Mataku memperhatikan jalanan dari dalam kaca mobil. Kami sedang dalam perjalanan ke Myeongdong tempat outlet yang di urus Sora eonni berada.
“Kenapa kau mengajakku untuk ikut menemui Sora eonni?”
“Aku ingin mengenalkanmu pada noona. Tidak apa-apa kan?” Aku menolehkan kepalaku cepat menatap Hyukjae yang sedang fokus di belakang kemudi.
“Tapi...” Aku menghembuskan nafasku ketika tidak menemukan kata-kata yang tepat untuk aku ucapkan. Seingatku, ini pertama kalinya Hyukjae membawa seorang gadis dan mengenalkannya pada salah satu keluarganya.
“Sora noona itu baik, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”
“Bukan begitu. Maksudku, untuk apa kau mengenalkanku pada Sora eonni?”
“Bukankah memang seharusnya begitu? Aku sudah berniat untuk mengikatmu, jadi setidaknya aku harus mengenalkanmu pada salah satu keluargaku kan?”
“Jangan bercanda kau.”
“Aku serius. Kau tidak tahu ya? Seumur hidupku, aku tidak pernah merasakan hal semacam ini. Rasanya seperti kau selalu menghantuiku setiap detik. Dan itu sangat menggangguku, kau tahu?”
“Kalau begitu kenapa kau selalu ingin berdekatan dengaku?”
“Karena itulah kau harus bertanggung jawab untuk itu!”
“Tapi aku tidak melakukan apapun, Lee Hyukjae!”
“Apa kau bilang? Tidak melakukan apapun? Kau sudah membuatku gila seperti ini dan kau masih berani bilang tidak melakukan apapun?”
***
Aku menghentikan mobilku di depan outlet dan melangkah keluar dari mobil. Sedikit berlari mengitari mobil dan membukakan pintu untuk Eunah.
“Kau yakin?” Dia tetap duduk di kursinya tanpa bergeser sedikitpun sedangkan wajahnya terlihat sangat ragu-ragu. Aku mengulurkan tanganku ke arahnya.
“Ayo. Kau hanya perlu berdiri di sampingku.” Dia menatap tanganku ragu-ragu dan tangannya bergerak menggenggam tanganku.
“Ah! Hyukie-ah~ kebetulan sekali kau datang!” Noona berhenti di depanku dan mengintip ke belakang pundakku. Tatapannya seakan-akan bertanya siapa-gadis-itu.
“Oh ya noona, kenalkan ini Eunah. Dia...gadisku.” Mata dari kedua perempuan itu melebar kaget mendengar apa yang aku ucapkan barusan. Eunah melepaskan genggaman tanganku dan bergerak melangkah maju berdiri di sebelahku.
“Annyeong haseyo. Namaku Kim Eunah.”
“Annyeong haseyo Eunah-ssi. Bagaimana bisa kau mau dengan laki-laki seperti Hyukjae? Kau tahu kalau orang-orang menyebutnya playboy yang jarang mandi?”
“Yak! Noona! Jangan menjelek-jelekkanku di depannya. Menjatuhkan harga diriku saja.” Aku melirik Eunah yang tertawa di sebelahku. Kelihatannya kedua orang ini akan cepat menjadi teman dekat. Bahkan wajah Sora noona saja terlihat sangat bahagia saat melihat Eunah. “Noona, kudengar nanti malam akan ada launching produk terbaru? Bagaimana persiapannya?”
“Itulah yang akan aku bicarakan denganmu. Ayo kita keruanganku dulu.” Sora noona menarik tangan Eunah dan menggandengnya untuk berjalan di sebelahnya. Kan, apa aku bilang tadi.
“Sepertinya akan bagus jika kau menjadi model dari produk terbaru kami.” Mataku melebar mendengar noona mengatakan kalimat tadi.
“Tidak tidak! Aku tidak akan pernah mengijinkan dia untuk menjadi model dari produk-produk itu! Yang benar saja.”
“Hei, aku bertanya padanya bukan padamu, bodoh! Lagi pula kenapa kau yang tidak setuju? Kau setuju denganku, Eunah-ya~?” Eunah melirik menatapku dengan takut-takut.
“Aku tidak akan mengijinkanmu, Eunah-ya~. Kau ingat kata-kataku kan? Aku tidak suka melihat orang-orang menyukaimu dan memandangimu. Biar aku saja yang melakukannya untukmu.”
“Omo! Ada apa denganmu, Hyukie-ah? Aku bahkan tidak pernah melihatmu seserius itu saat menatap seorang wanita!”
“Aish! Cepat katakan kenapa kau menyuruhku datang kesini.” Aku duduk di sofa merah yang terletak di pojok ruangan pribadi milik noona.
“Kau harus datang ke acara launching nanti malam. acaranya jam 7. Kau bisa mengajak Eunah kalau kau mau. Jangan salah, Appa yang menyuruhku untuk mengajakmu datang.”
“Yah baiklah. Apa temanya?”
“Fairy tale. Eunah-ya, sepertinya aku memiliki satu dress yang baru kubeli dari Paris minggu lalu. Ternyata dress itu tidak cukup untukku. Apa kau mau memakainya? Pasti kau akan terlihat cantik sekali!’
“Apa dressnya terlalu terbuka?”
“Yak Lee Hyukjae! Sejak kapan kau berubah menjadi mesin penjawabnya hah?”
“Noona, aku hanya tidak ingin banyak bagian tubuhnya yang terekspos.”
“Hanya dress simple berwarna lime muda. Apa aku perlu menjelaskan seberapa pendek dan terbukanya? Tunggu sebentar, aku ambilkan dulu.” Sora noona keluar dari ruangannya. Entah bagaimana suasana berubah menjadi sangat canggung. Aku mengingat-ingat beberapa kata-kataku yang aku ucapkan tadi. Aku...tidak pernah berkata se-frontal itu hanya karena seorang wanita.
“Hyukjae-ah, bagaimana kau bisa mengucapkan kata-kata seperti tadi? Itu terlalu frontal, kau tahu?” Kepalanya menunduk menatap sepatunya, dia berdiri menyender di meja kerja Sora noona.
“Entahlah. Aku pun sedang berpikir kenapa aku bisa mengucapkannya. Aku tidak pernah mengatakan hal-hal menggelikan semacam itu kepada seorang wanita.”
“Kenapa harus aku?” Aku mengangkat kepalaku kaget. Apa maksudnya berkata seperti itu? “Maksudku, kau baru mengenalku beberapa hari tapi kau sudah terlihat sangat yakin dengan ucapan-ucapanmu. Aku hanya takut kalau kau akan menyesal nantinya.”
“Kau berencana ingin meninggalkanku?”
“Tidak, bukan begitu. Tapi, biar bagaimanapun juga kita harus selalu siap dengan segala kemungkinan terburuknya, kan?”
“Itu berarti secara tidak langsung kau mengatakan bahwa kau menginginkanku juga, kan? Setidaknya itu membuatku sedikit lega karena sudah dapat dipastikan bukan hanya aku yang akan berjuang mempertahankanmu, tapi kau juga begitu. Jadi jika suatu hari nanti terjadi sesuatu, kita akan menghadapinya bersama-sama. Bukan begitu?” Pintu tiba-tiba terbuka dan membawa Sora noona masuk kedalam ruangan. Tangannya membawa sebuah dress dengan warna lime muda yang terlihat sangat manis.
“Tunggu. Ini mungkin hanya perasaanku saja, tapi kenapa aku merasa seperti ada hawa canggung disini ya? Apa yang baru saja kalian berdua lakukan?” Eunah mengangkat wajahnya dan menggeleng cepat.
“Tidak ada. Mungkin hanya perasaan eonni saja.” Aku memejamkan mataku ketika tiba-tiba melihatnya tersenyum. Rasanya seperti ada cahaya silau yang sangat terang menghajar mataku saat aku melihatnya. Aku kembali membuka mataku dan mengalihkan tatapanku melihat Sora eonni. Dia terlihat baik-baik saja. Atau hanya aku yang mendapatkan efek seperti ini?
“Baguslah. Kalaupun kalian terpaksa melakukannya, jangan coba-coba untuk melakukannya di ruanganku.”
“Apa? Apa yang kau bicarakan?” Aku berdiri dan mengambil dress yang masih dipegang noona dan mengangkatnya ke depan kepalaku. Tidak buruk.
“Ah~ kau pasti mengerti ucapanku, Lee Hyukjae. Eunah-ya~ kau harus hati-hati dengannya. Usahakan untuk tetap bernafas dengan benar sebelum kau bertemu dengan orangtua kami. Ehm?”
“Aish! Noona! Berhentilah mengatakan yang tidak-tidak! Memangnya apa yang aku lakukan sampai-sampai dia harus menjaga dirinya untuk tetap bernafas dengan benar, HAH?!”
“Menidurinya, mungkin?”
***
Hyukjae keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah terlihat rapih. Hanya kemeja putih, jeans hitam, dan jas hitam tanpa dasi. Satu kancing paling atasnya dibiarkan terbuka.
“Hei kau yang di dalam! Jangan berdandan terlalu berlebihan. Cepat keluar. Aku tidak enak kalau datang terlambat nanti.” Beberapa saat kemudian pintu kamar Eunah terbuka, kepalanya melongok muncul dari sela pintu. “Apa yang kau lakukan? Cepat keluar.”
“Aku merasa sedikit tidak nyaman dengan sepatunya. Maaf, sepertinya penampilanku terlihat sangat aneh.” Eunah membuka pintunya lebih lebar lalu berjalan keluar kamarnya. Hyukjae menahan tubuhnya menyenderkannya di sofa saat tiba-tiba kepalanya terasa sangat pusing karena melihat wanita di depannya. Memejamkan matanya mencoba menstabilkan perasaannya yang terasa seperti akan meledak kapan saja.
“Kau kenapa? Sepertinya aku memang harus menggantinya dengan pakaian yang lain. kau tunggu seben...”
“Jangan. Tetap seperti itu. Aku tidak apa-apa.” Hyukjae mengambil kunci mobilnya dari atas meja lalu berjalan ke arah Eunah.
“Kan sudah kubilang untuk jangan berdandan terlalu cantik. Tapi kita sudah tidak punya waktu untuk menunggumu mengganti pakaianmu.”
“Tapi aku hanya memakai bebe cream dan sedikit lipbalm, tidak lebih.”
“Baguslah. Semoga saja selain aku tidak akan ada yang menyadari kalau kau terlihat sangat cantik malam ini. Ayo berangkat, kita harus cepat.” Hyukjae mengulurkan tangannya mengambil tangan Eunah untuk kemudian di genggamnya.
***