Aku membuka jendela kamarku dan membuat angin malam musim gugur perlahan masuk meniup rambutku yang tergerai. Malam ini langitnya cerah sehingga membuat bulannya jelas terlihat. Aku suka musim gugur karena menimbulkan aura yang terasa romantis. Banyak yang mengira bahwa musim gugur adalah musim dimana kesedihan dan kemuraman bernaung. Namun tidak bagiku.
Aku mengibaratkan daun-daun yang berguguran seperti menyiapkan hidup baru yang lebih baik setelah kesedihan dan kemuraman di musim gugur. Setelah jatuh, mereka berusaha sekuat tenaga untuk menguatkan diri untuk menghadapi ganasnya musim dingin. Kembali hidup dan menjalani hari baru yang lebih ceria di musim semi. Menghadapi kerasnya hidup dan menyadari akan segala sesuatunya yang tidak akan pernah cukup di musim panas sampai akhirnya kembali ke musim gugur, yang diibaratkan akhir dari hidup setiap manusia. Kematian.
“Menikmati malam saat menjadi manusia, eo?” Aku tersentak saat suara berat itu tiba-tiba terdengar di sebelahku.
“Kenapa kau masuk ke kamar perempuan tanpa mengetuk pintunya terlebih dulu, Cho? Kau akan dibunuh Hyukjae kalau dia sampai tahu.”
“Tidak akan. dia sudah mematikan lampu kamarnya sejak hampir setengah jam yang lalu.”
“Mau apa kau kesini?”
“Tidak ada. Hanya menemani teman ‘calon’ manusiaku menikmati bulan separo yang tidak ada bagus-bagusnya itu.”
“Aku tidak ingin terlalu berharap. Entah kenapa aku masih merasa bahwa aku dapat menghabiskan hidup bersamanya itu hal yang sangat mustahil.”
“Dewamu itu dewa yang baik. Jika Dieu de la mort saja memberikanku ijin untuk tinggal disini, kenapa Dieu Patron tidak?”
“Tapi kan kau tahu jika memohon untuk diubah menjadi manusia itu masih hal yang sangat tabu di Kerajaan langit. Kau malaikat pertama yang berani melakukannya. Mereka pasti berpikiran sangat jelek terjadapmu disana.”
“Tapi sadar atau tidak, kaulah yang secara tidak langsung memberikanku kekuatan untuk melakukannya. Jika kau tidak memberikan sayapmu pada Hyukjae, mungkin aku tidak akan melakukan hal yang paling dihindari di dunia kita itu.”
“Tidak, bukan aku yang memberimu kekuatan. Kau pernah mendengar tentang kekuatan cinta? Wanita yang tinggal di rumah itulah yang memberimu kekuatan.” Hening. 10 menit berikutnya yang terdengar hanyalah suara dari jam kecil di atas nakas dan klakson kendaraan di jalan raya depan apartemen. Aku dapat melihat Kyuhyun dari ujung mataku. Tatapannya tepat mengarah lurus menatap rumah Lee Suri, wanita yang membuatnya berani membuang predikat malaikat kematiannya dan mengejarnya ke bumi.
Namun aku dapat merasakan tubuh Kyuhyun menegang dan aku berdiri waspada akan sosok yang tiba-tiba hadir di belakang kami. Angin musim gugur seakan membawa wangi bunga dari pohon akasia yang sedang merekah di musim semi. Aku dapat merasakan aura seperti ini bukanlah aura yang asing lagi bagiku. Aku menutup mulutku sendiri ketika menoleh dan mendapati makhluk indah bercahaya dengan sayap malaikat yang merekah berdiri di depan pintu kamarku yang terkunci.
“Hyejung-ah!!!” Aku berlari kearahnya dan memeluknya erat. Kyuhyun berjalan mendekati kami dan berhenti di belakangku. Aku merasakan bulu-bulu halus menyentuh tanganku dan perasaan rindu akan sayapku tiba-tiba hadir.
“Yak! Sedang apa kau disini? Simpan sayapmu sebelum kau meninggalkan bulu-bulumu disini!”
“Aish! Aku hanya sebentar disini. Deui Patron mengutusku untuk menyampaikan kabar baik untukmu, Eunah-ya sayang.” Tatapan Hyejung membulat ketika mendapati ada sosok lain di belakangku.
“K...Kau Cho Kyuhyun? Aigoo~ ini pertama kalinya aku melihatmu sedekat ini Kyuhyun-ssi. Aura malaikat kematianmu ternyata belum hilang juga ya?”
“Untuk apa kau malaikat jelek tiba-tiba datang kesini?” Kyuhyun berjalan mendekati Hye-Jung dan memainkan sayapnya sehingga membuat beberapa bulu dari sayapnya jatuh ke lantai.
“Yak! Perlu perawatan yang ekstra untuk merawat sayap seperti ini. Sayap milik kami berbeda dengan sayap milikmu dulu, kau tahu?” Hyejung berusaha mendorong-dorong tubuh Kyuhyun untuk menjauh dari sayapnya.
“Iya. Punyamu terasa lebih lembut jika dibandingkan dengan punyaku dulu. Aku bahkan dapat merasakan beberapa bagian di sayapku dulu sangat kasar seperti jerami. Kenapa malaikat kematian selalu diciptakan penuh kegelapan seperti itu ya?” Tatapan Kyuhyun menerawang menatap langit-langit sedangkan kedua tangannya tersimpan di dalam saku celananya.
“Dasar bodoh! Tentu saja kau harus diciptakan penuh kegelapan. Tugasmu kan untuk memberikan kematian kepada makhluk yang hidup, sedangkan kematian itu selalu identik dengan kegelapan. Kau harus mengasah otakmu untuk menjadi manusia yang pintar, Kyuhyun-ssi.” Hyejung menyerocos panjang lebar sambil melipat tangannya di depan dada.
“Kalian berdua ini bisa diam tidak?!” Aku menginjak kaki mereka berdua. Tatapan pertama yang aku dapatkan adalah tatapan Kyuhyun yang penuh dengan dendam seakan berkata mati kau Eunah-ssi.
“Deui Patron menyuruhmu untuk membawa kabar apa?” Aku berjalan menuju tempat tidurku dan duduk di tepinya sedangkan Kyuhyun berdiri menyender di lemari dengan kedua tangan yang masih tersimpan di dalam saku celananya.
“Ini sudah lewat jam 12 malam jadi ini adalah hari ketiga dimana kau harus menjalankan tugasmu. Deui Patron memberimu keringanan. Sayapmu yang sudah berada di dalam jiwa Hyukjae memiliki sihir yang dapat menyembuhkan. Jadi kau tidak perlu takut Hyukjae akan kehilangan jiwanya saat kau mengambil sayapmu nanti. Sihir dalam sayapmu itu akan bekerja pada waktu keseminggu sayap itu berada di dalam sana.”
“Seminggu? Hari ini hari sudah hari sabtu yang berarti hari ketiga untukku. Hyukjae kecelakaan pada hari senin kemarin. Itu berarti sihirnya baru akan bekerja mulai besok. Begitu kan maksudmu?” Hyejung menganggukkan kepalanya anggun.
“Butuh waktu berapa lama agar sihir itu bekerja di dalam tubuh Hyukjae?”
“Sekitar 4-5 jam mungkin.” Aku merenungkan semua penjelasan Hyejung dan menunduk menatap lantai saat aku menyadari sesuatu.
“Jadi itu berarti, Hyukjae masih tetap bisa hidup walaupun aku tidak berubah menjadi manusia dan mengambil kembali sayapku, begitu?”
“Betul sekali! Dan kau akan tetap abadi karena kau masih menjadi bagian dari kami.” Aku menahan nafasku untuk menahan air mataku agar tidak jatuh.
“Benar dugaanku kan, Kyuhyun-ah? Bahwa aku tidak akan pernah bisa bersamanya?” Hyejung terlihat kaget melihat air mataku yang sudah menggenang terlalu banyak dan menetes mengalir di pipiku. Kyuhyun berjalan tanpa suara menuju jendela yang masih terbuka dan berdiri di tempat kami tadi berada. Menatap langit seakan menyalahkan semuanya kepada bulan di atas.
“Kau bicara apa Eunah-ya? Takdirmu itu tetap menjadi seorang malaikat pelindung, bukan untuk hidup di bumi ini.”
“Kau tidak akan pernah mengerti perasaan ini jika kau tidak pernah jatuh cinta Hyejung-ah!” Suaraku bergetar karena menahan emosi yang sudah hampir mencapai batas maksimum.
“Aku bisa mengubah takdir Hyukjae untuk tetap hidup walaupun seharusnya masa aktifnya sudah habis beberapa hari lalu. Dan mungkin, akupun bisa mengubah takdirku sendiri untuk berhenti menjadi malaikat pelindung dan mulai menjalani hidup sebagai manusia normal.”
“Kau tidak bisa melakukan itu sayang~. Lagipula jika kau menjadi manusia nanti, kau tidak akan memiliki malaikat pelindung seperti manusia lainnya. Sama seperti Kyuhyun, diapun tidak memiliki malaikat pelindung.” Hyejung menyentuh pipiku yang basah oleh air mata dan menghapusnya dengan punggung tanganya yang terasa seperti sutra.
“Kenapa tidak bisa? Aku tidak peduli kalau nantinya aku tidak memiliki seorang malaikat pelindung. Yang aku butuhkan hanyalah bisa bersama Hyukjae! Deui Patron sudah mengatakan beberapa syarat untukku saat aku menjadi manusia dan aku sudah menyetujuinya. Sekarang yang perlu aku lakukan hanyalah menyelesaikan tugasku untuk mengembalikan sayap itu kepada Dewa dan memohon kepadanya untuk mengubahku menjadi manusia kan? ”
“Sayap itu milikmu dan akan selamanya seperti itu!” Aku dapat merasakan suara Hye-Jung yang tiba-tiba berubah meninggi.
“Tapi sayang sebentar lagi tidak! Sayap itu tidak akan memiliki tuannya lagi.” Aku menatap matanya tajam sampai akhirnya dia mengalihkan tatapannya ke arah Kyuhyun, menatapnya memohon.
“Kyuhyun-ssi, bantu aku!”
“Bantuan apa yang kau butuhkan dari seorang mantan malaikat kematian yang juga sudah dibutakan oleh cinta? Jangan harap kau bisa menolong ataupun meminta tolong kepada makhluk yang sudah merasakan jatuh cinta, terlebih lagi untuk menjauhi orang yang akan menjadi takdirnya.”
***
Aku memperhatikan Eunah menyiapkan sarapan di dapur sedangkan aku hanya duduk menopang dagu di tangan kiriku di atas meja. Suara siaran berita cuaca untuk hari ini menjadi backsound dari televisi yang sedang di tonton Kyuhyun pagi ini. Dia duduk di ruang tamu menatap gambar yang bergerak-gerak dari dalam alat elektronik itu dengan sangat serius.
Hari ini aku berniat membawanya untuk menemui Yesung hyung dan memintanya untuk menerima Kyuhyun bekerja di restoran miliknya. Aku tidak bisa terus-menerus menampungnya disini kan? Kebetulan apartemen yang dia inginkan pun sedang kosong. Letaknya tepat di atas apartemen ini. Aku pun sudah seharusnya kembali bekerja membantu mengelola keuangan di outlet milih ayah yang diurus oleh Sora noona di Myeongdong.
Aku tersadar dari lamunanku saat wangi cream sup yang Eunah buat menyergap hidungku. Aku mengerjapkan mataku dan menyadari bahwa sudah ada cream sup dan beberapa potong roti garlic beserta 3 kotak susu stroberi di hadapanku.
“Sebelumnya kau sering membuat ini di rumah ya? Sepertinya kau terlihat sangat ahli.” Aku mencoba sedikit cream sup yang asapnya masih mengepul di hadapanku. Entah bagaimana caranya rasa bahagia seperti menyelimutiku.
“Tidak, ini pertama kalinya aku membuatnya. Sebenarnya ini hanya produk coba-coba.” Eunah duduk di hadapanku dan tertawa mendengar ocehannya sendiri. Rasa hangat menjalar dalam tubuhku menuju pipiku saat melihatnya tersenyum. Aku menolehkan wajahku kearah Kyuhyun agar dia tidak bisa melihat rona merah yang menguar di pipiku.
“Kyuhyun-ssi. Kemarilah dan habiskan sarapanmu. Setelah ini aku akan mengantarmu ke restoran temanku untuk mencarikan pekerjaan untukmu disana.”
“Restoran milik siapa?” tanya Eunah sambil meletakkan satu potong roti garlic di atas piringnya.
“Yesung hyung. Aku akan mengenalkannya padamu nanti.”
***
Siapa dia bilang tadi? Yesung? Oh tuhan! Tahukah kalian kalau laki-laki manusia itu sangat tampan? Aku sempat sangat mengidolakannya karena Hyukjae sering berkunjung ke rumahnya saat aku masih menjadi malaikat pelindungnya. Aku suka caranya menatap mata lawan bicaranya. Terlihat dalam dan tajam. Aku sendiri pun bertanya-tanya kenapa aku harus jatuh cinta pada makhluk aneh di depanku ini, tapi bukan pada Yesung ataupun Kyuhyun yang jelas-jelas lebih tampan dibanding Hyukjae.
Tapi aku pernah mendengar pepatah yang mengatakan bahwa kita memang selalu memiliki alasan untuk membenci seseorang, tetapi kita tidak akan pernah menemukan alasan untuk mencintai seseorang.
Yang aku rasakan saat pertama kali melihatnya keluar dari rahim ibunya adalah aku ingin terus berada di dekatnya, berusaha menjaganya dan selalu ingin melengkapi segala ketidaksempurnaannya. Saat menjadi malaikat memang mudah untuk melakukannya. Tapi kali ini aku sangat berharap bisa melakukannya dalam wujud manusia normal. Semakin hari berada di dekatnya dalam keadaan seperti ini hanya semakin membuatku semakin sulit untuk melepaskannya.
***