home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > My Cool Neighbour

My Cool Neighbour

Share:
Author : hyenichan
Published : 09 Jul 2014, Updated : 02 Aug 2014
Cast : Park Chanyeol, Yoon Se Kyung (OC), Byun Baekhyun, Lee Eun Ji (OC), Kai, Sehun, D.O
Tags :
Status : Ongoing
2 Subscribes |21493 Views |9 Loves
My Cool Neighbour
CHAPTER 3 : The Girl

Tittle : My Cool Neighbour (part 3)---The Girl

Author : Hyeni Chan

Genre : Romance, School Life, Family

Length : Chaptered

Main Cast : Park Chanyeol, Yoon Se Kyung, Lee Eun Ji, Byun Baekhyun

                                                                                  

 

Chanyeol’s POV

 

Sudah hampir lima belas menit aku mencari dimana keberadaan Se Kyung sekarang. Tapi aku sama sekali tidak berhasil. Akhirnya ku putuskan untuk duduk bersantai sejenak di taman sekolah. Sambil menikmati sejuknya suasana taman, ku arahkan lensa kameraku untuk membidik beberapa objek yang menurutku cukup menarik.

 

Dan ketika lensa ini ku arahkan pada sisi taman yang lain, ternyata aku menangkap sosok yeoja yang sedang ku cari. Dia tengah duduk di bangku taman bercat putih. Sambil menunduk, dia nampak sedang menggoreskan pensil di atas kertas putih. Raut muka serius terpatri jelas di wajah cantiknya itu. Aku pun tak menyia-nyiakan kesempatan. Ku abadikan pemandangan ini lewat kamera yang ada di tanganku. Beberapa kali aku memotretnya dan ketika ku lihat hasilnya,,,,,,,,,ternyata luar biasa. Belum pernah aku memotret objek yang demikian indah.

 

Setelah merasa cukup mendapatkan gambar Se Kyung, aku pun langsung menghampirinya. Dengan setengah berlari, aku menuju ke tempat dimana Se Kyung tengah duduk.

 

“Nona Yoon”, sapaku dengan tersenyum.

 

Se Kyung lalu mendongak dan menatapku seolah bertanya ‘apa yang kau lakukan disini?’. Dia sepertinya terkejut melihat kedatanganku yang menurutnya tiba-tiba.

 

“Tidak disangka, ternyata kita bertemu lagi di sini. Apa aku mengganggumu?”, tanyaku hati-hati. Ku lihat ekspresinya berubah. Kini dia tersenyum manis kepadaku.

 

“Sebenarnya kehadiranmu disini sangat menggangguku. Tapi bagaimana lagi, aku terpaksa menerimamu. Karena meskipun kau ku usir, kau tidak akan pergi, kan?”, Se Kyung tertawa lepas.

 

“Jadi kau ingin mengusirku, Se Kyung -ah?”, tanyaku pura-pura terkejut.

“Menurutmu?”, Se Kyung balik bertanya.

“Baiklah, aku akan pergi dari sini”

“Hahahahah”, Se Kyung tertawa.

“Kenapa tertawa?”, tanyaku bingung

“Aku hanya bercanda, Chanyeol. Kenapa kau anggap ini serius?”

“Jadi, aku boleh berada disini?”, tanyaku senang.

“Tentu”

“,,,,,,,,,,,,”

“Kenapa diam dan berdiri di situ? Ayo, duduklah”, pinta Se Kyung padaku.

 

Se Kyung lalu menggeser posisi duduknya, memberiku tempat. Aku pun tersenyum kemudian duduk di sampingnya.

 

Suasana mendadak canggung. Aku hanya menunduk dan berpura-pura memainkan kamera yang ada di tanganku. Sekilas aku melirik Se Kyung. Dia hanya memandang lurus ke depan sambil memainkan pensil yang ada di tangannya.

 

“Jadi,,,,,,apakah kau menyukai sekolah ini?”, tanya Se Kyung tiba-tiba.

“Menurutmu?”, aku balik bertanya.

 

Se Kyung lalu menoleh ke arahku, tersenyum, dan berkata. “Entahlah”.

 

“Tentu saja aku menyukai sekolah ini. Apalagi, murid perempuannya cantik-cantik”, aku berkata demikian sambil menebar pandangan ke sekitar dan melihat beberapa yeoja. Tapi jujur saja, aku tak melihat yeoja cantik secantik yeoja yang sekarang duduk di sampingku. Benar-benar berbeda.

 

“Kau ini. Apakah hanya itu yang membuatmu menyukai sekolah ini, hah?”, bentak Se Kyung.

“Tidak. Ada hal lain yang membuatku jatuh cinta pada sekolah ini”, kataku sambil menyandarkan tubuh.

“Apa itu?”, Se Kyung mulai penasaran.

“Rahasia. Aku tidak bisa menceritakan padamu sekarang”, godaku pada Se Kyung.

“Baiklah kalau kau tidak mau bercerita. Itu hakmu”.

 

Suasana menjadi hening kembali. Aku terpaku pada sebuah buku berukuran tanggung yang ada di pangkuan Se Kyung sekarang.

 

“Apa itu?”, tanyaku.

“Oh,,,,,,,ini?” Se Kyung mengangkat bukunya.

Aku mengangguk.

“Bukan apa-apa. Hanya buku biasa”, jawab Se Kyung ringan seraya menyembunyikan bukunya.

“Kalau bukan apa-apa, kenapa harus disembunyikan? Sini, berikan padaku”, kataku memaksa. “Shireo”, Se Kyung menolak.

 

Aku pun berusaha mengambil paksa buku dari tangan Se Kyung.

 

“Chanyeol, jangan kau ambil. Lepaskan!”, bentak Se Kyung.

“Memangnya apa isi buku ini, eoh??”, tanyaku penasaran.

 

Aku tidak menyerah. Sekuat apa pun dia berusaha menahanku untuk tidak mengambil bukunya, akhirnya buku itu jatuh ke tanganku juga. Aku tersenyum penuh kemenangan. Sementara Se Kyung hanya cemberut karena aku berhasil merebut bukunya.

 

“Minhae, Se Kyung-ah. Aku hanya penasaran dengan isi buku ini”, kataku merajuk.

“Tidak akan ku maafkan”, balas Se Kyung tanpa menoleh sedikit pun ke arahku.

 

Aku hanya tersenyum kecil melihat tingkahnya. Kemudian ku buka halaman pertama buku milik Se Kyung itu.

 

Kosong, tak ada gambar atau bahkan coretan yang tergores dalam buku itu. Tiap lembar kertas dari halaman pertama hingga akhir masih tetap kosong. Lalu apa yang dilakukan Se Kyung tadi? Jelas-jelas aku melihat dan memotret dirinya yang tengah serius menggambar. Apa aku menghayal? Atau penglihatanku yang buruk? Tidak, aku pasti tidak salah lihat, aku juga tidak sedang menghayal.

 

“Bagaimana? Apa kau sudah menemukan sesuatu yang kau cari?”, tanya Se Kyung tiba-tiba.

“Aku sedang tidak mencari apa-apa”, jawabku.

“Kau yakin?”, tanya Se Kyung sekali lagi. Tapi nada pertanyaannya seolah sedang menggodaku.

 

Apa aku jujur saja soal diriku yang sudah mengamatinya sedari tadi? Tidak, dia pasti akan besar kepala jika aku mengatakan yang sebenarnya.

 

“Ini, ku kembalikan lagi bukunya. Tidak ada yang menarik”, kataku seraya melempar buku itu ke pangkuan Se Kyung.

“Memang tidak ada. Kau saja yang keras kepala ingin tahu urusan dan rahasia orang”

“Ck, dibayar berapa pun juga aku tidak akan sudi mencari tahu rahasiamu”, ocehku.

“Apa kau bilang? Coba katakan sekali lagi, aku ingin mendengarnya”, Se Kyung bertanya dengan nada tinggi.

 

Dan tidak ku sangka, Se Kyung lalu mendaratkan beberapa pukulan keras tepat di bahuku.

 

“Ya, hentikan,,,aw,,,,apa yang,,,aw,,,lakukan,,,ini sakit,,,awww”, rintihku.

“Ini hadiah untukmu yang sudah dengan lancang merebut buku milik orang lain”, ucapnya kasar. Sedetik kemudian dia beranjak dari bangku taman dan meninggalkanku sendiri dengan rasa sakit yang tiada karuan.

 

 

*************************************************

 

Author’s POV

 

Suasana ramai terlihat di kelas Se Kyung. Semua yeoja di kelasnya tampak heboh dengan kehadiran Chanyeol di sekolah mereka. Namun tidak dengan seorang gadis cantik yang tengah duduk di kursi dekat jendela kelas. Dia nampak frustasi dan kecewa. Tangan mulusnya nampak menggenggam pensil dengan begitu erat. Matanya memerah karena menahan lelehan air mata yang hendak meluncur di atas pipinya.

 

“Mengapa dia tidak datang menemuiku?”

“Apa dia sudah lupa akan janjinya?”

“Apakah dia melupakanku?”

“Dia bahkan tidak mengangkat telpon atau membalas pesan dariku. Apa yang sedang terjadi pada dirinya?”.

 

Pertanyaan-pertanyaan itu lah yang kini ada di pikiran yeoja cantik itu. Dia benar-benar mengkhawatirkan seseorang yang sudah lama tak dia temui selama tiga tahun terakhir ini. Dia benar-benar tak sanggup jika semua prasangka buruk yang dia pikirkan menjadi kenyataan. Dia ingin menyerah dan menyudahi semuanya, tapi cintanya pada seseorang itu jauh lebih besar dari perasaan curiga dan khawatir yang selama ini menderanya.

 

“Lee Eun Ji”

 

Terdengar suara yeoja yang memanggil namanya. Dan gadis yang tengah duduk di kursi dekat jendela itu pun menoleh ke asal suara itu.

 

“Yoon Se Kyung”, lirihnya.

 

Ya, gadis yang tengah duduk khawatir di kelas itu adalah Lee Eun Ji. Dia merupakan anak tunggal dari konglomerat nomor satu di Korea Selatan. Bahkan di usianya yang masih muda, dia telah dinobatkan sebagai pewaris Lee International Corp. milik ayahnya.

 

“Ya, Eun Ji-ah, ada apa denganmu? Tidak biasanya kau seperti ini? Ada apa?”, tanya Se Kyung ketika sampai di depan meja Eun Ji.

“Tidak apa-apa, Se Kyung-ah. Aku hanya ingin sendiri. Aku benar-benar kecewa dengan diriku yang tidak bisa mengerjakan tugas ini”, kata Eun Ji sambil menyodorkan buku tugas miliknya pada Se Kyung. Kali ini Eun Ji berbohong pada Se Kyung. Dia tak ingin sahabatnya juga ikut khawatir atas permasalahan yang menimpa dirinya.

 

“Oh,,,,,ini. Aku sudah menguasai bab ini. Apa kau perlu bantuan? Aku bisa mengerjakan ini untukmu”, ucap Se Kyung menawari.

“Apa tidak apa-apa? Baiklah, tolong kerjakan yah. Nanti sepulang dari sekolah, aku akan ke rumahmu dan meminta ajari tentang bab ini ya? Jebal……” rengek Eun Ji.

“Heheheh tentu saja”, sahut Se Kyung ringan. Dia pun mengeluarkan beberapa alat tulis dan mulai mengerjakan tugas Eun Ji.

 

“Se Kyung-ah. Ku dengar hari ini kau dihukum lagi”, celetuk Eun Ji.

“Ne, aku dihukum karena datang terlambat pagi ini”, Se Kyung berhenti sejenak dari kegiatan menulisnya.

“Huh, sangat menyebalkan. Gara-gara namja menyebalkan itu, rencanaku membolos pagi ini batal. Dan lagi,,,,,,,,,,,,,,” kata-kata Se Kyung terpotong. Tenggorokannya tercekat ketika pikirannya kembali pada kejadian pagi ini di toilet wanita bersama Chanyeol. Dia tidak mungkin menceritakan insiden memalukan itu pada Eun Ji.

 

“Dan apa?”, Eun Ji mulai penasaran.

“Tidak, tidak apa-apa. Sudahlah, jangan dibahas lagi. Aku bisa-bisa terkena darah tinggi jika terus bercerita tentang namja itu”, usul Se Kyung sambil memfokuskan diri pada tugas Eun Ji yang tengah dia kerjakan.

“Oh, arraseo”, ujar Eun Ji.

 

 

*****************************************

 

Se Kyung’s POV

 

Teetttt…..tettttt….teeettttttt

 

Bel sekolah telah berbunyi, menandakan kegiatan belajar mengajar di sekolah telah usai. Kyuhyun songsaenim yang mengajar di kelasku pun berpamitan dan meninggalkan kelas. Aku yang sudah sangat kelelahan langsung merapikan buku, alat tulis dan memasukkannya ke dalam tas.

 

Ku lihat Eun Ji yang duduk di sebelahku sangat tidak sabar ingin segera keluar dari ruangan. Bahkan selama Kyuhyun songsaenim mengajar, dia hampir sama sekali tidak berkonsentrasi pada apa yang disampaikan oleh Kyuhyun songsaenim. Dia hanya sibuk memainkan handphonennya hingga pelajaran usai. Sungguh tidak seperti Lee Eun Ji yang biasanya.

 

“Eun Ji, ada apa denganmu? Ku lihat dari tadi kau memainkan handphonemu. Apakah ada sesuatu yang terjadi?”, tanyaku khawatir.

“Tidak ada apa-apa”, jawab Eun Ji dengan senyum yang terlihat sedikit dipaksa.

“Baiklah kalau begitu. Kau ingin pulang bersamaku, tidak?”, tawarku padanya.

“Ah,,,,anni. Gomawo Se Kyung-ah, tapi sopir appaku sudah datang. Aku harus segera pulang. Lagi pula aku tidak ingin merepotkanmu. Lain kali saja, ya”, tolaknya halus.

“Oh,,,,,ne, gwenchana. Hati-hati, ya, Eun Ji”

“Ne”, jawabnya. Dan kami pun berpisah di depan pintu kelas.

 

Aku tidak langsung pulang hari ini. Aku masih sibuk menelusuri koridor dan keluar masuk tiap ruang kelas yang ada di sekolah ini. Entah apa yang ku cari. Tapi satu hal yang pasti, aku ingin bertemu dengan namja yang telah ku pukuli tadi pagi, yang sudah mencuri first kiss ku di sebuah toilet wanita. Aku memang bodoh karena ingin mencarinya. Tapi inilah kenyataannya, senyum seorang Chanyeol telah membuatku rindu pada dirinya.

 

“Ada dimana dia sekarang? Apa dia sudah pulang?”, tanyaku pada diri sendiri.

“Aiisshhhh,,,,,bodohnya aku. Mengapa aku tidak minta nomor Hpnya. Dengan begitu, aku pasti bisa menghubunginya dengan mudah. Ah,,,,tidak-tidak. Mengapa pikiranku jadi tidak waras seperti ini? Meminta nomor HP orang aneh dan sombong itu, yang benar saja”, sambungku.

 

Namun pikiranku sudah dipenuhi oleh perasaan khawatir terhadap Chanyeol. Aku takut jika sesuatu terjadi pada dirinya. Walau dia sudah bisa menjaga dirinya, dia adalah murid baru di sini. Mungkin saja dia butuh bantuan atau apa pun itu. Akhirnya ku putuskan saja untuk menunggunya di depan pintu gerbang sekolah.

 

Waktu telah berjalan lima belas menit, tapi aku tak menemukan sosok Chanyeol keluar dari arena sekolah. Aku pun mendekati Shin ahjussi, penjaga sekolah yang tengah duduk di pos jaga dekat pintu gerbang.

 

“Permisi, Shin ahjusssi. Apa kau melihat namja yang datang ke sekolah denganku pagi ini?”, tanyaku hati-hati.

“Emmm,,,,,sepertinya aku tidak melihatnya. Memangnya ada apa, Se Kyung-ssi?”, Shin ahjussi balik bertanya.

“Ah,,,tidak apa-apa. Gomawo ahjussi”, jawabku seraya melangkah pergi.

 

Ketika aku hendak menaiki motorku, tiba-tiba sebuah mobil mewah berwarna merah berhenti tepat di sebelahku. Sepertinya aku tahu siapa pemilik mobil ini.

 

“Se Kyung-ah”, sapa Baekhyun dari dalam mobil ketika kaca mobil terbuka.

“Baekhyun”, ujarku seraya tersenyum.

 

Ya, pemilik mobil mewah ini adalah Baekhyun. Dia adalah teman baikku semenjak pertama kali aku masuk SMA Shinhwa ini. Kami tetap berteman baik walau sekarang berbeda kelas. Gayanya yang kocak, periang, ramah, baik, dan wajahnya yang tampan membuat sebagian besar yeoja di sekolah ini jatuh hati padanya. Tapi sayangnya, dia tidak pernah menghiraukan mereka. Baekhyun cenderung bersikap biasa. Karena sikapnya itu, terkadang aku mendapat perlakuan tidak adil dari para yeoja sunbae dan teman satu angkatan. Mereka sepertinya cemburu atas kedekatanku dengan Baekhyun yang sebenarnya hanya sebatas teman. Aku juga terkadang penasaran, mengapa namja sepopuler Baekhyun belum menjatuhkan pilihan hatinya. Bahkan kepada aku yang meruapakan teman dekatnya, dia tidak pernah bercerita soal urusan cintanya.

 

“Kau baru mau pulang?”, tanya Baekhyun.

“Ne”, aku mengangguk.

“Wah,,,tumben sekali kau pulang telat. Biasanya kau selalu pulang lebih awal dari pada yang lain.”, goda Baekhyun.

“Aisshhhh,,,,kau ini. Aku sedang menunggu sesorang di sini”, aku mengelak.

“Jinjja???? Siapa yang kau tunggu itu? Kyuhyun songsaenim?”, Baekhyun lagi-lagi menggodaku.

“Ani,,,,,,mana mungkin aku menunggu songsaenim galak seperti dia”.

“Lalu?”

“Lalu apa?”, tanyaku ketus. Baekhyun benar-benar telah menguras habis waktu dan kesabaranku.

 

“Baiklah kalau kau tidak ingin memberitahu siapa orang itu. Itu hakmu. Aku pulang dulu, ya. Aku ada janji dengan teman lamaku”, kata Baekhyun.

“Apa? Teman lamamu?”, tanyaku penasaran.

“Ne, dia baru saja pindah dari Tokyo. Dan kebetulan dia juga murid baru di sekolah ini”, jawab Baekhyun.

 

Murid baru? Entah mengapa ketika mendengar kalimat itu aku langsung tersentak. Pikiranku tertuju pada Chanyeol yang juga seorang murid baru. Tapi sekolah ini adalah sekolah yang besar dengan jumlah murid yang banyak. Bisa saja ada dua atau bahkan lebih murid pindahan yang baru bersekolah di sini.

 

“Kalau boleh tau, siapa nama teman lamamu itu?”, tanyaku memastikan.

“Namanya adalah,,,,,,,,,,,,,,,,,Park Chanyeol”, jawab Baekhyun.

 

“MWOOO??????????”

 

To Be Continued

 

Next Chapter???????? Jempol dan komentarnya dulu ya

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK