke tanah. Seseorang mencoba menahan badannya, tetapi terlambat. Ra Chel dan seseorang tersebut jatuh ke dalam air, membuat seseorang yang ternyata laki-laki itu terlihat panik dan merasa bersalah karena mengagetkan Ra Chel. Berbeda dengan Ra Chel yang senang dan tertawa karena apa yang ia inginkan tercapai. Keinginan untuk merasakan air di danau ini secara langsung.

Ra Chel merapikan rambutnya yang sudah basah karena tercebur ke Danau tadi.

“Aku sungguh minta maaf Nona”Ucap lelaki itu, Ra Chel menatap lelaki di hadapannya. Laki-laki berkulit putih yang lebih tinggi darinya. Rambutnya pendek dan badannya tegap. Dia juga tampan

“Nona?”

Panggilan itu menyadarkan Ra Chel.

“Ah…. Tidak apa-apa”Jawab Ra Chel tersenyum lebar, membuat wajahnya terlihat lebih cantik. Lelaki dihadapannya tersenyum.

“Aku Savi”Ucap lelaki itu sambil mengulurkan tangannya.

Ra Chel menyambutnya dengan antusias.

“Aku……. Ri”Jawab Ra Chel.

Aku Ra Chel. Ra Chel menarik tangannya setelah menjabat tangan Savi.

Mengapa aku dengan mudah menyambut tangannya? Harusnya aku kan menunduk bukan menjabat tangan.

Aku kembali untukmu Ri, Savi tersenyum memandangi Ra Chel yang terlihat memikirkan sesuatu.

 

TBC PLEASE COMMENT AND LOVE

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK