home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Similar & Different

Similar & Different

Share:
Author : IkaaWulandari
Published : 09 Aug 2014, Updated : 18 May 2018
Cast : Park Ra Chel (OC), Cho Kyuhyun SJ, Puteri Ri (OC), Jung Yonghwa CNBlue, Yoochun JYJ, Hoya Infinite
Tags :
Status : Ongoing
15 Subscribes |21722 Views |27 Loves
Similar & Different
CHAPTER 12 : Found You

Ah nggak semangat nih Miss J, banyak yang silent readers. mana nih comment sama lovenya? jadi biar aku semangat ngelanjutinnya. semakin readers banyak comment, semakin cepet aku lanjutin....

 

Ri mengingat gedung yang besar dan sangat luas dihadapannya tadi. Ia tak berhenti terperangah melihat keluasan area kampus Ra Chel yang sangat luas. Tetapi tak sampai disitu ia terperangah, saat ini pun ia sedang melebarkan matanya melihat jejeran mobil-mobil mahal terparkir di dekat mobil kakaknya, Yoochun. Apa di Negara ini semuanya orang kaya? Aku saja yang seorang Puteri baru pertama kali menaikinya.

Yoochun menautkan kedua alisnya bingung melihat adiknya yang terlihat begitu polos, berbeda dari biasanya. Ia bisa melihat kedua bola mata adiknya nyaris keluar mengamati mobil-mobil yang terparkir di sini. Apa ia berencana mencari kekasih baru yang sangat kaya?

Tapi setelah itu Yoochun menggelengkan kepalanya. Ah tidak, adikku bukan gadis seperti itu. Buktinya ia patah hati ditinggal kekasihnya hahaha.

Sebelum ia berpikir bahwa ia gila berbicara pada dirinya sendiri, Yoochun memilih menyadarkan adiknya itu.

“Ya!”Panggil Yoochun sambil tangannya menggoyangkan bahu Ri, membuatnya tersadar dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Apa yang kau pikirkan eoh?”Tanya Yoochun, sebelah alisnya naik keatas menunjukkan kadar ingin tahunya yang sedang meningkat saat ini.

Ri berdehem, berusaha menstabilkan wajahnya agar tidak terlihat mencurigakan.

“Aniyo, aku tidak memikirkan apapun”

“Jinjja?”

“Ne, emmm Kalau begitu aku pergi dulu Oppa. Gomawoeyo telah mengantarku”Ucap Ri lembut, lalu merapikan bajunya dan menaruh tali tasnya dipundak.

“Mwo?”Yoochun terkejut mendengar ucapan Ri.

“Ne?”Ri yang bingung balik bertanya, keningnya berkerut menatap Yoochun yang masih dengan tatapan terkejutnya dibalik kemudi.

“Ah, aniyo. Pergilah, nanti kau terlambat”Jawab Yoochun akhirnya.

“Baiklah, sampai jumpa Oppa. Hati-hati dijalan”Ucap Ri sambil tersenyum.

Lalu ia keluar dari mobil dan berjalan memasuki gedung perkuliahannya.

“Apa itu tadi? Biasanya cium pipi lalu ‘bye Oppa’”Ucap Yoochun lalu melambaikan tangannya di akhir kalimatnya, menirukan gaya Ra Chel saat melambaikan tangan padanya. 

 

***********

 

Ra Chel membuka pintu ruangan Raja Arlame setelah mengetuknya. Ia melongok kedalam dengan hanya memasukkan kepalanya. Matanya mencari-cari keberadaan Raja Arlame.

Tapi taka da seorang pun didalam. Akhirnya ia memilih masuk untuk lebih memastikan.

“Aku merindukanmu…Al”Ucap seseorang dengan nada lirih seperti tangisan.

“Suara siapa itu? Apa itu Raja Arlame?”Gumam Ra Chel.

Kemudian ia mendekati suara itu, suara isakan tangis sambil terkadang mengucapkan maaf dan rindu.

“Ayah”Panggil Ra Chel.

Langkah kaki dan suara itu membawanya pada pintu kayu yang sedikit terbuka.

“Hiks…..hiks….”Suara itu semakin jelas terdengar.

Ra Chel membuka pintu itu secara perlahan.

“Ayah”Panggilnya  saat melihat Raja Arlame sedang terduduk menghadap sebuah lukisan.

Tubuh Raja Arlame menegang. Ia menoleh menunjukkan pipinya yang basah dan mata yang memerah

“Ayah sedang apa disini? Ayah kenapa menangis?”Tanya Ra Chel khawatir.

Lalu tatapannya menoleh menuju lukisan yang tertutupi tubuh  Ayahnya. Terlihat seperti lukisan Ayahnya, namun sepertinya dengan orang lain. Sayangnya tidak terlihat.

“Apa yang kau lakukan disini Ri? Sudah Ayah bilang kau tak boleh memasuki teritorial Ayah ini”Bentak Raja Arlame yang membuat Ra Chel tersentak.

Ra Chel sontak menunduk ketakutan. Baru kali ini ia mendengar bentakan Raja Arlame yang begitu menyeramkan.

“A..ak..aku minta maaf Ayah, aku tak akan mengulanginya lagi. Aku pergi”Cicit Ra Chel kemudian berbalik dan pergi.

“Haaah… apa yang sudah kulakukan?”Tanya Raja Arlame kemudian bangkit.

 Raja Arlame berlari mengejar Ra Chel, namun terlambat. Ia melihat Ra Chel berdua dengan Pangeran Edgar di lorong dekat tangga. Raja Arlame yang merasa bersalah memilih mundur, dengan maksud agar Puterinya bisa berdua dengan Tunangannya.

 

**********

 

Hari ini ada dua kelas, kelas tari tradisional dan…….

“Hi Ra Chel”Belum selesai bermonolog untuk mengingat jadwalnya hari ini sesuai agenda Ra Chel, sudah ada seorang lelaki yang menyapanya.

Sedari tadi ia berjalan, setiap berpapasan dengan orang lain pasti menyapa Ra Chel. Ri hanya tersenyum meringis memamerkan deretan gigi putihnya membalas sapaan lelaki barusan. Ia masih mengingat beberapa menit lalu sesaat setelah turun dari mobil Oppanya, ada seorang lelaki yang memanggil Ra Chel. Tetapi sama sekali diacuhkan oleh Ri, karena ia lupa sekarang ia berperan sebagai Ra Chel. Sampai lelaki itu memegang bahunya untuk menyadarkan Ri bahwa dirinya dipanggil. Namun Ri dengan gerakan cepat memelintir tangan lelaki itu sampai mengaduh, dan mengatakan Ra Chel tak seperti biasanya. Setelah itu Ri meminta maaf dan beralasan bahwa ia sedang mengingat gerakan tari, untungnya lelaki itu percaya dan hanya menyampaikan pesan bahwa sehabis makan siang ia diminta menemui Ketua Panitia Night of Art lalu pergi, meninggalkan Ri yang mendesah lega.  Hampir saja ketahua.

Dia bilang nanti siang bertemu Ketua Panitia Night of Art?

“Sepertinya ia tidak bilang dimana aku harus menemui Ketua itu”Gumam Ri sambil ters berjalan pelan.

“Hi Ra Chel”

Ri menoleh mendapati dua orang gadis yang membawa tas biola di tangannya.

“Kudengar kau menolak Yonghwa untuk bergabung menjadi Ketua di acara Kolaborasi Seni Night of Art?”Tanya seorang gadis yang rambutnya dikuncir kuda.

Night of Art? Ketua? Yonghwa? Dia bukannya yang mempermainkan Ra Chel?

“Chel?”Panggil gadis itu lagi.

“Ah, Ne. waeyo?”Tanya Ra Chel ia dengan sopan. Membuat kedua gadis itu mengernyit.

Dari kejauhan seorang Pria membawa tas gitar warna hitam di bahunya. Ia tampak terlihat diam dan tak memperdulikan sekitar, tak perduli tatapan beberapa gadis yang memandangnya kagum. Tatapan Pria itu berkelana  di sekitar halaman tengah gedung, dan tatapannya berhenti melihat dua orang gadis yang satu jurusan dengannya jika dilihat dengan tas alat music yang mereka bawa, sedang bercengkerama dengan Ra Chel. Ia Menghentikan langkahnya yang sekitar 5 meter dari mereka. Keningnya berkerut menatap seorang gadis yang sepertinya ia tahu sifatnya sedang berbicara dengan dua gadis berbeda jurusan.

“Kalau begitu, semoga duetmu dengan black angle sukses”Salah seorang gadis dari kedua gadis itu memutuskan pembicaraan setelah sadar ada Yonghwa tak jauh dari mereka. Setelah itu mereka pergi dari hadapan Ri yang tampak geram.

Yonghwa, lelaki itu tetap dalam posisinya, menatap Ri yang memunggunginya.

Black Angel? Dia pria yang melecehkan Ra Chel!

Ri berbalik lalu menghentakkan kakinya ke aspal, menjadi bahan tatapan tak mengerti dari Yonghwa yang kini menatapnya dengan sebelah alis terangkat.

Sabarkan dirimu Ri, tarik napas, buang napas…….

Ri menghela napas dengan hati-hati. Lalu tatapannya beralik ke depan, untuk siap melangkah lagi. Tapi tatapannya bertemu dengan Yonghwa, yang juga masih menatapnya. Sejenak, tanpa sadar  ia melupakan niatnya untuk segera masuk ke kelas pertama. Ia sibuk bertanya dalam pikirannya, mengapa lelaki itu memandang padanya? Sejak kapankah ia berdiri di sana? Apa ia mengenal Ra Chel?

Berbeda dengan Ri, Yonghwa menatapnya dengan tatapan bingung, rasa bersalah, merasa ada yang berbeda, yang jelas tidak terlihat oleh Ri yang berdiri agak jauh darinya.

Ri tersadar lebih dulu, ia berpikir bahwa ia harus segera masuk kelas. Lalu mengangguk yakin. Ia menatap Yonghwa yang masih terdiam di posisinya. Ri mengangkat bahunya acuh, tersenyum pada Yonghwa sebagai bentuk sapaan. lalu melangkahkan kakinya menjauh.

Apa ia baru saja tersenyum lembut? Kalau iya itu yang pertama kalinya.

 

**********

 

Apa begini rasanya dibentak seorang Ayah? Mengapa air mataku langsung mengalir? Ra Chel berjalan sambil menunduk, menutup wajahnya yang basah karena air mata.

“Puteri…”Ra Chel menghirakan panggilan seorang Dayang yang berpapasan dengannya. Membuat Dayang itu bingung.

Taman, Ra Chel ingat suatu tempat yang berada di Barat Kastil. Tempat yang dikatakan Puteri Ri. Ia menghapus air matanya lalu berjalan menuju Taman Bunga itu.

 

*******

 

Edgar terlihat bingung menoleh kesana kemari. Setiap gaun berwarna biru laut tatapannya menajam. Memastikan itu gadis yang baru saja resmi menjadi Tunangannya atau bukan.

Sebenarnya dia kemana?

“Selamat atas pertunangan kalian, ngomong-ngomong dimana Tunanganmu?”Tanya seorang Bangsawan yang hadir dan menyalami Edgar. Pangeran Edgar hanya bisa menjawab bahwa Puteri Ri sedang ke kamar kecil dengan senyumnya yang menawan.

Edgar kembali menerawang setiap sudut ruangan, tapi tetap tak menemukan apa yang ia cari. Dan dengan tidak sabar ia meninggalkan hall Kastil untuk mencari Ra Chel. Ia bertanya pada setiap Dayang dan Pengawal yang berpapasan dengannya.

“Mohon maaf Yang Mulia, Hamba tidak melihat Tuan Puteri”

“Mohon maafkan Hamba, tetapi terakhir Hamba melihat Tuan Puteri bersama Yang Mulia Pangeran”. Kedua jawaban itu membuat Edgar geram sampai membuat beberapa Dayang ketakutan.

Apa Ia berniat kabur setelah acara?

“Mohon maaf Yang Mulia”Edgar menoleh melihat seorang Dayang memberi hormat saat berpapasan. Edgar memicing, Bukankah ini Dayang Pribadi Ra Chel?

“Ah ya,  bukankah kau Dayang pribadi Puteri Ri?”Tanya Edgar.

Dayang Ros mengangguk pelan tapi tetap menunduk, “Benar Yang Mulia, Hamba Dayang pribadi Yang Mulia Puteri Ri”Jawab Dayang Ros.

“Kalau begitu, tahukah kau dimana dia sekarang?”Tanya Edgar dengan tak sabaran.

“Mohon maaf Yang Mulia, tadi saya melihat Yang Mulia Tuan Puteri pergi menuju ruangan Ayahnya di atas”Jawab Ros.

“Terima kasih”Jawab Edgar lalu berlari menuju tempat yang diucapkan Dayang Ros. Tapi, baru berbelok di lorong, Edgar dihentikan oleh seorang Dayang yang nampak cemas dan bingung.

“Mohon maafkan Hamba Yang Mulia Pangeran”Ucap seorang Dayang sambil menunduk.

Edgar menggeram karena Dayang itu menunda pencariannya.

“Ada apa? Aku sedang mencari Puteri Ri”Tanya Edgar kesal.

“Mohon ampun Yang Mulia, ta…tadi saya melihat Yang Mulia Tuan Puteri keluar ruangan Yang Mulia Raja Arlame dengan wajah sedih”Jawab Dayang itu membuat Edgarmemperhatikan jawabannya dengan kening berkerut.

“Saya khawatir dengan Yang Mulia Tuan Puteri, karena saat saya memberi hormat, Yang Mulia Tuan Puteri menghiraukan seperti melamun. Mohon maaf jika saya lancang Yang Mulia”Ucap Dayang itu sambil menunduk gemetaran. Tanpa Edgar dan Dayang itu tahu, ada seseorang yang menguping pembicaraan mereka di balik tembok di sudut lorong.

“Lalu sekarang kemana Puteri Ri?”Tanya Edgar cemas.

“Sepertinya ke Taman Bunga, di Barat Kastil Kerajaan Yang Mulia Pangeran”Jawab Dayang itu.

Tanpa berucap, Edgar langsung berlari menuju Taman Bunga. Ia khawatir dengan tunangannya itu, mengingat sebelumnya ia menentang keras pertunangan. Apa mungkin bertengkar dengan Raja Arlame?

Sesampainya disana, Edgar disuguhi pemandangan hamparan bunga-bunga cantik yang berwarna-warni. Ia menajamkan penglihatannya dan menoleh ke segala sisi untuk menemukan Puteri-nya. Sampai pandangannya berhenti di hamparan anyelir putih, disana ada seseorang yang dicarinya. Sedang berjongkok dan bermain-main dengan bunga-bunga anyelir putih dengan wajah sendu.

 

To be continued

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK