“Congrats” Jung Seongsangnim memberikan hasil tes mingguan Ae dan dia berhasil lulus lebih cepat dari dugaannya
“Kamsahamnida” Ae dgn senang berkali-kali menunduk mengucapkan terima kasih kepada gurunya
Tertera jelas kebahagiaan luar biasa di wajahnya. Ia selalu tersenyum terlebih ketika menatap hasil ujiannya. Sepanjang lorong sekolah ia berjalan sambil menari-nari dan bersenandung kecil.
“Hey Mr.Park” sapa Ae kepada pengawalnya
“Nona, kenapa memanggil saya seperti itu. Panggil seperti biasa saja” jawab pengawalnya sungkan
“Ani. Mulai sekarang aku akan memanggilmu Mr.Park. Kajja”
Kali ini ia masuk ke mobil hitam mewah itu dgn langkah ringan dan gembira. Tak seperti biasanya yg selalu merasa bosan. Tentu ini adalah efek samping setelah mengetahui hasil tesnya. Hanya butuh 1 minggu untuk mengikuti pelajaran tambahan, dia sudah berhasil lulus. Ditambah hukuman dari Oppanya berakhir
“Mr.Park, kau tahu dimana Ryeowook Oppa dan Suho Oppa ?” tanya Ae
“Saya tidak tahu Nona. Apa kau ingin aku menghubunginya ?” tanya pengawal park yg sedang memacu mobilnya
“Anio. Karena ini weekend, mala mini mereka pasti pulang” gumam Ae dgn senyum bahagia
Pengawal park pun sedikit heran, melihat yeoja yg suka bikin ulah itu bisa tersenyum sebahagia sekarang. Seperti pemandangan langka. Belum lama dia di Korea, namun sudah banyak hal-hal yg tak seharusnya ia alami. Tapi syukurlah Ae masih bisa tersenyum semanis ini.
“Jung Ajhumma ..” panggil Ae ketika melangkahkan kaki ke dalam rumah.
“Ye” Jung Ajhumma berlari kecil menghampiri majikan mudanya itu
Ae menjatuhkan tasnya dan segera merangkul pundak pembantunya itu. Di arahkannya Jung Ajhumma ke dapur bersamanya.
“Aku ingin masak untuk Oppa” ucapnya masih dgn senyum yg terus menempel itu
“Masak ?” tanya Jung Ajhumma tak percaya
“Tenanglah .. aku sudah terbiasa memasak. Aku banyak belajar dari Kakek dan Nenek dulu” terang Ae sambil mengambil beberapa peralatan masak
“Anio Nona .. Tunggu saja di kamarmu, nanti kalau sudah selesai akan saya panggil, Oh ?” Jung Ajhumma mengambil alih pisau dapur dr tangan Ae
Ae masih dgn senyum memegang pundak Jung Ajhumma dan mengarahkanya duduk di kursi.
“Ajhumma .. katakan saja apa yg harus aku masak. Aku akan melakukannya sendiri” ucap Ae mendapat anggukan dari pembantunya itu
Sesekali Jung Ajhumma membantu Ae mengupas sayur dsb. Ketika Jung ajhumma bangkit dari duduknya dan ingin megambil alih pekerjaan Ae, Ae kembali menyuruhnya duduk tenang di kursi dan hanya membantunya dengan suara saja. Sehingga Ia hanya memberikan beberapa arahan dan saran bagaimana cara memasak. Menu malam ini khusus ia siapakannya sendiri untuk ke dua Oppanya.
* * *
“Nona .. Apa tidak sebaiknya anda makan dulu ?” tanya Jung Ajhumma
“Oh, Anio. Aku akan tunggu Oppa” jawab Ae yg hampir tertidur di meja makan
Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Namun ke dua Oppanya belum menampakkan batang hidungnya sama sekali.
Ae sedaritadi menunggu dgn sabar. Ia sudah menyiapkan banyak makanan untuk ke dua Oppanya. Ia juga sudah berdandan cantik menggunakan dres cream bermotig polkadot biru pekat selutut. Mengurai rambut panjangnya.
Ia mondar-mandir di samping meja makan, menggigiti kukunya, berkali-kali merapikan rambutnya dan mengahabiskan bergelas-gelas air putih. Dan sekarang matanya benar-benar tak kuat lagi harus menunggu.
“Mr.Park, Kajja” Ae mengambil baju dinginnya dan masuk ke dalam mobil tanpa menyentuh sedikitpun makanan yg ia masak
“Nona .. kita mau kemana ?” tanya pengawal park pelan
“Oh, berhenti di depan”
“Tunggu di sini saja. Jangan mengikutiku” Ae turun dari mobil dan membanting pintu mobil
Pengawal Park yg mengerti perasaan yeoja muda itu, membiarkan Ae sendirian malam ini. Dengan tatapan kosong Ae berjalan menyusuri jalan yg mulai gelap dan sepi.
Ae tak merasakan dingin walaupun dressnya yg tak berlengan itu membiarkan angin dingin menyapu kulit putihnya. Pengawal park ingin memberikan baju dingin Ae yg tertinggal, namun langkahnya begitu berat dan benar-benar tak ingin mengganggu majikannya itu.
Ae duduk di halte kemarin. Berharap ini akan membuat Oppanya datang untuk yg kedua kalinya, walaupun hanya sebatas mimpi. Berkali-kali ia menghela nafas, membuang seluruh pikiran jahat tentang Oppanya.
“Anii .. mereka hanya sibuk” Ae memukul-mukul kepalanya
“Lagipula aku yg tak mengabari mereka” ucapnya terus membela kedua Oppanya
“Jangan jadi adik yg jahat Ae” kata-kata it uterus keluar dari mulutnya
Air mata yg terus jatuh, sesak di dadanya dan angin dingin yg terus menusuk kulitnya tak pernah terasa benar-benar terjadi. Ia mematung dengan tatapan kosong, pikiran kosong. Tak tahu harus melakukan apa dan bagaimana.
Berkali-kali ia menatap langit, namun semua bintang seolah meredup. Bulan seolah terus bersembunyi di balik awan.
Ae menahan matanya, agar tak tertidur. Ia ingin benar-benar tahu kejadian malam itu benar-benar hanya mimpi atau mungkin kenyataan. Hampir 2 jam ia duduk termenung di sana. Tak ada seorangpun yg datang menjemputnya seperti mimpi kemarin.
“Benar-benar mimpi” Ae bangkit dari duduknya dan memulai langkahnya
“Oh, Inggris” Ae menatap papan iklan raksasa itu dgn kaki gemetar
“Bagaimana caranya kita bisa bertemu lagi ?” Ae menatap lekat papan iklan itu
“Really miss you !” terdengar suaranya yg mulai bergetar disusul air matanya yg menetes pelan
“GrandPa .. GrandMa ..” ucapnya terisak
“I really want to back home” ia terduduk dan menutup mulutnya yg tak dapat menahan isakan tangisnya
“Hya .. Kenapa di sini ?”
Terdengan suara seorang namja yg datang menghampirinya, menutupi tubuhnya dgn baju hangat dan memeluknya erat.