Mereka melangkah masuk ke dalam hall sebuah hotel mewah yang sudah ramai dengan orang-orang yang rata-rata adalah seorang pengamat fashion atau orang yang sangat update tentang fashion. Eunah memegang ujung jas Hyukjae, kebiasaannya akhir-akhir ini ketika dia sedang gugup.
“Kau gugup? Kemarikan tanganmu.” Hyukjae menggantungkan telapak tangannya yang terbuka yang kemudian di sambut dengan tangan Eunah yang diletakkan di atasnya.
“Dimana Sora eonni?”
“Sepertinya dia sedang berkumpul dengan rekan-rekannya dari dunia fashion disana.” Sebelah tangan Hyukjae yang bebas menunjuk kerumunan di depan mereka di ujung ruangan. Kemudian matanya menjelajah ke sekeliling ruangan menatap sekitarnya.
“Sepertinya bukan hanya aku yang menyadari kalau kau terlihat sangat cantik malam ini.” Mereka berjalan ke sebelah kiri ruangan berniat untuk mengambil minuman ketika seorang laki-laki berjalan menghampiri mereka.
“Hei, apa kabar? Kau masih mengenaliku?” laki-laki itu datang bukan untuk menyapa Hyukjae melainkan menyapa Eunah yang tidak mengenal sama sekali siapa dia.
“Ini aku Jung Jaesun, teman SMA mu. Kau ingat?” Eunah mengencangkan pegangan tangannya diam-diam mengirimkan tanda untuk Hyukjae untuk situasi aneh seperti ini.
“Ah iya Jaesun-ssi. Tapi maaf, kami harus segera pergi untuk menemui seseorang. Hyukjae-ah, tadi kau bilang dimana Sora eonni? Dia pasti sudah menungguku kan?” Hyukjae menatap Eunah dengan raut wajah yang terlihat bingung.
“Ah ye, disana. Maaf Jaesun-ssi. Kami harus pergi. Permisi.” Hyukjae berjalan cepat dan menarik Eunah untuk mendekat ke arahnya sehingga memudahkannya untuk berbisik di telinganya.
“Siapa dia?”
“Aku tidak tahu. Aku sama sekali tidak mengenalnya.”
“Lalu bagaimana dia bisa mengenalimu?”
“Dia juga tidak mengenalku. Apa kau sadar dia bahkan tidak mengucapkan namaku?” Otak Eunah berpikir bagaimana mungkin bisa ada orang lain yang mengenalinya dan menyebut-nyebut sebagai teman SMAnya. Bahkan menginjakkan kaki di bangku sekolahpun Eunah tidak pernah. Dengan kata lain laki-laki tadi hanya berpura-pura mengenalnya untuk berkenalan dengannya.
***
Eunah langsung masuk ke dalam kamarnya begitu tiba di apartemen. Urat kakinya terasa seperti tertarik karena terlalu lama memakai high heels seperti tadi. Terang saja, memangnya ada malaikat yang bertugas mengenakan high heels? Dia mengurut-urut permukaan betisnya dan meringis ketika rasa sakitnya cukup terasa. Dengan susah payah berusaha berdiri dan berjalan menuju lemarinya berniat untuk mengganti dress nya dengan baju tidur.
Dia merasa seperti ada yang menyangkut di tengah-tengah resleting dress nya ketika mencoba untuk menurunkannya. Cukup lama dia berkutat dengan resleting itu tapi itu hanya membuat kedua tangannya terasa pegal. Dengan putus asa dia berjalan keluar dari kamarnya menuju kamar Hyukjae yang pintunya setengah terbuka. Melongokkan kepalanya dan mendapati Hyukjae sedang berdiri di depan lemarinya dengan kemeja yang sudah berantakan dengan 3 kancing teratasnya sudah terlepas.
“Eung~ bisakah kau membantuku?”
“Ne? Ada apa?” Eunah berdiri menempel pada tembok disebelah pintu kamar Hyukjae. Entah pikiran gila dari mana karena tiba-tiba dia memiliki pikiran untuk meminta tolong Hyukjae untuk menurunkan resleting dress nya yang mencapai pinggang dan membuat dirinya sendiri dalam bahaya. Wajahnya memanas ketika mengingat perkataan Sora tadi siang.
“Bisakah kau membantuku menurunkan resleting dress nya? Aku tidak tahu apa tapi sepertinya ada yang menyangkut disana.” Rahang Hyukjae terkatup rapat sedangkan tatapannya tetap datar.
“Berbaliklah.” Eunah membalikkan badannya menghadap dinding, diam-diam mencoba meredakan detak jantungnya yang terasa seperti akan melompat keluar melalui kerongkongannya. Telinganya mendengar Hyukjae bergugam pelan di belakangnya. “Bagaimana bisa dress mahal dari Paris memiliki resleting tidak benar seperti ini.”
Beberapa saat kemudian, Eunah menghela nafas lega ketika mendengar suara resleting yang diturunkan. Dia berbalik menghadap Hyukjae dan membungkukkan tubuhnya canggung.
“Gomawo.” Dia melangkah ke arah kamarnya meninggalkan Hyukjae yang masih terpaku di tempatnya. Baru dua langkah Eunah berjalan, tiba-tiba dia mendengar Hyukjae mengerang keras lalu menarik tangannya, mengunci tubuhnya diantara tembok dan tubuh Hyukjae yang hanya berjarak 3 senti dari wajahnya.
Dalam sekejap Hyukjae sudah meletakkan bibirnya dan menekan bibir Eunah kasar. Eunah menutup matanya saat merasakan lidah Hyukjae membasahi permukaan bibirnya. Sebagian diri Eunah merasa seperti ingin mendorong tubuh Hyukjae menjauh tapi sebagian dirinya yang lain diam-diam merasa sangat menikmati ciuman itu. Hyukjae menggigit bibir Eunah pelan membuatnya terbuka sehingga memberikan lidahnya akses masuk kedalam untuk menjelajahi bagian dalam mulut Eunah. Tangan kirinya menahan tubuhnya di dinding sedangkan tangan kanannya berada di pinggang Eunah menarik tubuhnya mendekat.
Tiba-tiba Hyukjae mengangkat tubuh Eunah dan membawanya kedalam kamar Hyukjae dengan keadaan bibir yang masih saling bertaut. Tanpa sadar kakinya terantuk pinggir tempat tidur pelan lalu melempar Eunah begitu saja ke atasnya. Hyukjae menarik kemejanya sehingga membuat sisa kancing yang masih bertaut menjadi terbuka dan memperlihatkan bagian dada dan perutnya. Dia bergerak ke atas tubuh Eunah dengan tangan kirinya yang menahan tubuhnya agar tidak menindih Eunah.
“Aku sudah menahan diri selama di pesta tadi agar tidak mempermalukan diri sendiri karena mencium seorang gadis ditengah keramaian. Tapi ternyata sekarang kau memancingku dan membuat dirimu sendiri dalam bahaya, Eunah-ya~.”
Hyukjae kembali menekan dan melumati bibir Eunah sedangkan tangan kanannya bergerak menelusup ke belakang punggung milik Eunah. Semakin lama ciumannya turun ke leher dan tangan kanannya berpindah menelusup masuk di bawah rok dress Eunah dan menyentuh pahanya.
***