Hee Min mengerjap- ngerjapkan matanya yang silau terkena sorot lampu neon yang tepat ada diatas nya. Aroma obat khas rumah sakit langsung menusuk indra penciumannya, nampak bayangan anak kecil buram didepan matanya. Lama kelamaan bayangan itu mulai jelas, saat itu Han Seok tengah menangis terisak. Matanya memerah bengkak dan sembab setelah menangis lama, disampingnya berdiri Sang Hyun menatap lemah Hee Min
“ Kau sudah sadar ?” tanya Sang Hyun
Sang Hyun POV
Lambat laun kesadaran Hee Min mulai kembali, dari matanya yang mulai mengerjap pelan. Disampingku, Han Seok masih terisak ketakutan. Saat tersadar, lama ia tatap Han Seok.
“ Kau sudah sadar ?” tanya ku. Ia jawab dengan anggukan pelan, lemah.
“ dokter bilang kau baik- baik saja. Tak ada cedera serius. Dan .. tentang bayimu ..” perkataan ku gantung begitu saja
“ Apa yang terjadi dengannya ?” tanya nya dengan raut menahan tangis “ apa ia baik- baik saja ?” kujawab dengan angguk pasti. Senyum lega tersungging dari wajahnya
“ Noona, Jallmotaeso.” Ucap Han Seok “ Jinja .. Jinja mianhe noona.” Sesalnya sungguh- sungguh. Hee Min hanya membelai pelan pipi Han Seok sebagai jawabannya. Ia mencoba menenangkan Han Seon yang lambat laun mulai tenang
Ia lalu beralih menatapku dengan tatapan nya yang biasa, “ kau pasti sangat terkejut. Benar kan ?”
“ Apa yang sebenarnya kau pikirkan ? kita sudah bertetangga cukup lama, apa itu tak cukup untuk menceritakan masalahmu ?” tanya ku tajam
“ aku punya alasan tersendiri kenapa aku tidak dapat bercerita padamu. Aku harap kau dapat memahami itu ..” jawab nya
“ tapi tetap saja !!”
“ Sang Hyun- ssi, kumohon. Bisakah kau tetap menjaga ini sampai akhir ?” pinta nya " Aku tak ingin tetangga lain tahu kondisi ku saat ini."
Seketika hati ku berdegup kencang, masih ada pertanyaan yang belum kutanyakan tapi tiba- tiba ia menyerang ku dengan permintaannya ini. Ia masih tetap menatap ku dengan tatapan nya yang penuh harap.
“ aku ...” belum sempat ku selesaikan ucapan ku, seorang suster menghampiri kami
“ chogi, apakah anda wali pasien Ms. Ahn Hee Min ?” tanyanya padaku. Kuangguk pelan “ bisakah anda ikut dengan saya, anda harus mengisi beberapa formulir keluar Ms. Ahn Hee Min- ssi.”
Dengan berat hati, aku pergi mengikutinya. Kubawa serta Han Seok yang sudah berhenti menangis. Dari sudut mataku, masih bisa kulihat ia menatap kepergian kami dengan tatapannya yang lemah.
*****
“ silahkan anda tanda tangan disini .. dan disini ..” tunjuk suster itu pada 2 kolom yang ada dikertas “ ah, anda belum menuliskan nama anda disini. Bukankah anda suaminya ?”
“ nde ?” seketika aku membeku. Suami ? aku bahkan tak tahu hal itu, siapa ayah dan suami dari Ahn Hee Min pun aku tak tahu. Bagaimana bisa aku mengisi data ini ?
“ Anda harus mengisi ini agar istri anda bisa keluar rumah sakit esok hari.” Terang suster itu lagi.
Entah apa yang merasuki ku, kutuliskan namaku di kolom SUAMI. Kalau dipikir- pikir, aku ini bodoh. Bagaimana jika ayah dari bayi ini datang mencariku, lalu ia akan melakukan hal yang buruk terhadap ku ? Masa bodoh ! Jika sekarang Hee Min tengah berjuang sendiri, maka itu berarti ia sudah tidak peduli lagi terhadap Hee Min.
Sang Hyun POV end
Hee Min melirik ke arah jam tangan yang melingkar manis di tangan kanannya, pukul 05.00 PM. Ia harus keluar dari rumah sakit sesegera mungkin, kalau perlu hari ini. Ia harus kembali untuk mengantarkan Han Seok.
Dengan sekuat tenaga yang dimiliki, Hee Min beralih duduk. Kepalanya masih sedikit terasa pusing akibat pengaruh obat yang entah apa itu. Matanya berkeliling ruangan mencari tas miliknya, yang ternyata terletak di sebelah tempat tidurnya sekarang. Ia lalu mencoba melepas selang infus yang sekarang terpasang di nadinya, belum sempat ia lepas sebuah suara menegurnya.
“ Hee Min aggashie ?”
Hee Min mengadahkan kepalanya, betapa terkejutnya ia saat melihat Hyuk Jae sekretaris Doo Joon “ Hyuk Jae- ssi, apa yang kau lakukan disini ?” tanya Hee Min ditengah keterkejutan yang melanda
“ Saya sedang mengantar dongsaeng saya yang sakit.” Tunjuk Hyuk Jae pada seorang gadis kecil yang duduk manis di bangku sudut ruang ICU “ Bagaimana dengan aggashie ? Apa yang anda lakukan disini ?” tanya Hyuk Jae balik
“ Ahh .. Begini, aku merasa sedikit tidak enak badan. Jadi, entah kenapa aku tadi pingsan. Jadi, disinilah aku ..” Hee Min terbata- bata karena gugup
“ Apa aggashie masih mempertahankan bayi itu ?” tanya Hyuk Jae Hati- hati. Hee Min diam membeku, jemari tangannya saling bermain. Dari ekspresi yang ditunjukkan Hee Min, bisa Hyuk Jae tebak kalau Hee Min masih mempertahankan bayinya. Saat Hyuk Jae hendak bertanya lagi, sebuah suara menganggetkan mereka berdua
“ Yeobo ..” panggil Sang Hyun yang tiba- tiba datang memecah keheningan suasana. Hyuk Jae menatap kaget namja yang datang entah darimana dan memanggil Hee Min dengan sebutan Yeobo.
Hee Min juga sedikit kaget karena tiba- tiba dipanggil Yeobo, tapi ia segera menangkap permainan mata Sang Hyun yang mengisyaratkan agar ia ikut bersandiwara di dalam aktingnya.
“ Ohh, wasseoyo ?” tanya Hee Min sedikit kaku “ Han Seok, eodieyo ?”
“ Jip, baru saja aku mengantar ia pulang.” Jawab Sang Hyun seperti biasa “ gwenchana ? kau masih saja pucat ?”
“ Nde, Gwenchana ... ” sahut Hee Min sambil tersenyum simpul menenangkan
Hyuk Jae masih berdiri mematung di hadapan mereka, sebelum Sang Hyun memperhatikannya dan menegur
“ nuguya yeobo ? Chingu ?”
“ Oh ..” Hee Min menatap Hyuk Jae “ oh, naega chingu- eyo. Hyuk Jae, Lee Hyuk Jae- ssi.”
“ Bangapta, Sang Hyun. Park Sang Hyun.” Mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan, yang disambut gugup oleh Hyuk Jae. Karena merasa tak enak karena sudah membuat suasana jadi canggung, Hyuk Jae bergegas pamit.
Tak berapa lama setelah kepergian Hyuk Jae, Sang Hyun mengambil posisi duduk disebelah ranjang Hee Min. Sesekali, ia tengok cairan infus Hee Min sambil mengatur kecepatan tetes infus. Ia bisa melakukan hal itu, mengingat ia pernah menjadi sukarelawan kesehatan saat wajib militer dulu.
“ menginap 1 malam saja disini, untuk memulihkan kekuatan mu. Esok siang, setelah hasil tes mu keluar kau boleh keluar. Bersabarlah.” Pinta Sang Hyun tanpa menatap mata Hee Min yang saat itu tengah menatap Sang Hyun. “ Aku tahu kalau aku ini tampan, jadi berhentilah menatap ku.” Tegur Sang Hyun karena sedikit gerah terus- menerus ditatap Hee Min.
“ Kenapa kau melakukan itu ?” tanya Hee Min. Sang Hyun mengadahkan kepalanya
“ Mwo ?” tanya Sang Hyun pura- pura tak tahu, sambil memperbaiki letak selimut Hee Min
“ Tadi, kau mau berpura- pura sebagai suami ku. Kenapa kau mau melakukn itu ?” ulang Hee Min “ aku bukan siapa- siapamu ? sejak tadi pertanyaan ini terngiang di kepalaku.”
Sang Hyun sempat terdiam sesaat sebelum menjawab apa yang Hee Min tanyakan. Ia lalu menatap Hee Min dengan tatapan nya yang tajam namun lembut “ Entahlah, akupun tak tahu. Semuanya terjadi begitu saja tanpa kusadari.”
“ begitukah ?” Hee Min nampak kecewa dengan jawaban Sang Hyun
“ Ataukah, aku menyukai mu Ahn Hee Min- ssi ?”